Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki dua dimensi yaitu
dimensi ruhani dan meterial. Manusia pada sisi materi dituntut agar dapat memepertahankan
keberlangsungan hidup di dunia. Pada sisi lain ia juga dituntut mempertahankan sisi
ruhaninya, agar ada keseimbangan, tidak berlebihan pada sisi materi atau sisi ruhaninya.

Untuk menyeimbangkan dua dimensi diatas manusia berusaha untuk melakukan


segala hal yang dianggap penting demi menjaga dua dimensi tersebut agar tidak berubah dari
fungsinya. Salah satu caranya adalah melalui pendidikan islam, yang mana pendidikan ini
membantu manusia mengembangkan potensi yang dimilikinya terkondisi secara maksimal.

Pendidikan islam harus disandarkan pada telaah filosofis antropologis, yang


menjadikan Al-Qur’an dan Al-Sunnah sebagai dasarnya. Pentingnyan melihat aspek filosofis
antropologis yang berdasar pada sumber hukum islam ini dengan pertimbangan karena
melihat situasi dan kondisi sosiologis yang sedang mengalami pergeseran nilai pada setiap
ruas dan sendi kehidupan manusia, termasuk nilai-nilai budaya yang mulai tercabut dari
akarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dasar-dasar pendidikan Islam?
2. Apa saja sumber-sumber pendidikan Islam?
3. Apa saja tujuan pendidikan Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dasar-dasar pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui sumber-sumber pendidikan Islam
3. Untuk megetahui tujuan pendidikan Islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar-dasar Pendidikan Islam

Yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah pandangan hidup yang melandasi
seluruh aktifitas pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah ideal dan fundamental,
maka diperlukan landasan pandangan hidup yang kukuh, serta tidak mudah berubah,
karena diayakini memiliki kebenahan yang teruji oleh sejarah.

Selanjutnya, karena pandangan hidup seorang muslim berdasarkan pada Al-


Qur’an dan Al-Sunnah maka yang menjadi dasar pendidikan islam adalah Al-Qur’an dan
Al-Sunnah tersebut. Hal demikian dilakukan karena dalam teologi umat islam Al-Qur’an
dan Al-Sunnah diyakini mengandung kebenaran mutlak yang bersifat universal dan abadi
sehingga secara akidah diyakini oleh pemeluknya akan selalu sesuai dengan fitrah
manusia, artinya memenuhi kebutuhan manusia kapan dan dimana saja.1

Dari sekian banyak nilai yang terkandung didalam Al-Qur’an dapat


diklasifikasikan ke dalam nilai dasar dan nilai instumental.nilai dasar adalah nilai yang
ada dengan sendirinya, bukan sebagai Akhlak bagi nilai yang lain. Nilai yang memiliki
posisi paling tinggi adalah tauhid. Dengan dasar tauhid seluruh pendidikan islam dijiwai
oleh norna-norma ilhahiyah dan sekaligus dimotivasi sebagai ibadah.

Dalam pandangan Al-Qur’an dan Al-Sunnah, masalah tauhid adalah masalah


yang pokok. Ibn Ruslan misalnya, mengatakan bahwa yang pertama diwajibkan bagi
seorang muslim adalah mengetahui Tuhannya dengan penuh keyakinan.2

Dasar pendidikan islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk


merealisasikan dasar ideal atau sumber pendidikan islam. Penentuan dasar tersebut juga
menjadikan filsafat sebagai induk dari segala dasar. Dalam islam, dasar operasional
segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi bingkai bagi setiap aktivitas yang
bernuansa keislaman. Dengan agama maka semua aktivitas kependidikan menjadi
1
Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hlm. 39.
2
Ibid, hlm. 41.
bermakna, mewarnai dasar lain dan bernilai ubudiyah. Dasar operasional pendidikan
Islam terdapat tujuh macam yaitu :

1. Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar berorientasi pada pengalaman pendidikan
masalalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan,
agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik. Dasar ini juga
dapatdijadikan acuan untuk memprediksi masa depan, karena dasar ini
memberi data input tentang kelebihan dan kekurangan kebijakan serta maju
mundurnya prestasi pendidikan yang telah ditempuh.3
2. Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosial budaya yang
mana dengan sosial budaya itu pendidikan dilaksanakan. Dasar ini juga
berfungsi sebagai tolak ukur dalam prestasi belajar. Artinya tinggi rendahnya
suatu pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi outpun pendidikan
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
3. Dasar Ekonomi
Dasar ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi
finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta bertanggung jawab
terhadap rencana dan anggaran pembelanjaannya. Oleh karena pendidikan
dianggap sebagai sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial dalam
menghidupkan pendidikan harus bersih, suci dan tidak bercampur dengan
harta benda yang syubhat. Ekonomi yang kotor akan menjadikan
ketidakberkahan hasil pendidikan.4
4. Dasar Politik dan Administratif
Dasar politik dan administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai
ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan
yang dicita-citakan dan direncanakan bersama. Dasar politik menjadi penting
untuk pemerataan pendidiakan,baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dasar ini juga berguna untuk menentukan kebijakan umum dalam rangka

3
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2006), hlm. 44.
4
Ibid, hlm. 45.
mencapai kemaslahatan bersama, bukan hanya kemaslahatan untuk golongan
atau kelompok tertentu. Sementara dasar administrasi berguna untuk
memudahkan pelayanan pendidikan agar dapat berjalan dengan lancar tanpa
ada gangguan teknis dalam pelaksanaannya.
5. Dasar Psikologi
Dasar psikologi adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat,
minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga
administrasi, serta sumber daya manusia yang lain. Dasar ini berguna untuk
mengetahui tingkat kepuasan dan kesejahteraan batin pelaku pendidikan, agar
mereka mampu meningkatkan prestasi dan kompetisi dengan cara yang baik
dan sehat. Dasar ini pula yang memberikan suasana batin yang damai, tenang,
dan indah dilingkungan pendidikan, meskipun dalam kedamaian dan
ketenangan itu senantiasa terjadi dinamika dan gerak cepat untuk lebih maju
bagi pengembangan lembaga pendidikan.
6. Dasar Filosofis
Dasar filosofis adalah dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik,
memberi arah suatu sistem,mengontrol dan memberi arah kepada semua
dasar-dasar operasional lainnya. Bagi masyarakat sekuler dasar ini menjadi
acuan terpenting dalam pendidikan, seabab filsafat bagi mereka merupakan
induk dari segala dasar pendidikan.sementara bagi masyarakat religius, seperti
masyarakat muslim, dasar ini sekadar menjadi bagian dari cara berpikir
dibidang pendidikan secara sistemik, radikal,dan universal yang asas-asasnya
diturunkan dari nilai ilahiyah.5
7. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini
secara detail telah dijelaskan pada sumber pendidikan islam. Dasar ini
menjadi penting dalam pendidikan islam, sebab dengan dasar ini maka semua
kegiatan pendidikan menjadi bermakna. Agama menjadi bingkai bagi semua
dasar pendidikan islam. Aplikasi dasar yang lain merupakan bentuk realisasi
diri yang yang bersumberkan dari agama dan bukan sebaliknya. Apabila

5
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan..., hlm. 46.
agama islam menjadi bingkai bagi dasar pendidikan islam, maka semua
tindakan kependidikan dianggap sebagai suatu ibadah, sebab ibadah
merupakan aktualisasi diri yang paling ideal dalam pendidikan islam.6

B. Sumber Pendidikan Islam

C. Tujuan Pendidikan Islam

Setiap usaha biasanya mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Suatu
usaha yangtidak bertujuan tidak akan memiliki arti apa-apa.dengan kata lain tujuan
merupakan batas cita-cita yang diinginkan dalam suatu usaha.oleh karena itu,sebelum
memulai suatu pebuatan, perlu diawali dengan menetapkan tujuan yang hendak dicapai. 7

Tujuan pendidikan islam tidak lepas dari kaitannya dengan eksistensi hidup
manusia sebagai wakilnya khalifah Allah SWT. di muka bmi. Salah satu fungsi dan tugas
seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam memelihara, mengatur,dan
mengembangkan potensi dasar yang beragam. Sebab tujuan pendidikan harus diarahkan
kepada kemampuan hodup peserta didik dalam hal memberdayakan potensi dirinya ia
harus bersikap aktif dalam menentukan perencanaan, perjalanan hidupnya, sehingga pada
gilirannya mampu menangani realitas yang melahirkan fenomena-fenomena baru.8

Tujuan-tujuan pendidikan Islam dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Menghantarkan manusia pada bakat-bakat alaminya (innate tallent), sehingga


ia akan mengevaluasi diri dalam semesta dan masyarakat tempat tinggalnya.
2. Menyadarkan manusia akan penciptanya yakni atas dasaryang bernalar,
sehingga akan membuahkan hubungan-hubungan yang sehat, membantu
menumbuhkan perssonalitas orang beriman dan memotivasi timbulnya visi
kehidupan dunia dan alam akhirat yang benar dalam dirinya.
3. Menanamkan dalam diri manusia tentang hubungan yang harmonis dengan
alam semesta dan memperkokoh ikatan kemanusiaan melalui peningkatan rasa
estetika.
6
Abdul Mujib, hlm. 47.
7
Mohammad Kosim, Ilmu Pendidikan Islam, (STAIN Pamekasan Press, 2009), hlm. 32.
8
Dayun Riyadi, IlmuPendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), hlm. 59.
4. Menciptakanpemahaman islam yang sisitematis yang menuntut manusia pada
kesesuaian setiap pemikiaran dan perbuatannya berdasarkan tata aturan dan
prinsip islam.9
5. Membentuk kepribadian yang seimbang yang dalam bidang wewenangnya
memiliki unsur-unsur material, spiritual dan konseptual atas dasar yang serasi.
6. Mengembangkan mengembangkan sumber daya manusia untuk dapat
dimanfaatkan bagi kemaslahatan umat manusia.
7. Menuntut manusia ke arah metode berpikir ilmiah serta penguasaan ilmu
danpengetahuan serta membantu anak-anak baik kaum muda serta memberi
mereka semangat menuntut ilmu, keahlian dan spesialisasi dalam berbagai
bidang.
8. Menyiapkan manusia untuk berperan serta dalam pembentukan masyarakat
dan kehidupan yang islami, juga memberikan mereka kesempatan untuk hidup
dibawah naungan sistem islam.
9. Meneliti sejarah umat islam dengan cermat, menulisnya dengan gaya
sederhana yang mudah dipahami dan terlepas dari motif-motif politik apapun.
10. Mendidik anak-anak dari kaum muda serta melatih mereka untuk memelopori
aktivitas sosial agar dapat menguasai peran-peran khusus dan bakat-bakat
yang semikian harus dapat ditanamkan dalam rangka menyerukan manusia
pada risalah Allah SWT., yakni pesan kebaikan dan kedamaian.10
11. Mengukuhkan ikatan persaudaraan antara kaum muslimin dan memberi titik
tekan pada ketulusan dalam iman, bermasyarakat dan secara luas dalam
kehidupan umat islam.

Tujuan-tujuan pendidikan islam di atas adalah yang paling utama dan


untuk mencapai seperangkat tujuan tersebut, beberapa lembaga dan kelompok
ikut serta dalam tugas pendidikan dan masing-masing berdasarkan pada
kemampuan dan tanggung jawab.11

9
Dayun Riyadi, Ilmu Pendidkan..., hlm. 60.
10
Ibid, hlm. 61
11
Dayun Riyadi, hlm. 62.
Tujuan pendidikan islam dibagi atas beberapa tahap dan tingkatan yaitu,
tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional. Tujuan
umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik
dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini berbeda pada setiap tingkat,
umur, kecerdasan dan situasi. 12

Adapun dalam tujuan pendidikan islam pada tingkat ini adalah


membentuk insan kamil dengan pola takwa yang menggambarkan pada pribadi
seseorang yang sudah terdidik, yakni dengan:

1. Tujuan akhir, maksud tujuan ini adalah tujuan yang diharapkan


berlangsung seumur hidup.
2. Tujuan sementara, adalah tujuan yang akan dicapai dengan sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam kurikulum pendidikan
formal.

Tujuan operasional, tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah


kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan dipikirkan
akan mencapai tujuan tertentu. Pada tujuan ini anak dituntut kemampuan dan
keterampilan tertentu yang merupakan sebagian kemampuan dan keterampilan
insan kamil.13

Dalam tataran praktis, terutama di tingkat institusional dan instruksional,


tujutan akhir pendidikan islahm harus diterjemahkan menjadi sejumlah tujuan
lebih khusus agar lebih mudah dicapai, misalnya diwujudkan ke dalam tujuan
institusional, tujuan kulikuler, dan tujuan instruksional. Tujuan istitusional
merupakan tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga. Tujuan
kurikuler merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu mata pelajaran
tertentu. Sedangkan tujuan istruksional adalah tujuan yang hendak dicapai setelah
suatu mata pelajaran tertentu disampaikan.14

12
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 30.
13
Ibid, hlm. 33.
14
Mohammad Kosim, Ilmu Pendidikan..., hlm. 38.

Anda mungkin juga menyukai