PENDAHULUAN
Salah satu tugas dari filsafat pendidikan Islam adalah memberikan arah
bagi tercapainya tujuan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan Islam yang akan
dicapai harus direncanakan atau di programkan melalui kurikulum. Oleh karena
itu kurikulum merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan
pada lembaga pendidikan islam. Dengan demikian akan menjadi jelas dan
terencana tentang bagaimana dan apa yang harus diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
Artinya:
“Sesungguhnya anak-anakmu dijadikan untuk generasi yang lain dari generasimu,
dan zaman yang lain dari zamanmu.
Dimensi aksiologi mengarahkan pembentukan kurikulum agar
memberikan kepuasan pada diri peserta didik agar memiliki nilai-nilai yang ideal,
supaya hidup dengan baik dan terhindar dari nilai-nilai yang tidak
diinginkan.Nilai-nilai ideal ini bisa menimbulkan daya guna dan fungsi yang
bermanfaat bagi peserta didik dalam kelangsungan hidup menuju kesempurnaan,
kenyamanan dan dijauhi dari segala sesuatu yang menimbulkan kesengsaraan atau
kerugian.
Tugas ketiga dimensi tersebut merupakan kerangkah dalam perumusan
kurikulum pendidikan islam. Dari berbagai macam filsafat pada dasarnya
memberikan khasana intelektual di bidang kurikulum pendidikan islam lainnya,
semakin banyak pula kontribusi teori dan konsep. Teori dan konsep yang
ditimbulkan dari berbagai macam aliran filsafat tidak dapat begitu saja diterima
2. Asas Sosiologis.
Sekolah berfungsi mempersiapkan anak didiknya agar dapat berperan aktif
dalam masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam
proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat. Dengan demikian dalam konteks ini sekolah tidak hanya berfungsi
untuk mewariskan kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi
sekolah juga berfungsi untuk mempersiapkan anak didik dalam kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum bukan hanya berisi berbagai nilai suatu
masyarakat akan tetapi bermuatan segala sesuatu leh karena itu, kurikulum bukan
hanya berisi berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi bermuatan segala sesuatu
yang dibutuhkan masyarakat.
Kenapa kurikulum harus berubah? demikian pertanyaan yang kerapkali
dilontarkan orang, ketika menanggapi terjadinya perubahan kurikulum yang
terjadi di Indonesia. Jawabannya pun sangat beragam, bergantung pada persepsi
dan tingkat pemahamannya masing-masing. Sepanjang sejarahnya, di Indonesia
telah mengalami beberapa kali perubahan hingga ada kesan di masyarakat bahwa
“ganti menteri, ganti kurikulum”. Perubahan kurikulum pada dasarnya memang
dibutuhkan manakala kurikulum yang berlaku (current curriculum) dipandang
sudah tidak efektif dan tidak relevan lagi dengan tuntutan dan perkembangan
jaman dan setiap perubahan akan mengandung resiko dan konsekuensi tertentu.
Perubahan kurikulum yang berskala nasional memang kerapkali mengundang
sejumlah pertanyaan dan perdebatan, mengingat dampaknya yang sangat luas
serta mengandung resiko yang sangat besar, apalagi kalau perubahan itu
dilakukan secara tiba-tiba dan dalam waktu yang singkat serta tanpa dasar yang
jelas. Namun dalam konteks KTSP, perubahan kurikulum pada tingkat sekolah
justru perlu dilakukan secara terus menerus. Dalam hal ini, perubahan tentunya
tidak harus dilakukan secara radikal dan menyeluruh, namun bergantung kepada
4. Asas Psikologis
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam mendidik anak didik
sesuai dengan yang diharapakn dalam tujuan pendidikan. Secara psikologis, anak
didik memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik perbedaan bakat, minat,
maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapa perkembangannya.
Dengan alasan itulah kurikulum harus memperhatikan kondisi psikologis,
perkembangan dan psikologi belajar anak.
Pemahaman tentang anak bagi seorang pengembang kurikulum sangatlah
penting. Kesalahan persepsi dan kedangkalan pemahaman tentang anak dapat
menyebabkan kesalahan arah dan kesalahan praktek pendidikan.
Jadi, Landasan psikologis pengembangan kurikulum menuntut agar dalam
pengembangan kurikulum harus memperhatikan dan mempertimbangkan aspek
peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum sehingga nantinya pada saat
pelaksanaan kurikulum apa yang menjadi tujuan kurikulum akan tercapai secara
optimal. Sehingga unsur psikologis dalam pengembangan kurikulum mutlak perlu
diperhatikan.
Asas ini memberikan prinsip – prinsip tentang perkembangan anak didik
dalam berbagai aspeknya, serta cara menyampaikan bahan pelajaran agar dapat
dipahami oleh anak didik sesuai dengan perkembangan.
10 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
1. Memuat ujian pendidikan yang ingin dicapai;
2. Memuat sejumlah pengetahuan (knowledge) dan keterampilan yang
memperkaya aktivitas-aktivitas dan pengalaman peserta didik, sesuai dengan
perkembangan peserta didik dan dinamika masyarakat;
3. Memuat metode, cara-cara mengajar, dan bimbingan yang dapat diikuti
peserta didik untuk mendorongnya ke arah yang dikehendaki dan tercapainya
tujuan pendidikan yang dirumuskan;
4. Memuat metode dan cara penilaian yang digunakan untuk mengukur dan
menilai hasil proses pendidikan, baik aspek jasmani, akal, dan hati.
Beranjak dari keempat aspek utama kurikulum tersebut di atas maka jika
dikaitkan dengan pendidikan Islam, tentu semua aspek tersebut menyatu dan
terpadu dengan ajaran Islam itu sendiri. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai
oleh kurikulum dalam pendidikan Islam adalah sejalan dengan tujuan pendidikan,
yaitu membentuk akhlak yang mulia dalam kaitannya dengan tujuan penciptaan
manusia, yaitu mengabdi kepada Allah Swt. Dan mencapai menjadi khalifah fi al-
ard. Untuk mencapai tujuan akhir tesebut, pelaksanaan pendidikan tidak dapat
dilakukan sekaligus, tetapi harus melalui tahap-tahap tertentu yang setiap tahap
harus menuju ke sasaran yang sama, yaitu tercapainya tujuan akhir pendidikan
Islam.
11 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
BAB III
PENUTUP
.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk kedepannya saya akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang “Esensi Kurikulum dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam”.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun pembaca, dan
saya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
12 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Apabila ada terdapat kesalahan
dalam pembahasan, mohon untuk pembaca agar dapat mema'afkan dan
memakluminya, karena saya adalah hamba Allah yang tak luput dari salah
khilaf, Alfa dan lupa.
13 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul. 2016. Studi Ilmu Pendidikan Islam.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Prenada Media.
14 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam