BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang
menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan
hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang – kadang bisa dicegah atau dihindari.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -
faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya.
Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami
dalam konteks pengertian yang lain.
Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu
pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau
dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan
dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik
secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Epidemiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SEHAT
Sehat dan sakit adalah suatu kejadian yang merupakan rangkaian proses yang berjalan terus
menerus dalam kehidupan masyarakat.
Secara sederhana konsep sehat – sakit dapat dianggap bergerak dari suatu titik sehat ke titik
sakit melalui suatu garis horizontal, ataupun sebagai suatu variabel kontinu.
Sebagai ilustrasinya, digambarkan sebagai berikut :
>> (*)
Konsep sederhana ini kemudian mengalami perkembangan yang begitu pesat searah dengan
tuntutan kemajuan iptek dan perkembangan sosial budaya masyarakat. Karena itu, misalnya
sehat yang dulu dapat dijelaskan hanya sekadar dengan menyatakannya dengan “tidak sakit”
menjadi suatu hal yang sulit dimengerti. Demikian juga pertanyaan mengapa terjadi sakit,
tidaklah menjadi suatu pertanyaan yang mudah dijawab atau hanya mempunyai satu jawaban
tunggal. Hal itu ditandai dengan berkembangnya konsep sakit yang semula single-kausa
menjadi multi-kausa. Selain itu, berkembang pula teori yang memandang sehat sebagai suatu
variabel kontinu.
Untuk menderita sakit seorang harus mengalami keterpaparan dan rentan/peka terhadap
keterpaparan itu. Konsep ini sekaligus memberikan gambaran bahwa untuk mencegah
penyakit dapat dilakukan dengan dua cara utama :
a. Menghindari keterpaparan. Misalnya memberikan desinfektan.
b. Menurunkan kerentanan penjamu sehingga menjadi lebih tahan terhadap gangguan.
Misalnya dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan imunisasi.
Dengan demikian sehat mempunyai pengertian yang sangat luas, sehat fisik, sehat mental dan
sehat sosial. Secara lebih jelas ruang lingkup sehat dan masalah kesehatan dapat meliputi 6D
yakni (Fletcher, 4) :
1. Death (kematian)
2. Disease (penyakit)
3. Disability (kecatatan)
4. Discomfort (kekurang-nyamanan)
5. Dissatisfaction (kekurang-puasan)
6. Destitution (kemelaratan)
Liputan 6D ini mencakup masalah kesehatan dari aspek sosial ekonomi (destitution) sampai
ke liang lahat (kematian). Perbedaan nilai dari masing – masing aspek ini kemudian akan
menyebabkan perlu cara pendekatan tersendiri. Misalnya untuk masalah ekonomi
memerlukan pendekatan ekonomi kesehatan (health economy). Ekonomi kesehatan akan
banyak melihat masalah ekonomi dari status ekonomi masyarakat, khususnya masalah
kemiskinan atau kesehatan pada kelompok orang/keluarga miskin. Jatuh miskin akan
membawa resiko lebih tinggi untuk jatuh sakit, dan selanjutnya orang miskin yang sakit lebih
susah berobat dan sembuh karena keterbatasan kemampuan ekonominya mendapatkan dan
memakai pelayanan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cara dan gaya hidup manusia, adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan bahkan seluruh
peradaban manusia dan lingkungannya berpengaruh terhadap penyakit. Secara fisiologis dan
biologis tubuh manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia mempunyai daya
adaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah, yang sering membawa serta penyakit baru
yang belum dikenal atau perkembangan/perubahan penyakit yang sudah ada.
B. Saran
Perlunya sosialisasi ke masyarakat luas tentang konsep sehat sakit agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang berkepanjangan teutama di daerah – daerah terpencil.