Hilman Haripal*
*
Mahasiswa Strata 1 Fakultas Hukum Universitas Riau, NIM 2209111916 Jurusan Ilmu
Hukum, Jl. Pattimura No. 9, Sail, Pekanbaru, hilmanharipal12@gmail.com.
1
A. LATAR BELAKANG
Manusia diciptakan oleh Allah SWT ke muka bumi ini, sebagai khalifah
(pemimpin), oleh sebab itu maka manusia tidak terlepas dari perannya sebagai
pemimpin, dimensi kepemimpinan merupakan peran sentral dalam setiap upaya
pembinaan. Hal ini telah banyak dibuktikan dan dapat dilihat dalam gerak
langkah setiap organisasi. Peran kepemimpinan begitu menentukan bahkan
seringkali menjadi ukuran dalam mencari sebab-sebab jatuh bangunnya suatu
organisasi. Dalam menyoroti pengertian dan hakikat kepemimpinan,
sebenarnya dimensi kepemimpinan memiliki aspek-aspek yang sangat luas,
serta merupakan proses yang melibatkan berbagai komponen di dalamnya dan
saling mempengaruhi.1
1
Kurniawan dkk, “Konsep Kepemimpinan Islam”, 2020 Vol 2 No. 1, Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, h. 1.,
(https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/produ/article/download/224/1556 diakses 21
Februari 2023).
2
Sunnah, Berkembang dinamis karena dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik
dan budaya. Ketika di Madinah Nabi Muhammad SAW mempunyai peran
ganda, sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai hakim yang merupakan
manifestasi beliau sebagai Rasul utusan Allah SWT. Syari’at Islam menjadi
dasar tata pemerintahan pada waktu itu, yang selanjutnya sistem khilafah Islam
dipegang oleh seorang Khalifah, termasuk di dalamnya yang dikenal sebagai al-
Khulafa al-Rasyidin. Masa khilafah Islam ini berakhir bersamaan dengan
runtuhnya system kekhalifahan yang dihapus oleh Majelis Nasional Turki (1924
M) yang pada waktu itu dipegang oleh Kemal at-Taturk.2
2
Faisal Ismail, 1999, Islam Idealitas Ilahiyyah dan Realitas Insaniyyah, Cetakan
Pertama, Tiara Wacana Group, Yogyakarta, h. 157.
3
Kurniawan dkk, Op.cit., h. 4.
4
Mestika Zed, 2004, Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, h.
1.
3
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kepemimpinan
5
Poerwadarminta, 1986, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, h. 753.
6
Drs. Iskandar Syukur, MA, 2015, Kriteria Pemimpin Teladan Dalam Islam, IAIN
Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, h. 11.
7
Hersey, 1982, Management of Organizational Behavior, Untilizing Human Resources,
Pretice Hall, Englewwood Cliffs New Jersey, h. 83.
4
Sementara Gary A. Yulk dalam bukunya mengatakan “Leadership
in interpersonal influence exercised in a situation, and directed, through the
communication process, toward the attainment of a specified goal or
goals”.8
8
Cary A. Yulk, 1981, Leadership In Organizations, Pretice Hall, Englewood Cliffs, h. 5.
9
Sondang P, 2003, Manajemen Stratejik, PT. Bumi Aksara, Jakarta, hlm 12
10
Drs. Iskandar Syukur, Op.Cit., h. 21.
5
2. Macam-macam pemimpin
1) Pemimpin Otokratis
2) Pemimpin Demokratis
11
Ibid, h. 23.
12
Ibid
13
Ibid
6
3. Tipe-Tipe Kepemimpinan
1) Tipe kepemimpinan Otokratik
14
Ibid, h. 24.
15
Ibid, h. 25.
7
sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10)
pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.16
16
Ibid
17
Ibid, h. 26.
18
Ibid
8
4) Tipe kepemimpinan Militeristik
19
Ibid, h. 27.
20
Ibid, h. 28.
9
biasanya terdiri dan teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur
yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh
karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien
dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, industri. manajemen modern dan
perkembangan sosial ditengah masyarakat.21
21
Ibid
22
Ibid, h. 29.
10
4. Teori Kepemimpinan
1) Teori sifat
23
E.Bahruddin, Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam, UIKA Bogor,
https://core.ac.uk/download/pdf/230805077.pdf, diakses pada 3 Maret 2023.
11
kepemimpinan beliau terkenal dengan memperoleh gelar Al-Amin (dapat
dipercaya).24
24
Ibid, h. 32.
25
Wahjosumidjo, 1999, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h. 21.
26
Toha, Miftah, 1999, Prilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 33.
12
2) Teori lingkungan
27
Bahruddin, Op.Cit., h. 33.
28
Ibid
13
3) Teori Prilaku
29
Ibid
30
Veitzhal, 2009, Education Managemen, Analisis Teori dan Praktik, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, h. 287.
14
pengikutnya, bagaimana melaksanakannya atau pemimpin mengizinkan
pengikutnya melaksanakan secara bebas dalam batas-batas yang ditetapkan.
Dari kedua asumsi dasar ini dapat terjadi beberapa kombinasi perilaku
kepemimpinan, yaitu antara perilaku yang berorientasi kepada tugas dan
perilaku yang berorientasi kepada orang, atau dalam kata lain dalam
manajemen bisnis adalah kepemimpinan yang berorientasi kepada pegawai
atau berorientasi kepada produksi.
4) Teori kontingensi
31
Bahruddin, Op.Cit., h. 34.
15
para bawahan dalam melaksanakan misi organisasi; g. mempertinggi
penampilan dalam mencapai tugas dari para bawahan; dan h. ada keyakinan
bawahan , bahwa pemimpin karismatik akan mampu memberikan bantuan
demi keberhasilan misi kelompok.32
5. Gaya Kepemimpinan
32
Ibid
33
Veitzhal, Op.Cit., h. 266.
34
Toha, Miftah, Op.Cit., h. 318.
16
Pembahasan gaya kepemimpinan tidak terlepas dari pendekatan
kepemimpinan yang menjadi topik utama riset kepemimpinan yang
dilakukan ilmuwan dunia. Masing-masing pendekatan dikaitkan dengan
periode waktu tertentu, meskipun tidak baku, adalah sebagai berikut.
a. Pendekatan sifat
b. Pendekatan gaya
35
Bahruddin, Op.Cit., h. 36.
17
individu yang akan menjadi pemimpin masa sekarang dan masa depan,
sebaliknya, pendekatan gaya ini berasumsi perilaku pemimpin ini mampu
dirubah sehingga pencarian sosok pemimpin dilakukan dengan menekankan
pada pelatihan (training) daripada seleksi pemimpin.36
c. Pendekatan kontingensi
d. Pendekatan transformasional
36
Ibid
37
Ibid, h. 37.
38
Ibid h. 38.
18
6. Fungsi dan Sifat Pemimpin
39
Ibid, h. 40.
40
Oemar Hamalik, 2007, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu,
Bina Aksara, Jakarta, h. 175.
41
Jeff Jones, 2005, Management Skill in Schools, Paul Chapman Publishing, London, h.
20.
19
Senge menjelaskan bahwa pemimpin adalah orang yang memiliki
komitmen pada perubahan pada diri mereka dan organisasi. Selain itu,
seorang pemimpin harus mampu mengembangkan keahlian, kapasitas, dan
pemahaman baru di organisasi. Dari berbagai pengertian di atas, maka
kepemimpinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) kepemimpinan harus
mampu menciptakan visi dan perubahan masa depan organisasi. b)
kepemimpinan harus melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau anggota
organisasi. Keberadaan orang lain tersebutlah yang menyebabkan
kedudukan seorang pemimpin. c) kepemimpinan tampak pada perbedaan
pembagian kekuasaan antara pemimpin dengan yang dipimpin. Pemimpin
mempunyai kekuasaan memberikan petunjuk kepada anggota kelompok
atau organisasi. d). kepemimpinan harus dapat mempengaruhi
anggotanya.42
42
Ibid, h. 21.
43
Hadad Nawawi, 2000, Kepemimpinan Yang Efektif, Gadjah Mada University,
Yogyakarta, h. 9.
20
Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin, seorang pemimpin harus
melaksanakan sejumlah peran kepemimpinan. Peran kepemimpinan
tersebut adalah:
44
Oemar Hamalik, Op.Cit., h. 166.
21
a. Visi. Persyaratan pertama seorang pemimpin adalah sangat peka
pada tujuan. Visi menginspirasi orang lain dan menyebabkan
pemimpin menerima tugas kepemimpinan, terlepas menyenangkan
atau tidak.
b. Kemampuan. Pemimpin harus tahu tentang tugasnya. Ini akan
bermakna sekiranya pemimpin telah melakukan tugasnya dengan
baik. Karyawan atau bawahan kurang menghargai pemimpin yang
terus menerus menyandarkan pada orang lain saat harus membuat
keputusan, memberikan bimbingan, atau memecahkan masalah.
c. Kegagalan pemimpin dalam memahami tugasnya akan
mengakibatkan hilangnya kepercayaan diri dan dukungan bawahan.
Dengan demikian pemimpin harus memiliki keinginan untuk
memahami informasi, merumuskan strategi, dan membuat
keputusan yang tepat.
d. Antusiasme. Antusiasme adalah sifat penting yang harus dimiliki
pemimpin. Antusiasme merupakan suatu bentuk persuasi yang
menyebabkan orang lain menjadi tertarik dan tergerak untuk
menerima apa yang sedang dilakukan seorang pemimpin.
Antusiasme ini, seperti juga bentuk emosi manusia, bisa ditularkan
kepada yang lain.
e. Stabilitas. Pemimpin harus memahami dunianya dan bagaimana
menghubungkannya dengan dunia orang lain. Bawahan tidak akan
memiliki empati jika pemimpin secara emosional masih melibatkan
masalah-masalah pribadinya.
f. Peduli pada orang lain. Pemimpin tidak boleh merendahkan orang
lain atau memperlakukan mereka layaknya sebagai mesin.
Pemimpin harus tulus dan peduli dengan kesejahteraan bawahannya.
g. Percaya diri, adalah salah satu kemampuan yang membuat
pemimpin memiliki kekuatan dalam (inner strength) unuk mengatasi
tugas-tugas sulit. Kepercayaan diri pemimpin dengan cepat akan
dirasakan bawahannya sehingga akan meningkatkan kinerja dan
22
komitmen. Jika seorang pemimpin kehilangan percaya diri,
bawahan akan meragukan kewenangan pemimpinnya dan bahkan
mungkin melanggar aturan yang telah disepakati.
h. Ketekunan. Pemimpin harus memiliki energi dan kekuatan pikiran
(determination) untuk berhadapan dengan tugas-tugas sulit hingga
bisa diatasi dengan baik.
i. Vitalitas. Pemimpin efektif umumnya digambarkan sebagai sosok
yang aktif, menggairahkan, dan giat. Pemimpin memerlukan energi
dan stamina untuk mencapai kesuksesan.
j. Karisma. Karisma adalah kualitas pribadi khusus yang
membangkitkan minat bawahan dan menyebabkan mereka mau
mengikutinya. Meskipun sulit diartikan karisma akan menghasilkan
antusiasme, kekaguman, dn loyalitas bawahan.
k. Integritas. Kualitas terpenting kepemimpinan adalah integritas, yang
bisa dipahami sebagai kejujuran, kekuatan karakter, dan keberanian.
Integritas akan menimbulkan kepercayaan, dan kepercayaan akan
mendorong terciptanya penghormatan, loyalitas, dan tindakan
bawahan.45
7. Kepemimpinan Islami
45
Bahruddin, Op.Cit., h. 43.
23
menyadari adanya pertanggungjawaban transendental, yang menghendaki
keterluluhan pribadi dalam keharusan moral agama.46
ْٓ َّ ش ْيء ا
ِْل ا َ ْن َ ّللا فِ ْي
ِ ٰ َْس مِ ن َ َْل يَتَّخِ ِذ ْال ُمؤْ مِ نُ ْونَ ْال ٰكف ِِريْنَ ا َ ْو ِل َي ۤا َء مِ ْن د ُْو ِن ْال ُمؤْ مِ نِيْنَ َو َم ْن يَّ ْفعَ ْل ٰذلِكَ فَلَي
صي ُْر ِ ّللا ْال َم
ِ ٰ سه ۗۗ َواِ َلى ٰ تَتَّقُ ْوا مِ ْن ُه ْم ت ُ ٰقىة ۗۗ َويُ َحذ ُِر ُك ُم
َ ّللاُ نَ ْف
46
Ibid, h. 44.
24
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi
wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa
berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali
Karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka.
dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan Hanya
kepada Allah kembali (mu). (Q.S. Ali ’Imran (3) : 28)
25
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi
pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan
permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang Telah diberi Kitab
sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan
bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orangorang yang beriman.
(Q.S. Al-Maidah (5) : 57).
d. Keahlian
26
e. Memiliki pengetahuan yang luas
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 147)
27
mustahilnya adalah kitman, menyembunyikan hal-hal yang
seharusnya ditablighkan.
47
Amir, Yayat Hidayat, 2005, Kepemimpinan Pendidikan di Sekolah, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, h. 26.
28
dukungan kelompok solidaritas yang cukup kuat. Sebaliknya, kehidupan
yang bergelimang kerendahan moral dan tidak mengindahkan ajaran dan
kaidah agama atau budi pekerti yang mulia, adalah tanda nihilnya
persyaratan untuk mengemban kekuasaan.48
C. PENUTUP
48
Zainuddin, A. Rahman, 1991, Pemikiran Politik, AIPI-LIPI Gramedia, Jakarta, h. 78.
29
besar terhadap variable-variabel yang situasional dan gaya kepemimpinan yang
dikombinasikan dengan situasi, akan mampu menentukan keberhasilan
pelaksanaan kerja. Dalam Islam yang berdasarkan Al-qur,an dan Al_Hadits ada
beberapa hal yang harus dimiliki bagi seorang penrimpin, diantaranya: sifat
lernah lembut, sifat pemaaf, sifat suka bermusyawarah, selalu bertawakal, tidak
mengikuti hawa nafsu dalant rnenentukan hukum, dan menghakimi atas dasar
kebenaran.
30
DAFTAR BACAAN
Jones, Jeff. 2005. Management Skill in Schools. London: Paul Chapman Publishing.
Toha, dan Miftah. 1999. Prilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
31