Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN KURIKULUM DI TAMAN-TAMAN KANAK-KANAK

Disusun Oleh:
1. Nurfahriati 2030210071
2. Heni Listiyana 2030210097
3. Karina Prihartini 2030210105
4. Tiara 2030210095
5. Yolanda Mariska 2030210110
6. Yanti 2030210111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2023
Abstrak

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pemberlakuan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini membawa imbas bahwa seluruh pendidik dan pengelola
PAUD harus memahami kerangka dan struktur kurikulum pendidikan Anak Usia Dini agar dalam penyelenggaran
program PAUD sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.. Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki
berbagai macam fungsi dalam pendidikan yang sangat berperan dalam kegunaannya. Hasil dari artikel ini
menunjukkan bahwa ada beberapa point yang berkaitan dengan manajemen kurikulum anak usia dini yakni
pengertian kurikulum, tujuan dan fungsi kurikulum.

Kata kunci: Pengelolaan, Kurikulum, Taman Kanak-kanak

Abstract

Curriculum is a set of plans and arrangements regarding objectives, content, and learning materials as well as the
methods used as guidelines for organizing learning activities to achieve certain educational goals. The
implementation of the Early Childhood Education Curriculum has the impact that all educators and PAUD managers
must understand the framework and structure of the Early Childhood education curriculum so that the
implementation of the PAUD program is in accordance with the stated objectives. Curriculum as a tool in education
has various functions in education which play a very important role in its use. The results of this article indicate that
there are several points related to early childhood curriculum management, namely the definition of curriculum,
objectives and functions of the curriculum.

Keywords: Management, Curriculum, Kindergarten


PENDAHULUAN
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab I Pasal 1 poin 19 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu seperti
yang termaktub dalam pasal tersebut adalah tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum
dalam Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum disusun dalam satu kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan tujuan pendidikan nasional, yaitu: mengembangkan
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Amanat yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional ditegaskan
bahwa kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi dengan maksud agar
memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan
kekhasan potensi yang ada di daerah dan peserta didik.
Dengan demikian sangat memungkinkan adanya keragaman dalam kurikulum
operasional yang dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan, atau dikenal dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Irman Siswanto (2015:79). Dengan merujuk pada pasal
tersebut, maka setiap satuan PAUD memiliki kewenangan dan keleluasaan untuk
mengembangkan kurikulum di satuannya secara mandiri atau keleluasaan pengembangan
kurikulum dalam bentuk KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan mengacu
kurikulum nasional sebagai kurikulum minimal.
Ketersediaan kurikulum pada suatu satuan pendidikan merupakan suatu keharusan, karena
kurikulum merupakan jantung dari terselenggaranya seluruh kegiatan pendidikan atau
pembelajaran di suatu satuan pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk membantu pendidik
dan seluruh komponen satuan pendidikan dalam melakukan tugasnya serta memperlancar
keseluruhan proses pembelajaran yang diselenggarakan. Mengingat begitu penting dan besarnya
kegunaan kurikulum, maka pengembangan kurikulum untuk satuan pendidikan anak usia dini
harus dilakukan dengan hati-hati, cermat dan penuh bertanggung jawab. Satuan pendidikan
PAUD menangani peserta didik pada kelompok usia potensial yang sekaligus sebagai usia kritis,
yaitu usia emas (golden ages).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya dapat diartikan sebagai cara untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu pada suatu penelitian. Adapun artikel ini menggunakan
metode penelitian kualitatif jenis studi literatur. Zed (2008) mengemukakan metode studi
literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat, serta mengolah bahan penelitian. Selanjutnya untuk teknik pengumpulan
data dilakukan dengan mencari bahan dari berbagai sumber baik dari buku, journal, artikel
ilmiah, maupun dari literatur lainnya yang berisikan tentang konsep yang diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Pengertian Manajemen Kurikulum PAUD
Manajemen kurikulum adalah seperangkat rencana dan pembelajaran mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
Bafadhal, I. (2008: 89). Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus
dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasisi Sekolah (MBS) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Secara harfiah, kurikulum berasal dari bahasa latin, curiculum yang berarti bahan
pengajaran. Kata kurikulum selanjutnya menjadi suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukan pada sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu
gelar atau ijazah. Pengertian diatas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Saylor, Alexander, dan Lewis dalam buku Wina Sanjaya menyatakan bahwa kurikulum
adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa: Pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Manajemen Program PAUD adalah manajemen pendirian PAUD (membuka
lembaga PAUD baru dan manajemen perbaikan/pembenahan PAUD (improvisasi
manajemen PAUD yang sudah berjalan). Persyaratan minimal manajemen PAUD yaitu,
ada peserta didik usia dini (0-6 tahun), ada penyelenggara berbadan hukum, ada
pengelola PAUD (TPA, KB, BKB, TK, dll), ada pendidik dan tenaga kependidikan
PAUD. Juga tersedia saran dan prasarana pendidikan, memiliki menu generik
(kurikulum), memiliki program kegiatan belajar-bermain dan mengajar (PKBM), dan
tersedia sumber dana untuk pelaksanaan atau operasional pendidikan.Ditambahkan,
dalam manajemen PAUD mempunyai orientasi layanan berupa layanan kesehatan dan
gizi (pertumbuhan, layanan kecerdasan dan psikologis, layanan sosial dan sikap
(emosional), layanan keagamaan dan spiritualisasi. (A. Sulaeman, 2015: 71-95).
Pengertian kurikulum menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Schubert, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran, progam kegiatan
pembelajaran yang direncanakan, hasil belajar yang diharapkan, reproduksi
kebudayaan, dan pengembangan kecakapan hidup.
2. Menurut Zais, kurikulum bukan hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran,
melainkan sesuatu yang fungsional, yang memberi pedoman dan mengatur lingkungan
dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
3. Menurut Prof. Drs. H. Darkir. Menyatakan bahwa kurikulum merupakan alat dalam
mencapai tujuan pendidikan. Jadi, kurikulum ialah program pendidikan dan bukan
program pengajaran, sehingga program itu direncanakan dan dirancang sebagai bahan
ajar dan juga pengalaman belajar. (Roudlotun Ni’mah, 2017: 53)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan landasan yang digunakan
pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan pendidikan yang diinginkan
melalui akumulasi sejumlah pengetahuan keterampilan dan sikap mental. Manajemen
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu di suatu lembaga pendidikan
anak usia dini.

b. Tujuan Dan Fungsi Manajemen Kurikulum


Tujuan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah untuk mendorong
perkembangan peserta didik sehingga mempunyai kesiapan untuk menempuh jenjang
pendidikan selanjutnya. Tujuan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Pemberlakuan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini membawa imbas bahwa seluruh
pendidik dan pengelola PAUD harus memahami kerangka dan struktur kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini agar dalam penyelenggaraan program PAUD sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan Andi, Unceng (2019: 60). Kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan yang dinamis. Hal ini berarti setiap kurikulum yang dikelola
harus bisa dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang sedang membangun. Kurikulum yang
dikelola itu harus sesuai dengan bakat, minat, kebutuhan subyek didik, lingkungan dan
memperlancar pelaksanaan untuk menggapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Kurikulum adalah sebagai berikut:
a. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
b. Kurikulum dipersiapkan untuk siswa dalam rangka memberi pengalaman baru
yang dapat dikembangkan seiring dengan perkembangan anak.
c. Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam
pendidikan yang sangat berperan dalam kegunaannya.(Irman Siswanto, 2015)
Beberapa penjelasan dari fungsi kurikulum, antara lain adalah sebagai berikut:
1) Fungsi kurikulum bagi peserta didik, diharapkan dapat menambah pengalaman
baru yang kelak dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan
perkembangan mereka yang bertujuan melengkapi bekal hidup mereka.
2) Fungsi Kurikulum bagi guru, adalah sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan
mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik.Sebagai pedoman untuk
mengadakan evaluasi terhadap perkembangan peserta didik dalam rangka
menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan dan sebagai pedoman dalam
mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran.
3) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah, yang membagi tugas
kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor juga mempunyai tanggung
jawab dalam kurikulum sehingga fungsi kurikulum adalah; sebagai pedoman
dalam supervisi, yakni memperbaiki situasi belajar, sebagai pedoman supervisi,
yakni menciptakan dan menunjang situasi belajar agar lebih baik. Sebagai
pedoman untuk mengembangkan kurikulum dan sebagai pedoman untuk
mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
4) Fungsi kurikulum bagi orangtua peserta didik, agar mereka turut serta membantu
usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bantuan orangtua dalam
memajukan pendidikan dapat melalui lembaga BP3 atau yang sekarang
dinamakan Komite Sekolah. Dengan mengetahui kurikulum orangtua dapat
pengalaman belajar yang diperlukan putera-puterinya sehingga orangtua dapat
berpartisipasi untuk membimbingnya.
5) Fungsi kurikulum sebagai proses aktualisasi diri anak, kurikulum merupakan alat
untuk memfasilitasi anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
potensi, minat, dan bakat yang dimilikinya sehingga setiap anak bisa mengenal
terhadap dirinya sendiri dan tumbuh serta berkembang sebagai dirinya sendiri.
6) Fungsi kurikulum sebagai program akademik, kurikulum dipandang sebagai alat
dan tempat belajar, di mana dari kegiatan belajar yang diprogram kurikulum anak
dapat memperoleh pengetahuan yang diharapkan dapat membekali kemampuan
untuk bisa “hidup” dalam zaman yang dilaluinya.(Syarifah, 2019: 77)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan kurikulum di dalam suatu manajemen
secara umum adalah untuk pendidikan nasional, untuk lembaga/institusi, untuk
berbagai bidang studi, dan untuk instruksi atau pengajaran bidang studi. Serta
untuk membantu dan mendorong perkembangan peserta didik sehingga mempunyai
kesiapan untuk menempuh jenjang pendidikan selanjutnya. Kurikulum berfungsi sebagai
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

c. Prinsip-Prinsip Manajemen Kurikulum


Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulum, yaitu:
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulim merupakan aspek
yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana
agar peserta diduik dapat mencapai hasi belajar sesuai dengan tujuan kurikulum
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi,yang
menempatkan pengelolaan, pelaksanaan dan subjek didik pada posisi yang
seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk
mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen
kurikulum, perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
d. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum
sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna
dengan biaya, tenaga dan waktu yang relative singkat.
e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan
tujuan kurikulum (Hamalik, O. (2012:55).
Adapun Secara Umum Prinsip-Prinsip di Lembaga Paud dengan Penyusunan
KTSP PAUD. Agar pengembangan kurikulum terfokus, tepat sasaran dan terkendali,
maka para pengembang KTSP PAUD hendaklah memegang dan menjunjung tinggi
prinsip yang seharusnya dijalankan.
a. Pembentukan sikap spiritual dan sosial anak. Kurikulum dirancang untuk
membangun sikap spiritual dan sosial bermakna bukan hanya sekedar untuk dapat
menjawab tes-tes, ujian, kuis, atau pengetahuan jangka pendek lainnya. Sikap
spiritual dan sosial dimaksud adalah perilaku yang mencerminkan sikap beragama,
hidup sehat, rasa ingin tahu, berpikir dan bersikap kreatif, percaya diri, disiplin,
mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, santun dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru di lingkungan rumah, tempat
bermain, dan satuan PAUD. Mulyasa, E (2002: 34)
b. Mempertimbangkan tahapan tumbuh kembang anak, potensi, minat, dan
karakteristik anak.Kurikulum menempatkan anak sebagai pusat tujuan. Kurikulum
yang disusun memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan tingkat usia anak (age appropriateness), dan selaras dengan potensi, minat,
dan karakteristik anak sebagai kekhasan perkembangan individu anak (individual
appropriateness).
c. Holistik-Integratif Komponen kurikulum yang disusun mencakup keseluruhan ranah
perkembangan (holistik) dalam Kompetensi Dasar yang dimuat dalam Panduan
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Integratif dimaksudkan adalah segala
upaya yang dilakukan dengan menggunakan langkah terpadu, baik pada upaya
pemenuhan layanan pedagogis, layanan kesehatan, layanan gizi maupun layanan
perlindungan.
d. Dilaksanakan dengan cara belajar melalui bermain Kurikulum disusun untuk
membuka kesempatan belajar anak membangun pengalamannya dalam proses
transmisi, transaksi, dan transformasi keterampilan, nilai-nilai, dan karakter di
bawah bimbingan pendidik. Proses penerapan Kurikulum bersifat aktif dimana
anak terlibat langsung dalam kegiatan bermain yang menyenangkan, menggunakan
ide-ide baru yang diperoleh dari pengalaman untuk belajar pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah sederhana
f. Berkesinambungan atau kontinum perkembangan anak dari usia lahir hingga 6
tahun Kurikulum disusun dengan memperhatikan kesinambungan secara vertikal
(antara tujuan pendidikan nasional, tujuan lembaga, tujuan pembelajaran, metode
pembelajaran), dan kesinambungan horizontal (antara tahap perkembangan anak:
dari bayi, batita, balita, dan prasekolah merupakan rangkaian yang saling
berkesinambungan).
g. Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Penyusunan
kurikulum mengadopsi dan memanfaatkan perkembangan keilmuan dan teknologi
untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sepanjang sesuai dengan tahapan
perkembangan anak, nilai moral, karakter yang ingin dibangun, dan seni budaya
Indonesia.
h. Memperhatikan sosial budaya. Kurikulum disusun dengan memasukkan lingkungan
fisik dan budaya ke dalam proses pembelajaran untuk membangun kesesuaian
antara pengalaman yang sudah dimiliki anak dengan pengalaman baru untuk
membentuk konsep baru tentang lingkungan dan norma-norma komunitas di
dalamnya. Lingkungan sosial dan budaya berperan tidak sebagai obyek dalam
kurikulum tetapi sebagai sumber pembelajaran bagi anak usia dini.
KESIMPULAN
Secara harfiah, kurikulum berasal dari bahasa latin, curiculum yang berarti bahan
pengajaran. Kata kurikulum selanjutnya menjadi suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukan pada sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar
atau ijazah.
Mengelola Pendidikan merupakan mengelola sumber daya manusia yang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda terutama pada bidang manajemen PAUD. Manajemen
pengelolaan PAUD adalah manajemen pendirian PAUD (membuka lembaga PAUD baru dan
manajemen perbaikan/pembenahan PAUD (improvisasi manajemen PAUD yang sudah berjalan).
Lembaga pendidikan khususnya PAUD sebagai salah suatu organisasi memiliki berbagai
unsur yang terpadu dalam suatu system yang harus teorganisir secra rapih dan tepat, baik tujuan,
personil, manajemen, kurikulum, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya
yang membuat manajemen pengelolaan PAUD berjalan dengan baik.

REFERENSI
Irman Siswanto. 2015. Inovasi Kurikulum Dalam Pengembangan Pendidikan (Analisis
Implementatif). Jurnal Edukasi. Vol 1, Nomor 2. Hal: 79
Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia
Sulaeman. 2015. Pengembangan Kurikulum 2013 Dalam Paradigma Pembelajaran
Kontemporer. Jurnal Islamadina. Volume XIV. No. 1. Maret. Hal: 71-95
Roudlotun, Ni’mah. 2017. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus
di TK Islam An- Nuur Purwosar Bojonegoro. Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam. Volume
2 nomor 1, edisi Januari-Juni. Hal: 53
Syarifah. 2019. Active Learning Teach Like Finland (Sebuah Telaah Kurikulum). Jurnal Qiro’ah.
Vol. 9 No. 1. Hal: 77
Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal: 34
Hamalik, O. (2012). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hal: 55
Andi, Uceng. 2019. Analisis Pengelolaan Kelompok Bermain (KB) Anak Usia Dini Dikabupaten
Sidenreng Rappang. Jurnal MODERAT, Volume 5. Nomor 4. November 2019. Hal: 60
Bafadhal, I. 2008. Dasar-dasar manajemen Kurikulum dan Supervisi taman Kanak-kanak. Bumi
Aksara. Hal: 89

Anda mungkin juga menyukai