SOSIOLOGI ISLAM
“KEPEMIMPINAN DI INDONESIA MENURUT
PANDANGAN ISLAM”
Dosen Pengampu: Ellya Rosana, S.Sos., M.H
KELAS B
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas taufiq, rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kepemimpinan di Indonesia Menurut Pandangan Islam” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Islam. Dan
tidak lupa, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ellya Rosana, S.Sos.,
M.H selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Islam dan terima kasih juga
kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kepemimpinan
Munurut Jimly bahwa sistem pemilihan presiden dan wakil presiden yang
dilakukan oleh anggota MPR sampai tahun 1999 dinilai kurang demokratis dan
3
Kamanto Sunarto, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, Erlangga, Jakarta,
2011, hal.138
tuntutan untuk pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung pada saat
itu semakin kuat. Akhirnya pada tahun 2001 terjadi amandemen ketiga terhadap
UUD 1945, salah satu materi yang diamandemen adalah presiden dan wakil
presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Akhirnya, pada
tahun 2004 rakyat Indonesia pertama kali memilih kepala negara secara langsung.
4
Pemilu presiden secara langsung ini ditujukan untuk mendapatkan pemimpin
pemerintahan dan negara yang memiliki legitimasi yang kuat karena dipilih dan
didukung secara langsung oleh mayoritas rakyat Indonesia. Pemilu presiden dan
wakil presiden 2004 menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi yang
kuat. Namun persoalan lain yang muncul adalah pemerintah terpilih tidak mampu
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa.
Ketidakmampuan pemerintah mengimplementasikan kebijakan-kebijakan publik
disebabkan karena pemilu presiden secara langsung tidak menghasilkan
pemerintahan yang efektif, kuat dan stabil.
Dalam Islam sendiri di dalam sejarah mengalami pasang surut pada sistem
kepemimpinannya. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman pemimpinannya
terhadap masa depan mengenai bagaimana mengatur strategi dalam
memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh umat dalam segala posisi kehidupan
untuk menentukan langkah sejarah. Untuk itu kepemimpinan sangatlah
mempengaruhi bagi kesejahteraan umat, apakah akan mencapai suatu kejayaan
atau bahkan suatu kemunduran. Karena bukan rahasia umum lagi bahwa Islam
pernah mencapai suatu masa kejayaan ketika abad-abad perkembangan awal
Islam.
6
Dr. M. Sobry Sutikno, Pemimpin Dan Kepemimpinan. ( Lombok: Holistica, 2018), hal 69
َٰي َد اُوۥُد ِإَّنا َج َع ْلَٰن َك َخ ِليَف ًة ِفى ٱَأْلْر ِض َف ٱْح ُك م َبْيَن ٱلَّن اِس ِب ٱْلَح ِّق َو اَل
َتَّتِبِع ٱْلَهَو ٰى َفُيِض َّلَك َع ن َس ِبيِل ٱِهَّللۚ ِإَّن ٱَّلِذ يَن َيِض ُّلوَن َع ن َس ِبيِل ٱِهَّلل
َلُهْم َع َذ اٌب َش ِد يٌۢد ِبَم ا َنُسو۟ا َيْو َم ٱْلِح َس اِب
Artinya: Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di
muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari
jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat
azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.
Agama dan negara, adalah dua buah intitusi yang sangat penting
bagi masyarakat khususnya yang ada dalam wilayah keduanya.Agama sebagai
sumber etika moral mempunyai kedudukan yang sangat vital karena berkaitan erat
dengan perilaku seseorang dalam interaksi sosial kehidupannya. Dalam hal ini
agama dijadikan sebagai alat ukur atau pembenaran dalam setiap langkah
kehidupan, baik itu interaksi terhadap sesama maupun kepada sumber agama itu
sendiri, pada sisi lain negara merupakan sebuah bangunan yang mencakup seluruh
aturan mengenai tata kemasyarakatan berlaku dan mempunyai kewenangan
memaksa bagi setiap masyarakat. Bisa saja aturan yang dibuat oleh negara sejalan
dengan agama, tetapi bisa juga apa yang ditetapkan berlawanan dengan agama.
8
Kamaruzzaman, Relasi Islam Dan Negara; Perspektif Modernis dan Fundmentalis,
(Magelang: IndonesiaTERA, 2001), hlm.28.
Al-Quran mengandung nilai-nilai dan ajaran yang bersifat etis
mengenai aktivitas sosial-politik umat manusia. Ajarannya ini mencangkup
prinsipprinsip tentang keadilan, persamaan, persaudaraan, musyawarah, dan
lainlain. Islam adalah agama universal, agama yang membawa misi rahmatan lil
alamin. Islam juga memberikan konsep kepada manusia mengenai persoalan yang
berkaitan dengan urusan duniawi, seperti cara mengatur perekonomian,
penegakan hukum, konsep politik, dan sebagainya. Salah satu bukti tercatat dalam
sejarah, ketika Nabi hijrah ke kota Madinah, beliau mampu menyatukan
masyarakat yang majemuk yang terdiri atas berbagai agama dan peradaban yang
berbeda dalam satu tatanan masyarakat madani.
Politik Islam dalam hal ini yaitu hubungan agama dan negara
merupakan persoalan yang banyak menimbulkan perdebatan yang terus
berkepanjangan dikalangan para ahli.Hal ini disebabkan oleh perbedaan
pandangan dalam menerjemahkan agama sebagai bagian dari negara atau negara
merupakan bagian dari dogma agama. Bahkan dikatakan bahwa persoalan yang
telah memicu konflik intelektual untuk pertama kalinya dalam kehidupan umat
Islam adalah berkait dengan masalah hubungan agama dengan negara.
Selain itu ucapan "assalamu'alaikum" secara tidak resmi sudah menjadi ucapan
"salam nasional." Hal ini dalam pengertian bahwa para pejabat tinggi negara,
termasuk Presiden, menteri-menteri kabinet, pejabat-pejabat senior, memulai
pidato resmi mereka dengan ucapan salam itu. Meskipun mungkin tidak
membawa konsekuensikonsekuensi lebih Jauh yang substansial sifatnya,
bagaimanapun gerakan "kultural" ini memperlihatkan langkah penting yang
menunjukkan akomodasi cultural negara terhadap Islam.
Islam politik yang berlangsung dewasa ini telah menemukan sebuah format baru.
Ciri-cirinya yang utama, yang mencakup (1) landasan teologis, (2) tujuan, dan (3)
pendekatan Islam politik, dipandang sama dan sebangun dengan konstruk negara
kesatuan nasional Indonesia.