Anda di halaman 1dari 11

KEPEMIMPINAN DAN BERFIKIR KESMAS

MAKALAH

KEPEMIMPINAN 7 PRESIDEN

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok)

Dosen Pengampu :

Rapotan Hasibuan, SKM, M.kes

Disusun oleh

KELOMPOK 3

KHAIRUN NISA 0801183346

ICA RIZKY PUTRI 0801183516

RIZKY DWI KHAIRANI 0801183500

NOVIA HERFINA 0801182225

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (IV/3)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2018/2019
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Di era reformasi ini, masyarakat umum dan organisasi-organisasi kemasyarakatan


khususnya, memerlukan pemimpin-pemimpin yang menghayati peran dan fungsinya.
Bila masyarakat dan organisasi dipimpin oleh pemimpin yang demokratis, maka ada
harapan bahwa bangsa kita akan berhasil menjalani proses demokratisasi dan
kemudian mencapai cita-cita kehidupan yang adil dan makmur sesuai yang
dicita-citakan. Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai suatu proses yang
kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang-orang lain untuk menunaikan suatu
misi, tugas, atau tujuan dan mengarahkan organisasi yang membuatnya padu dan
lebih masuk akal. Seseorang menjalani proses sebagai pemimpin dengan menerapkan
seluruh atribut kepemimpinannya (keyakinan, nilai-nilai, etika, karakter, pengetahuan,
dan ketrampilan). Bernard Bass dalam buku Kepemimpinan B.R. Wirjana (2005:3)
menjelaskan bahwa ada tiga cara dasar untuk menjadi pemimpin, yaitu beberapa
pembawaan kepribadian yang memungkinkan seseorang secara alami mencapai peran
kepemimpinan (Trait Theory), adanya krisis atau kejadian yang penting menyebabkan
seseorang muncul untuk menghadapinya sehingga menampilkan kualitas-kualitas
kepemimpinan yang luar biasa pada seseorang (The Great Events Theory), dan yang
memilih untuk menjadi pemimpin. Dewasa ini kita telah mengetahui berbagai macam
karekteristik pemimpin dengan berbagai macam pula manajemen yang diperankan,
sebagai pemimpin yang ideal tanpa memiliki rasa kepentingan bersifat mementingkan
sebagian pihak.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan diatas dapat diambil sebuah


rumusan masalah yaitu

1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?


2. 2. Apa yang dimaksud dengan Tipe dan Gaya kepemimpinan?
3. Bagaimana Gaya Kepemimpinan Presiden di Indonesia?
4. Bagaimana konsep kesehatan masyarakat yang ada pada masa masing masing
presiden ?
5. Bagaimana kepempinan yang kita butuhkan saat ini menurut kelompok kami ?
B. PEMBAHASAN

I. Konsep Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata “pimpin” yang artinya
bimbing atau tuntun dan dari kata “pemimpin” yaitu orang yang berfungsi memimpin,
atau orang yang membimbing atau menuntun. Sedangkan kepemimpinan sendiri yaitu
kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan.
Menurut James L. Gibson dalam Pasolog (2010:110), Kepemimpinan adalah suatu
usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi
individu dalam mencapai tujuan. Menurut Ralph M. Stogdill dalam Ambar Teguh
Sulistyani (2008:13), Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi
kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka
menetapkan dan mencapai tujuan. Menurut Joseph C. Rost dalam Ambar Teguh
Sulistyani (2008:13), Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling
mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan
perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Selain pendapat para ahli
diatas tentu masih terdapat banyak pendapat lagi terkait dengan definisi
kepemimpinan itu sendiri. Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi orang lain dalam
melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

II. Tipe dan Gaya Kepemimpinan

Dalam memimpin, seorang pemimpin tentu memiliki gaya dan style yang
berdedabeda dengan pemimpin lain. Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan,
temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan
gayanya sendiri yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya atau style
hidupnya akan berpengaruh terhadap gaya kepemimpinannya. Kartini Kartono dalam
Pasolog (2010:118), membagi tipe kepemimpinan dalam delapan tipe, yaitu

(1) Tipe Karismatik,

(2) Tipe Peternalistik,

(3) Tipe Militeristik,

(4) Tipe Otokratis,,


(5) Tipe Laissez Faire,

(6) Tipe Populistis,

(7) Tipe Administratif/Eksekutif,

(8) Tipe Demokratis

yang kemudian dirangkum dalam lima tipe kepemimpinan yaitu:

1. Tipe Kepemimpinan Otokrasi

Pemimpin yang bertipe otokrasi, yaitu dalam mengambil keputusan dipusatkan


dalam pemimpin. Dalam hal ini pemimpin bebas untuk menentukan kebijakan dan
menyusun, mendefinisikan dan memodifikasi tugas-tugas sesuai dengan keinginannya.
Pemimpin otokrasi diwarnai printah –perintah yang dirujukan dengan bawahan.
Manfaat gaya otokrasi ini iyalah dalam hal pengambilan keputusan yang terpusat pada
pemimpin dapat mengambil keputusan dengan cepat. Akan tetapi bagi pegawa yang
tidak menguntungkan karena keutusan yang diambil biasnya tidak sesiuai dengan
kondisi sebenarnya. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpuasan ketergantungan pada
pimpinan, maupun kepastian terhadap tujuan organisasi.

2. Tipe demokratik

Pemimpin yang tipe demoratik populer ada era manajemen neo-klasik,


pendekatan yang digunakan yaitu partisipatif agar terwijudkrja sama dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi dengan memberdayakan bawahan dengan ikut serta
dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ini membebaskan pimpinan dalam hal
tanggung jawab pengambilan keputusan. Tetapi pendekatan ini mengharuskan untuk
mengakui kecakapan para bawahan dalam mengajukan usul-usul dan ketegasn yang
didasarkan pada latihan dan pengalman mereka.

3. Tipe Karismatik

Pemimpin yang bertipe karismatik memiliki bebarapa hal yaitu :

(1) kekuatan energi yang sangat luar biasa,

(2) memiliki daya tarik yang tinggi dan,


(3) wibawa yang alami.

Sehingga ia mempunyai pengikut tanpa dimobilisasi.Bahkan ada yang menyebut


pemimpin karismatik diaanggap memiliki kekuatan gaib (supranatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diberikan oleh sang pencipta.

4. Tipe Laissez Faire

Pemimpin yang bertipe laissez faireyaitu pemimpin yang memberikan kebebasan


kepada bawahannya untuk bertindak tanpa diperintahkan. Dalam artian bahwa
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya. Pemimpin tidak ikut
berpatisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga semua kegiatan dan tanggung
jawab dilakukan oleh bawahan sendiri.

5. Tipe Paternalistik

Pemimpin yang bertipe peternalistik pada umumnya terdapat pada masyarakat


yang masih tradisional dan agraris, pemimpin yang bertipe peternalistik dapat dilihat
dari:

(1) hubungan famili atau ikatan promodial,

(2) adat istiadat yang sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku,

(3) hubungan peribadi yang masih menonjol.

Ciri utama masyarakat tradisional yaitu rasa hormat yang tinggi kepada orangtua
atau seorang yang dituakan. Orang tua atau orang yang dituakan dihormati karena
perilakunya dapat dijadikan teladan atau panutan oleh orang lain.

III. Gaya Kepemimpinan Presiden Di Indonesia

1. Presiden Soekarno:

Pemimpin yang Memperhatikan Keseimbangan Presiden pertama Republik


Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6
Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Semasa hidupnya, Soekarno adalah
sosok yang senantiasa belajar apa saja dan dari siapa saja. Soekarno adalah seorang
pemimpin yang lentur terhadap gaya, tetap tegas dalam standar, teristimewa di tengah
kemajemukan rakyat Indonesia. Kita tahu bahwa Beliau memiliki gaya kepemimpinan
yang sangat populis, bertempramen meledak-ledak, tidak jarang lembut dan menyukai
keindahan. Gaya kepemimpinan yg diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada
moral dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten
dan sangat fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yg juga
menonjol dan Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh
inisiatif & inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak
kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan
kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas
ketergantungan dari negara-negara barat (Amerika dan Eropa). Ir. Soekarno adalah
pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah dan rela
berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan Bangsanya. Oleh karena
itu visi dan misi saja tidaklah cukup jika seorang pemimpin ingin berhasil dalam
mencapai tujuannya. Seorang pemimpin dituntut untuk mengembangkan kecerdasan
emosional agar mampu menghargai perbedaan di sekitarnya dan menjaga hubungan
emosional para pengikutnya sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.

2. Presiden Soeharto:

Dibenci, Dipuji Untuk Kemudian Dirindukan Diawali dengan Surat Perintah


Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 kepada Letnan Jenderal Soeharto, maka
Era Orde Lama berakhir diganti dengan pemerintahan Era Orde Baru. Pada awalnya
sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah
kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan keputusan,
tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya serta
konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan.Gaya Kepemimpinan Presiden
Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan
Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan
melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang
jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.

3. Presiden BJ. Habibie:

Cerdas, Dan Tahan Banting Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di
Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 adalah Presiden Republik Indonesia yang
ketiga. Menjadi presiden bukan karena keinginannya. Hanya karena kondisi sehingga
ia jadi presiden. Orang yang cerdas tapi terlalu lugu dalam politik. Karena ingin
terlihat bagus, ia membuat blunder dalam masalah timor timur. Sebenarnya gaya
kepemimpinan Presiden Habibie adalah gaya kepemimpinan Dedikatif-Fasilitatif,
merupakan sendi dan Kepemimpinan Demokratik. Pada masa pemerintahan B.J
Habibie ini, kebebasan pers dibuka lebar-lebar sehingga melahirkan demokratisasi
yang lebih besar. Pada saat itu pula peraturan-peraturan perundang-undangan banyak
dibuat. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
Habiebi sangat terbuka dalam berbicara tetapi tidak pandai dalam mendengar, akrab
dalam bergaul, tetapi tidak jarang eksplosif. Sangat detailis, suka uji coba tapi tetapi
kurang tekun dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam penyelengaraan negara,
Habibie pada dasarnya seorang liberal karena kehidupan dan pendidikan yang lama di
dunia barat. Gaya komunikasinya penuh spontanitas, meletup-letup, cepat bereaksi,
tanpa mau memikirkan risikonya. Tatkala Habibie dalam situasi penuh emosional, ia
cenderung bertindak atau mengambil keputusan secara cepat. Seolah ia kehilangan
kesabaran untuk menurunkan amarahnya. Bertindak cepat, rupanya, salah satu solusi
untuk menurunkan tensinya. Karakteristik ini diilustrasikan dengan kisah lepasnya
Timor Timur dari Indonesia. Habibie digambarkan sebagai pribadi yang terbuka,
namun terkesan mau menang sendiri dalam berwacana dan alergi terhadap kritik.

4. Presiden Abdurrahman Wahid:

Sang Penakluk Yang Pluralis Pemimpin Indonesia ke-4, Kyai Haji Abdurrahman
Wahid terlahir dari desa Jombang, Jawa Timur pada 7 September 1940. Tokoh
nasional dan agama ini lebih akrab dengan sapaan Gus Dur. Beliau dikenal memliki
sikap toleransi beragama, sangat liberal dalam pemikirannya, penuh dengan ide,
sangat tidak disiplin, dan berkepemimpinan ala LSM. Gaya kepemimpinan Presiden
Abdurrahman Wahid adalah gaya kepemimpinan Responsif-Akomodatif, yang
berusaha untuk mengagregasikan semua kepentingan yang beraneka ragam yang
diharapkan dapat dijadikan menjadi satu kesepakatan atau keputusan yang memihki
keabsahan. Pelaksanaan dan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan diharapkan
mampu menggerakkan partisipasi aktif para pelaksana di lapangan, karena merasa
ikut terlibat 7 dalam proses pengambilan keputusan atau kebijaksanaan. Beliau ini
awalnya memberikan banyak harapan untuk kemajuan Indonesia. Seolah bisa menjadi
figur yang bisa diterima oleh berbagai kelompok didalam dan luar negeri. Tapi setelah
menjadi presiden, bicaranya ngelantur tidak karu-karuan. Hari ini A, besok B lusa C.
Sebagai rakyat aku sendiri ikut capai mikirin Negara di bawah Gus Dur ini. Orang
seperti ini yang dianggap 1/2 wali oleh sebagian orang ini cukup berbahaya untuk
memimpin bangsa.

5 &6. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono:

Pemimpin Yang Berwibawa dan Bijaksana Beliau ini presiden pertama yang
dipilih oleh rakyat. Orangnya mampu dan bisa menjadi presiden. Juga cukup bersih,
kemajuan ekonomi dan stabilitas negara terlihat membaik. Sayang tidak mendapat
dukungan yang kuat di Parlemen. Membuat beliau tidak leluasa mengambil keputusan
karena harus mempertimbangkan dukungannya di parlemen. Apalagi untuk
mengangkat kasus korupsi dari orang dengan back ground parpol besar, beliau
keliahatan kesulitan. Sayang sekali saat Indonesia punya orang yang tepat untuk
memimpin, parlemennya dipenuhi oleh begundal-begundal oportunis yang haus uang
sogokan. Pembawaan SBY, karena dibesarkan dalam lingkungan tentara dan ia juga
berlatar belakang tentara karir, tampak agak formal. Kaum ibu tertarik kepada SBY
karena ia santun dalam setiap penampilan dan apik pula berbusana. Penampilan
semacam ini meningkatkan citra SBY di mata masyarakat. SBY sebagai pemimpin
yang mampu mengambil keputusan kapanpun, di manapun, dan dalam kondisi apapun.
Sangat jauh dari anggapan sementara kalangan yang menyebut SBY sebagai figur
peragu, lambat, dan tidak "decisive" (tegas). Sosok yang demokratis, menghargai
perbedaan pendapat, tetapi selalu defensif terhadap kritik. Hanya sayang, konsistensi
Yudhoyono dinilai buruk. Ia dipandang sering berubahubah dan membingungkan
public.

7. Presiden Joko Widodo:

Tegas, Berani Dan Sederhana Joko Widodo atau Jokowi adalah presiden ke-7
Indonesia ini lahir pada 21 Juni 1961 di Surakarta. Gaya kepemimpinan seorang Joko
Widodo memang tergolong unik, sebab Jokowi, orang-orang menyebutkan memiliki
sebuah gaya kepemimpinan yang lain dari pada yang lain dimana semua keputusan
keputusan yang diambilnya cenderung nyeleneh namun mengandung sebuah hal yang
penting dalam masyarakat. Jokowi hadir begitu cepat, sosok yang begitu dinanti nanti
pada jaman seperti sekarang ini, dimana banyak masyarakat yang sudah bosan dengan
kondisi kepemimpinan sekarang ini. Banyak masyarakat yang menginginkan sebuah
perubahan dalam hal kepemimpinan bangsa ini, dan Jokowi pun hadir ditengah tengah
kita dengan citra sebuah pemimpin yang sangat peduli dengan kaum kaum kelas
bawah dan sangat peduli dengan srakyat kecil, banyak masyarakat Indonesia
menggantungkan perubahan bangsa ini pada sosok Joko Widodo. Konsep
kepemimpinan Jokowi adalah servant, dimana dalam konsep kepemimpinan ini 9
pemimpin adalah menjadi seorang pelayan, dimana yang dimaksud adalah Jokowi
secara langsung terjun kedalam kehidupan masyarakat dan mengetahui bagaimana
nasib dan keluhan ynag mereka alami saat ini. Dimana disini Jokowi secara tidak
langsung mecritrakan bahwa “saya adalah pelayan anda” dengan motto bekerja dan
melayani. Konsep ini lah yang dipegang teguh oleh Jokowi sehingga banyak orang
mengidolakan Joko Widodo sehingga beliau mampu menjadi pemimpin No.1 di
Negara Indonesia sekarang ini. Jokowi sangat cinta terhadap masyarakat, hal ini
terbukti bahwa dia selalu berusaha untuk dekat bahkan menyamakan diri dengan
masyarakat. Gaya kepemimpinan Presiden Jokowi ini bisa menjadi contoh,
bagaimana sosok pemimpin yang tegas, berani dan konsisten meski Jokowi dari orang
yang terlihat sederhana. saat terpilih menjadi presiden, Jokowi telah menunjukkan
ketegasannya dalam memimpin sebagai kepala negara.

Konsep kesehatan yang ada pada Masing-Masing kepemimpinan presiden

Menurut bahan yang telah baca sebelumnya, dan dapat disimpulkan bahwa untuk
masing-masing kepemimpinan presiden semasa mereka menjabat, mereka membentuk
lembaga dan UU No. 36 Th 2009 ttg Kesehatan Serta membentuk adanya menteri
KESEHATAN,layanan kesehatan seperti BPJS,PUSKESMAS,RUMAH SAKIT,Dll

Kepemimpinan yang Dibutuhkan saaat ini menurut kelompok kami


Kepemimpinan yang dibuthhkan saaat ini iyalah berupa sebuah kebijaksanaan
dalam bekerja, melayani rakyat,bersih,jujur, tidak Korupsi, dan harus bersimpati
dalam setiap permasalahan yang ada dalam bangsa kita, serta menjaga kekompakan
yang dapat menjadikan suatu permasalahan tersebut menjadi tuntas.
C. KESIMPULAN

Setelah kita mengetahui gaya kepemimpinan ketujuh presiden Indonesia, kita


tahu bahwa kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Dimana untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu
sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki
beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori
maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Bekal utama kepemimpinan
adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan
kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja
keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan
sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh
dan berkembang dari dalam diri seseorang.

Saran Kita tahu di Indonesia ini Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan
pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan
dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia di
seluruh elemen pemerintahan memiliki pemimpin yang sangat tangguh berkualitas
dan berbudaya tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung
pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah
tidak bisa memimpin dengan baik, maka pengikut pun tidak mau lagi mengikuti. Oleh
karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Dimana Makin kuat yang
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anas, Azwar dkk. 2014. Jokowi Sosok Satrio Piningit. Yogyakarta: Citra Media
2. Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta
3. Sedarmayanti. 2010. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan
Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan
yang Baik). Bandung : Refika Aditama
4. Sulistiyani, Ambar Teguh. 2008. Kepemimpinan Profesional; Pendekatan Leadership
Game. Yogyakarta: Gava Media
5. Wirjana, Bernadine dan Susilo Supardo. 2005. Kepemimpinan, Dasar-Dasar dan
Pengembangannya; Yogyakarta: CV. Andi offset

Anda mungkin juga menyukai