Disusun Oleh :
Ainun Saharani(22871002)
Hira Khoiriatul ’Ulum (22871016)
dalam memelihara agama dan mengatur kehidupan dunia. Agar kepemimpinan berjalan
efektif, dibutuhkan pendirian negara yang merealisasikan ajaran Islam. Negara dan
Imamah dan khilafah yang menjadi bangunan suatu pranata sosial, dijadikan pilar untuk
menopang suatu pemerintahan. Pemerintahan yang dapat disebut khilafah Islamiyah atau
Para sahabat yang menjadi khulaffarasidin yang pertama ialah Abu Bakar As- Sidiq
kedua Umar Ibnu Khotob ke tiga Uaman bib Affan dan terakhir Ali bin Abi Thalib. Para
sahabat memimpin kemajuan dan perkembangan islam dengan cara yang berbeda di
setiap kepemimpinan. Karena setiap sahabat rasulullah SAW memiliki Karakter sendiri-
sendiri pada proses setiap masa kepemimpinan. Dengan keberbedaan pola kepemimpinan
ini maka akan berbeda pula bagaimana bentuk pemerintahan dan kebijakan
pula jejak atau proses pendidikan agama islam yang telah di rintis awal oleh baginda
rosulullah muhammad SAW. Yang mana proses perjuagan penyebaran agama terutama
pada proses pendidikan agama akan di beban kan kepada khulafarasidin sebagai sahabat
terdekat rosul yang lebih paham dan lebih banyak ilmu agama islam. Dengan tangung
1
Fatni Erlina, “Sistem Khilafah Islamiyah Dalam Perspektif Ketata Negaraan Republik Indonesia”. Jurnal
Idea Hukum, Vol. 5 No 1 Maret 2019
jawab pengokohan dan penyebaran agama Islam ini maka para khulafa rasidin di percaya
umat muslim masa itu sebagai pemimpin Isam setelah wafat nya baginda Rosullah SAW.
SAW. Serta bentuk kepemimpinan yang pastinya akan berbeda di setiap pemerintahan.
Perbedaan juga akan terlihat pada proses penegakan pendidikan agama islam di setiap
masalah seta judul peneliti akan melakukan pengajuan judul mini riset dengan judul “
pendidikan).
B. Fokus Penelitian
yang akan diteliti agar tidak sama dengan penelitian sebelumnya. Dalam hal ini penelitian
C. Rumusan Masalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “pemimpin” diartikan sebagai orang yang
berasal dari kata pemimpin yang dapat imbuhan ke-an menurut Cattell, pemimpin adalah
orang yang menciptakan perubahan yang paling efektif dalam kinerja kelompoknya. Dalam
menempati peran sentral atau posisi domain dan pengaruh dalam suatu kelompok.2 Pemimpin
pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. 3 Kepemimpinan dapat juga
diartikan sebagai proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Pengertian pemimpin adalah suatu peran atau
ketua dalam sistem di suatu organisasi atua kelompok. Sedangkan kepemiminan merupakan
Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
2
Salusu, Pengambilan Keputusan Strategi untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit, (Jakarta:PT.
Gramedia Widiasarana, 1996).191
3
Muslim, A.(2021). Kepemimpinan Pendidikan….
perumusan dan pencapaian tujuan. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Pengertian
pemimpin adalah suatu peran atau ketua dalam sistem di suatu organisasi atua kelompok.
kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan4. Menurut (Oteng Sutisna) mengemukakan bahwa
menciptakan bentuk dan prosedur baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan
B. Pengertian Pendidikan
manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Perwujudan upaya ini
adalah tindakan mendidik dan dididik. Bagi Driyarkara, kedua tindakan tersebut adalah
perbuatan yang fundamental. Artinya, pendidikan adalah perbuatan yang mengubah dan
menentukan hidup manusia, baik bagi pendidik maupun peserta didik. Bagi peserta didik,
bagi pendidik, mendidik berarti menentukan suatu sikap dan bentuk hidup yang diyakini
hidupnya.6 Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan, terlebih dahulu perlu di
ketahui dua istilah yang hampir sama bentuknya dan sering di pergunakan dalam dunia
4
Abd. Wahab dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spritual, (Yogyakarta: Ar-
Ruzzmedia,2011) ,89.
5
Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku
Motivasional, Dan Mitos, (Bandung: Alfabeta, 2010), 6
6
Sasongko, D. G. S. Pengertian Pendidikan
pendidikan, yaitu pedagogi dan pedagoik. Pedagogi berarti “pendidikan” sedangkan
pedagoik artinya “ilmu pendidikan”. Kata pedagogos yang pada awalnya berarti
pelayanan kemudian berubah menjadi pekerjaan mulia. Karena pengertian pedagogi (dari
Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan
yang berdasarkan Islam. oleh sebab itu pendidikan islam harus bersumber kepada al-
Qur’an dan hadis Nabi.7 Pendidikan Islam adalah “Pendidikan manusia seutuhnya; akal
dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Berikut ini beberapa
b) Arifin mendefinisikan pendidikan Islam sebagai suatu proses system pendidikan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh anak didik dengan berpedoman
pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh keinginan dan semangat cita-cita untuk
7
Zulkarnain, Tranformasi nilai-nilai Pendidikan Islam; Manajemen Berorientasi Link dan Match,
(Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 16-17
adalah jenis pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran
Islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang akan diselenggarakan. Dan yang
ketiga, pendidikan Islam adalah jenis pendidikan yang mencakup kedua pengertian
diatas.
d) Menurut Tadjab, secara sederhana pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pendidikan
yang dilaksanakan dengan bersumber dan berdasar atas dasar ajaran agama Islam.
selanjutnya beliau juga menyatakan bahwa ajaran Islam bersumber kepada al-Qur’an dan
Hadis. Oleh karena itu untuk merumuskan konsep pendidikan yang dikehendaki oleh
Islam, kita harus menemukan didalam al-Qur’an dengan cara menganalisis ayat-ayat al-
Qur’an yang berhubungan dengan penddikan dan menganalis aplikasinya dalam sunah
C. Khulafaurasidin
1. Pengertian Khulafaurasidin
Adapun pencetus nama Al-Khulafa ar-rasyidin adalah dari orang-orang muslim yang
paling dekat dari rasul, setelah meninggalnya beliau. Khalifa secara khusus maksudnya
adalah pengganti Nabi Muhammad saw sebagai iman umatnya, dan secara kondisional
rasulullah dalam mengatur kehidupan umat manusia yang adil, cerdik, bijaksana dan
melaksanakan tugas dengan benar dan selalu mendapat petunjuk dari Allah.
2. Tugas Khulafaurrasidin
8
Hisam Ahyani, Dian Permana, implementasi pendidikan islam dan pendidikan multikultural pada , 2020
Tugas Khulafaurrasyidin adalah menggantikan kepemimpinan Rosulullah dalam
mengatur kehidupan kaum muslimin. Jika tugas Rosulullah terdiri dari dua hal yaitu
tugas kenabian dan tugas kenegaraan. Maka Khulafaur Rasyidin bertugas menggantikan
kepemimpinan Rasulullah dalam masalah kenegaraan yaitu sebagai kepala Negara atau
kepala pemerintahan dan pemimpin agama. Adapun tugas kerosulan tidak dapat
digantikan oleh Khulafaur Rasyidin karena Rasulullah adalah Nabi dan Rosul yang
terakhir. Setelah Beliau tidak ada lagi Nabi dan Rosul lagi. Tugas Khulafaur Rasyidin
sebagai kepala Negara adalah mengatur kehidupan rakyatnya agar tercipta kehidupan
yang damai, adil, makmur, aman, dan sentosa. Sedangkan sebagai pemimpin agama
Khulafaur Rasyidin bertugas mengatur hal-hal yang berhubungan dengan masalah
keagamaan. Bila terjadi perselisihan pendapat maka kholifah yang berhak mengambil
keputusan. Meskipun demikian Khulafaur Rasyidin dalam melaksanakan tugasnya selalu
mengutamakan musyawarah bersama, sehingga setiap kebijakan yang diambil tidak
bertentangan dengan kaum muslimin.
3. Khalifa Khulafaurrasidin
1) Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq (11-13 H / 632-634 M)
Namanya ialah Abdullah ibn Abi Quhaifah Attamini. Di zaman pra islam
bernama Abdullah ibnu Ka’bah, kemudian diganti oleh Nabi menjadi Abdullah. Ia
termasuk salah seorang sahabat yang utama. Julukannya Abu Bakar (bapak Pemagi)
karena dari pagi-pagi betul memeluk agama islam, gelarnya ash-Shiddiq karena ia
selalu membenarkan Nabi dalam berbagai peristiwa, terutama Isra’ Mi’raj. Jadi nabi
Muhammad sering kali menunjukkannya untuk mendampinginya di saat penting atau
jika berhalangan, dan Rasul tersebut mempercayainya sebagai pengganti untuk
menangani tugas-tugas keagamaan.Ketika nabi Muhammad wafat, nabi tidak
meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin
politik umat islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkna persoalan
tersebut pada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama
setelah beliau wafat dan jenazahnya belum dimakamkan, sejumlah tokoh muhajirin
dan anshar berkumpul dib alai kota bani Sa’idah, Madinah. Mereka
memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin.Musyawarah cukup
alot karena masing-masing pihak, baik muhajirin maupun anshar, sama-sama merasa
berhak menjadi pemimpin umat islam. Namun dengan semangat ukhuywah islamiah
yang tinggi, akhirnya Abu Bakar terpilih. Rupanya semangat keagamaan Abu Bakar
yang tinggi mendapat penghargaan yang tinggi dari umat islam, sehingga masing-
masing pihak menerima dan membaiatnya.9
belajar Bahasa Arab jika mereka ingin belajar dan mendalami pengetahuan Islam.
Oleh karena itu, masa ini sudah terdapat pengajaran Bahasa Arab.18 Khalîfah Umar
Nama lengkapnya ialah Ustman ibn Affan ibn abdil Ash ibn Umayyah dari
pihak Quraisy. Ia memeluk islam lantaran ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah
seorang sahabat dekat Nabi. Melalui persaingan ketat dengan ali, tim formatur yang
Ustman ibn Affan. Masa pemerintahannya adalah yang terpanjang dari semua
9
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. hal. 36.
tidak seluruh masa kekuasaannya menjadi saat yang baik dan sukses bagi beliau. Para
pencatat sejarah membagi masa pemerintahan Ustman ibn Affan menjadi dua
periode, enam tahun pertama merupakan masa pemerintahan yang baik dan enam
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan
Yang terpenting diantaranya adalah Marwan ibn Hakam. Dialah pada dasarnya yang
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pada masanya tidak ada kegiatan-kegiatan
yang penting. Ustman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir
yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-
islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara.
Pemberontak yang waktu itu mnguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain
Ali Bin Abi thalib menjadi khalifah. Waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair
Bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah memaksa beliau sehingga akhirnya Ali
menerima baiat mereka. Menjadikan Ali satu-satunya khalifah yang di baiat secara
dikatakan stabil. Persoalan pertama yang dihadapi Ali adalah pemberontakan yang
10
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam. hal. 56-57.
dilakukan oleh Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, ali tidak mau
menghukum para pembunuh Ustman dan mereka menuntut bela terhadap darah
Ustman yang telah ditumpahkan secara zalim. Bersamaan dengan itu, kebijakan-
Damaskus. Muawiyah yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang
merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan.Peristiwa yang terkenal dalam masa Ali
adalah terjadinya perang antara kubu Ali dan kubu Muawiyah. Perang tersebut terjadi
di daerah bernama Siffin, sehingga perang ini disebut sebagai perang Siffin. Pada saat
Mu’awiyah dan tentaranya terdesak Amr bin Ash sebagai penasehat Mu’awiyah yang
dengan cara tahkim (arbitrase) dengan demikian Mu’awiyah terhindar dari kekalahan
total. Seusai perundingan, Abu Musa sebagai yang tertua dipersilahkan untuk
berbicara lebih dahulu. Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya antara mereka berdua,
Abu Musa menyatakan pemberhentian Ali dari jabatannya sebagai khalifah dan
giliran Amr bin Ash, ia menyatakan persetujuannya atas pemberhentian Ali dan
menetapkan jabatan khalifah bagi Mu’awiyah. Ternyata Amr bin Ash menyalahi
kesepakatan semula yang dibuat bersama Abu Musa. Sepak terjangnya dalam
peristiwa tersebut kelompok Ali pecah menjadi dua bagian, dan kelompok yang
keluar. dari kelompok Ali dinamai sebagai kelompok Khawarij (orang-orang yang
keluar).
Pada 24 Januari 661, ketika Ali sedang dalam perjalanan menuju masjid
Kuffah, ia terkena hantaman pedang beracun di dahinya. Pedang tersebut yang
mengenai otaknya, diayunkan oleh seorang pengikut kelompok Khawarij, Abd al-
Rahman ibn Muljam, yang ingin membalas dendam atas kematian keluarga seorang
wanita, temannya, yang terbunuh di Nahrawan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research,
yaitu kegiatan yang meliputi mencari, membaca, menelaah laporan-laporan
penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori relavan dengan penelitian
yang dilakukan. Maksudnya penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data
dari literatur-literatur atau karya tulis ilmia. Hal ini bertujuan untuk memecahkan
masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaah kritis dan mendalam terhadap
bahan-bahan pustaka yang relavan.11
2. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Data pokok dari penelitian disebut sebagai data primer yakni sumber pertama
yang dapat memberikan informasi,fakta dan gambaran peristiwa yang diinginkan
oleh peneliti.12 Seperti Buku Ilmu kalam Drs Aguslir dkk dan jurnal.
b. Sumber Data Sekunder
Data-data yang berhubungan dengan penelitian yang bersifat mendukung di
sebut sebagai data skunder.13 Seperti buku-buku yang berkaitan dengan Akidah,
Buku-buku yang berkaitan dengan Ilmu Kalam dan Teologis.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data ini sangat penting agar hasil dari penelitian
yang peneliti dapatkan bersifat valid dan konkret. teknik pengumpulan data nya,
Yaitu:
a. Editing Yaitu pengecekan kembali dari data-data yang diperoleh paling
utama dari segi kelengkapan, kejelasan arti serta koherensi arti antara yang
satu dengan yang lain.
b. Organizing Yaitu menyusun data-data yang diperoleh dengan kerangka yang
sudah di tentukan.
c. Penemuan hasil penelitian Yaitu melaksanakan analisis lanjutan terhadap
hasil penyusunan data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori dan
11
Lexy j Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 163.
12
Dr. Ibrahim M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,CV., 2018),h 69.
13
Dr. Ibrahim M.A., h 70.
metode yang telah ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan (inferensi)
tertentu yang merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.14
Pertama, proses editing yaitu memeriksa data-data yang diperoleh. Dalam
penelitian ini data-data yang di cek kembali kelengkapan, kejelasan
maknanya yaitu data primer dan data sekunder.
Kedua, proses Organizing, yaitu menyusun data sesuai kerangka. Data
yang disusun dalam penelitian ini yaitu data primer (Ilmu Kalam Drs Aguslir
dkk) yang disusun dan disesuaikan isi dan penjelasannya mengenai pemikiran
teologis pendidikan Islam masa khulafaurasyidin
Ketiga, proses penemuan hasil penelitian yaitu melakukan analisis untuk
memperoleh kesimpulan. Sehingga dalam penelitian ini setelah data diperiksa
dan disusun sesuai dengan topik penelitian (pemikiran teologi pendidikan
Islam masa Khulafaurasyidin) kemudian seluruh data tersebut ditelaah dan
dianalisis untuk memperoleh kesimpulan dari penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu kegiatan mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan memberi tanda atau kode, dan mengkategorikan data sehingga
dapat ditemukan dan dirumuskan hipotesis kerja berdasarkan tersebut. 15 Dengan
kata lain analisis data ialah penelaahan dan penguraian atas data sehingga
menghasilakan kesimpulan.
a. Analisis Deskriptif yaitu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan
penelitian kemudian disusun sesuai dengan kebutuhan, setelah itu data-data
tersebut di analisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Data-data penelitian
yang dikumpulkan bukan berbentuk angka, tetapi berbentuk kata-kata, dan
gambar.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis deskriptif terhadap data-
data yang sudah dikumpulkan baik data primer (Ilmu Kalam Drs Aguslir dkk)
maupun data sekunder (Buku-buku yang berkaitan dengan akidah, dan buku
yang berkaitan dengan pemikiran teologis pendidikan Islam ). Data-data
14
Cik Hasan Bisri and Eva Rufaidah, Model Penelitian Agama Dan Dinamika Sosial (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002), 96.
15
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 10.
tersebut dikutip untuk diolah sehingga memberikan gambaran penyajian
sesuai dengan data penelitian yang sudah ditemukan.
b. Analisis Isi , content analysis ialah teknik yang digunakan untuk menarik
kesimpulan melalui usaha untuk menemukan karakteristik pesan dan
dilakukan secara obyektif dan sistematis.
Berdasarkan uraian tersebut, teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu content analisis, di mana data yang diperoleh diseleksi
terlebih dahulu, kemudian dianalisis melalui tahapan pengamatan dan
penelaah untuk memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini , data
yang diperoleh dari beberapa buku akan dipilah dan dipilih sesuai dengan
pembahasan dalam penelitian. Kemudian barulah data dikelompokkan dan
dikategorikan serta dikutip sesuai dengan kebutuhan.
B. Sistematika Laporan
1. Pendahuluan berisikan permasalahan , fokus penelitian , pertanyaan penelitian dan
metode penelitian.
2. Kajian teoretis, berisikan teori-teori yang mendukung dalam penyelesaiaan proposal
serta penelitian yang relavan.
3. Hasil penelitian, berisikan pembahasan dari hasil penelitian di dukung dengan teori-
teori serta penelitian yang relavan.
4. Kesimpulan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Zainudin, Ely. "Peradaban Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin." Intelegensia: Jurnal
18
19
Muflich, Moch Faizin. "Pola Perkembangan Pendidikan Islam Pada Periodesasi
Khulafa’ur Rasyidin dan Implementasinya Terhadap Perkembangan Pendidikan Islam di
indonesia." FATAWA: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2.1 (2021): 98
Perkembangan Pendidikan Islam mengangkat guru. Dengan demikian, pendidik
menjalankan tugasnya sendiri dan hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT.
2) Para Sahabat Senior diberi kebebasan untuk meninggalkan Madinah dan menetap di
daerah yang mereka inginkan.
Kedua kebijakan tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan
pendidikan Islam. guru bisa memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan
pendidikan kepada masyarakat sehingga pusat-pusat pendidikan mulai menyebar ke
daerah lain dan mobilisasi pencari ilmu tidak hanya terfokus di Madinah. Proses
penyelenggaraan kegiatan pendidikan binaan Sahabat Senior menjadi lebih merata dan
lebih terjangkau oleh pencari ilmu. 20
4. Masa Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
Dasar pendidikan Islam yang tadinya bermotif aqidah tauhid, sejak masa itu tumbuh di
atas dasar motivasi, ambisius kekuasaan, dan kekuatan. Tetapi sebagian besar masih tetap
berpegang kepada prinsip-prinsip pokok dan kemurnian yang diajarkan Rasulullah SAW.
Ahmad Syalabi mengatakan: “Sebetulnya tidak seharipun, keadaan stabil pada
pemerintahan Ali. Tak ubahnya beliau sebagai seorang menambal kain usang, jangankan
menjadi baik malah bertambah sobek Dapat diduga, bahwa kegiatan pendidikan pada saat
itu mengalami hambatan dengan adanya perang saudara. Ali sendiri saat itu tidak sempat
memikirkan masalah pendidikan karena ada yang lebih penting dan mendesak untuk
memberikan jaminan keamanan, ketertiban dan ketentraman dalam segala kegiatan
kehidupan, yaitu mempersatukan kembali kesatuan umat, tetapi Ali tidak berhasil. Salah
satu yang patut untuk kita sorot adalah bagaimana keterlibatan khalifah Ali dalam
meletakkan dasar ilmu nahwu yang merupakan ilmu terpenting dalam Islam. Bagaimana
tidak, ilmu nahwu sangat memengaruhi eksistensi khasanah keilmuan di dunia Islam yang
sampai sekarang masih kita nikmati bersama. Sebagaimana yang telah disebutkan
sebelumnya bahwa Ali mempunyai peranan penting dalam meletakkan dasar-dasar ilmu
gramatikal bahasa Arab yang disebut dengan nahwu itu, meskipun yang kita kenal sebagai
bapak bahasa arab adalah Abu Aswad ad-Duwaly. Namun sejarah mencatat bahwa, lewat Ali
lah abu aswad mengungkapkan pemikirannya tentang kesersahan yang di rasakan atas
Bahasa Arab yang telah bercampur dengan bahasa lain akibat ekpansi wilaya umat Islam.
20
Muflich, Moch Faizin. "Pola Perkembangan Pendidikan Islam Pada Periodesasi Khulafa’ur Rasyidin dan
Implementasinya Terhadap Perkembangan Pendidikan Islam di indonesia." FATAWA: Jurnal Pendidikan Agama
Islam 2.1 (2021); 101
Kemudian dengan ilmu yang dimilikinya, Ali bin Abi Tahlib merancang tata bahasa arab
yang dimulai dengan kaidah inna wa akhawatuha, idhafah, amalah, ta’ajjub, istfham dan
lain.lain. dari sinilah kemudianAli memerintahkan Abu Aswad ad-Duwaly untuk
mengembangkannya, hingga labat laun, jadilah ilmua nahwu sebagaimana yang kita pelajari
saat ini.21
C. Bagaiman bentuk lembaga pendidikan di masa khulafarrasidin?
Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada sebelum kebangkitan madrasah
pada masa klasik adalah:
1) Shuffah, pada masa Rasulullah SAW. suatu tempat untuk aktivitas
pendidikan yang menyediakan pemondokan bagi yang miskin, ada Sembilan
shuffah diantanya di samping Masjid Nabawi;
2) Kuttab/Maktab, berarti tempat tulis menulis;
3) Halaqah, artinya lingkaran, proses belajar mengajar dimana murid
melingkari muridnya, di masjid-masjid atau di rumah-rumah, mendiskusikan
ilmu agama, ilmu pengetahuan , dan filsafat;
4) Majlis, ada
5) macam majlis menurut Muniruddin Ahmed:
a. Majlis Al-Hadis;
b. Majlis al-Tadris;
c. Majlis al-Munazharah;
d. Majlis Muzakarah;
e. Majlis al-Syu’ara;
f. Majlis al-Adab;
g. Masjid;
6) Khan, asrama murid-murid yang dari luar kota untuk belajar Islam di suatu
masjid;
7) Ribath, tempat kegitan kaum sufi yang dipimpin oleh Syaikh;
8) Rumah-rumah Ulama;
9) Toko-toko Buku dan Perpustakaan;
21
Munawaroh, Nur, and Muhammad Kosim. "Pendidikan Islam Masa Khulafaur Rasyidin dan Perannya
dalam Pengembangan Pendidikan Islam." Jurnal Kawakib 2.2 (2021): 95.
10) Rumah Sakit;
11) Badiah (Padang Pasir, Dusun Tempat Tinggal Badwi).
a. Al-Kuttab, didirikan pada masa Abu Bakar dan Umar yaitu sesudah
penaklukan-penaklukan dan sesudah mereka mempunyai hubungan dengan
bangsa-bangsa yang telah maju. Utamanya mengajarkan Alquran kepada
anak-anak, selanjutnya mengajarkan membaca, menulis dan agama.40 Khuda
Bakhsh: pendidikan di al-kuttab berkembang tanpa campur tangan
pemerintah, dalam mengajar menganut sistem demokrasi.
b. Mesjid dan Jami’. Mesjid mulai berfungsi sebagai sekolah sejak pemerintahan
khalifah kedua, Umar, yang mengangkat “penutur”,qashsh, untuk masjid di kota-
kota, umpamanya Kufah, Basrah, dan Yastrib guna membacakan Alquran dan
Hadits (Sunnah Nabi).41 Mesjid lembaga ilmupengetahuan tertua dalam Islam.
Mesjid terkenal tempat belajar adalah:
1) Jami’ Umaar bi ‘Ash (mulai tahun 36 H). Pelajaran agama dan budi pekerti.
Imam syafi’i datang ke Mesjid ini (182 H) untuk mengajar, sdh 8
halaqat (lingkaran) yang penuh dengan para pelajar.
2) Jami’ Ahmad bin Thulun (didirikan 256 H). Pelajaran Fiqh, Hadis,Alquran
dan Ilmu kedokteran.
3) Masjid Al-Azhar ada di Universitas Al-Azhar
c. Duwarul Hikmah dan Duwarul Ilmi, muncul pada masa Abbasiyah(masa
bangkitnya intelektual), lahir pada masa Al-Rasyid.
d. Madrasah, muncul pada akhir abad ke IV H. Yang dikembangkan oleh
golongan-golongan Syi’ah (pengikut Ali) dengan tujuan mengendalikan
pemerintahan, gerakan ilmu pengetahuan dan sejalan dengan
pendapatpendapat golongan mistik yang extreme. Di Mesir didirikan sesudah
hilangnya Fathimiyah.
e. Al-Khawanik, Azzawaya dan Arrabath, di rumah-rumah orang sufi abad ke
XIII M.
f. Al-Bimarista, sejenis rumah sakit pada masa Al-Walid bin Abdul Malik tahun
88 H. memberikan pelajaran kedokteran.
g. Halaqatud Dars dan Al-Ijtima’at Al-‘Ilmiyah, pada masa Ibnu Arabi pada
abad ke dua H.
h. Duwarul Kutub, perpustakaan-perpustaan besar. Misalnya: Perpustakan yang
didirikan disamping madrasah al-Fadhiyah (buku 100.000 buku)22
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Abdul. "Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin." Jurnal Mubtadiin 7.02
(2021).
Cik Hasan Bisri and Eva Rufaidah, Model Penelitian Agama Dan Dinamika Sosial (Jakarta: PT
Fatni Erlina, “Sistem Khilafah Islamiyah Dalam Perspektif Ketata Negaraan Republik
Munawaroh, Nur, and Muhammad Kosim. "Pendidikan Islam Masa Khulafaur Rasyidin dan
Perannya dalam Pengembangan Pendidikan Islam." Jurnal Kawakib 2.2 (2021):