Anda di halaman 1dari 9

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang Aktual dan

Ideal

Pendahuluan
Sebagai seorang pendidik, kita tentu tidak asing lagi dengan istilah kurikulum.
Program ini disusun sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Persiapan tersebut
dilakukan berdasarkan kebutuhan pembelajaran peserta didik yang diharapkan menjadi
penerus pembangunan negara di masa depan. Oleh karena itu, program ini akan berkembang
sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan pedoman
utama bagi guru dan pihak lain yang terlibat dalam pendidikan.

Kurikulum ini sangat berarti dalam dunia pembelajaran, program ini bersifat inklusif
segala sesuatu yang dibutuhkan seseorang, organisasi kurikulum yang tepat, adalah apa yang
sesuai dengan kebutuhan seseorang dan kondisi budaya sekitarnya. Jadi, dengan membuat
kurikulum yang sesuai, kita ingin menciptakan generasi Hal ini berharga karena program ini
berfungsi sebagai panduan dalam pendidikan secara menyeluruh permasalahan yang
berkaitan dengan proses pendidikan, termasuk tujuan, prosedur, sarana, dan materi serta
penilaian yang dijelaskan dalam program. Sempurna, terkini dan kurikulum Program
tersembunyi. Program yang sempurna adalah program yang memuat sesuatu sempurna,
diinginkan seperti yang dinyatakan dalam dokumen Program belajar. Kurikulum yang
berlaku saat ini adalah program yang dilaksanakan selama proses pengajaran. serta
pendidikan. Kurikulum tersembunyi diidentifikasi sebagai ciri dari konsep yang ada Petunjuk
dalam pendidikan, tapi tidak jelas.

Kalau menyangkut pembelajaran PAI, maka ideal, realistis dan terprogram Program
tersembunyi. Dapat menjadi satu kesatuan yang sinergis Membangun karakter berdasarkan
ajaran agama. Program pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri
dalam pikiran dan hati generasi muda, memulihkan akhlak dan membangkitkan jiwa spiritual.
Hal ini juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara terus-menerus, kombinasi
pengetahuan dan pekerjaan, keyakinan dan etika serta penerapan praktis teori dalam
kehidupan.
Rumusan masalah

1. Apa itu pengembangan kurikulum yang aktual dan ideal?


2. Bagaimana pengembangan kurikulum Pendidikan agama islam yang aktual dan ideal
serta apa saja faktor dan hambatan dalam pengembangan kurikulum agama islam
tersebut?
3. Bagaimana implementasi kurikulum Pendidikan agama islam yang actual dan ideal?

Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu pengertian pengembangan kurikulum yang actual dan ideal.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan kurikulum Pendidikan agama
islam yang actual dan ideal serta mengetahui hambatan dan faktor pengembangan
kurikulum agama islam tersebut.
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum Pendidikan agama islam yang
actual dan ideal.

Pembahasan

a.) pengembangan kurikulum yang actual dan ideal


Istilah kurikulum sudah umum dan digunakan pada sebagian besar kegiatan
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum sekolah mempunyai peranan
yang sangat strategis dan instrumental dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Batasan yang ditetapkan undang-undang sudah jelas: kurikulum memiliki dua
aspek. Aspek yang pertama adalah rencana yang dijadikan pedoman pelaksanaan
proses belajar mengajar dan yang kedua adalah isi, khususnya cara pelaksanaan
rencana dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional. Pada saat yang sama,
secara umum kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran tertentu, lebih
menekankan pada isi, tetapi mencakup seluruh pengalaman belajar yang
dilaksanakan sekolah untuk mempengaruhi perkembangan.Kepribadian siswa
menjadi lebih positif. arah yang sesuai dengan harapan. Tujuan pendidikan. Di sisi
lain, kurikulum diartikan sebagai program pendidikan yang mengatur dan
mengelola segala hal yang berkaitan dengan kepentingan pendidikan. Sebagai
pedoman, kurikulum yang ideal memegang peranan yang sangat penting dalam
merancang kegiatan pembelajaran yang dapat dicapai oleh guru dan siswa, karena
melalui pedoman tersebut guru setidaknya dapat mengidentifikasi faktor-faktor
sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Dapat kita
bayangkan tanpa tujuan yang jelas sebagai rambu-rambu, maka guru akan kesulitan
menentukan dan merencanakan program pembelajaran.

2. Menentukan isi atau materi pelajaran yang harus dikuasai untuk pencapai tujuan atau
penguasaan kompetensi.

3. Menyusun strategi pembelajaran untuk guru dan peserta didik sebagai upaya pencapaian
tujuan.

4. Menentukan keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi.

Memperhatikan begitu pentingnya kurikulum ideal, maka setiap guru dituntut untuk
memahami dengan benar kurikulum ideal, bukan hanya tentang tujuan yang harus dicapai,
akan tetapi berbagai hal yang berhubungan dengan upaya pencapaian tujuan itu sendiri.
Kurikulum ideal tidak bisa dilaksanakan sepenuhnya oleh guru, Setiap Sekolah tidak
mungkin dapat melaksanakannya dengan sempurna.

Oleh karena itu, kurikulum ideal merupakan pedoman bagi setiap guru khususnya
tentang tujuan dan kompetensi yang harus dicapai, sedangkan kurikulum aktual adalah
kurikulum nyata yang dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan kondisi yang ada, dengan
demikian dapat dipastikan bahwa, semakin jauh jarak antara kurikulum ideal dengan
kurikulum aktual, artinya apa yang dikerjakan guru tidak sesuai atau jauh dari rambu-rambu
kurikulum ideal maka akan semakin rendah kualitas suatu Sekolah. Aktual artinya apa yang
dilakukan guru dan peserta didik sesuai dengan rambu-rambu bahkan melebihi kurikulum
ideal sebagai pedoman, maka akan semakin bagus kualitas suatu Sekolah atau kualitas proses
belajar mengajar.

b.) pengembangan kurikulum pendidikan agama islam

pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan


suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang
telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang lebih baik. Dengan
kata lain, pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru
melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan
selama periode tertentu. Pengembangan dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)
diartikan sebagai:

a. Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI,

b. Proses yang mengkaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan
kurikulum PAI yang lebih baik,

c. Kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan


kurikulum PAI.

Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum PAI tersebut ternyata


mengalami perubahan-perubahan paradigma, walaupun dalam beberapa hal tertentu
paradigma sebelumnya masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Hal ini dapat dicermati
dari fenomena sebagai berikut:

a. Perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingatan tentang teks-teks dari ajaran-ajaran
Islam, serta disiplin mental-spiritual sebagaimana pengaruh di Timur Tengah, kepada
pemahaman tujuan, makna dan motivasi beragama Islam untuk mencapai tujuan
pembelajaran PAI.

b. Perubahan dari cara berfikir tekstual, normatif, dan absolutis kepada cara berfikir historis,
empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai
agama Islam.

c. Perubahan dari tekanan pada produk atau hasil pemikiran keagamaan Islam dari para
pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk tersebut.
d.Perubahan dari pola pengembangan kurikulum PAI yang hanya mengandalkan pada para
pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum PAI ke arah keterlibatan yang luas dari
para pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk mengidentifikasi tujuan PAI dan cara-cara
mencapainya.

c.) Faktor Penunjang Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Sistem pendidikan agama hendaknya memadukan pendekatan normatif-deduktif yang


bersumber pada sistem nilai yang mutlak, yaitu al-Qur`an, as-Sunnah dan hukum Allah SWT
yang terdapat di alam semesta dengan pendekatan deskriptif induktif yang dapat melestarikan
aspirasi umat dan peningkatan budaya bangsa sesuai dengan cita-cita kemerdekaan dengan
perumusan program pendidikan yang didasarkan kepada konsep variabilitas. Ketiga tipologi
lembaga pendidikan (sistem tata nilai dan norma, sistem ide dan pola pikir, sistem pola
perilaku serta sistem produk budayanya) tersebut akhirnya merupakan kepentingan-
kepentingan yang kurang terpadu dalam suatu sistem pendidikan Islam, sedangkan hasilnya
dirasakan tidak memenuhi tujuannya. Untuk itu, secara struktural sangat diperlukan adanya
organisasi, jalur dan jenjang pendidikan Islam yang mewajahi sekurang-kurangnya tiga
macam tipologi tersebut sehingga memungkinkan dilaksanakannya suatu program pendidikan
agama Islam yang integral, sistematik, ekologik dan lentur (fleksibel).

Pendidikan agama dilaksanakan dalam sistem pendidikan nasional dan menjadi


tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dalam pelaksanaan pendidikan
nasional, pendidikan agama memerlukan hal-hal sebagai berikut;

1) paket-paket dasar materi pendidikan agama yang dapat menjadi pegangan hidup,
dengan mempertimbangkan perkembangan jiwa, jenis, jenjang, jalur sekolah dan
perkembangan kebudayaan bangsa,

2) guru agama yang cukup memenuhi syarat-syarat,

3) sarana dan prasarana pendidikan agama yang cukup dan memenuhi syarat sesuai
dengan keperluan secara proporsional, dan

4) lingkungan dan suasana yang mendorong tercapainya tujuan pendidikan agama,


seperti:situasi sekolah, masyarakat dan peraturan perundang-undangan. Selama ini
pelaksanaan pendidikan agama di sekolah sudah banyak dilakukan pembaharuan maupun
perbaikan. Terlihat perbaikan-perbaikan itu sudah menyentuh berbagai aspek, mulai dari
kurikulum, bahan pelajaran, alat, pendekatan maupun tenaga pengajarnya. Hasilnya jelas,
walaupun belum memenuhi tuntutan dan keinginan kita bersama. Kekurangan itu misalnya
masih seringnya kita mendengar anak-anak yang sudah tamat SMP/MTs, SMA/ MA/ SMK
bahkan Perguruan Tinggi yang masih belum terbiasa melakukan shalat lima waktu, puasa
pada bulan ramadhan, membaca al-Qur`an dan sejenisnya.

d.) Hambatan-hambatan dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama


Islam.

Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama


terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu
disebabkan beberapa hal. Pertama kurang waktu. Kedua kekurang sesuaian pendapat, baik
anatar sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga karena
kemampuan dan pengetahuan guru sendiri. Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk
pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun
dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang
berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketepatan
kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan, serta input fakta dan pemikiran dari
masyarakat. Hambatan lain yang dihadapi oleh pengembangan kurikulum adalah maslaah
biaya. Untuk pengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik
metode, isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.

e.) implementasi kurikulum Pendidikan agama islam

Implementasi merupakan bentuk dari penerapan dari apa yang telah direncanakan.
Browne dan Wildavsky dalam siska haryati mengemukakan bahwa ”implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas
yang saling menyesuaikan. Grindle dalam Haedar Akib bahwa implementasi merupakan
proses umum tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. Proses
implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan, program
kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan disalurkan untuk mencapai sasaran.
Kemudian implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagai aktualisasi kurikulum
tertulis (written curriculum) kedalam bentuk pembelajaraan. Implementasi kurikulum dapat
juga diartika sebagai pelaksanaan dan penerapan kurikulum dan perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan atau suatu proses penerapan ide dan konsep atas kurikum itu sendiri.9
Dikemukakan juga bahwa implementasi kurikulum merupakan proses interaksi antara
fasilitator sebagai pengembangan kurikulum, dan peserta didik sebagai subjek belajar.
Adapun tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu
pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.
1. Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, bulanan, mingguan,
dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial.
2. Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut.
3. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum
semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara
utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaaan kurikulum. Dengan tahap-tahap tersebut
merupakan suatu acuan yang akan membantu tercapai tujuan-tujuan kegiatan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Hal itu secara otomatis akan meningkatkan pemanfaatan dan
penerapan kurikulum baik yang ideal maupun aktual.

Metode
DAFTAR PUSTAKA
Ahyan, Mohammad Yusuf, 2018. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam
Prespektif Pendidikan Nilai, Gresik
Azmi, Harits Zanki, 2018. Kurikulum Ideal dan Kurikulum Aktual, Palu
Rasmini, 2022. Implementasi Kurikulum PAI: Kurikulum Ideal, Aktual dan Kurikulum
Tersembunyi di SMKs 6 Pertiwi Curup

Anda mungkin juga menyukai