Abstrak
Kurikulum merupakan suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu penyelenggaraan sebuah pendidikan memerlukan sebuah konsep yang
berfungsi menjadi alat yang selalu bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Kurikulum Pendidikan Islam adalah kerangka atau rencana pembelajaran yang dirancang untuk
memfasilitasi pemahaman dan praktik ajaran Islam dalam konteks pendidikan formal.
Kurikulum ini mempunyai target untuk mengembangkan pemahaman, nilai, moral, dan
keterampilan yang sesuai dengan ajaran Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
tentang konsep kurikulum Pendidikan Islam yang mencakup pengertian, fungsi, komponen
kurikulum, dan karakteristiknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kepustakaan dan diperoleh hasil bahwa kurikulum mencakup berbagai rencana
kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran
strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal
yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai target/tujuan yang diinginkan. Begitu
pula dalam kurikulum Pendidikan Islam harus memperhatikan beberapa hal diantaranya sesuai
dengan fitrah manusia, mencakup kepentingan umat Islam pada umumnya, bersifat realistis,
komprehensif dan kontinuitas.
Kata Kunci: Kurikulum, Konsep, Pendidikan Islam
Abstrack
Curriculum is a program that is planned and implemented to achieve goals. Therefore, the
implementation of education requires a concept that functions as a tool that can always be
changed according to developments over time. The Islamic Education Curriculum is a
framework or learning plan designed to facilitate the understanding and practice of Islamic
teachings in the context of formal education. This curriculum targets developing understanding,
values, morals and skills in accordance with Islamic teachings. This research aims to analyze
the concept of the Islamic Education curriculum which includes the meaning, function,
curriculum components and characteristics. The method used in this research is the library
research method and the results obtained are that the curriculum includes various detailed
student activity plans in the form of educational materials, suggestions for teaching and
learning strategies, program arrangements so that they can be implemented, and things that
need to be implemented. includes activities aimed at achieving the desired targets/goals.
Likewise, the Islamic Education curriculum must pay attention to several things, including
being in accordance with human nature, covering the interests of Muslims in general, being
realistic, comprehensive and continuous.
Keywords: Curriculum, Concept, Islamic Education
PENDAHULUAN
Keberhasilan proses pendidikan sangat ditentukan oleh kurikulum yang terencana
dengan baik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, kurikulum merupakan aspek yang sangat
penting karena kurikulum menentukan isi dan tujuan akan dibawa ke arah mana suatu proses
pendidikan tersebut. Kurikulum sebagai pedoman penting dalam proses pendidikan bukanlah
merupakan sesuatu yang mutlak, tapi berjalan dan mengalir selaras dengan kebutuhan proses
pendidikan itu sendiri. Dalam proses pendidikan, kurikulum adalah inti. Serta di dalam
peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
menyebutkan kurikulum ialah serangkaian perencanaan yang berisi aturan terkait tujuan, isi,
dan bahan ajar serta strategi yang dipakai sebagai pedoman dalam menyelenggarakan
pembelajaran untuk pencapaian tujuan pendidikan. Menurut pandangan modern kurikulum
bukan hanya rencana pelajaran atau bidang studi, ia adalah segala sesuatu yang terjadi secara
nyata di sekolah dalam proses pendidikan. Artinya kurikulum adalah semua pengalaman
belajar. Di sekolah siswa bukan hanya belajar bidang studi tertentu. Siswa juga melakukan
kegiatan lain selain pelajaran di kelas. Kegiatan ekstrakurikuler, olahraga, berkebun, bahkan
bergaul dengan teman adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar yang mempengaruhi
perkembangan peserta didik.
Kurikulum pendidikan Islam ialah suatu fitur perencanaan yang mengandung tentang
aturan yang memiliki keterkaitan antara isi dengan bahan pembelajaran yang akan
diaplikasikan sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran, serta salah satu wujud
kerangka aktifitas dalam pembelajaran formal untuk menggapai tujuan pembelajaran agama
Islam yang akan dicapai dan mempunyai peran yang berarti dalam membangun kepribadian
siswa di sekolah. Serta dalam rangkaiannya kurikulum pendidikan agama Islam tidak sekedar
membagikan materi belaka, tetapi juga haruslah diterapkan serta diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-harinya. Adapun kurikulum pendidikan Islam menurut Rasjidi adalah
kurikulum yang merujuk pada sumber yang autentik. Nilai-nilai Islam menjadi harus
dikembangkan lebih lanjut tanpa merubah nilai tersebut. Ia juga menuturkan tidak boleh ada
dikotomi dalam pendidikan Islam, maka diperlukan adanya integrasi ilmu agama dan umum
dalam pendidikan Islam (Sagala, 2016).
Merujuk berbagai uraian di atas, pembahasan pada artikel jurnal ini akan fokus untuk
menguraikan konsep kurikulum dan kurikulum pendidikan Islam yang diangkat dari beberapa
teori dari para ahli sehingga nantinya pembaca akan mengetahui apa itu kurikulum dan
kurikulum pendidikan Islam.
METODE
Riset yang dilakukan oleh peneliti ini ialah dengan menggunakan pendekatan kualitatif
berjenis penelitian kepustakaan (Library Research) yang merupakan suatu cara penelitian
untuk mencari dan menguraikan beberapa penelitian yang sesuai dan relevan dari tema yang
akan peneliti lakukan. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan
cara memeriksa kembali kaitannya dengan topik pembahasan, kemudian dilakukan
penyusunan data sesuai kerangka yang telah ditetapkan. Adapun sumber yang menjadi
referensi peniliti berupa buku, jurnal, artikel dan semacamnya.
1
Iain Samarinda, ‘Syamil ISLAM’, 5.2 (2017), 147–67
<http://journal.uinsi.ac.id/index.php/syamil/article/view/924>.
termuat di dalamnya maupun kegiatan belajarnya saja, tetapi mencakup segala sesuatu yang
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi peserta didik yang sesuai dengan
tujuan Pendidikan yang akan dicapai sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.2
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata manhaj yang memiliki arti
jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik dan peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, keterampilan serta sikap. kurikulum pendidikan agama Islam pada
hakikatnya ialah suatu proses yang terencana dalam mencapai tujuan pendidikan agama
Islam yaitu membentuk siswa agar dapat memiliki karakter muslim serta dapat memiliki
pengembangan diri ke arah yang lebih baik. Di mana dahulu pendidikan agama Islam hanya
meliputi ruang lingkup dalam proses pembelajarannya saja contoh seperti fiqih, Al-Quran
serta hadits, akidah sejarah Islam dan bahasa Arab. Saat terjadi perkembangan dalam
kurikulum pendidikan agama Islam lebih bervariasi contohnya seperti pembelajaran
Tahfidzul Qur’an, Mahfudzat, Imla’ dan sebagainya.3
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa yang dimaksud kurikulum pendidikan Islam
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai berbagai tujuan yang dicapai,
berbagai isi dan bahan ajaran, berbagai pengalaman belajar serta berbagai jenis penilaian
sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk membentuk kepribadian muslim yang
taat beribadah, bermanfaat bagi sesama, unggul dalam pengetahuan dan terampil dalam
berkreasi.
2
Muhammad Muttaqin, ‘Konsep Kurikulum Pendidikan Islam’, TAUJIH: Jurnal Pendidikan Islam, 3.1 (2021), 1–
16 <https://doi.org/10.53649/taujih.v3i1.88>.
3
Ossi Marga Ramadhan, Acep Heris Hermawan, and Mohamad Erihadiana, ‘Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Islam Di Era New Normal’, Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman, 11.1 (2021),
32–45 <https://doi.org/10.33367/ji.v11i1.1588>.
B. Fungsi Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok dalam pendidikan, ia merupakan
kompas penunjuk arah hendak kemana anak-anak didik mau dibawa. Oleh karena itu, maka
posisi kurikulum dalam praktek pendidikan amatlah penting, namun betapapun pentingnya
posisi kurikulum, harus tetap diingat bahwa ia adalah alat untuk mencapai tujuan. Menurut
Ali Mudhofir, Fungsi kurikulum secara singkat di uraikan sebagai berikut :
a) Fungsi Kurikulum sebagai Alat Mencapai Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan sasaran akhir yang akan dicapai oleh praktik
pendidikan. Di Indonesia tujuan akhir pendidikan tertuang dalam UU SISDIKNAS
dan GBHN. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan secara berjenjang dari tingkat
paling bawah yakni tingkat pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas,
jenjang lembaga, sampai pada jenjang Negara yang dikenal dengan tujuan
pendidikan nasional.
b) Fungsi Kurikulum bagi Siswa
Bagi siswa dengan adanya kurikulum akan menjadi pendorong berkembangnya
potensi mereka baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya, karena
dengan adanya kurikulum siswa akan mendapat seperangkat pengetahuan dan
pengalaman belajar yang kelak di kemudian hari akan dapat dikembangkan seiring
dengan perkembangan intelektual, emosional, spiritual, dan sosialnya yang akan
sangat berguna dalam hidupnya.
c) Fungsi Kurikulum bagi Guru
Guru sebagai pekerja profesional dituntut untuk mampu merancang, melaksanakan
dan mengevaluasi hasil usahanya sendiri dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu,
maka kurikulum sangat bermanfaat bagi guru, karena akan membantu mereka
dalam merancang dan mengorganisasi kompetensi apa yang akan dilatihkan,
strategi dan metode apa yang akan dipilih, media dan sumber apa yang akan
digunakan, pengalaman dan hasil belajar apa yang akan dimiliki para siswanya.
d) Fungsi Kurikulum bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah berperan sebagai administrator, supervisior, dan dinamisator bagi
semua warga sekolah/madrasah yang dipimpinnya. Kurikulum bagi kepala sekolah
memiliki arti yang sangat strategis.4
4
Selamet, Supiana, and Qiqi Yuliati Zaqiah, ‘Kebijakan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam’, Al-
Munadzomah, 1.2 (2022), 97–111 <https://doi.org/10.51192/almunadzomah.v1i2.320>.
Kurikulum Pendidikan Islam mempunyai fungsi yang berbeda dan lebih khusus yaitu
sebagai alat untuk mendidik generasi muda dengan baik dan mendorong mereka untuk
membuka dan mengembangkan kesediaan-kesediaan, bakat-bakat, kekuatan-kekuatan, dan
keterampilan mereka yang bermacam-macam dan menyiapkan mereka dengan baik untuk
melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan kata lain orientasi
kurikulum Pendidikan Islam tidak hanya diarahkan untuk mencapai kebahagiaan di dunia
saja, juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat, tidak hanya mengembangkan segi-segi
wawasan intelektual dan keterampilan jasmani, melainkan juga pencerahan keimanan,
spiritual, moral, dan akhlak mulia secara seimbang.5
5
Muhammad Muttaqin.
Media dalam kurikulum menjadi sarana pembelajaran bertujuan untuk menjabarkan
kurikulum agar lebih mudah dipahami peserta didik.
4. Strategi
Strategi pada kurikulum merujuk pada pendekatan dan metode yang akan digunakan
dalam pembelajaran serta teknik mengajar yang digunakan.
5. Proses pembelajaran
Komponen ini sangat penting, sebab diharapkan melalui proses pembelajaran akan
terjadi perubahan tingkah pada diri peserta didik sebagai indikator keberhasilan
pelaksanaan kurikulum.
6. Evaluasi
Dengan evaluasi ini maka akan diketahui seberapa jauh tujuan yang termuat pada
kurikulum dicapai.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum pendidikan Islam
adalah instrumen penting dalam membentuk generasi Muslim yang memahami ajaran agama
Islam, memiliki moralitas yang baik, dan dapat berkontribusi positif dalam masyarakat.
Kurikulum ini dapat berbeda-beda tergantung pada konteks lokal, tetapi prinsip-prinsip ajaran
Islam dan pengembangan karakter tetap menjadi fokus utama.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Muttaqin, ‘Konsep Kurikulum Pendidikan Islam’, TAUJIH: Jurnal Pendidikan
Islam, 3.1 (2021), 1–16 <https://doi.org/10.53649/taujih.v3i1.88>
Ramadhan, Ossi Marga, Acep Heris Hermawan, and Mohamad Erihadiana, ‘Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam Di Era New Normal’, Jurnal Intelektual: Jurnal
Pendidikan Dan Studi Keislaman, 11.1 (2021), 32–45
<https://doi.org/10.33367/ji.v11i1.1588>