Anda di halaman 1dari 20

Konsep Kurikulum

dalam Pendidikan
Islam

Kelompok 5
1. Regina Sahan Putri (1800003053)
2. Sri Rahayu (1800003063)
3. Putri Masyitoh(1800003064)
4. Ellinia Ika Gustiani (1800003072)
5. Tria Widya Praptiwi (1800003075)
6. Sani Ulva Rahayu (1800003077)
Konsep Kurikulum dalam
Pendidikan Islam
1. Pengertian dan ruang lingkup kurikulum Pendidikan Islam
2. Prinsip umum dasar kurikulum Pendidikan Islam
3. Asas-asas kurikulum dalam Pendidikan Islam
4. Ciri-ciri kurikulum dalam Pendidikan Islam
5. Prinsip-prinsip kurikulum dalam Pendidikan Islam
6. Kurikulum Pendidikan Islam hasil koferensi internasional
tentang Pendidikan islam dan implikasinya dalam Pendidikan.
1.Pengertian dan ruang lingkup kurikulum dalam
Pendidikan Islam
Pengertian Kurikulum dalam pendidikan Islam

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pembelajaran, dan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang berfungsi untuk
mengoptimalkan perkembangan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Pendidikan islam merupakan bahan-bahan Pendidikan islam berupa kegiatan, pengetahuan,
dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai
tujuan Pendidikan islam. Kurikulum pendidikan islam adalah suatu rancangan dan konsep yang dijadikan
pedoman dalam proses pendidikan serta pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam pendidikan islam
(Rohman, 2021:37).
Ruang lingkup materi kurikulum Pendidikan islam

Dalam ruang lingkup materi kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan beberapa hubungan diantaranya
sebagai berikut:
1. Hubungan dengan Allah Swt.
Hubungan vertikal antara insan dengan khaliknya mendapat prioritas pertama dalam kurikulum ini, karena pokok
ajaran inilah yang pertama-tama perlu ditanamkan kepada peserta didik. Tujuan kurikulum yang hendak dicapai
dalam hubungan manusia dengan Allah swt. Ini mancakup segi keimanan, rukun Islam, dan ihsan. Termasuk
didalamnya membaca Al Qur‘an dan menulis huruf AlQur‘an.
2. Hubungan Manusia dengan Manusia
Aspek pergaulan hidup manusia dengan sesamanya sebagai pokok ajaran agama Islam yang penting ditempatkan
pada prioritas kedua dalam urutan kurikulum ini. Tujuan kurikulum yang hendak dicapai dalam kurikulum ini
mencakup segi kewajiban dan larangan dalam hubungan dengan sesama manusia segi hak dan kewajiban di dalam
bidang pemilikan dan jasa, kebiasaan hidup bersih dan sehat jasmani dan rohani dan sifat-sifat kepribadiannya
yang baik.
3. Hubungan Manusia dengan Alam
Agama Islam banyak mengajarkan kepada kita tentang bagaimana alam sekitar, dan manusia diberi mandat oleh
Allah Swt. Sebagai khalifah di muka bumi. Manusia boleh menggunakan dan mengambil manfaat dari alam
menurut garis-garis yang telah ditentukan agama. Dalam kurikulum pendidikan agama Islam yang sudah-sudah
aspek ini dimasukkan.
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam adalah yang
bersifat integrated dan komperehensif serta menjadikan Al-Qur‘an dan As-Sunnah sebagai pedoman
utama dalam hidup. Sebagaimana kita ketahui ajaran pokok Islam adalah meliputi: masalah Aqidah
(keimanan), syari‘ah (keIslaman), dan akhlak (ihsan). Ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian
dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al-Qur‘an dan Al-Hadits serta ditambah lagi
dengan sejarah Islam (tarikh) (Rohman, 2021:45).

1) Tauhid (ketuhanan), suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing untuk dapat
mengetahui, meyakini dan mengamalkan akidah Islam secara benar.
2) Akhlak; Mempelajari tentang akhlak-akhlak terpuji yang harus di teladani dan tercela yang harus
dijauhi. Serta mengajarkan pada peserta didik untuk membentuk dan mengamalkan nilai-nilai
Islam dalam bentuk tingkah laku baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia maupun
manusia dengan alam.
3) Fiqih/Ibadah; merupakan pengajaran dan bimbingan untuk mengetahui syari‘at Islam yang di
dalamnya mengandung perintah-perintah agama yang harus diamalkan dan larangan yang harus
dijauhi. Berisi norma-norma hukum, nilai-nilai dan sikap yang menjadi dasar dan pandangan
hidup seorang muslim, yang harus di patuhi dan dilaksanakan oleh dirinya, keluarganya dan
masyarakat lingkungannya.
4) Studi Al Qur‘an; merupakan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran membaca dan
mengartikan/menafsirkan ayat-ayat Al Qur‘an tertentu yang sesuai dengan kepentingan siswa
menurut tingkat sekolah yang bersangkutan. Sehingga dapat dijadikan modal kemampuan untuk
mempelajari, meresapi dan menghayati pokok-pokok kandungan dan mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Al Hadits; seperti halnya Al Qur‘an diatas merupakan perencanaan dan pelaksanaan program
pengajaran membaca dan mengartikan hadits-hadits tertentu sesuai dengan kepentingan siswa.
Sehingga siswa dapat mempelajari, menghayati dan menarik hikmah yang terkandung di
dalamnya.
6) Tarikh Islam; memberikan pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Islam, meliputi masa
sebelum kelahiran Islam, masa Nabi dan sesudahnya baik dalam daulah Islamiyah maupun pada
negara-negara lainnya di dunia, khususnya perkembangan agama Islam di tanah air.
2. Prinsip Umum Dasar Kurikulum
Pendidikan Islam
Menurut Asmariani (2014) prinsip umum dasar kurikulum pendidikan islam adalah sebgai berikut:
a. Prinsip Relevansi, dalam membuat kurikulum hendaknya memeperhatikan kebutuhan lingkungan
masyarakat sekitar dan anak didik, agar nantinya berguna bagi siswa untuk bersa- ing dalam dunia kerja
yang akan datang. Dan tak kalah pent- ing harus sesuai dengan perkembangan tekhnologi agar selaras dalam
usaha mebangun negara.
b. Prinsip Fleksibilitas, dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksud- kan bahwa, kurikulum hendaknya
mempunyai kelenturan. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam
pelaksanaannya memungkinkan ter- jadinya penyesuaiaan-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah. Waktu
maupun kemampuan dan latar belakang anak. Kurku- lum ini mempersiapkan anak untuk masa sekarang dan
yang akan datang. Kurikulum tetap fleksibel dilaksanakan ditempat manapun, bahkan bagi anak yang
memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda.
c. Prinsip Kontinuitas, perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak
terputus-putus. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang disediakan kuriku- lum juga hendaknya
berkesinambungan antara suatu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang dengan jenjang
lainnya, juga antar jenjang pendidikan dengan pekerjaananya.
d. Prinsip Efisiensi, untuk menyelesaikan suatu program diper- lukan waktu, tenaga dan biaya yang
kadang-kadang sangat besar jumlahnya. Yang kesemuannya itu sangat bergantung kepada banyak
program yang akan diselesaikan. Hal ini yang dikatakan bahwa usaha yang dilakukan itu efisien. Jadi
efisiensi merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan pengeluaran yang diharapkan paling
tidak menunjukkan hasil yang seimbang. Dengan kata lain prinsip ekonomis ini harus diterapkan
dengan tenaga, waktu dan biaya sedikit atau sekecil mungkin untuk mendapakan hasil yang optimal.
e. Prinsip Efektifitas, walaupun kurikulum tersebut harus seder- hana dan murah tapi keberhasilan tetap
harus diperhatikan. Dan pengembangan kurikulum tidak terlepas dan merupakan penjabaran dari
perencanaan pendidikan, yang merupakan penjabaran dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di-
bidang pendidikan. Pada dasarkan kurikulum berisikan em- pat aspek utama tujuan-tujuan pendidikan
atau kompetensi, isi pendidikan dan pengalaman belajar serta penilaian.
3. Asas-asas kurikulum dalam
Pendidikan Islam
Pada umumnya dalam merencanakan sebuah kurikulum kita dapat berpegang pada dasar-
dasar pemikiran yang pada umumnya telah dilakukan dalam penyusunan kurikulum,
yang pertama asas agama, kedua filosofis, ketiga asas psikologis, keempat asas
sosiologis, kelima asas organisatoris, dan keenam asast teknologi. Dalam pengembangan
kurikulum juga harus melibatkan masyarakat sehingga terbentuk kurikulum yang ideal
dan sistematik sesuai dengan kebutuhan mereka agar dapat berjalan secara terstruktur,
efektif, dan efisien.
1. Asas religius/agama 2. Asas Filosofis

Kurikulum pendidikan Islam yang diterapkan Asas ini berkaitan dengan nilai yang merupakan
berdasarkan nilai-nilai ilahiyah sehingga dengan pandangan seseorang tentang sesuatu terutama
adanya dasar ini kurikulum diharapkan dapat berkaitan dengan arti kehidupan. Keyakinan tentang
menolong peserta didik untuk membina iman yang kebenaran sebagai pegangan dapat menuntun guru
kuat, teguh terhadap ajaran agama, berakhlak mulia mengerjakan tugas sehari-hari dengan lebih berarti
dan melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di untuk muridnya. Oleh karena itu sudah seharusnya
dunia dan akhirat. kurikulum berkaitan erat dengan filsafat Pendidikan
karena dapat menentukan tujuan yang hendak dicapai
3. Asas Psikologis dengan alat yang disebut kurikulum. Dalam
penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu
Dasar dari psikologis ialah dasar yang memberikan adalah filsafat Pendidikan Pancasila. Filsafat
prinsip tentang perkembangan anak dalam berbagai Pendidikan dijadikan dasar dan terarah, sedang
aspek serta caranya dalam belajar. Asas ini memiliki pelaksanaannya melalui Pendidikan. Asas filosofis
arti bahwa kurikulum Pendidikan islam hendaknya dalam pengembangan kurikulum pada hakikatnya
disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan adalah menentukan tujuan umum dari pendidikan.
pada pertumbuhan dan perkembangan anak didik,
tahap kematangan bakat jasmani, intelektual, Bahasa,
emosi dan sosial, kebutuhan, minat, kecakapan,
perbedaan individual dan aspek lainnya yang
berhubungan dengan aspek-aspek dalam psikologis.
4. Asas Sosiologis 5. Asas Organisatoris

Asas ini berkaitan dengan penyampaian, proses Asas ini berkaitan dengan bentuk penyajian bahan
sosialisasi individu dan rekontruksi. Masyarakat pelajaran yakni organisasi kurikulum. Menurut
mempunyai norma-norma, ada juga kebiasaan yang harus Gestalt, prinsip keseluruhan mempengaruhi organisasi
dikenal dan diwujudkan anak-anak dalam kelakuannya. kurikulum yang telah disusun secara unit, tidak ada
Dalam asas ini juga harus dijaga keseimbangan antara batasan antar mata pelajaran. Dilihat dari
kepentingan anak sebagai individu dengan kepentingan organisasinya, ada tiga bentuk tipe kurikulum :
anak sebagai anggota masyarakat. Landasan sosial-  Kurikulum yang berisi beberapa mata pelajaran
budaya ternyata bukan hanya digunakan untuk yang terpisah-pisah.
mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional, tetapi  Kurikulum yang berisi beberapa mata pelajaran
juga bagi guru dalam pembinaan kurikulum tingkat yang sejenis dihubungkan.
sekolah atau tingkat pengajaran.  Kurikulum yang terdiri dari peleburan
semua/hampir semua mata pelajaran.

6. Asas Teknologi

Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi Pendidikan. Peningkatan dalam penggunaan teknologi
Pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat efektivitas dan efisien belajar mengajar. Dengan maju dan
berkembangnya teknologi informasi, diharapkan belajar mengajar dapat dilakukan sendiri, sistem penyampaian
ilmu pengetahuan tidak harus dengan tatap muka antara guru dan siswa.
4. Ciri-ciri Kurikulum
dalam Pendidikan Islam
Menurut Hasan Langgulang (dalam Adica, 2021), ciri kurikulum agama islam sebagai berikut.

1. Menonjolnya tujuan agama dan akhlak pada 2. Kurikulum yang benar-benar mencerminkan semangat,
berbagai tujuan tujuannya dan kandungan- pemikiran, dan ajaran-ajarannya adalah kurikulum yang
kandungan, metode-metode, alat-alat dan luas dan menyeluruh dalam perhatian dan kandungannya.
tekniknya bercorak agama. Segala yang Di samping itu dia juga luas dalam perhatiannya. Ia
diajarkan dan diamalkan dalam lingkungan memperhatikan perkembangan dan bimbingan terhadap
agama dan akhlak dan berdasara pada Al segala aspek pribadi peserta didik dari segi intelektual,
Qur’an, Sunnah, dan peninggalan orang- psikologis, sosial dan spiritual. Di samping menaruh
orang terdahulu yang saleh. Dan perhatian kepada pengembangan dan bimbingan terhadap
dimaksudkan dengannya mencapai tujuan- aspek spiritual bagi pelajar, dan pembinaan aqidah yang
tujuan agama dan akhlak atau tujuan-tujuan benar padanya, menguatkan hubungan dengan tuhannya,
kemanfaatan yang tidak bertentangan menghaluskan akhlaknya, melalui kajian terhadap ilmu-
dengan agama dan akhlak. ilmu agama, latihan spiritual dan mengamalkan syiar-
syiar agama dan akhlak Islam.
3. Kurikulum dalam 4. Kurikulum pendidikan islam 5. Ciri–ciri kelima adalah berkaitan
pendidikan islam cenderung pada seni-halus, antara kurikulum dalam pendidikan
sebagaimana ia terkenal aktivitas pendidikan jasmani, islam dengan kesediaan peserta didik
dengan menyeluruhnya latihan militer, pengetahuan dan minat, kemampuan, kebutuhan,
perhatian dan teknik, latihan kejuruan, dan perbedaan-perbedaan perorangan
kandungannya, juga bahasa asing, sekalipun atasa diantara mereka. Juga berkaitan dengan
menaruh perhatian untuk dasara perorangan dan juga alam sekitar budaya social dimana
mencapai perkembangan bagi mereka yang memiliki kurikulum tersebut dilaksanakan. Juga
yang menyeluruh, saling kesediaan dan bakat bagi berkaitan dengan kebtuhan-kebutuhan
melengkapi, dan perkara-perkara ini dan dan masalah masyarakat islam yang
seimbang anatara orang mempunyai keinginan untuk selalu berkembang. Begitu juga dengan
dan masyarakat. mempelajari dan melatih diri perkembangan, perubahan dan sifatnya
dalam perkara tersebut. selalu baru sesuai dengan tuntutan
Sebenarnya ciri-ciri ini tidak kehidupan yang selalu berkembang,
membawa perkara baru, berubah dan membaharui diri. Begitu
tetapi hanya menguatkan dua juga dengan pertalian mata pelajaran,
ciri yang lalu, yaitu ciri-ciri tugas-tugas dan perkembangannya
menyeluruh dan yang logis sesuai dengan
keseimbangan. perkembangan yang terus menerus
pada peserta didik.
5. Prinsip-Prinsip Kurikulum
Pendidikan Islam
1. Prinsip berasaskan Islam termasuk ajaran dan nilai- 2. Prinsip mengarah kepada tujuan adalah seluruh aktifitas
nilainya. Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum, dalam kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan yang
termasuk falsafah, tujuan-tujuan, kandungan-kandungan, dirumuskan sebelumnya.
metode meng-ajar, cara-cara perlakuan dan hubungan-
hubungan yang berlaku dalam lembaga-lembaga
pendidikan harus berdasarkan pada agama dan akhlak
Islam.

3. Prinsip (integritas) antara mata pelajaran, pengalaman-


4. Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan
pengalaman dan aktifitas yang terkandung di dalam
dengan lingkungan hidup peserta didik, relevansi
kurikulum, begitu pula dengan pertautan antara
dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang,
kandungan kurikulum dengan kebutuhan peserta didik
relevansi dengan tuntutan pekerjaan.
juga kebutuhan masyarakat.
5. Prinsip fleksibilitas adalah terdapat ruang gerak yang 6. Prinsip integritas adalah kurikulum tersebut dapat
memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak, baik yang menghasilkan manusia seutuhnya, manusia yang mampu
berorientasi pada fleksibilitas pemilihan program mengintegrasikan antara fakultas dzikir dan fakultas
pendidikan maupun dalam mengembangkan program pikir, serta manusia yang dapat menyelaraskan struktur
pengajaran. kehidupan dunia dan struktur kehidupan akhirat.  

7. Prinsip efisiensi adalah agar kurikulum dapat 8. Prinsip kontinuitas dan kemitraan adalah bagaimana
mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lain susunan kurikulum yang terdiri dari bagian yang
secara cermat, tepat, memadai dan dapat memenuhi berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum lainnya,
harapan. baik secara vertikal (penjenjangan, tahapan) maupun
secara horizontal.

9. Prinsip individualitas adalah bagaimana kurikulum 10. Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan
memperhatikan perbedaan pembawaan dan lingkungan demokratis adalah bagaimana kurikulum dapat
anak pada umumnya yang meliputi seluruh aspek pribadi memberdayakan semua peserta didik dalam memperoleh
peserta didik, seperti perbedaan jasmani, watak, pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat
intelegensi, bakat serta kelebihan dan kekurangannya. diutamakan. Seluruh peserta didik dari berbagai
kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung
secara ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan
khusus, berbakat dan unggul berhak menerima
pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya.
11. Prinsip kedinamisan adalah agar kurikulum itu 12. Prinsip keseimbangan adalah bagaimana kurikulum dapat
tidak statis, tetapi dapat mengikuti mengembangkan sikap potensi peserta didik secara
perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan harmonis.  
sosial.

13. Prinsip efektifitas adalah agar kurikulum dapat


menunjang efektiftas pendidik yang mengajar
dan peserta didik yang belajar.
6. Kurikulum Pendidikan Islam Menurut Hasil
Konferensi Internasional Tentang Pendidikan
Islam dan Implikasinya dalam Pendidikan.
Menurut Haidar Putra Daulay (dalam Sembiring 2020), Hasil konferensi Internasional tentang pendidikan dalam Islam
yang berlangsung pada daerah Islamabad, bagian dari pakistan bertepatan dengan 1980 yang membahas mengenai
kurikulum dan ilmu. Dalam konferensi ini berhasil menyusun kurikulum berdasarkan pada tingkatan pendidikan, yaitu:

a. Tingkat dasar b. Tingkat menengah


mata pelajaran yang ditanamkan tingkat dasar ini Subjek pelajaran yang diberikan yaitu studi
adalah Studi Alquran (mencakup tajwid, qira’ah, Alquran, hadits, sejarah Islam, Bahasa Arab,
arti), Diniyyat (studi tentang tauhid, fiqih), sejarah matematika, ilmu kealaman, geografi, sejarah
Islam, cerita atau syair yang berhubungan dengan Islam pada masingmasing negara pelajar yang
akhlak mulia, geografi, matematika, bahasa arab, ditekankan kepada sumbangan Islam terhadap
ilmu alam dan teknik dasar sains. peradan dan kebudayaan mereka.
c. Tingkat Universitas
Pada tingkat universitas ini diletakkan atas dasar mata pelajaran tingkat dasar dan menengah dengan tujuan
pertama,mendalami Islam beserta masyarakat Islam. Kedua, untuk menspesialisasi dari salah satu dari pengetahuan
perennial knowledge dan acquired knowledge. Ketiga menjamin pertumbuhan yang seimbang bagi pribadi mahasiswa
dari mata pelajaran berbagai ilmu pengetahuan. Kurikulum pembelajaran terdiri dari perennial knowledge (ilmu-ilmu
abadi) dan acquired knowledge (ilmuilmu yang diperoleh).

Hasil konferensi pendidikan Islam dunia ini, telah memperinci subjek pelajaran yang diajarkan pada tingkat dasar,
menengah dan tingkat universitas. Penyusunan mata pelajaran yang dijadikan kurikulum itu berlandaskan dari ilmu yang
bersifat tetap yang disebut dengan istilah perennial knowledge kemudian ilmu perolehan atau yang disebut dengan acquired
knowledge. Penyusunan mata pelajaran atau kurikulum dalam konferensi pendidikan Islam ini hanya menekankan kepada
aspek ilmu pengetahuan dan penyusunannya tidak hanya tertumpu pada satu bagian ilmu saja, tetapi berupaya
menyeimbangkan antara dua jenis ilmu.
Kekhawatiran-kekhawatiran yang semenjak masuknya paham sekuler Barat yang mendominasi ilmu pengetahuan maka
pada tahun 1980 dengan mengadakan konferensi dalam pendidikan menurut padangan Islam sedunia ini membahas masalah
kurikulum dalam pendidikan. Hasil daripada konferensi tersebut dapat diimplikasikan bahwa kurikulum dalam lembaga
studi Islam tidak sebatas yang mempelajari keagamaan, namun memasukkan kurikulum yang mempelajari bidang umum
sehingga dapat mengintegrasikan ilmu pengatahuan sesuai dalam konsep Islam. Pengintegrasian tersebut berasal dari
klasifikasi ilmu-ilmu pengetahuan yang bersifat abadi (perennial knowledge) dan yang diperoleh (acquired knowledge)
yang diterapkan dari tingkat dasar, menengah, hingga peruguruan tinggi. Kurikulum yang diterapkan seperti ini juga untuk
menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan yang bersifat agama dan umum.
Daftar Pustaka

Asmariani. 2014. "Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum dalam Perspektif Islam". Jurnal Al-Afkar, 3(2).
hlm 56-85.
Rohman, Nur. 2021. Konsep Kurikulum Pendidikan Islam Dalam Perspektif Ahmad Tafsir. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Noorzanah. 2017. Konsep kurikulum dalam Pendidikan islam. Jurnal kopertais. 15(28):68.
Adica, J.D. (2021, Desember 30). Diambil Kembali dari Silabus.web.id Informasi Pendidikan dan
Kebudayaan: https://www.silabus.web.id/kurikulum-Pendidikan-agama-islam/
Ibrahim & Benny Karyadi. Cet ke-4. 1996. Materi Pokok Pengembangan Inovasi dan Kurikulum. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Muslam. 2008. Pengembangan Kurikulum Agama Islam Teoritis dan Praktis. Semarang: PKP12 Semarang.
Muslam. 2008. Pengembangan Kurikulum Untuk MI/PAI Teoritis dan Praktis. Semarang: PKP12 Semarang.
Moh. Yamin. Manajemen Mutu Kutikulum Pendidikan. Diva Press. Jogjakarta. Th 2009.
Al-Haddad, Muhammad Roihan. (2018). Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam. Jurnal Trabiyah Islamiyah,
3 (1), 57-66.
Sembiring, Irfan Mustofa. 2020. “Pendidikan Islam dalam Perspektif Word Converence On Muslim Education:
Telaah Ontologis, Aksiologis, dan Epistemologis. Al-Ikhtibar, 7, (1). hlm. 723-736.
Terima Kasih

- KELOMPOK 5

Anda mungkin juga menyukai