Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmunya dan pengetahuan yang secara
otomatis bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain,
bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
ekstensinya akibat sesuatu atau berbagai hal yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang
diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslia sistem kausal
merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi
keraguan apapun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep kausalitas?
2. Apa saja yang termasuk ke dalam teori kausalitas
3. Apa kriteria kausalitas?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu penulis berharap pembaca dapat
mengetahui apa yang dimaksud dengan kausalitas dan apa saja hal-hal yang terkait
dengan konsep kausalitas.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kualitas Penyakit

a. Definisi Kausalitas
Berdasarkan dari beberapa sejarah terdapat Kronologis Konsep Sakit. Awalnya,
konsep terjadinya penyakit/sakit didasarkan pada adanya gangguan makluk halus atau karena
kemurkaan dari yang maha pencipta. Pada Hipocrates: timbulnya penyakit disebabkan oleh
pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca. Teori masyarakat Cina,
timbulnya penyakit karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia
(teori humoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat macam
cairan yaitu cairan putih, kuning, merah dan hitam, bila terjadi gangguan keseimbangan akan
menimbulkan penyakit.Terjadinya penyakit akibat terjadinya pembusukan sisa makluk hidup
sehingga menimbulkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya. Setelah ada mikroskop,
terjadinya penyakit diketahui disebabkan jasad renik, gangguan hormonal, imunitas dan
sebagainya.Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab
akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yaitu proses interaksi antara manusia (Host) dengan
berbagai sifatnya (biologis, filosofis, psikologis, sosiologis, antropologis) dengan penyebab
(Agent) serta dengan lingkungan (Environment).Dalam teori keseimbangan, maka interaksi
antara ketiga unsur tersebut harus dipertahankan keadaan keseimbanganya, dan bila terjadi
gangguan keseimbangan antara ketiganya, akan menyebabkan timbulnya penyakit tertentu/
masalah kesehatan.1
b. Konsep Teori Penyebab Penyakit
1. Tunggal (Sufficient)
Sebab Necessary adalah sebab yang harus ada untuk penyakit yang terjadi
(outcome). Namun, sebab itu dapat ada tanpa kejadian penyakit.
Misalnya:
a. Tidak ada penyakit diare, tanpa bekteri salmonella
b. Tidak ada penyakit AIDA, tanpa adanya virus HIV2

1
http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf, diambil pada tanggal 21 Oktober 2019
2
https://www.academia.edu/29197899/Konsep_Penyebab_Sufficient, diambil pada tanggal 25 Oktober 2019

2
2. Segitiga Epidemiologi
Segitiga Epidemiologi (epidemiologic triangle) yang digunakan untuk
menganalisis terjadinya penyakit. Segitiga ini terdiri atas pejamu (host), agen
(agent), dan lingkungan (environtment).

Konsep ini bermula dari upaya untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit
meular dengan unsur-unsur mikrobiologis yang infeksius sebagai agen, namun
selanjutnya dapat pula digunakan untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit
tidak menular dengan memperluas pengertian “agen”.

a) Agen (faktor penyebab)


Agen adalah penyebab penyakit, bias virus, bakteri, parasite, jamur, atau
kapang yang merupakan agen yang ditemukan sebagai penyebab infeksius. Pada
penyakit, kondisis, ketidakmampuan, cedera, atau situasu kematian lain, agen dapat
berupa zat kimia, factor fisik seperti radiasi atau panas, defisiensi gizi, atau beberapa
substansi lain seperti racun ular berbisa. Factor agen juga bias digantikan dengan
factor penyebab, yang menyiratkan perlunya dilakukan identifikasi terhadap factor
penyebab atau factor etiologi penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan kematian.
b) Host (pejamu)
Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi tempat
persinggahan penyakit. Pejamu memberikan tempat dan oenghidupan kepada suatu
pathogen (mikroorganisme penyebab penyakit) dan dia bisa saja terkena atau tidak
terkena penyakit. Efek yang ditimbulkan organisme penyebab penyakit terhadap
tubuh juga ditentukan oleh tingkat imunitas, susunan genetic, tingkat pajanan, status
kesehatan, dan kebugaran tubuh pejamu. Pejamu juga dapat berupa kelompok atau
populasi dan karakteristiknya.
c) Lingkungan ( environment)

3
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar
manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit.
Faktor-faktor lingkungan dapat mencakup aspek biilogis, soial, budaya, dan aspek
fisik lingkungan. Lingkungan dapat berada diluar atau didalam pejamu.

3. Teori Timbulnya Penyakit


Penyebab penyakit merupakan factor yang necessary
a. Teori Jasad Renik
Teori jasad renik yaitu penyakit yang disebbakan oleh jasad renik. Jasad renik
(germ) dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit. Jasad renik berkembang
setelah ditemukannya mikroskop.
b. Teori ekologi Lingkungan
Manusia berinteraksi dengan berbagai factor penyebab dalam lingkungan tertentu.
Pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit.
c. Teori Humoral
Penyakit timbul akibat gangguan dari keseimbangan cairan dalam tubuh. Tubuh
terdiri dari 4 cairan (putih, kuning, merah dan hitam). Bila terjadi ketidak
seimbangan, timbul penyakit. Jenis penyakit tergantung pada jenis cairan yang
dominan. Teori ini berkembang di Cina.

B. Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation)


Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation) merupakan suatu
pendekatan yang mengkaji 0proses pada dokumentasi keperawatan dengan penekanan pada
masalah keperawatan, intervensi dan evaluasi keperawatan.
A. Karakteristik Model dokumentasi PIE(problem-intervention-evaluation)adalah:
1. Dimulai dari pengkajian ketika pertama kali klien masuk ke Rumah sakit, diikuti
dengan pelaksanaan pengkajian sistem tubuh pada setiap pergantian dinas.
2. Data masalah dipergunakan untuk asuhan keperawatan dalam waktu yang lama
dan juga untuk masalah yang kronis.
3. Intervensi yang dilaksanakan dan rutin, didokumentasi dalam flow sheet.
4. Catatan perkembangan digunakan untuk intervensi yang spesifik.
5. Masalah yang ditemukan pada klien, dibuat dengan simbol “P(problem)”.
6. Intervensi terhadap penyelesaian masalah, biasanya dibuat dengan simbol “
I (intervention)”.

4
7. Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi, dibuat denga simbol
“E (evaluation)”.
8. Setiap masalah yang diidentifikasi harus dievaluasi minimal 8 jam.

B. Keuntungan Model dokumentasi PIE(problem-intervention-evaluation)adalah:


1. Memungkinkan dalam penggunaan proses keperawatan.
2. Intervensi dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3. Memungkinkan dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu.
4. Perkembanganklien selama dirawat dapat digambarkan.
5. Pendokumentasian yang otomatis dapat diadaptasikan.

C. Kriteria Kausalitas (Bradford Hill)


Kriteria kausalitas (hubungan sebab akibat) menurut Bradford Hill (1897-
1991)membuat kriteria dari suatu faktor sehingga faktor tersebut dapat dikatakan
sebagaifaktor yang mempunyai hubungan kausal. Kriteria tersebut terdiri dari 9 keriteria.
Penjelasan Kriteria Bradford Hill:
1. Kekuatan asosiasi : semakin kuat asosiasi, maka semakin sedikit hal tersebut dapat
merefleksikan pengaruh dari faktor-faktor etiologis lainnya. Kriteria ini
membutuhkanjuga presisi statistik (pengaruh minimal dari kesempatan) dan kekakuan
metodologisdari kajian-kajian yang ada terhadap bias (seleksi, informasi, dan
kekacauan)
2. Konsistensi: replikasi dari temuan oleh investigator yang berbeda, saat yang
berbeda,dalam tempat yang berbeda, dengan memakai metode berbeda dan
kemampuan untuk menjelaskan dengan meyakinkan jika hasilnya berbeda.
3. Spesifisitas dari asosiasi : ada hubungan yang melekat antara spesifisitas dan
kekuatanyang mana semakin akurat dalam mendefinisikan penyakit dan
penularannya, semakin kuat hubungan yang diamati tersebut. Tetapi, fakta bahwa satu
agen berkontribusiterhadap penyakit-penyakit beragam bukan merupakan bukti yang
melawan peran darisetiap penyakit.
4. Temporalitas : kemampuan untuk mendirikan kausa dugaan bahka pada saat efek
sementara diperkirakan.

5
5. Tahapan biologis : perubahan yang meningkat dalam konjungsi dengan
perubahankecocokan dalam penularan verifikasi terhadap hubungan dosis-respon
konsisten dengan model konseptual yang dihipotesakan.
6. Masuk akal : kami lebih siap untuk menerima kasus dengan hubungan yang
konsistendengan pengetahuan dan keyakinan kami secara umum. Telah jelas
bahwakecenderungan ini memiliki lubang-lugang kosong, tetapi akal sehat selalu
sajamembimbing kita.
7. Koherensi : bagaimana semua observasi dapat cocok dengan model yang
dihipotesakanuntuk membentuk gambaran yang koheren. Untuk menjawabnya dapat
dilihat padaApakah interpretasi kausal cocok dengan fakta yang diketahui dalam
sejarah alam danbiologi dari penyakit, termasuk juga pengetahuan tentang distribusi
dari bukaan danpenyakit (orang, tempat, waktu) dan hasil dari eksperimen
laboratorium. Apakah semua“potongan telah cocok tempatnya”
8. Eksperimen : demonstrasi yang berada dalam kondisi yang terkontrol merubah
kausabukaan untuk hasil yang merupakan nilai yang besar, beberapa orang
mungkin,mengatakannya sangat diperlukan, untuk menyimpulkan kausalitas.
9. Analogi : Kami lebih siap lagi untuk menerima argumentasi-argumentasi
yangmenyerupai dengan yang kami dapatkan.3

3
Ibid

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep kausalitas adalah hubungan sebab dan akibat dari suatu perjalanan
penyakit atau peristiwa penyakit. Terdapat beberapa teori dalam konsep kausalitas
yakni, teori sufficient, teori humoral, teori pie, dan teori Bradford Hill.

B. Saran
Pada konsep kausalitas tidak semua penyakit dapat menggunakan teori ini,
karena konsep ini merupakan konsep yang subjektif.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf
https://www.academia.edu/29197899/Konsep_Penyebab_Sufficient,

Anda mungkin juga menyukai