Anda di halaman 1dari 9

Pengertian sakit adalah berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita

sesuatu (demam, sakit perut, dan lain-lain). Sakit juga merupakan gangguan dalam fungsi
normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan
penyesuaian sosialnya (Parson, 1972). Sakit juga dapat disebabkan oleh beberapa hal,baik itu
yang berasal dari gaya hidup yang kurang sehat,lingkungan yang tidak bersih, ataupun karena
menurunnya metabolisme tubuh..Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai
totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.

Konsep dasar dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab
akibat menuju suatu proses kejadian penyakit yaitu proses interaksi antara manusia (pejamu)
dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan antropologis), dan
dengan penyebab (agent) serta lingkungan (Enviroment).

Menurut John Gordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga komponen
penyakit yaitu manusia (Host), penyebab (Agent) dan lingkungan (Enviromet).

Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antar ketiga komponen tersebut.
Model ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad epidemilogi dan cocok
untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agent (yakni mikroba) mudah di
isolasikan dengan jelas dari lingkungan.

Pejamu (Host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia, antara lain :

1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etnik (suku) hubungan keluarga

2. Bentuk anatomis tubuh

3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh

4. Status kesehatan, termasuk status gizi

5. Keadaan kuantitas dan respon monitors

6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial

7.Pekerjaan, dll.

Menurut Hari Purnomo yang paling berkepentingan dan berperan untuk membuat
terjadinya suatu penyakit atau tidak justru manusia (host). Karena dia yang diberi rahmat untuk
mengendalikan, katanya jelas. Dalam manusia juga memiliki karakteristik yang sangat
berpengaruh seperti jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), usia (tua, muda,anak-anak), dll.
Semua itu berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Contoh kongkrit wanita lebih rentan
terhadap serangan berbagai penyakit, usia pun demikian karena usia yang amat tua dan amat
muda akan mudah jatuh sakit.

Kemudian faktor keturunan juga berpengaruh. Misalnya penyakit keturunan talasemia.


Jika ada plasmodium melawan ditukarkan pada orang tersebar oleh nyamuk, penyakit itu tidak
akan terjangkit pada penderita talasemia, karena sel darah merah yang ada tidak
menguntungkan untuk pertumbuhan plasmodium.

Faktor yang sangat penting adalah perilaku atau kebiasaan. Faktor perilaku dan kebiasaan
menurut beliau, kebiasaan tertentu memang bisa menimbulkan risiko memberikan proteksi dan
perlindungan maupun terjadinya penyakit. Tetapi kebiasaan hidup yang mana, yang bisa
dikatakan memberikan perlindungan atau memberikan kecenderungan terjadi penyakit.

Unsur pejamu secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu :

1. Manusia sebagai makhluk biologis memiliki sifat biologis tertentu seperti

*. Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan

*. Bentuk anatomis tubuh

2. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai sifat khusus seperti

*. Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga sehubungan sosial
kemasyarakatan.

*. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat.

Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya di sebabkan oleh satu
faktor tunggal semata, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur yang
secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, namun demikian, secara dasar, unsur
penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :

1. Penyebab kausal primer, dan

2. Penyebab kausal sekunder

Penyebab kausal primer

Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal Terjadinya penyakit, dengan ketentuan bahwa
walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada penyakit
tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab kausal ini dapat
dibagi dalam 5 kelompok yaitu :
1. Unsur penyebab biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk hidup
termasuk kelompok mikro organisme seperti Virus, bakteri, protozoa, jamur, kelompok cacing,
dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di jumpai pada penyakit infeksi menular

2. Unsur penyebab nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi dan
dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat nutrisi
tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.

3. Unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada umumnya berasal dari
luar tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun, obat-obatan keras, berbagai senyawaan kimia ini
dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas. Ada pula senyawaan kimiawi sebagai hasil
produk tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum,
kolesterol, dan lain-lain

4. Unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses
fisika umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan (rudapaksa), radiasi dan lain-lain.
Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan
kelainan dan gangguan kesehatan.

5. Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang pertaliandengan kejadian penyakit gangguan
jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini belum jelas proses dan mekanisme
kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkansekelompok ahli lebih menitik beratkan kejadian
penyakit pada unsur penyebab genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-0hati terhadap faktor
kehidupan sosial yang bersifat non kausal serta lebih menampakkan diri dalam hubungannya
dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiawaan.

Penyebab non kausal (sekunder)

Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian


penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian, maka
dalam setiap analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit, kita
tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus memperhatikan
semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer.

Hal ini didasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap penyakit
sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut
dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis,
kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi hanya pada penyebab
kausal saja, tetapi harus di analisis dalam bentuk suatu rantai sebab akibat di mana peranan
unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer untuk dapat
secara bersama-sama menimbulkan penyakit.

Penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.

a. Biotis khususnya pada penyakit menular, terjadi dari 5 golongan, yaitu :

1. Protozoa : misalnya Plasmodum, amodea

2. Metazoa : misalnya arthopoda , helminthes

3. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis

4. Virus misalnya dengue, polio, measies, lorona

5. Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis

b. Abiotis, terdiri dari

1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak, mineral, protein
dan vitamin)

2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan

3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.

4. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan kecelakaan,benturan, gesekan, dan getaran

5. Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi

6. Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik.

Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kehidupan sehat.

Unsur lingkungan (Enviroment)

Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya
sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian
penyakit.

1. Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :

*. Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen;

*. Vektor pembawa infeksi

*. Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik
sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan),maupun sebagai
reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan

*. Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit
menular.

Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting
dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur
lingkungan yang menguntungkan manusia (sebagai sumber kehidupan) maupun yang
mengancam kehidupan / kesehatan manusia.

2. Lingkungan fisik

Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung,
maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
(termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :

*. Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan

*. Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan

*. Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.

Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul
akibat manusia sendiri.

3. Lingkungan sosial

Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta
instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakattersebut.
Lingkungan sosial ini meliputi :

*. Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku;

*. Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat

*. Sistem pelayanan kesehatanserta kebiasaan hidup sehatmasyarakat setempat, dan


*. Kebiasaan hidup masyarakat

*. Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial
lainnya.

Dari proses terjadinya penyakit, harus dapat ditentukan batas-batas antara sehat dan
tidak sehat (sakit). Menurut WHO, sehat adalah keadaan kesempurnaan fisik, mental dan
keadaan sosial dan bukan berarti hanya bebas dari penyakit atau kelainan/cacat. Dengan
demikian maka sakit dapat diartikan sebagai, suatu penyimpangan dari suatu penampilan yang
optimal.

Sedangkan penyakit merupakan suatu proses gangguan fisiologis (faal tubuh), serta/atau
gangguan psikologis /mental maupun suatu gangguan tingkah laku (behaviour).

Pada umunya peralihan dari suatu keadaan sehat, ke keadaan sakit hanya pada batas
yang tidak jelas, tetapi melalui suatu proses yang pada umumnya didahului dengan kondisi
keterpaduan (Exporused) terhadap unsur tertentu untuk menjadi sakit.

Faktor Risiko

Risk Factor atau Faktor Resiko adalah hal-hal atau variabel yang terkait dengan
peningkatan suatu resiko dalam hal ini penyakit tertentu. Faktor risiko di sebut juga faktor
penentu, yaitu menentukan berapa besar kemungkinan seorang yang sehat menjadi sakit.
Faktor penentu kadang-kadang juga terkait dengan peningkatan dan penurunan resiko
terserang sutu penyakit.

Faktor resiko adalah salah satu bagian dari ilmu Epidemiologi. Epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta faktor yang terkait di tingkat populasi.
Epidemiologi pada penyakit menular di sebut etiologi sedangkan pda penyakit tidak menular di
sebut faktor resiko.

Faktor resiko merupakan karakteristik, kebiasaan, tanda atau gejala yang tampak pada
seseorang atau populasi sebelum terserang suatu penyakit. Namun secara keilmuan, faktor
resiko memiliki definisi tersendiri, yaitu karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit
yang diderita induvidu yang mana secara statistic berhubungan dengan peningkatan kejadian
kasus baru berikutnya (beberapa induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat.
Setiap faktor resiko memiliki korelasi tetapi korelasi tidak dapat membuktikan hukum
sebab-akibat yang mungkin muncul. Metode statistik seringkali digunakan untuk menilai
kekuatan sebuah asosiasi dan untuk memberikan bukti kausal , contoh yang paling sederhana
adalah dalam studi tentang hubungan antara merokok dan kanker paru-paru. Analisis statistik
bersama dengan pendekatan dalam bidang biologi dan medik dapat menetapkan faktor risiko
penyebab. Beberapa memilih term faktor risiko sebagai penentu penyebab meningkatnya
angka penyakit, meski kaitan ini belum terbukti disebut risiko, asosiasi, dan lain-lain.

Secara umum, faktor resiko terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Faktor risiko yang tidak dapat di intervensi, antara lain:

– Faktor genetik

– Jenis kelamin

– Usia

2. Faktor risiko yang dapat di intervensi, antara lain:

– Kebiasaan buruk,

– gaya hidup,

– pola makan
– obesitas, dll

Menentukan faktor resiko memiliki beberapa kegunaan, diantaranya:

Untuk memprediksi, meramalkan kejadian penyakit, misalnya perokok berat mempunyai


kemungkinan 10 kali untuk kanker paru daripada bukan perokok.

Untuk memperjelas penyebab artinya kejelasan atau beratnya faktor resiko dapat
menjadikannya sebagai factor penyebab.

Untuk mendiagnosa artinya membantu proses diagnose, dll

Setiap faktor resiko memiliki penanda resiko atau risk marker, yaitu suatu variabel yang secara
kuantitatif berhubungan dengan penyakit.

Riwayat alamiah suatu penyakit pada umumnya melalui tahap sebagai berikut:

Tahap prepatogensis

Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada dasarnya
peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of suseptibility).
Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu dengan
bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh.

2. Tahap Patogenesi

Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu:

– Tahap Inkubasi : Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya bibit penyakit
ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit.
– Tahap Dini : Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang Kelihatannya ringan.
Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan patologis.

– Tahap Lanjut : Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah
berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical disease).

– Tahap Akhir : Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan,
yaitu:

1. Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan

tubuh menjadi pulih, sehat kembali.

2. Sembuh dengan cacat, yakn ibibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi
tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat.

3. Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun

penyakit masih tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.

4. Penyakit tetap berlangsung secara kronik.

5. Berakhir dengan kematian.

Anda mungkin juga menyukai