Anda di halaman 1dari 7

Dasar kurikulum pendidikan islam

Proses mendesain dan merancang suatu kurikulum membutuhkan sebuah dasar yang
kokoh. Dasar tersebut pada gilirannya akan menjadi poros bertahannya sebuah kurikulum.
Secara spesifik nasution menyebutkan bahwa dalam penyusunan kurikulum pendidikan islam
setidaknya harus berdasar pada empat asas, yakni asas filosofis, sosiologis, organisatoris dan
psikologis. Asas filosofis memiliki peran esensial sebagai penentu arah tujuan pendidikan yang
akan dilakukan. Selanjutnya asas sosiologis, asas ini memiliki peran memberikan gambaran pada
apa saja yang akan dilpelajari dalam pendidikan untuk menjawab kebutuhan masyarakat,
kehidupan social sampai pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun asas
organisatoris berperan menata dan mengoranisasi mater-materi yang diajarkan dalam proses
pendidikan. Adapun asas psikologis berperan mengejawantahkan berbagai prinsip-prinsip
tentang perkembangan kejiawaan peserta didik beserta menentukan materi pelajaran yang
disesuaikan dengan perkembangan peserta didik dalam berbagai aspek (Faiq Ilham Rosyadi &
Usman, 2021).

Dasar menjadi pondasi dalam sebuah bangunan, begitu pula dengan kurikulum. Maka
berikut ini beberapa dasar-dasar kurikulum pendidikan islam yaitu (Nurmadiah, 2014):

1. Dasar agama
Seluruh sistem yang ada dalam masyarakat islam, termasuk sistem pendidikannya
harus meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada ajaran islam yang
meliputi Aqidah, ibadah, muamalat, dan hubugan-hubungan yang berlaku di dalam
masyarakat. Hal ini bermakan bahwa semua itu pada akhirnya harus mengacu pada dua
sumber utama syariat islam yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Dalam posisi yang sama, asy
syaibani menambahkan dasar religis menjadi dasar yang harus dipegang teguhdalam
penyususnan kurikulum. Dasar religis berperan menjaga segala proses dan komponen
pendidikan tidak menyimpang dari ajaran dan nilai agama islam yang tertuang dalam al-
qur’an maupun as-sunnah. Pendapat ini berangkat dari sabda Nabi SAW:

‫ ِكَتا َب ِهَّللا َو ُس َّنَة‬: ‫َتَر ْكُت ِفْيُك ْم َأْمَر ْيِن َلْن َتِض ُّلْو ا َم ا َتَم َّسْكُتْم ِبِهَم ا‬

Artinya: saya tinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan sesat di
belakang keduanya yaitu kitab Allah dan sunnahku. (HR. Malik dan Al-Hakim
dan dihasankan oleh Syaikh Al-Bany dalam Al-Misykah) (Faiq Ilham Rosyadi &
Usman, 2021).

2. Dasar falsafah
Dasar ini memberikan arah dan tujuan pendidikan islam, dengan dasar filosofis
sehingga susunan kurikulum pendidikan islam mengandung suatu kebenaran, terutama
dari sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
3. Dasar Psikologis
Asas ini memberikan bahwa kurikulum pendidikan islam hendaknya disusun
dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang
dilalui anak didik. Kurikulum pendidikan islam harus dirancang sejalan dengan ciri-ciri
perkembangan anak didik, tahap kematangan bakat-bakat jasmani, intelektual, Bahasa,
emosi dan social, kebutuhan dan keinginan, minat, kecakapan, dan perbedaan individual
antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya.
4. Dasar social
Dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan islam yang tercermin
pada dasar social yang mengandung ciri-ciri masyarakat islam dan kebudayaannya. Baik
segi dari pengetahuan, nilai-nilai idela, cara berpikir dan adat kebiasaan, serta seni. Sebab
tidak ada suatu kebudayaan yang tidak berada pada masyarakat. Kaitannya dengan
kurikulum pendidikan islam sudah tentu kurikulum ini harus mengakar terhadap
masyarakat dan perubahan serta perkembangan.
5. Dasar organisatoris
Dasar ini memberikan landasan dalam penyususnan bahan pembelajaran beserta
penyajiannya dalam proses pembelajaran.
6. Dasar filosofis
Dasar ini digunakan untuk mengetahui keadaan semesta/tempat kita hidup (the
kind of universe in which we live) (saputra, miswan, n.d.).
7. Dasar falsafah
Dasar ini memberikan pedoman bagi tujuan pendidikan islam secara filosofis
sehingga tujuan, isi dan organisasi kurikulum mengandung suatu kebenaran dan
pandangan hidup dalam bentuk nilai-nilai yang diyakini sebagai suatu kebenaran, baik
ditinjau dari segi ontology, epistimologi maupun aksiologi (saputra, miswan, n.d.).
Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Kurikulum Pendidikan Islam

Nilai-nilai yang terdapat pada pendidikan islam tentunya berlandaskan dari al-qur’an dan
hadis yang diintegrasikan dengan pendidikan islam dalam kurikulum. Nilai-nilai tersebut yaitu
sebagai berikut(Ahmad et al., 2017):

1. Nilai Aqidah
Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltut adalah segi teoritis yang dituntut
pertama-tama dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak
boleh dicampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan. Aqidah
adalah urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, menentramkan jiwa dan
menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan. Karakteristik Aqidah Islam
sangat murni, baik dalam proses maupun isinya. Aqidah dalam Islam selanjutnya harus
berpengaruh terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia sehingga segala
akitivitas tersebut bernilai ibadah.
2. Nilai akhlaq
Ibnu Maskawaih dalam bukunya Tahdzīb al-Akhlāq wa Thathīr al-A’rāq men-
definisikan akhlak dengan keadaan gerak yang mendorong ke arah melakukan perbuatan
dengan tidak memerlukan pikiran. Menurut Ahmad Amin, yang disebut akhlak ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya, bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itulah
yang dinamakan akhlak. Dalam penjelasan beliau, kehendak ialah ketentuan dari
beberapa keinginan sesudah bimbang, sedangkan kebiasaan ialah perbuatan yang
diulang-ulang sehingga mudah dikerjakan. Jika kehendak itu dikerjakan berulang-kali
sehingga menjadi kebiasaan, maka itulah yang kemudian berproses menjadi akhlak.
Akhlaq adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa terlebih dahulu melalui pemikiran dan pertimbangan. Imam Ghazali dalam
kitabnya Ihyā` ‘Ulūm al-dīn menyatakan bahwa akhlaq adalah gambaran tingkah laku
dalam jiwa yang lahir dari perbuatan dengan mudah tanpa melalui pemikiran (Kholidah,
2015).
Dari berbagai pendapat dirumuskan bahwa nilai-nilai Islam mempunyai titik
tekan yang sama tentang apa pendidikan akhlak itu sendiri. Pendidikan akhlak merupakan
suatu sarana pendidikan agama Islam yang di dalamnya terdapat bimbingan dari pendidik
kepada peserta didik agar mereka mampu memahami, menghayati, dan meyakini
kebenaran ajaran agama Islam, kemudian mengamal- kannya dalam kehidupan sehari-
hari. Namun yang lebih penting, mereka dapat terbiasa melakukan perbuatan dari hati
nurani yang ikhlas dan spontan tanpa harus menyimpang dari Al-Qur’an dan Hadits.
3. Nilai syariah
Pentingnya nilai syari’ah dalam kehidupan manusia, bahkan Firman Allah
menyebutkan hanya sekali dari Al Qur’an:
‫ثم جعلنك عل ثريعة من االمر فا تبعها والتبع أهواءالذين اليعلمون‬
Artinya: “kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari
urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak Mengetahui.
Dari ayat ini dapat diambil makna bahwa sebagai makhluk yang memerlukan
pedoman hidup berupa Al-Qur’an, sudah selayaknya manusia menggunakan syari’ah
sebagai langkah untuk menjalani kehidupannya, karena dapat diketahui bahwa tujuan
atau manfaat syari'at adalah untuk mewujudkan kemaslahatn kehidupan manusia, baik
untuk kehidupannya di dunia ini maupun di akhirat nanti. Syari’ah merupakan sebuah
jalan hidup yang ditentukan oleh Allah SWT sebagai panduan dalam menjalankan
kehidupan di dunia untuk menuju kehidupan akhirat. Fungsinya adalah membimbing
manusia yang berdasarkan sumber hukum Islam yaitu Al Qur’an dan Sunnah. Secara
umum, fungsi syari’ah adalah sebagai pedoman hidup yang telah diajarkan Nabi
Muhammad SAW agar hidup manusia lebih terarah menuju kekehidupan akhirat. Secara
khusus syari’ah berfungsi sebagai ibadah, mu’amalah, munakahat, jinayah, siyasah
(Ahmad et al., 2017).

Karakteristik dan tujuan kurikulum pendidikan islam

Abdurrahma An-Nahlawi dan budiyanto menjelaskan bahwa karateristik kurikulum


pendidikan Islam antara lain (Candra Hermawan et al., 2020):

1. Kurikulum harus sesuai dengan fitrah manusia. karena salah satu fungsi pendidikan
adalah untuk menyelamatkan fitrah agar fitrah anak tetap salimah.
2. Kurikulum yang disusun hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir dari
pendidikan islam yaitu terwujudnya manusia berkepribadian muslim.
3. Petahapan serta kengkhususan kurikulum harus memperhatikan periodisasi
perkembangan peserta didik dengan ciri khasnya masing-masing seperti berdasar usia,
lingkungan, kebutuhan, jenis kelamin, dan sebagainya.
4. Penyusunan kurikulum di samping harus memperhatikan kebutuhan individu juga harus
mempertimbangkan kebutuhan umat islam secara kolektif atau keseluruhan. Intinya
kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan ilmu-ilmu yang bersifat wajib.
5. Secara kesluruhan struktur dan organisasi kurikulum tidak bertentangan dan tidak
menimbulkan pertentangan dan harus mengarah pada pola hidup yang alami.
6. Kurikulum pendidikan islam adalah kurikulum yang sealistik artinya bawah
melaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi serta batas kemungkinan yang terdapat
pada lingkungan yang melaksanakan.
7. Kurikulum pendidikan islam adalah kurikulum yang komprehensif yang artinya
mencakup seluruh aspek pengembangan jasmani, akal, dan rohani.
8. Kurikulum pendidikan islam adalah kurikulum yang dibangun di atas prinsip kontinuitas
yang memiliki arti bahwa masing-masing bagian kurikulum itu saling berkesinambungan
baik secara vertical maupun horizontal.

Kurikulum yang ideal dipahami sebagai kurikulum yang sesuai dengan tujuan
pendidikan islam. Tujuan pendidikan dalam islam menurut ahli pendidikan seperti
Muhammad Athiyah al-Abtasy untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Menurut
Ramayulis tujuan pendidikan Islam sebagai berikut (Sofyan, n.d.):

1. Tujuan tertinggi (terakhir) yaitu membentuk manusia sempurna yang terkenal dengan
istiah insan kamil. Tujuan ini menyiapkan peserta didik hamba Allah yang taat pada Allah
dan Rasul-Nya, menjadi pemimpin yang memakmurkan bumi, mendapatkan kesejateraan
hidup dunia dan akhirat.
2. Tujuan umum. Tujuan ini lebih bersifat empiric dan realistis yang taraf pencapaiannya
dapat diukur sebab menyangkut perubahan perilaku, sikap dan kepribadian peserta didik
seperti membentuk khlak mulia, menumbuhkan semangat belajar, mempersiapkan siswa
yang professional.
3. Tujuan khusus. Tujuan ini lebih dikhususkan lagi dari dua tujuan di atas yang dapat
didasarkan pada minat, bakat dan kesanggupan peserta didik, kultur dan cita-cita bangsa,
tuntutan kondisi, situasi dan waktu seperti memperkenalkan kepada peserta didik Aqidah
islam, cara beribadah, membiasakan diri patuh pada perintah agama.
4. Tujuan sementara. Tujuan sementara umumnya tujuan yang dikembangkan untuk
menjawab semua tuntutan kehidupan, sifatnya kondisional dan berkaitan dengan kondisi
dimana peserta didik hidup atau berada.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R., Ansori, M., Ibnu, S., & Malang, S. (2017). STRATEGI PENANAMAN NILAI-
NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA PESERTA DIDIK. JURNAL PUSAKA, 4(2), 14–32.
https://doi.org/10.35897/PS.V4I2.84

Candra Hermawan, Y., Iffah Juliani, W., Widodo, H., & Ahmad Dahlan Yogyakarta, U. (2020).
KONSEP KURIKULUM DAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM. Jurnal
MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 10(1), 34–44.
https://doi.org/10.22373/JM.V10I1.4720

Faiq Ilham Rosyadi, & Usman. (2021). Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Islam: Kajian
Teoritis Filosofis. HEUTAGOGIA: Journal of Islamic Education, 1(2), 1–13.
https://doi.org/10.14421/hjie.2021.12-01

Kholidah, L. N. (2015). POLA INTEGRASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA LEMBAGA PENDIDIKAN.
At-Ta’dib, 10(2). https://doi.org/10.21111/AT-TADIB.V10I2.459

Nurmadiah, N. (2014). Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Al-Afkar : Jurnal Keislaman &
Peradaban, 2(2). https://doi.org/10.28944/AFKAR.V2I2.93

saputa, miswa, D. (n.d.). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam - Google Books.
Retrieved May 29, 2023, from
https://www.google.co.id/books/edition/Pengembangan_Kurikulum_Pendidikan_Agama/
AaheEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=nilai-
nilai+pada+kurikulum+pendidikan+islam&printsec=frontcover

Sofyan. (n.d.). Evaluasi Dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam - Google
Books. Retrieved May 29, 2023, from
https://www.google.co.id/books/edition/Evaluasi_Dan_Pengembangan_Kurikulum_Pend/
FZ9BEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=nilai-
nilai+pada+kurikulum+pendidikan+islam&printsec=frontcover

Anda mungkin juga menyukai