Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan dari beberapa sejarah terdapat Kronologis Konsep Sakit. Awalnya,


konsep terjadinya penyakit/sakit didasarkan pada adanya gangguan makluk halus atau karena
kemurkaan dari yang maha pencipta. Pada Hipocrates: timbulnya penyakit disebabkan oleh
pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca. Teori masyarakat Cina,
timbulnya penyakit karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia
(teori humoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat macam
cairan yaitu cairan putih, kuning, merah dan hitam, bila terjadi gangguan keseimbangan akan
menimbulkan penyakit.Terjadinya penyakit akibat terjadinya pembusukan sisa makluk hidup
sehingga menimbulkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya. Setelah ada mikroskop,
terjadinya penyakit diketahui disebabkan jasad renik, gangguan hormonal, imunitas dan
sebagainya. Proses terjadinya penyakit sebenarnya telah dikenal sejak zaman Romawi
yaitu pada masa galenus (205-130 SM) yang mengungkapkan bahwa penyakit dapat
terjadi karena adanya faktor predisposisi, faktor penyebab, dan faktor lingkungan.
Keadaan tersebut dapat dianalogikan seperti kembangan suatu tanaman. Agent
diumpamakan sebagai biji, host sebagai tanah, dan route of transmission sebagai iklim.

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kausalitas?
2. Apa saja kriteria kausalitas menurut Bradford Hill?
3. Apa saja faktor penyebab kausalitas?
4. Apa yang dimaksud model klasik kausalitas?

1.2 Manfaat
1. Mengetahui pengertian kausalitas
2. Mengetahui kriteria kausalitas menurut Bradford Hill
3. Mengetahui faktor penyebab kausalitas
4. Mengetahui model klasik kausalitas
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kausalitas


Kausalitas adalah hubungan sebab akibat dimana suatu atau beberapa variabel
mengakibatkan terjadinya variabel lain. Kausalitas berkaitan dengan hubungan sebab
akibat yang digunakan untuk memastikan bagaimana kejadian atau lingkungan yang
berbeda berhubungan satu sama lain dan/atau bagaimana kejadian tersebut bisa
berhubungan.
Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab
akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yaitu proses interaksi antara manusia (Host)
dengan berbagai sifatnya (biologis, filosofis, psikologis, sosiologis, antropologis) dengan
penyebab (Agent) serta dengan lingkungan (Environment). Dalam teori keseimbangan,
maka interaksi antara ketiga unsur tersebut harus dipertahankan keadaan
keseimbanganya, dan bila terjadi gangguan keseimbangan antara ketiganya, akan
menyebabkan timbulnya penyakit tertentu/ masalah kesehatan.

Terdapat 2 pendekatan dalam mendefinisikan kausal penyakit yaitu:


1. Pendekatan Determinant
Pendekatan determinant menganggap antara variabel dependent (penyakit) dan
variabel independent (factor penelitian) berjalan sempurna, persis yang digambarkan
dalam model matematika.
2. Pendekatan Pribabilitas
Pendekatan probabilitas merupakan pemberian ruang terhadap kemungkinan
terjadinya kesalahan-kesalahan baik kesalahan random maupunmkesalahan sistematis
yang dapat mempengaruhi hasil kausalitas dari factor kausal. Dalam pendekatan
probabilitas digunakan pendekatan statistic untuk meyakinkan apakah terdapat
hubungan yang valid antara faktor penelitian dengan penyakit. Kausal probabilistik
merupakan faktor yang meningkatkan probabilitas terjadinya akibat. Menurut definisi
probabilistic kejadian suatu penyakit pada seseorang dapat disebabkan karena
kemungkinan (peluang). Definisi probalistik kausasi lebih inklusif dari pada definisi
kausa komponen mencukupi sebab mampu menjelasakan konsep kausa yang
diperlukan dan mencukupi.
Berdasarkan definisi kausalitas, epidemiologi membedakan lima definisi kausa,
yaitu :

1. Produksi: Sesuatu yang menciptakan atau menghasilkan akibat. Kausa


dipandang sesuatu yang memproduksi hasil.

2. Necessary causa: Merupakan keadaaan yang mutlak diperlukan untuk terjadinya suatu
akibat. Tanpa keadaan tersebut tidak dapat dihasilkan suatu akibat.

3. Sufficient component causa: Kausa komponen mencukupi terdiri dari sejumlah


komponen, tak satupun diantaranya secara dini mencukupi terjadinya suatu
penyakit. Tetapi ketika semua komponen hadir maka berbentuklah suatu
mekanisme kausal yang mencukupi.
4. Kausa probabilistic: Merupakan factor yang meningkatkan probabilitas terjadinya
akibat. Menurut definisi probabilistic kejadian suatu penyakit pada seseorang dapat
disebabkan karena kemungkinan (peluang).

5. Counter factual: Setiap orang berbeda antara satu dan lainnya dalam banyak hal.
Skuen waktu memainkan peranan yang penting untuk terjadinya perubahan.

2.2 Kriteria Kausalitas menurut Bradford Hill (1897-1991)


1. Kekuatan asosiasi : Jika hubungan menunjukkan faktor tertentu menyebabkan
beberapa penyakit atau kejadian luar biasa penyakit lebih mungkin terjadi akibat
keberadaan satu faktor dibandingkan keberadaan faktor atau peristiwa lain dan
penyakit itu terjadi dalam tahap yang lebih parah/dalam jumlah yang lebih besar.
2. Konsistensi : jika variabel, faktor/peristiwa yang sama muncul dan muncul lagi
dalam keaddan yang berbeda dan memiliki hubungan yang berulang yang sama
dengan penyakit
3. Spesifitas : Jika hubungan sebab akibat dari suatu kejadian luar biasa berhubungan
secara khusus dengan satu atau dua penyakit yang saling berkaitan.
4. Hubungan Temporal : Jika hubungan sebab akibat suatu kejadian atau pajanan
secara logis terjadi sebelum penyakit atau kondisi berkembang, faktor waktu
dipertimbangkan.Paparan selalu mendahului hasilnya
5. Biologis/ Medis : Jika hubungan didasarkan pada virilitas patogen atau factor
risiko dan pada kemampuannya untuk menyebabkan penyakit atau suatu kondisi
6. Biologic Plausability : Hasil study sesuai dengan kerangka biology
7. Koherensi : Hasil sejalan dengan riwayat alamiah penyakit biologi, dan
epidemiologi penyakit
8. Bukti Eksperimen : Tersedianya bukti eksperimen yang mendukung.
9. Analogi : Jika hubungan yang sama ternyata bersifat kausal dan memperlihatkan
hubungan sebab akibat.

2.3 Faktor Penyebab Kausalitas

Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan oleh satu
faktor penyebab tunggal semata. Pada umumnya, kejadian penyakit disebabkan oleh
berbagai unsur yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit.
Namun demikian, secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua
bagian utama, yakni:
a. Penyebab kausal primer.
Unsur ini dianggap sebagi faktor kausal terjadinya penyakit, dengan
ketentuan bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit.
Sebaliknya pada penyakit tertentu, unsur ini selalu dijumpai sebagai unsur
penyebab kausal. Unsur penyebab kausal ini dapat dibagi dalam 5 kelompok utama:
1) Unsur penyebab biologis, yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk
hidup termasuk kelompok mikroorganisme seperti: Virus, Bakteri, Jamur,
Parasit, Protozoa, Metazoa. Unsur penyebab ini pada umumnya dijumpai pada
penyakit infeksi dan penyakit menular.
2) Unsur penyebab nutrisi, yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan
zat nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan
maupun kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin,
mineral.
3) Unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada
umumnya berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat racun, obat-obat
keras, berbagai senyawaan kimia tertentu dan lain sebagainya, bentuk senyawaan
kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas. Adapula senyawaan kimiawi
sebagai hasil produk tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan penyait tertentu
seperti ueum, kolesterol, dan lain-lain.
4) Unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit
melalui proses fisika, umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan
(rudapaksa) radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini
terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan
kesehatan.
5) Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang bertalian dengan
kejadian penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini
belum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan
sekelompok ahli lebih menitikberatkan kejadian penyakit pada unsur penyebab genetika.

b. Penyebab nonkausal sekunder


Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/ penambah dalam proses
kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit.
Dengan demikian, dalam setiap analisis penyebab penyakit, kita tidak hanya
berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus memerhatikan semua
unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer. Hal ini didasarkan pada
ketentuan bahwa pada umumnya, kejadian setiap penyakit sangat
dipengaruhi olehberbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan
ikut dalam proses sebab akibat. Faktor yang terinteraksi dalam proses kejadian
penyakit dalam epidemiologi digolongkan dalam factor risiko. Sebagai contoh pada
penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya.
Kejadiannya tidak dibatasi hanya pada penyebab kausal saja, tetapi harus
dianalisis dalam bentuk suatu rantai sebab akibat yang peranan unsur penyebab
sekundernya sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer untuk
dapat secara bersama-sam menimbulkan penyakit

2.4 Model Klasik Kausalitas


Menurut konsep model klasik (Pure Determinsm Model) hubungan kausal
adalah suatu hubungan sebab akibat murni, yang konstan, unik dan dapat di prediksi
secara sempurna. Keadaan tersebut digambarkan sebagai hubungan antara dua faktor
yaitu faktor X sebagai faktor penyebabdan faktor Y sebagai faktor akibat. Faktor X
dikatakan akan menjadi penybab Y jika dalam suatu kondisi yabg stabil, setiap
perubahan atau manipulasi pada faktor X akan selalu diikuti oleh perubahan pada
Y( Blalock, 1964). Yang dimaksud dngan kondisi stabil adalah stabil yang semua
faktor penyebab lain dalam keadaan statis dan terikat sempurna. Dengan demikian
definisi hubungan kausal memiliki dua kriteria, yaitu kausa spesifik dan efek spesifik.
Faktor X dikatakan kausa spesifik jika dia merupakan satu-satunya penyebab faktor
Y. Sebaliknya faktor Y dinyatakan sebagai efek spesifisitik jika faktor Y merupakan
satusatunya akibat yang ditimbulkan oleh faktor X.
Selanjutnya, kriteria kausa spesifik mengisyaratkan bahwa faktor X memenuhi
dua kondisi, yaitu kausa yang diperlukan (necessary cause) dan kausayang
menentukan (sufficient cause). Faktor X akan dinyatakan sebagai kausa yang
diperlukan jika semua perubahan pada Y selalu didahului oleh perubahan pada X.
Sbaliknya, faktor X akan disebut kausa yang menentukan bila setiap perubahan pada
X secara pasti menginduksi peubahan pada Y (Suster, 1973). Kausa yang diperlukan
dan kausa yang menentukan tersebut diatas, dapat dijelaskan secara kwantitatif
dengan memperhatikan faktor kausa (X) dan faktor akibat (Y), seperti terlihat tabel
silang pada tabel-1 dibawah ini. Jika faktor X merupakan suatu kausa yang
menentukan dari faktor akibat Y, maka sel C akan selalu kosong. Sedangkan jika
faktor X merupakan kausa yang diperlukan dari faktor akibat Y, maka sel B akan
selalu kosong.

Tabel 1:klasifikasi silang antara status penyakit (Y) dengan kategori faktor kausal (X)

Catatan:
1. Bila X adalah suatu faktor kausa yang menentukan dan Y maka kotak C selalu
kosong
2. Bila X adalah suatu faktor kausa yang di perlukan dari Y, maka kotak B selalu
kosong

Perlu diketahui bahwa kedua faktor tersebut diatas secara teoritis bersifat independen
sehingga akan ada beberapa kemungkinan. Pertama faktor yang merupakan kausa yang
diperlukan tapi bukan merupakan kausa yang menentukan misalnya Mikrobakterium
Tuberkulosisdengan penyakit TBC. Kedua merupakan kausa yang diperlukan yang
diperlukandan sekaligus kausa yang menentukan, misalnya virus HIV dengan penyakit AIDS.
Ketiga, yang bukan merupakan kausa yang diperlukan maupun yang menentukan, misalnya
rokok pada penyakit jantung koroner.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kausalitas adalah hubungan antara dua atau lebih variabel, dimana salah satu atau lebih
variabel tersebut merupakan variabel penyebab kausal (primer dan sekunder) terhadap
terjadinya variabel lainnya sebagai hasil akhir dari suatu proses terjadinya penyakit.
Hubungan kausal digunakan untuk mempelajari dan menentukan bagaimana peristiwa,
pajanan atau situasi penyebab penyakit yang berbeda berhubungan satu sama lain
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Alfita. Perkembangan metodelogi, observasi, asosiasi dan kausalitas

Ismah, Z. (2018). Bahan Ajar Dasar Epidemiologi.

Lubis, Dian Friska Yanty. Kausalitas Dalam Epidemiologi

Syalfina, Agustin Dwi, Erfiani Mail, dan Dhonna Anggreni. 2017. BUKU AJAR
KESEHATAN MASYARAKAT UNTUK KEBIDANAN. Surakarta: Kekata Publisher

Anda mungkin juga menyukai