Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wahyu Rahmat Rizal

Prodi : Manajemen Perhotelan


NIM : 21135116
UAS MKU Pendidikan Agama Islam
Dosen :Dr. Alfurqan, M.Ag

Review Jurnal

Jurnal 1.)
Judul :HAKIKAT DAN TUJUAN MANUSIA MENURUT ISLAM (Dalam sebuah
Pendidikan)
Tahun : 2013
Penulis : Sitti Trinurmi
Vol & Hal Vol 11 No.1-98 Tanggal 23 Oktober 2019

Latar Belakang
Tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan perkembangan dan peserta
didik dari tahap ke tahap sampai ketitik yang optimal. Tujuan pendidikan adalah untuk
mewujudkan manusia yang baik (al-insan al-shalih) yang sudah pasti bersifat universal dan
sudah pasti diakui semua orang dan semua aliran tanpa mempersoalkan di manapun negerinya
dan apapun agamanya . Banyak sekali sebetulnya apa yang dikemukakan oleh para ahli
muslim tapi kesemuanya pada esensinya sama dengan di atas. Selain itu bahwa pendidikan itu
juga untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dasar dan tujuan filsafat pendidikan Islam pada
hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam atau tepatnya tujuan Islam itu sendiri.
Hakekat dan tujuan hidup manusia adalah Hakekat dan tujuan hidup manusia yang
dihubungkan dengan hakekat dan tujuan pendidikan Islam adalah mendidik individu yang
saleh dengan memperhatikan perkembangan rohaniah, emosional, sosial, intelektual dan fisik,
mendidik anggota kelompok sosial yang saleh, baik dalam keluarga maupun masyarakat
muslim . Kata Kunci: Hakekat, Tujuan Hidup, Manusia, Pendidikan Islam.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran pendidikan islam
dalam kita menjalani kehidupan sehari-hari.

Hasil dan Pembahasan


Mengutip Sayyid Quth, bahwa sesungguhnya tujuan pendidikan adalah untuk mewujudkan
manusia yang baik (al-insan al-shalih) yang sudah pasti bersifat universal dan sudah pasti
diakui semua orang dan semua aliran tanpa mempersoalkan di manapun negerinya dan apapun
agamanya. Banyak sekali sebetulnya apa yang dikemukakan oleh para ahli muslim tapi
kesemuanya pada esensinya sama dengan di atas. Selain itu bahwa pendidikan itu juga untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Dasar dan tujuan filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya
identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam atau tepatnya tujuan Islam itu sendiri. Dari kedua
sumber ini kemudian timbul pemikiran- pemikiran mengenai masalah-masalah keislaman
dalam berbagai aspek, termasuk filsafat pendidikan. Salah satu aspek penting dan mendasar
dalam pendidikan adalah aspek tujuan. Merumuskan tujuan pendidikan merupakan syarat
mutlak dalam mendefiniskan pendidikan itu sendiri yang paling tidak didasarkan atas konsep
dasar mengenai manusia, alam, dan ilmu serta dengan pertimbangan prinsip prinsip dasarnya.
Hal tersebut disebabkan pendidikan adalah upaya yang paling utama, bahkan satu satunya
untuk membentuk manusia menurut apa yang dikehendakinya. Karena itu menurut para ahli
pendidikan, tujuan pendidikan pada hakekatnya merupakan rumusan-rumusan dari berbagai
harapan ataupun keinginan manusia. Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan
pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sesuai dengan
filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud di balik itu
membentuk individuindividu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa. Dengan ini
pula keutamaan itu akan merata dalam masyarakat.. Selain itu, sebenarnya konsep dasar
filosofis pendidikan Islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup multi
dimensional, yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan manusia, atau
lebih khusus lagi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun
kehidupan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan lestari sebagaimana diisyaratkan oleh
Allah dalam al Qur’an. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang ideal, sebab visi dan misinya
adalah “Rahmatan Lil ‘Alamin”, yaitu untuk membangun kehidupan dunia yang makmur,
demokratis, adil, damai, taat hukum, dinamis, dan harmonis.Munzir Hitami berpendapat
bahwa tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia, biarpun ddipengaruhi oleh
berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan-keinginan lainnya.
Bila dilihat dari ayat-ayat al Qur’an ataupun hadits yang mengisyaratkan tujuan hidup
manusia yang sekaligus menjadi tujuan pendidikan, terdapat beberapa macam tujuan,
termasuk tujuan yang bersifat teleologik itu sebagai berbau mistik dan takhayul dapat
dipahami karena mereka menganut konsep konsep ontologi positivistik yang mendasar
kebenaran hanya kepada empiris sensual, yakni sesuatu yang teramati dan terukur. Sementara
Hakikat manusia dalam pandangan Islam adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya
bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan
lingkungan. Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan di dunia barat, dikatakan
bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sebagai
lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya
ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga
yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan
lingkungannya (konvergensi). Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal,
dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam
surah al Qashash ( 28 ) ; 77 :Terjemahnya: Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah
berbuat baik, kepadamu,janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Kesimpulan
Tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidup manusia dan nilai-nilai yang terkandung
di dalamn esensi filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan
maksud di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat- sifat utama dan
takwa. Dari berbagai macam pendapat tentang tujuan pendidikan Islam pada akhirnya puncak
tertinggi yang akan di tuju adalah menjadi seorang manusia yang beriman dan bertaqwa, yang
memiliki kemampuan jasmani dan rohani, sehat akal fikiran, berbudaya dan berakhlak mulia
menuju manusia yang sempuna atau insan kamil. Hakekat dan tujuan hidup manusia yang
dihubungkan dengan hakekat dan tujuan pendidikan Islam adalah mendidik individu yang
saleh dengan memperhatikan perkembangan rohaniah, emosional, sosial, intelektual dan fisik,
mendidik anggota kelompok sosial yang saleh, baik dalam keluarga maupun masyarakat
muslim.

Jurnal 2.)
Judul Jurnal: Perspektif Al-Qur’an Tentang Pendidikan Akhlak
Penulis :Sehat Sultoni Dalimunthe3.
ISSN : 0852- 07204.
Vol / No. / Tahun : Volume XXXIX No. 1 Tahun 2015

Isi Jurnal
Pendidikan akhlak dalam sistem pendidikan Islam sudah semetinya mendapatprioritas
karena agama ini dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Yang mengatakanbahwa ia diutus untuk
menyempurnakan akhlak. Latar belakang historis tempatkelahiran agama Islam yang tidak
memperhatikan moral individual dan moral kolektifmenjadikan ajaran Islam sangat penting
dalam perkembangan kemanusiaan.Secara persial, pendidikan akhlak telah berjalan di
berbagai pendidikan rumahtangga, sekolah, dan juga lingkungan. Pendidikan akhlak
membutuhkan pembiasaan-pembiasaan sejak dini. Tauladan dari para penutur ilmu, apalagi
ilmu akhlak sangatdibutuhkan, karena mereka seyogyanya adalah orang-orang yang
“ditiru”.Ada tiga tujuan pendidikan akhalak. pertama, agar manusia berkasih sayangantar
mereka.Kedua, agar manusia berbahagia di dunia dan akhirat.Ketiga, agarmanusia pandai
bersyukur kepada Allah (aims). Bersyukur kepada Allah merupakanpuncak kesadaran
manusiabahwa semua urusan mereka selalu ada peran Allah. Orangyang tidak pandai
bersyukur adalah orang yang tidak bisa berpikir logis atau orangyang dipengaruhi oleh nafsu
syaithaniyah

Kelebihan Jurnal
Pemaparan sudah bagus dilihat dari segi penulisan dan metode yang dipakaidalam pembuatan
jurnal.
Kelemahan Jurnal
Pemaparan yang jelas menjadikan jurnal ini jauh dari kelemahan dalampenulisannya

Jurnal 3.)

Judul : Islamic Business Ethics Practice among Muslim Entrepreneurs in Kano Metropolis,
Nigeria
Volume dan Halaman Vol.2 Iss 3 hlmn.278-288Tahun 2009
Penulis : Sagir Muhammad Sulaiman

Latar Belakang
Islam adalah cara hidup. Oleh karena itu, etika berlaku untuksetiap aspek kehidupan Muslim
termasuk administrasi.Untungnya, dalam Islam pertanyaan apakah suatu perbuatandianggap
kebajikan atau keburkan ditentukan dalam Alquran(hukum Islam) dan sunnah , secara
harfifiah berarti jejak Nabi,dan sebagian besar berasal dari ucapan ( hadits ) dantindakannya;
tidak ada dua cara untuk itu. Di Dunia Muslim, para pebisnis sehari-hari dihadapkan
padamasalah etika di tempat kerja, dan terkadang tidak tahubagaimana menghadapinya. Ini
menganalisis faktor-faktor yangmempengaruhi perilaku etis dalam lingkungan Islam dan
jugamengeksplorasi dampak perilaku etis manajer Muslim padabisnis. Selain itu, ini bertujuan
untuk menjelaskan pedoman danpraktik etika umum bagi Muslim dalam konteks Islam.
Tujuan Penelitian
Untuk mengkaji dan membahas etika bisnis dari perspektif islam. Desain / metodologi /
pendekatan - Analisis deskriptif,analitis, dan komparatif.

Hasil Penelitian
Studi ini mengungkap beberapa faktor yang mempengaruhiperilaku etis umat Islam, antara
lain faktor hukum, organisasi,dan individu. Namun, ada faktor-faktor yang
mempengaruhiperilaku tidak etis manajer; misalnya, tahap perkembanganmoral, pengaruh
keluarga, dan pengaruh teman sebaya.Makalah ini menguraikan beberapa pedoman etika yang
harus diwujudkan dalam seorang manajer Muslim, seperti amanah,jujur, dan konsultatif.
Makalah ini dapat membantu mempersiapkan manajerekspatriat potensial untuk berurusan
dengan orang- orang darinegara-negara Arab Timur Tengah dan lainnya dari negara-negara
Islam seperti Indonesia, Malaysia dan Iran, dll. Selainitu, makalah ini menjadi dasar bagi
peluang penelitian di masadepan yang mungkin berasal dari kerja saat ini. Terakhir,makalah
ini akan membantu menjembatani kesenjangan budayaantara Muslim dan non-Muslim, yang
mengarah padapemahaman yang lebih baik tentang subjek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai