Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TELAAH KURIKULUM

Analisis Perbandingan Kurikulum pada 3 Negara

Dosen Pengampu: Kadek Hariana, M.Pd

Di susun Oleh:

Nuri Nur Azizah

A40122014

Kelas A (PGSD)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOALAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kamu panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunianya , sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pembelajaran
Telaah krikulim SD dengan judul " Landasan pengembangan krikulum Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatas pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Palu 9 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................

1.3 Tujuan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

adalah salah satu komponen kehidupan yang paling urgen.


Semenjak manusia berinteraksi dengan aktifitas pendidikan ini
semenjak itulah manusia telah berhasil merealisasikan berbagai
perkembangan dan kemajuan dalam segala lini kehidupan mereka.
Bahkan pendidikan adalah suatu yang alami dalam perkembangan
peradaban manusia. Secara paralel proses pendidikan pun
mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dalam bentuk
metode, sarana maupun target yang akan dicapai. Karena hal ini
merupakan salah satu sifat dan keistimewaan dari pendidikan, yaitu
selalu bersifat maju. Dan apabila sebuah pendidikan tidak
mengalami serta tidak menyebabkan suatu kemajuan atau malah
menimbulkan kemunduran maka tidaklah dinamakan pendidikan.
Karena pendidikan adalah sebuah aktifitas yang integral yang
mencakup target, metode dan sarana dalam membentuk manusia-
manusia yang mampu berinteraksi dan beradabtasi dengan
lingkungannya, baik internal maupun eksternal demi terwujudnya
kemajuan yang lebih baik. Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan
berbagai reformasi dalam bidang pendidikan. Dan sebagai sarana
untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan sebuah
kurikulum.
Studi perbandingan pendidikan dalam hal ini kurikulum
merupakan salah satu cara untuk mengetahui berbagai aspek yang
berhubungan dengan sistem pendidikan Indonesia dengan Negara
tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelebihan dan
kekurangan yang terjadi pada sistem pendidikan tersebut. Untuk
itulah pada kesempatan kali ini penulis mencoba mengkaji dan
menguraikan perbandingan pendidikan terhadap beberapa Negara
khususnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang
memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar
mengajar‖. Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentuKurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
(Sukmadinata : 2008). Kurikulum memiliki empat komponen,
yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi
pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Dalam sebuah
kurikulum memuat suatu tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
sistem pendidikan. Untuk itu tujuan dalam suatu kurikulum
memegang peranan yang sangat penting, karena tujuan
mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai
komponen-komponen kurikulum lainnya.
Dalam dimensi manajemen kurikulum, diperlukan koherensi
antara kurikulum dengan pembelajaran yang dilakukan di lembaga
pendidikan, yaitu : Pertama, kurikulum berpijak pada purposes or
goal of the curriculum - tujuan kurikulum yang ingin dicapai.
Kedua, kurikulum yang berpijak pada titik pandang berdasarkan
konteks kurikulum yang digunakan. Ketiga, kurikulum bepijak
pada titik pandang strategis tentang pengembangan kurikulum
yang dipilih. Pengembangan juga tak dapat dipisahkan dengan
proses, strategi pembelajaran yang dipilih, tehnik pembelajaran
yang digunakan. Itulah sisi lain dari pandangan kurikulum sebagai
proses (curriculum as a process). (Wahyudin, 2016).
Kurikulum dapat dipahami dari tiga dimensi yakni kurikulum
sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar,
dan kurikulum sebagai rencana pembalajaran (Sanjaya, 2015).
Kurikulum sebagai mata pelajar merupakan sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh untuk mendapati ijazah. Kurikulum
sebagai pengalaman belajar merupakan seluruh pengalaman
belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk mendapatkan
ijazah, dan kurikulum sebagai rencana pembelajaran merupakan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.

B. KURIKULUM PADA 3 NEGARA Malaysia,


1) Negara Malaysia
Pendidikan di Malaysia ialah suatu usaha berterusan
ke arah memperkembangkan lagi potensi individu secara
menyeluruh dan bersepadu untuk melahirkan insan yang
seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani, emosi, dan
jasmani, berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada
Tuhan. Usaha ini adalah bertujuan untuk melahirkan
warganegara Malaysia yang berilmu pengetahuan,
berketerampilan, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan
berkeupayaan mencapai kesejahteraan diri serta
memberikan sumbangan terhadap keharmonian dan
kemakmuran keluarga, masyarakat dan negara.
Kurikulum pendidikan di Malaysia mengalami
proses transformasi yang diperkukuh dan ditambah baik
serta dikenali sebagai Kurikulum Standard Sekolah Rendah
(KSSR) yang mula dilaksanakan pada tahun 2011.
Kurikulum ini memberi penekanan daripada knowledge
based curriculum kepada standard based curriculum. KSSR
Tahap II pula dilaksanakan secara berperingkat mulai
Tahun 4 dengan menggunakan Dokumen Standard
Kurikulum dan Pentaksiran (DSKP) seperti dalam Rajah 1.
a. Tujuan Pendidikan Nasional Malaysia
Kurikulum Nasional merupakan program
pendidikan yang termasuk kurikulum dan kegiatan yang
mencakup semua pengetahuan, keterampilan, norma, nilai,
unsur kebudayaan dan kepercayaan. Tujuannya adalah
untuk membantu perkembangan peserta didik secara utuh
dan optimal dari segi jasmani, rohani, mental dan emosi
serta menanam dan meningkatkan nilai moral yang
diinginkan. Kementerian Pendidikan Malaysia sebagaimana
dijelaskan dalam makalah berjudul Analisis Kurikulum
Negara Malaysia membagi kurikulum nasional menjadi:
kurikulum asuhan dan didikan awal kanak-kanak,
kurikulum standard pra-sekolah kebangsaan, kurikulum
bersepadu sekolah rendah, kurikulum standard sekolah
rendah, kurikulum bersepadu sekolah menengah.
b. Landasan Filosofis Kurikulum Malaysia
Bila mencermati Falsafah Dasar Pendidikan di
Malaysia, hampir memiliki kesamaan dengan nilai-nilai
tujuan pendidikan yang dijalankan diseluruh dunia. Namun
Malaysia memiliki landasan filosofis yang bersasal dari
identitas dirinya.
Hal ini didasarkan pada falsafah pendidikan Negara
yang tertuang pada Akta Pendidikan 1996
bahwa :“Pendidikan di Malaysia adalah satu usaha
berseterusan ke arah memperkembangkan potensi individu
secara menyeluruh dan bersepadu untuk melahirkan insan
yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, ruhani,
emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan
kepada Tuhan. Usaha ini adalah bertujuan untuk
melahirkan warga negara Malaysia yang berilmu
pengetahuan, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan
berkeupayaan mencapai kesejahteraan serta memberi
sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran
keluarga masyarakat dan negara.” ( Kulanz Saleh, 2009)
c. Pengaruh Sosial Budaya Malaysia Terhadap
Kurikulum
Di Malaysia pada dasarnya banyak mengadopsi
sistem dari negara Inggris hal ini dikarenakan dulunya
Malaysia adalah salah satu negara bekas jajahan Inggris.
Hal ini menyebabkan negara Malaysia maju dari segi
pendidikannya. Salah satu penyebabnya adalah negara
Inggris sangat memperhatikan pendidikan untuk negeri
jajahannya. Berbeda dengan negara Indonesia yang bekas
jajahan Belanda, karena Belanda hanya ingin mengeruk
kekayaan negara jajahannya tanpa memberikan pendidikan
yang intensif untuk negara jajahannya. Negara Malaysia
memiliki keinginan kuat untuk menjadikan pendidikannya
itu go international sebagai buktinya hal itu dituangkan
dalam rumusan misi utama Kementerian Pelajaran
Malaysia, yang berbunyi, “Mewujudkan sistem pendidikan
bertaraf dunia bagi merealisasikan potensi sepenuhnya
setiap individu, di samping memenuhi aspirasi masyarakat
Malaysia.
d. IPTEK Kurikulum Malaysia
Pada Tahap II, Reka Bentuk dan Teknologi (RBT)
diajar sebagai satu mata pelajaran dalam KSSR. Mata
pelajaran ini memberikan tumpuan untuk menyediakan
murid dengan pengetahuan dan kemahiran asas yang
membolehkan mereka menyambung pelajaran dalam
bidang teknikal dan vokasional di peringkat menengah.
Kurikulum Standard RBT digubal dengan memberikan
penekanan pada standard kandungan dan standard
pembelajaran yang perlu diketahui, difahami dan dikuasai
oleh murid sekolah rendah tahun 4, 5 dan 6. Pendedahan
awal tentang kemahiran asas dalam bidang Teknikal,
Teknologi Pertanian, Sains Rumah Tangga dan elemen
merentas kurikulum seperti Teknologi Maklumat dan
Komunikasi (TMK), Kreativiti dan Inovasi serta Asas
Keusahawanan ditekankan dalam mata pelajaran ini.
e. Organisasi Kurikulum Berdasarkan Tunjang
Organisasi Kurikulum berasaskan tunjang
dicadangkan bagi membangunkan modal insan yang
berpengetahuan dan berketerampilan. Tunjang (Rajah 1)
merupakan domain utama yang saling menyokong antara
satu sama lain bagi membentuk insan yang seimbang dari
segi jasmani, emosi, rohani dan intelek. Elemen-elemen
dalam setiap tunjang dijelmakan melalui disiplin ilmu
tertentu iaitu:
a. Komunikasi;
b. Kerohanian, Sikap dan Nilai;
c. Kemanusiaan;
d. Sains dan Teknologi;
e. Perkembangan Fizikal dan Estetika; dan
f. Keterampilan Diri.
2.) NEGARA BRUNEI DARUSSALAM

a) Tujuan Pendidikan Nasional Brunei Darussalam

pendidikan di Brunei Darussalam didasarkan pada konsep


Melayu Islam Beraja, yang menggabungkan nilai-nilai Melayu,
Islam, dan sistem pemerintahan. Selain itu, pendidikan di Brunei
Darussalam juga menekankan pada pengembangan sumber daya
manusia dan pendidikan kejuruan dan teknik.

b) Landasan Filosofis Kurikulum Brunei Darussalam


pendidikan di Brunei Darussalam didasarkan pada konsep
Melayu Islam Beraja, yang menggabungkan nilai-nilai Melayu,
Islam, dan sistem pemerintahan. Selain itu, pendidikan di Brunei
Darussalam juga menekankan pada pengembangan sumber daya
manusia dan pendidikan kejuruan dan teknik.
c) Pengaruh Sosial Budaya Brunei Darussalam Terhadap
Kurikulum
sistem pendidikan di Brunei Darussalam memiliki banyak kesamaan
dengan negara-negara Commonwealth lainnya seperti Inggris, Malaysia,
Singapura, dan lain-lain. Selain itu, sistem pendidikan di Brunei
Darussalam dikenal dengan pola A7-3-2-2 yang melambangkan
lamanya masa studi untuk masing-masing tingkatan pendidikan seperti:
7 tahun tingkat dasar, 3 tahun tingkat menengah pertama, 2 tahun
tingkat menengah atas, dan 2 tahun pra-universitas. Islam memainkan
peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya Brunei Darussalam,
dan bahwa sistem pendidikan dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam.

d) Psikologi
salah satu tujuan pendidikan di Brunei Darussalam adalah untuk
melahirkan manusia yang berilmu, mahir, dan beramal saleh, yang
menunjukkan bahwa pendidikan di Brunei Darussalam juga
memperhatikan aspek psikologis dan moral peserta didik. Selain itu,
pendidikan di Brunei Darussalam melatih kepekaan para peserta didik
untuk bersikap berdasarkan spiritual Islam, yang juga menunjukkan
bahwa pendidikan di Brunei Darussalam memperhatikan aspek
psikologis dan spiritual peserta didik.

e) IPTEK Kurikulum Brunei Darussalam


pendidikan di Indonesia harus memperhatikan perkembangan peserta
didik secara menyeluruh, termasuk aspek fisik, intelektual, emosional,
sosial, dan spiritual. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan di Indonesia
harus mencakup mata pelajaran yang memperkuat aspek-aspek tersebut,
termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, sistem pendidikan
di Brunei Darussalam menggunakan pola A7-3-2-2 yang
melambangkan lamanya masa studi untuk masing-masing tingkatan
pendidikan, termasuk pra-universitas, yang menunjukkan bahwa
pendidikan di Brunei Darussalam juga memperhatikan aspek iptek.

F) Organisasi Kurikulum
pemerintah Brunei Darussalam menetapkan tiga bidang utama dalam
pendidikan, yaitu sistem dwi bahasa di sekolah, konsep Melayu Islam
Beraja dalam kurikulum sekolah, dan peningkatan sumber daya
manusia termasuk pendidikan kejuruan dan teknik. Organisasi
kurikulum pendidikan di Brunei Darussalam diatur oleh Kementerian
Pendidikan Brunei (Ministry of Education, MOE) dan mengikuti
kerangka kerja pendidikan yang mencakup beberapa tingkat
pendidikan.

3.) NEGARA Finlandia

a) Tujuan Pendidikan Nasional Finlandia


Tujuan pendidikan nasional kurikulum pendidikan di negara
Finlandia adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
memperoleh pencapaian yang tinggi dalam pemerataan
pendidikan (education for all) serta hasil literasi yang berada
pada pencapaian yang luar biasa. Kurikulum Nasional Finlandia
(FNCC) tahun 2014 dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
umum yang berisikan pentingnya kurikulum lokal, proses
pembelajaran, dan program keprofesian guru, serta bagian
khusus yang berisikan kurikulum yang disesuaikan dengan
kebutuhan siswa. Sistem pendidikan di Finlandia berlandaskan
pada kesetaraan, kerjasama, tanggung jawab, dan berbudaya
sehingga dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam
mengembangkan pendidikan yang baik. Finlandia sukses
memberikan dukungan dan fasilitas pendidikan untuk semua
warganya dan menjadi negara yang memberikan kesetaraan
dalam bidang pendidikan.
b) Landasan Filosofis Kurikulum Finlandia
Landasan filosofis kurikulum pendidikan di negara Finlandia
adalah mengutamakan kebebasan dalam berkarya dan berinovasi
dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Pembelajaran tidak
monoton di dalam ruang kelas namun dapat dilakukan
dimanapun, ditempat yang bisa menjadi sumber belajar seperti di
lahan pertanian, di perpustakaan, di tepi pantai dan di lapangan
olahraga. Selain itu, sistem pendidikan di Finlandia memberikan
kebijakan lokal pada prioritas pendidikan seperti kurikulum
lokal, alokasi subsidi, ukuran kelas, rekrutmen guru, evaluasi
guru dan penjaminan mutu. Dalam pelaksanaan pendidikan,
pihak sekolah di Finlandia melakukan kerjasama dengan
berbagai pihak, seperti otoritas pemerintah nasional dan lokal,
melakukan penyelenggaraan pendidikan. Konsep merdeka
belajar mengadopsi sistem pendidikan dari negara Finlandia
yaitu memberikan kebebasan guru untuk berinovasi, mandiri,
aktif, kreatif, dan inovatif dalam aktivitas pembelajaran.

c) Pengaruh Sosial Budaya Finlandia Terhadap Kurikulum


Landasan sosial budaya kurikulum pendidikan di negara
Finlandia adalah memberikan perhatian yang besar pada mutu
pendidikan yang berkaitan dengan kurikulum, fasilitas, dan
kualifikasi pendidikan guru. Sistem pendidikan di Finlandia
lebih menekankan "learning community" yaitu adanya
kolaborasi antara masyarakat, guru, dan siswa yang berperan
dalam proses pendidikan. Konsep learning community yang
dianut Finlandia memiliki kesamaan dengan konsep pendidikan
Ki Hadjar Dewantara "tripusat pendidikan" yang terdiri dari:
pendidikan di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, tripusat pendidikan tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya sama di dalam tempurung.
d) Psikologi
Landasan psikologi kurikulum pendidikan di negara Finlandia
adalah memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak
secara holistik. Guru-guru di Finlandia terlatih dalam
pelaksanaan pembelajaran dan memiliki profesionalisme yang
tinggi dalam mengajar. Dalam pelaksanaan pendidikan, pihak
sekolah di Finlandia melakukan kerjasama dengan berbagai
pihak, seperti otoritas pemerintah nasional dan lokal, melakukan
penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, sistem pendidikan di
Finlandia memberikan kebijakan lokal pada prioritas pendidikan
seperti kurikulum lokal, alokasi subsidi, ukuran kelas, rekrutmen
guru, evaluasi guru dan penjaminan mutu. Semakin meningkat
kompetensi yang dimiliki guru dapat membantu peningkatan
mutu pendidikan.
e) IPTEK Kurikulum Finlandia
Landasan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) kurikulum
pendidikan di negara Finlandia adalah memberikan dukungan
yang luar biasa dari pemerintah dalam bentuk penyediaan
fasilitas sekolah dan kualifikasi guru yang tinggi. Sekolah dasar
di Finlandia mendapatkan dukungan fasilitas yang lengkap,
seperti gedung yang besar dengan fasilitas hall olah raga,
lapangan bermain, ruangan untuk belajar musik, ruangan kelas
yang dilengkapi dengan alat-alat musik, ruang tunggu untuk
anak-anak duduk diskusi dan bereksplorasi menggunakan tablet
serta notebook mereka. Selain itu, guru-guru di Finlandia terlatih
dalam pelaksanaan pembelajaran dan memiliki profesionalisme
yang tinggi dalam mengajar. Semakin meningkat kompetensi
yang dimiliki guru dapat membantu peningkatan
mutu pendidikan.
f) Organisasi Kurikulum
Sistem pendidikan di Finlandia memberikan kebijakan lokal pada
prioritas pendidikan seperti kurikulum lokal, alokasi subsidi, ukuran
kelas, rekrutmen guru, evaluasi guru dan penjaminan mutu. Dalam
pelaksanaan pendidikan, pihak sekolah di Finlandia melakukan
kerjasama dengan berbagai pihak, seperti otoritas pemerintah nasional
dan lokal, melakukan penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, sistem
pendidikan di Finlandia berlandaskan pada kesetaraan, kerjasama,
tanggung jawab, dan berbudaya sehingga dapat memberikan hasil yang
sangat efektif dalam mengembangkan pendidikan yang baik. Finlandia
sukses memberikan dukungan dan fasilitas pendidikan untuk semua
warganya dan menjadi negara yang memberikan

Anda mungkin juga menyukai