Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber utama ilmu adalah Al-Quran dan Al Hadist serta sunnah
Rasulullah SAW. Sedangkan pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuan
muslim adalah sebagai tambahan. Pendidikan Islam sebagai sebuah disiplin ilmu
harus membuka mata bahwa keadaan pendidikan yang terjadi saat ini jauh dari
apa yang kita harapkan. Umat muslim mengaharapkan bahwa pendidikan Islam
memberikan kontribusi terhadap pendidikan yang terdapat di Indonesia, namun
hal tersebut belum terealisaikan dengan maksimal.
Belum terealisasikan pendidikan secara maksimal juga disebabkan karena
perbedaan, tapi pada dasarnya perbedaan hanyalah unsur untuk memperkuat
persatuan. Pendidikan adalah satu upaya untuk membebaskan manusia dari
belenggu nafsu dunia menuju pada nilai tauhid yang bersih dan mulia. Manusia
dengan pendidikannya diharapkan bisa terbebas dari belenggu kebodohan,
kemiskinan, kejumudan, dan nafsu hayawaniah-nya sendiri. Salah satu faktor
yang menjadi penyebab belum terealisasikan pendidikan yang benar adalah
tidak diterpakainya sebuah prinsip sebagai dasar dalam pendidikan.
Seringkali sebuah prinsip hanya dijadikan sebagai sebuah formalitas saja.
Prinsip tidak dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagai pencapaian sebuah
tujuan. Padahal dalam pencapaian tujuan yang digarapkan dalam pendidikan
Islam, keberadaan prinsip-prinsip sangatlah penting dan urgent. Oleh karena itu,
dalam makalah ini kami akan mencoba sedikit memaparkan tentanng bagaimana
sebuah prisnip-prinsip pendidikan islam sebagai displin ilmu dan bagaiman
kontribusinya.
Dalam prespektif pendidikan Islam, tujuan hidup seorang muslim pada
hakekatnya adalah mengabdi kepada Allah. Pengabdian kepada Allah sebagai
realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amal, tidak lain untuk mencapai
derajat yang bertaqwa disisi-Nya. Beriman dan beramal soleh merupakan dua
aspek kepribadian yang dicita-citakan dalam pendidikan Islam. Sedangkan
tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan yang memiliki dimensi
religious dan berkemampuan ilmiah.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, pembahasan
makalah akan diarahkan kepada pengertian prinsip pendidikan Islam dan juga
apa sajakah prinsip-prinsip pendidikan Islam.

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari prinsip pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip pendidikan Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Pendidikan Islam


Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip
sebagai dasar pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian,
mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Adapun dasar dapat diartikan asas,
pokok atau pangkal (sesuatu pendapat aturan dan sebagainya). Dengan demikian
prinsip dasar pendidikan Islam bermakna pandangan yang mendasar terhadap
sesuatu yang menjadi sumber pokok sehingga menjadi konsep, nilai dan asas
bangunan pendidikan Islam.
Menurut Ramayulis, prinsip pendidikan dapat diartikan dengan kebenaran
yang bersifat universal, yang dijadikan dasar dalam perumusan perangkat
pendidikan.1
Achmadi, menyatakan bahwa maksud dasar pendidikan ialah pandangan
yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan
teori, perencanaan maupun pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara
pendidikan Islam, maka pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan
pendidikan ialah pandangan hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang
pada hakekatnya merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat transenden, universal,
dan eternal. Dengan nilai-nilai itulah kedudukan pendidikan Islam baik secara
normatif maupun konsepsional berbeda dengan ilmu pendidikan lainnya.
Adapun sumber nilai dalam Islam adalah al-Quran dan sunnah Rasul.
Karena banyaknya nilai yang terdapat dalam sumber tersebut, maka dipilih dan
diangkat beberapa di antaranya yang dipandang fundamental dan dapat
merangkum berbagai nilai yang lain, yaitu tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat
manusia, keseimbangan, rahmatan lil’alamin.
Dengan demikian, pendidikan Islam sangat ideal terutama dikarenakan
memperhatikan kebersamaan, pengembangan diri, masyarakat, menggalakkan
ilmu, dilakukan secara manusiawi, menyeluruh dan selalu berupaya
meningkatkannya.
Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam adalah aspek-aspek fundamental
yang menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan Islam sehingga ia
membedakannya dengan pendidikan non-Islam.
Prinsip pendidikan Islam merupakan implikasi dari karakteristik (ciri-ciri)
manusia. Ajaran islam mengemukakan empat macam ciri-ciri manusia yang
membedakannya dengan makhluk lain yaitu: fitrah, kesatuan roh dan jasad
(wandah al-ruh wa al-jism), dan kebebasan berkehendak (hurriyah al-iradah).
Dasar-dasar pendidikan ada tujuh, yaitu:

1
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), hlm 109

2
3

1. Pertama dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman


pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-
peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik.
2. Kedua dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosio-
budaya, yang mana sosiobudaya itu pendidikan dilaksanakan yang berfungsi
sebagai tolok ukur dalam prestasi belajar. Artinya, tinggi rendahnya suatu
pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi output pendidikan dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat.
3. Ketiga dasar ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-
potensi finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta
bertanggungjawab terhadap rencana dan anggaran pembelanjaannya.
4. Keempat dasar politik dan administrasi adalah dasar yang memberikan
bingkai ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai
tujuan yang dicita-citakan dan direncanakan bersama.
5. Kelima dasar psikologi adalah dasar yang memberikan informasi tentang
bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik,
tenaga administrasi, serta sumber daya manusia yang lain.
6. Keenam dasar filosofis adalah dasar yang memberi kemampuan memilih
yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah
kepada semua dasar-dasar operasional lainnya. Bagi masyarakat sekuler,
dasar ini menjadi acuan terpenting dalam pendidikan, sebab filsafat bagi
mereka merupakan induk dari segala dasar pendidikan.
7. Ketujuh dasar religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar
ini telah dijelaskan pada sumber pendidikan Islam di atas. Apabila dasar
agama Islam menjadi frame bagi dasar pendidikan Islam, maka semua
tindakan kependidikan dianggap sebagai suatu ibadah, sebab ibadah
merupakan aktualisasi diri yang paling ideal dalam pendidikan Islam.
Prinsip pendidikan Islam adalah pendidikan integral. Pendidikan Islam
tidak mengenal adanya pemisah antara sains dan agama. Dalam doktrin ajaran
Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Dia pula yang
menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan kelestariannya.
Prinsip pendidikan Islam adalah pendidikan yang seimbang. Pandangan
Islam yang menyeluruh terhadap semua aspek kehidupan mewujudkan adanya
keseimbangan. Ada beberapa prinsip keseimbangan yang mendasari pendidikan
islam, yaitu:
1) Keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.
2) Keseimbangan antara badan dan roh.
3) Keseimbangan antara individu dan masyarakat.
Prinsip pendidikan Islam adalah pendidikan universal. Prinsip pendidikan
universal adalah pandangan yang menyeluruh pada agama, manusia,
masyarakat, suku, dan kehidupan. Agama Islam yang menjadi dasar pendidikan
4

Islam bersifat menyeluruh dalam pandangan, penumpuan dan tafsirannya


terhadap wujud, alam jagat dan hidup. Islam menekankan pandangan yang
menghimpun roh dan badan, antara individu dan kumpulan, antara dunia dan
akhirat.
Prinsip pendidikan Islam adalah dinamis. Pendidikan Islam menganut
prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-
metodenya, tetapi berupaya untuk selalu membaharui diri dan berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman.

B. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam


Prinsip¬prinsip dasar pendidikan Islam itu meliputi:
1. Pendidikan Islam adalah bagian dari proses rububiyah Tuhan
2. Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya
3. Pendidikan Islam selalu berkaitan dengan agama
4. Pendidikan Islam merupakan pendidikan terbuka
5. Prinsip integral dan seimbang
6. Prinsip menjaga perbedaan Individual
7. Prinsip Pendidikan secara dinamis
8. Prinsip pendidikan islam secara universal
9. Prinsip pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu
10. Prinsip pendidikan secara kontinu dan berkelanjutan
Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia,
masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secra jelas tercermin dalam prinsip-
prinsip pendidikan Islam. Dalam pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator.
Ia harus mampu memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam
memimpin proses pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan prinsip-
prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan
sejauh mungkin merealisasikannya bersama-sama dengan peserta didik. Adapun
yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Integral dan Seimbang
a. Prinsip Integral
Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan
agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Itu adalah tuntutan
akidah islam. Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta alam semesta
termasuk manusia. Allah pula yang menurunkan hukum-hukum untuk
mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum mengenai alam fisik
disebut sunnatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk
kehidupan manusia telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut
dinullah yang mencakup akidah dan syariah. Sunnatullah dan dinullah
sama-sama tanda wujud dari kebesaran Allah SWT.2
2
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: AMZAH, 2011), hlm 208
5

Dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah


memerintahkan agar manusia untuk membaca. Perintah tersebut terdapat
dalam salah satu surat dalam Al-Quran yaitu dalam QS Al-‘Alaq ayat-1-5.
Pada tempat lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah membaca
tersebut, seperti dalam Firman Allah QS Al-Ankabut, yang artinya :
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al
Quran) (QS. Al-Ankabut : 45)
Di tempat lain Allah memerintahkan agar manusia membaca ayat
Allah SWT yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah,
sunnatullah), antara lain, “Katakanlah, ‘perhatikanlah apa yang ada
dilangit dan dibumi” (QS. Yunus (10) : 101). “apakah mereka tidak
memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan dan langit bagaimana ia
ditinggikan ? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”. (QS. AL-Ghasyiyah
(88): 17-20)
Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan
agar manusia membaca Al-Qur’an (ayat-ayat quraniyah) dan juga
fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah) tanpa memberikan tekanan
terhadap salah satu jenis ayat yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa
pendidikan Islam harus dilaksanakan secara terpadu (terintegral).3
Dalam pembelajaran, pendidik dapat merealisasikan prinsip ini
dengan cara mengintegrasikan materi pelajaran yang disampaikan dengan
aspek-aspek ajaran Islam (akidah, syariah, dan akhlak). Pendekatan seperti
ini sesuai dengan teori M. Athiyah Al-Abrasyi. Beliau menyarankan
bahwa setiap pelajaran harus bermuatan akhlak dan setiap guru harus
memperhatikan akhlak peserta didiknya.
Implikasi dalam pendidikan adalah bahwa dalam pendidikan islam
tidak dibenarkan adanya diikotomi pendidikan yaitu antara pendidikan
agama dengan pendidikan sains. Para peserta didik harus dapat memahami
islam sebagai a total way of life yang dapat mengatur berbagai aspek
kehidupan manusia. Kalau dikotomi itu tidak dapat dihindari, minimal
seorang pendidik harus dapat melakuakan perubahan orientasi mengenal
konsep kkeagamaan,, dan sebaliknya ajaran agama diikolerasikan dengan
lmu pengetahuan sehingga wawasan peserta didik menyau dalam agama
dan ilmu pengetahuan.4

b. Prinsip Seimbang

3
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: AMZAH, 2011), hlm 209
4
Abu Hasan Ali al-Nadwi, Nahwa Al Tarbiyah Al Islamiyah, (Qahirah Al-Mukhtara Isami),
hal.3
6

Pandangan islam yang menyeluruh terhadap semua aspek kehidupan


mewujudkan adanya keseimbangan. Ada beberapa prinsip keseimbangan
yang mendasari pendidikan islam yaitu:
1) Keseimbangan Antara Kehidupan Duniawi Dan Ukhrawi
Islam meletakkan beban kewajiban yang berat di atas pundak
pendidikan islam dalam makna yang sebenarnya. Sebab hasilnya baik
ataupun buruk akan dirasakan oleh masyarakat sekarang dan generasi
yang akan datang. Bentuk hasil itu akan berkisar dari yang gemilang
yakni progres sampai kepada ekstrim lain yaitu unnnihilisasi. progress
atau kemajuan yang ingin dicapai oleh pendidik islam adalah kehidupan
yang indah di dunia dan akhirat.
Sesuai dengan karakteristik manusia, maka pendidikan islam
berusaha mengembangkan semua aspek dan daya yang ada pada
mmanusia secara seimbang. Pendidikan yang oleh al akad disebut
sebagai pendidikan yang tidak melebihkan salah satu unsur sehingga
mengurangi hak unsur yang lainnya5. Dengan mengembangkan semua
aspek (badan Aql dan Qalb) pendidikan islam bukan seperti pendidikan
Yunani kuno yang menitik beratkan pendidikan piisik dan bukan seperti
pendidikan aggnotisme yang mengutamakan aspek kejiwaan dengan
mematikan hasrat jasmani.6 Munir Mursi mengungkapkan bahwa
pendidikan islam bukan pendidikan sufisme, bukan pula pendidikan
rabbaniayah dan bukan pula pendidikan wujudiyah (keduniaan semata)
akan tetapi mengutamakan kedua-keduanyadan menndidiknya secara
berimbang.7
2) Keseimbangan Antara Jasmani Dan Rohani
Suatu kenyataan yang tidak bisa bahwa manusia lahir ke dunia ini
dibekali dengan kecenderungan pembawaan daya imaginasi dan akal
yang berbeda. Perbedaan ini dalam psikologi disebut al farq al faridah
ang meliputi aspek fisik dan psikis (jasmani dan rohani).
Pendidikan islam memperhatikan perbedaan fisik dan psikis
seorang sebagai salah satu factor yang harus dipertimbangakan dalam
menyusun program kependidikan. Tujuan pendidikan pada hakekatnya
adalahuntuk menumbuh kembangkan aspek fisik dan psikis anak.
Kenyataan menunujukan bbahwa ada perbedaaan potensi yang dibawa
oleh anak dalam kkedua aspek tersebut. Oleh sebab itu ppendidikan
islam bertanggung jawab dalam pengembangan setiap individu anak
sesuai dengan tabiat masing-masing.

5
Al Akad dalam Ali Khalik Abu al-Ainam, Filasafat al-Tarbiyah al Islamiyah fi al-Qur’an
al-Karim, (Dar al-Fikr al-Arabi.1980), hal.96
6
Proyek Pembangunan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metodelogi Pengajaran Agama
Islam, (Jakarta 1981/1982). Hal.6.
7
Muhammad Munir, Al-Tarbiyah al-Islamiyah, (Qahirah Dar al-Kutub, 1877). Hlm.22.
7

3) Kesimbangan Anatara Individu Dan Masyarakat


Di segi lain pendidikan islam berusaha pula mengembangakan
aspek kemsyarakatan berupa kasih mengasihi, hormat menghormati
sesama muslim.
Pendidikan Islam selalu memperhatikan keseimbangan di antara
berbagai aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia dan akhirat,
antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama manusia,
hak dan kewajiban.
Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam
harus menjadi perhatian. Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik
manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu.
Mengabaikan salah satunya akan berakibat fatal dalam kehidupan
manusia. Implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini senada dengan Firman
Allah SWT:
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (Al-Qashas : 77)
Dalam dunia pendidikan, khususunya dalam pembelajaran, pendidik
harus memperhatikan keseimbangan dengan menggunakan pendekatan
yang relevan. selain mentrasfer ilmu pengetahuan, pendidik perlu
mengkondisikan secara bijak dan profesional agar peserta didik dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di dalam maupun di luar kelas.

2. Prinsip Bagian dari Proses Rubbubiyah


Al-Qur’an menggambarkan bahwa Allah adalah Al-Khaliq, dan Rabb
Al-Alamin (pemelihara semesta alam). Dalam proses penciptaan alam
semesta termasuk manusia. Allah menampakan proses yang memperlihatkan
konsistensi dan keteraturan. Hal demikian kemudian dikenal sebagai aturan-
aturan yang diterpakan Allah atau disebut Sunnatullah. Dalam proses
pemeliharaan, Allah juga konsisten dengan sunatullah. Allah mengurus,
memelihara, dan menumbuhkembangkan alam secara bertahap dan
berangsur-angsur. Dalam konsep yang teratur ini, Allah tidak lain adalah
murabbi (pendidik) yang sebenarnya. Ketentuan ini meniscayakan
penyertaan Alah dalam proses pendidikan tanpa berarti menafikkan peranan
manusia.8
Sebagaiman Al-Kailani yang dikutip oleh Bukhari Umar dalam
bukunya menjelaskan, bahwa peranan manusia dalam pendidikan secara
teologis dimungkinkan karena posisinya sebagai makhluk, ciptaan Allah,

8
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: AMZAH, 2011), hlm 211
8

yang paling sempurna dan dijadikan sebagai khalifatullah fi al-ardh


(pengganti atau wakil Allah di muka bumi).
Sebagai khalifah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah
terhadap alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Dengan perimbangan
tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan Isam pada intinya
terletak pada fungsi rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan atau
diwakilkan kepada manusia. Dengakn kata lain, pendidikan Islam tidak lain
adalah keseluruhan proses dan fungsi rubbubiyah Allah terhadap manusia,
sejak dari proses penciptaan sampai dewasa dan sempurna, baik dalam aspek
akal, kejiwaan, maupun jasmaninya. Selanjutnya atas dasar tugas
kekhalifahan, manusia sendiri bertanggungjawab untuk merealisasikan
proses pendidikan Islam (yang hakikatnya proses dan fungsi rubbubiyah
Allah) tersebut dalam dan sepanjang kehidupan nyata di muka bumi ini.

3. Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya


Manusia yang menjadi objek pendidikan Islam ialah manusia yang
telah tergambar dan terangkum dalam Al-Qur’an dan hadist. Potret manusia
dalam pendidikan sekuler diserhakan pada orang-orang tertentu dalam
msyarakat atau pada seorang individu karena kekuasaanya, yang berarti
diserahkan kepada angan-angan seseorang atau sekelompok orang semata.
Dengan demikian, manusia dalam pendidikan sekuler bersifat spekulatif.
Manusia dalam pandangan Al-Quran dan Hadis adalah manusia yang
lengkap, terdiri dari unsur jasmani dan rohani, unsur jiwa dan akal, unsur nafs
dan qalb.
Pendidikan Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah
kesempurnaan potensi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi
kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian
fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual
peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan Allah.
Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran. Pendidik harus mengembangkan baik kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional maupun spiritual secara simultan secara
simultan.pendidik jangan cepat puas melihat peserta didik yang memiliki
kompetensi kognitif sebelum ia dapat memeiliki akhlak terpuji dan tekun
beribadah. Begitu juga sebaliknya, semua komponen kemanusiaan peserta
didik harus dikembangkan secara simultan agar peserta didik menjadi
manusia yang utuh.9

4. Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama

9
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: AMZAH, 2011), hlm 213
9

Pendidikan Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk


menumbuhkan dan memantapkan kecenderungan tauhid yang telah menjadi
fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun ke arah itu. Oleh
karena itu, pendidikan Islam selalu menyelenggarakan pendidikan agama.
Namun, agama di sini lebih kepada fungsinya sebagai sumber moral nilai.
Dengan pengertian ini, titik berat pengajaran agama bukan pada kedudukan
tekhnisnya sebagai suatu disiplin ilmu, melainkan dalam rangka pencerdasan
manusia dan penanaman nilai dan moral yang sesuai dengan nilai-nilai
ketuhanan dan prinsip-prinsip kemanusiaan yang menjadi esesnsi ajaran
agama. Dengan demikian, akan terbentuk manusia yang “mengerti” akan
posisinya sendiri.
Sesuai dengan ajaran Islam pula, pendidikan Islam bukan hanya
mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan
jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan semuanya itu dengan kerangka
praktik (‘amaliyyah) yang bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama
dalam Islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam
pengertian esensinya yang bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering
dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.

5. Prinsip Terbuka
Dalam Islam diakui adanya perbedaam manusia. Akan tetapi,
perbedaan hakiki ditentukan oleh amal perbuatan manusia (QS, Al-Mulk : 2),
atau ketakwaan (QS, Al-Hujrat : 13). oleh karena itu, pendidikan Islam pada
dasarnya bersifat terbuka, demokratis, dan universal. menurut Jalaludin yang
dikutip oleh Bukhari Umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan
Islam ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif dar
luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dengan
tetap menjaga dasar-dasarnya yang original (shalih), yang bersumber pada
Al-Qur’an dan Hadist.
Dengan prinsip ini. Pendidikan islam tidak kaku dan tidak menutup diri
dari segala bentuk perkembangan yang terjadi didunia luar. Ide-ide cerdas,
pemikiran-pemikiran positif-konstruktif, dan teknologi modern yang
menguntungkan kepada perkembangan umat dan pendidikan Islam dapat dan
bahkan harus diterima oleh Pendidikan Islam. Penerimaan tersebut dilakukan
setelah diyakini hal itu tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Al-Qur’an.

6. Menjaga Perbedaan Individual


Perbedaan individual (individual differences) antara seorang manusia
dengan orang lain dikemukakan oleh Al-Qur’an dan hadist. Sebagai contoh:
10

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah


menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna
kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (QS. Ar-Rum : 22)
Artinya : “Perhatikanlah bagaimana kami lebihkan sebagian dari
mereka atas sebagian (yang lain)”. (QS. Al-Isra’ (17): 21)
Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan
tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaanya
masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H.
Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjang sejarahnya telah
memlihara perbedaan individual yang dimiliki oleh peserta didik.
Untuk mengakomodasi perbedaan tingkat kemampuan peserta didik,
pendidik dapat menggunakan metode pengulangan dan pengayaan. Peserta
didik yang rendah tingkat kemampuan belajarnya diberi kesempatan untuk
mengulang, sedangkan yang cerdas diberi pengayaan sehingga merasa
dihargai karena prestasinya.
7. Prinsip Pendidikan Islam adalah Dinamis
Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam
tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk
selalu memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman. Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon terhadap
kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan perkembangan dan
perubahan sosial. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam
yang memotivasi untuk hidup
Pada hakikatnya pendidikan itu merupakan proses perubahan tingkah
laku, oleh krena itu pendidikan memerlukan kedinamisan. Dalam pendidikan
islam nilai-nilai yang diambil dalam al quran dan Sunnah tersebut
diiinternalisasikan kepada pseserta didik melalui proses pendidikan.
8. Prinsip Pendidikan Islam Pendidikan Yang Universal.
Prinsip ini maksudnya adalah pandangan yang menyeluruh pada
seluruh aspek kehidupan manusia. Agama islam yang menjadi dasar
pendidikan islam itu bersifat menyeluruh terhadap wujud, alam, dan hidup.
Pendidikan islam yang berdasarkan prinsip ini bertujuan untuk
menumbuhkan, mengembangkan, dan membangun segala aspek kepribadian
manusia dan segala potensi dan dayanya. Juga mengembangkan segala segi
kehidupan dalam masyarakat, seperti social budaya, ekonomi, politik, dan
berusaha turut juga ikut menyelesaikan masalah-masalah masyarakat masa
kini dan bersiap mengahadapi tuntutan-tuntutan masa depan dan
mememlihara sejarah dan kebudayaan.
11

Menurut Muhammad Munir Mursy, yang dimaksud dengan prinsip ini


adalah islam itu hendaknya meliputi seluruh aspek kepribadian manusia dann
hendaknya meliputi seluruh aspek jiwa, badan, dan akal, sehingga nantinya
pendidikan islam itu diarahkan pada pendidikan jjasmani, pendidikan jiwa,
dan pendidikan akal.10
Implikasinya dalam pendidikan adalah bahwa pendidikan islam
haruslah meliputi seluruh diemensi kehdupan manusia dan tidak boleh hanya
memberi penekanan kepada salah satu dimensi saja dan meninggalkan
dimensi yang lainnya. Dalam pendidikan islam diperkukan suatu model
(pattern) system yang menyeluruh baik dalam pelembagaan pendidikan yang
berjennjjang dan berfariasi maupun dalam penerapan metode pendidikan
sehingga dapat mengikuti model supra system dan terlahirlah system one for
all system.

9. Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu


Sebagai disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas pokok mengilmiahkan
wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam
sumber-sumber pokoknya dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan
ulama atau ilmuwan muslim.
Dunia ilmu pengetahuan yang akademik telah menetapkan norma-
norma, syarat-syarat dan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu
yang ilmiah. Persyaratan keilmuwan yang ditetapkan itu nampak terlihat
sekuler, dalam arti bahwa mengilmiahkan suatu pandangan/konsep dalam
banyak seginya, yang melibatkan nilai-nilai ke-Tuhanan dipandang tidak
rasional, tapi metafisik dan tidak dapat dijadikan dasar pemikiran sistematis
dan logis. Nilai-nilai ke-Tuhanan berada di atas nilai keilmiahan dari ilmu
pengetahuan. Agama adalah bukan ilmu pengetahuan.
Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan islam merupakan sekumpulan
ide-ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui
pengalaman dan pengetahuan. Jadi mengalami dan mengetahui merupakan
pengokoh awal dari konseptualisasi itu. Untuk itu Adam diajar nama-nama
benda terlebih dahulu sebagai dasar konseptual bagi pembentukan ilmu
pengetahuan.
Dengan demikian maka ilmu pendidikan islam dapat dibedakan antara
ilmu pendidikan teoritis dan ilmu pendidikan praktis. Ada tiga komponen
dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada gilirannya
dapat dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen dasar
itu ialah:

10
Muhammad Munir Mursy, Tarbiyah al-Islamiyah, Qahirah: Alam al-Kutub, 1982)
hal.57-58.
12

1. Tujuan pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan
sama bagi seluruh umat islam sehingga bersifat universal. Tujuan
pendidikan islam adalah azasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak
metode dan materi pendidikan islam. Tujuan pendidikan islam yang
universal itu telah dirumuskan dalam Seminar pendidikan Islam se-Dunia
di Islamabad pada tahun 1980 yang disepakati oleh seluruh ulama ahli
pendidikan islam dari Negara-negara islam.
2. Metode pendidikan islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif
dalam proses pencapaian tujuan pendidikan islam itu.
3. Irama gerak yang harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam
proses akan mengalami vakum bila tanpa kehadiran nilai atau idea.

10. Prinsip Kontinuitas dan Berkelanjutan (Istiqamah)


Dari prinsip inilah kemudian dikenal konsep pendidikan seumur hidup
(long life education). Belajar dalam Islam adalah satu kewajiban yang tidak
pernah dan tidak boleh berakhir. Seruan membaca (iqra) yang ada dalam Al-
Quran merupakan perintah yang tidak mengenal batas waktu. Dengan
menuntut ilmu secara continue dan terus-menerus, diharapkan akan muncul
kesadaran pada diri manusia akan diri dan lingkungannya, dan juga kesadaran
akan Tuhannya.11

Artinya: “Maka barang siapa bertaubat (di antara penuri-pencuri) sesudah


melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah
menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”(QS Al-Ma’idah [5]:39).

11
Novan A Wiyani, , Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012) hlm 18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip
sebagai dasar pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian,
mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Adapun dasar dapat diartikan asas,
pokok atau pangkal (sesuatu pendapat aturan dan sebagainya). Dengan demikian
prinsip dasar pendidikan Islam bermakna pandangan yang mendasar terhadap
sesuatu yang menjadi sumber pokok sehingga menjadi konsep, nilai dan asas
bangunan pendidikan Islam. Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam adalah
aspek-aspek fundamental yang menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan
Islam sehingga ia membedakannya dengan pendidikan non-Islam
Prinsip pendidikan Islam adalah prinsip integral dan seimbang, prinsip
bagian proses Rubbubiyah, Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya,
Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama, Prinsip Terbuka, Menjaga Perbedaan
Individual, Prinsip Pendidikan Islam adalah Dinamis, Prinsip Pendidikan Islam
Pendidikan Yang Universal, Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu.

B. Saran
Dari penulisan yang dilakukan di IAIN Tulungagung dan di pusat belajar
bersama IAIN Tulungagung maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
Untuk para pembaca : marilah kita menciptakan inovasi-inovasi baru yang
berguna bagi diri sendiri dan orang lain, dan juga kembangkanlah makalah ini
agar dapat menjadi kesempurnaan.

13

Anda mungkin juga menyukai