D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Rizka Hanifah Batubara
Nama Dosen : Susiah Amni, M.A
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum menurut Undang- Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), Bab I pasal I poin 19 adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum menurut Hamid Hasan, mengemukakan bahwa untuk mencari
rumusan kurikulum dapat ditinjau dari empat dimensi, yaitu : (1) kurikulum sebagai
suatu ide; (2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide; (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan
pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan (4) kurikulum sebagai
suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.
Kurikulum sebagai arahan muatan pendidikan juga perlu disusun dengan baik. Meski
setiap sekolah taman kanak-kanak dapat menyusun kurikulum sendiri bukan berarti bisa
asal-asal tampa sistematika dan tujuan yang jelas.
B. FungsiKurikulum
Fungsi kurikulum identik dengan pengertian kurikulum itu sendiri yang
berorientasi pada pengertian kurikulum dalam arti luas, maka fungsi kurikulum
mempunyai arti sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan pada suatu tingkatan lembaga
pendidikan tertentu dan untuk memungkinkan pencapaian tujuan dari lembaga
pendidikan tersebut.
2. Sebagai batasan daripada program kegiatan (bahan pengajaran) yang akan
dijalankan pada suatu semester, kelas, maupun pada tingkat pendidikan tersebut.
3. Sebagai pedoman guru dalam menyelenggarakan Proses Belajar Mengajar,
sehingga kegiatan yang dilakukan guru dengan murid terarah kepada tujuan yang
ditentukan.
4. Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah
(tujuan institusional dan tujuan pembelajaran) dan sebagai pedoman yang
dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Dengan demikian fungsi kurikulum pada dasarnya adalah program
kegiatan yang tercantum dalam kurikulum yang akan mempengaruhi atau
menentukan bentuk pribadi murid yang diinginkan.
C. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan RA
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, pendidik mempunyai tugas
pokok untuk melaksanakan pengajaran atau sekarang lebih dikenal dengan istilah
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diwujudkan dalam bentuk interaksi antara
pendidik dengan peserta didik.Untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, pendidik
berupaya “menyampaikan” sejumlah isi dan bahan pembelajaran kepada peserta didik
melalui proses atau cara tertentu, serta melaksanakan evaluasi untuk mengetahui proses
dan hasil pembelajaran, yang keseluruhannya dikemas dalam bentuk kurikulum. Dengan
demikian, kurikulum dapat dikatakan sebagai salah satu komponen utama dalam sistem
pendidikan.
Pentingnya pendidikan anak usia dini telah disadari oleh pemerintah. Anak
mendapatkan jaminan hidup untuk tumbuh dan berkembang secara baik sebagaimana
disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 28B Ayat (2): Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Pengaturan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dijelaskan dalam UU
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI, Pasal 28 Ayat (1)
sampai (6):
1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
2. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,
nonformal, dan/atau informal.
3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-
kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), ataubentuk lain yang sederajat.
4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok
Bermain (KB), Taman PenitipanAnak (TPA), ataubentuk lain yang sederajat.
Alokasi waktu belajar untuk Kelompok usia 4 - ≤ 6 tahun PAUD Jalur
Pendidikan Formal (termasuk RA) adalah sebagai berikut:
a) Satu kali pertemuanselama 150 – 180 menit.
b) Enam atau lima hari per minggu, denganjumlah pertemuansebanyak 900 menit (30
jam 30 menit)
c) Tujuhbelasmingguefektif per semester
d) Dua semester pertahun.
D. Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum terdiri dari beberapa komponen. menyebutkan empat komponen,
yaitu : (1) tujuan; (2) isi atau materi; (3) proses atau sistem penyampaian dan media, dan
(4) evaluasi. Sementara itu, Asep Herry Hernawan, mengemukakan lima komponen
kurikulum yaitu : (1) tujuan; (2) materi; (3) metode; (4) organisasi kurikulum; (5)
evaluasi.
Dalam Kurikulum 2004 terdapat empat komponen kurikulum, yaitu :
1. Kurikulum dan Hasil Belajar; memuat perencanaan pengembangan kompetensi
peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun.
Kurikulum dan Hasil Belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan indikator
dari TK dan RA sampai dengan Kelas XII.
2. Penilaian Berbasis Kelas; memuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian
berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik
melalui identifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, pernyataan yang
jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar
peserta didik dan pelaporan;
3. Kegiatan Belajar Mengajar; memuat gagasan-gagasan pokok tentang
pembelajaran dan pengajaran yang untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan
serta gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran
agar tidak mekanistik; dan
4. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah; memuat berbagai pola pemberdayaan
tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil
belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan
kurikulum (curriculum council), pengembangan perangkat kurikulum (a.l.
silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem
informasi kurikulum.
Sedangkan pada kurikulum RA 2013 terdapat 10 komponen yaitu :
a. Kurikulum merupakan pembelajaran yang berpusat pada anak dengan
mempertimbangkan potensi, bakat, minat, perkembangan dan kebutuhan
anak, termasuk kebutuhan khusus.
b. Kurikulum dikembngkan secara kontekstual
c. Mencangkup semua dimensi kompetensi dan program pengembangan
d. Kurikulum dirancang untuk membangun sikap spiritual dan sosial, bahkan
menjawab-tes-tes, kuis, dan pengetahuan jangka pendek lainnya
e. Memperhatikan tingkat perkembangan anak
f. Mempertimbangan cara anak belajar
g. Holistik-integratif
h. Belajar melalui bermain
i. Memberi pengalaman belajar
j. Memperhatiakan dan melestarikan karakteristik budaya
1. Kelemahan kurikulum RA
a. Tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak, baik fisik maupun mentalnya, seperti
pelajaran membaca, menulis, berhitung, dan menghafal. Bukannya memberikan
stimulasi pada potensi anak secara menyeluruh, materi dan metode belajar yang tidak
sesuai dengan perkembangan anak justru akan menghambat perkembangan potensi
tersebut karena anak telah dibatasi dalam belajar.
b. Tidak sesuai dengan latar belakang anak, misalnya materi bahasa asing dan komputer.
Bagi anak-anak Indonesia, penguasaan bahasa ibu dan bahasa nasional tentu sangat
penting karena akan menjadi bekal anak dalam berinteraksi dan bersosialisasi.
Sementara bahasa asing belum dibutuhkan anak dalam kehidupannya. Bahasa asing
perlu diberikan pada anak ketika bahasa ibu dan bahasa nasional sudah dikuasai dengan
baik
c. Sistem klasikal yang tidak memberikan kebebasan belajar pada anak. Duduk manis di
dalam kelas dan mendengarkan guru atau menulis sangat tidak sesuai dengan
perkembangan anak.
Resume Kelompok 2
Hasrat dan kebutuhan anak usia dini sangat berpengaruh terhadap perkembangan nya.
Hasrat dan kebutuhan terdiri dari dua kelompok, yaitu kebutuhan pisiologis-organis,
seperti makan dan minum, dan kebutuhan psikis seperti kasih sayang, dan rasa aman.
Resume kelompok 3
Resume Kelompok 4
A. Kurikulum 1968
Setelah kurikulum tahun 1964, pemerintah mengeluarkan kurikulum Taman
Kanak-kanak yang lebih disempurnakan yaitu kurikulum tahun 1968 yang menjadi
pedoman resmi bagi penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak di Indonesia.
Berdasarkan hasil peninjauan tersebut, pemerintah memperkenalkan kurikulum
baru yaitu Kurikulum 1968, dimana pada kurikulum tersebut isi kurikulum yang dibahas
mencakup segala sesuatu yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pendidikan dalam
arti luas yang mencakup:
a. Silabus,
b. Contoh pelaksanaan,
c. Organisasi Taman kanak-kanak: intern dan ekstern,
d. Perlengkapan,
e. Guru/pegawai,
f. Administrasi, dan
g. Evaluasi
1. Tujuan Kurikulum
Berdasarkan hal tersebut dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, maka
tujuan umum dan tujuan khusus Taman Kanak-kanak dirumuskan sebagai berikut:
a. TujuanUmum: mernbentuk manusia Pancasila sejati, yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, yang cakap, sehat, dan terampil, serta bertanggung jawab
kepada Tuhan, masyarakat dan negara.
b. TujuanKhusus
1. Memberikan kesempatan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
jasmaniahnya dan rohaniabnya serta mengembangkan potensi-potensi yang
ada padanya secara optimal, sebagai individu yang khas.
2. Memberi bimbingan yang saksama agar anak memiliki sifat- sifat dan
kebiasaan yang baik sehingga mereka dapat diterima oleh masyarakatnya.
3. Mencapai kematangan mental dan fisik yang dibutuhkannya dapat
melanjutkan pelajarannya di Sekolah Dasar.
2. Isi Program Kegiatan
Pada Kurikulum 1968 seluruh kegiatan pendidikan di TK dibagi dalam 8 bidang
yaitu:
a. Bidang penerapan pancasila
Bidang Penerapan Pancasila dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan anak dan
melayani aspek perkembaannya di mana asas-asas Pancasila merupakan pegangan
dan memberikan arahan akan tercapainya tujuan umum pendidikan TK yaitu
manusia Pancasilais sejati.
b. Bidang bermain/kegiatan bebas
Bidang bermain bebas perlu diasakan karena sesuai dnegan kebutuhan anak untuk
bermain atau melakukan kegiatan-kegiatan secara bebas menurut kehendak
hatinya
c. Bidang pendidikan bahasa
Setiap anak mempunyai kebutuhan untuk dapat menyampaikan pikiran, perasaan
dan keinginannya kepada orang lain dan itu dilakukan dengan bahasa.
d. Bidang pendidikan alam sekitar
Setiap anak mempuyai keinginan untuk berekplorasi atau menyelidiki dan
mendapatkan pengalaman dari lingkungannya atau alam sekitarnya. Oleh karena
itu, dalam pendidikan di TK dilakukan kegiatan eksplorasi untuk
memperkenalkan kepada anak tentang manusia dan pekerjaannya yang hidup
dalam lingkungananak, binatang-binaang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda
yang ada dan manfaatnya bagi manusia.
e. Bidang pendidikan jasmani
Kebituhan anak meliputi kebutuhan jasmani dan rokhani, aspek
perkembagannyapun meliputi aspek perkembagan jasmani yang ditekankan pada
pengembangan otot-otot kasarnya dan keterampilan jasmaninya.
f. Bidang ungkapan kreatif/seni
Anak usia TK mempunyai kebutuhan untuk mengapresiasikan perasaannya dan
pikirannya dengan berbagai cara menurut ciptaan anak sendiri. Dalam
mengepresikan dirinya anak dapat menghayati berbagai emosi seperti perasaan
estetis (keindahan).
g. Bidang sosial menulis
Selain bidang pendidikan jasmani anak yang mementingkan pengembagan otot
kasarnya, maka anak juga perlu dikembangkan tentang pemeliharaan
kesehatannya.
h. Bidang pendidikan skolastik
Kemampuan akan membaca, menulis dan berhitung merupakan salah satu
kebtuhan bagi anak. Oleh akrena itu mellaui bidsnag pendidikan skolastikanak
akan mendapat konsep menganai bilangan, menganal simbol-simbol (tulisan) dan
koodinasi dari otot-otot mata serta tangannya untuk belajar menulis.
B. Kurikulum 1976
Pada Kurikulum 1976 ada penyesuaian format dan isi kurikulum dengan sekolah
lebih lanjut. Beberapa ciri dari Kurikulum 1976 adalah:
a. Menganut lima prinsip pendidikan yaitu fleksibilitas program, efisiensi dan
efektivitas, berorientasi pada tujuan, kontinuitas dan pendidikan seumur hidup.
b. Mengenal berbagai tingkatan tujuan yaitu tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan
tujuan instruksional
c. Struktur program terdiri dari delapan bidang pengembangan yaitu Pendidikan Moral
Pancasila, kegiatan/ bermain bebas, Pendidikan Bahasa, Pengenalan Lingkungan
Hidup, Ungkapan Kreatif, Olahraga
d. Pendidikan, Pendidikan dan Pemeliharaan Kesehatan, PendidikanScholastik
e. Metode pembelajran yahg digunakan adalah metode unit yang dikembangkan
melalui pusat-pusat minat
f. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh kepribadian anak melalui observasi dan
pengukuran yang terus menerus dan sistematis
g. Kurikulum Taman Kanak-kanak Tahun 1976 berlaku pada tanggal 8 Maret 1977 No.
054/U/1977
1. Tujuan Kurikulum
Tujuan Instruksional terperinci lagi menjadi tujuan kurikuler. Tujuan kurikuler
itu dibebankan kepada masing-masing bidang pengembangan. Selanjutnya tujuan
kurikuler terperinci lagi menjadi tujuan pengajaran. Pada Kurikulum 1976 ini
pendidikan di TK menekankan pada pengembangan kepribadian dalam segala
aspeknya disesuaikan dengan bidang pengembangan yang akan dikembangkan.
2. Isi dan program kegiatan
Program kurikulum 1976 terdiri dari 8 bidang pengembangan yaitu:
a. Bidang pengembangan Pendidikan Moral Pancasila
b. Bidang pengembangan kegiatan/ bermain bebas
c. Bidang pengembangan Pendidikan Bahasa
d. Bidang pengembangan Pengenalan Lingkungan Hidup
e. Bidang pengembangan Ungkapan Kreatif
f. Bidang pengembangan Olahraga Pendidikan
g. Bidang pengembangan Pendidikan dan Pemeliharaan Kesehatan
h. Bidang pengembangan Pendidikan Scholastik
C. Kurikulum 1984
Dalam Ketetapan Majelis Pemusyawaratan Rakyat Nomor III/MPR/1983 tentang
Garis-Garis Besar Haluan Negara yang dilandasi oleh Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945 dinyatakan bahwa sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan di segala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan
serta dapat meningkatkan keativitas.
Berdasarkan hasil analisis kurikulum 1984 yang dilakukan oleh Pusat
Kurikulum, dinyatakan antara lain bahwa masih terdapat bahan pengembagan yang
harus dihilangkan karena terjadi tumpang tindih antara bidang pengembangan yang satu
dengan yang lainnya, adanya istilah-istilah yang terlalu abstrak untuk anak usia TK.
1. Tujuan
Tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak mengacu kepada tujuan pendidikan
nasional yang digariskan dalam GBHN 1983 yaitu:
a. Meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan daya
cipta, yang diperlukan untuk hidup di lingkungan masyarakat
b. Mernberikan bekal kemampuan dasar bagi perkembangan anak secara utuh
c. Memberikan bekal untuk mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan
seumur hidup.
2. Isi dan program kegiatan
Isi program pendidikan mencakup bidang-bidang pengembangan:
a. Pendidikan Moral Pancasila
b. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
c. Kemampuan berbahasa
d. Perasaan, kemasyarakatan, dan kesadaran lingkungan
e. Daya cipta
f. Pengetahuan
g. Jasmani dan kesehatan
D. Kurikulum 1994
TK sebagai bagian dari pendidikan rasekolah telah diatur oleh Peraturan
pemerintah no 27 tahun 1990 tantang pendidikan prasekolah dan secara khusus telah
pula diatur dalam kepmendikbud RI no 0486/zu/1992 tantang TK. Untuk
menyesuaiakan dengan perturan tersebut di atas maka Kurikulum TK 1976 yang
disempurnakan perlu diperbaiki. Program Kegiatan Belajar TK 1994 adalah perbaikan
dari kurikulum tersebut.
1. Tujuan
Program kegiatan belajar TK bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan
oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
2. Isi program kegiatan
PKB TK didasarkan pada tugas perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya. Berdasarkan PP No. 27 tahun 1990 tentang pendidikan
prasekolah bahwa isi PKB TK meliputi pengembangan:
1. Moral Pancasila
2. Agama
3. Disiplin
4. Kemampuan Berbahasa
5. Daya Pikir
6. Daya cipta
7. Perasaan/emosi
8. Kemampuan bermasyarakat
9. Keterampilan
10. Jasmani
E. Kurikulum TK 2004 (kurikulum berbasis kompetisi)
Penyempurnaan kurikulum, termasuk kurikulum Taman Kanak-kanak
dilaksanakan secara terus-menerus dan dilakukan melalui tahapan pengkajian,
sosialisasi, advokasi dan perintisan mulai tahun 2001 oleh tim pengembang kurikulum,
pakar, praktisi, dan pembina serta penyelenggara pendidikan.
Kurikulkum berbasis kompetensi, pada tahun 2002, Pusat Kurikulum
menerbitkan Kurikulum dan hasil belajar-Kompetensi Dasar PAUD untuk usia 4-6
tahun. Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang Standar
Nasional Pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses dan kompetensi lulusan
serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah maka diterbitkan
Kurikulum 2004-standar Kompetensi PAUD-Taman Kanak-kanak dan raudhatul Athfal.
1. Tujuan
Tujuan Pendidikan anak usia TK seperti yang diamantkan oleh Kurikuum 2004
adalah diarahkan untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi
baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nila-nilai agama, social emosional,
kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar.
2. Isi program dankegiatan
Kurikulum 2004 Taman Kanak-kanak terdiri atas Kerangka Dasar, dan standar
Kompetensi Taman Kanak-kanak. Untuk pelaksanaan di Taman Kanak-kanak
dilengkapi perangkat pedoman pengembangan silabus, pedoman pengembangan
pembelajaran, pedoman penilaian, dan secara bertahap akan disusun perangkat
pedoman lainnya.
aspek-aspek perkembangan tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan
yang utuh mencakup: bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui
pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
a. Bidang Pengembangan Pembentukan Perilaku melalui Pembiasaan
b. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar
3. Kurikulum 2006 (KTSP)
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dengan terbitnya Standar Nasional PAUD
No. 58 tahun 2010 , maka diharapkan TK sudah dapat mengembangkan
Kurikulumnya sendiri. Standar Nasional PAUD merupakan hasil kajian yang
dilakukan terhadap Standar Kompetensi TK/RA 2004 dan Menu.
Standar Pendidikan Nasional PAUD merupakan pengelompokkan dari 8
standar nasional Pendidikan. Standar PAUD tersebut dikelompokan jadi 4 standar
yaitu:
1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
2) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
3) Standar isi, proses, dan penilsian, dan
4) Sandar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan Jabaran.
1. Isi program kegiatan
Struktur program kegiatan PAUD mencakup bidang pengembangan
pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar melalui
kegiatan bermain dan pembiasaan. Lingkup pengembangan meliputi:
(1) nilai-nilai agama dan moral,
(2) fisik,
(3) kognitif,
(4) bahasa, dan
(5) sosial emosional.
4. Kurikulum 2013
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
I Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
1. Tujuan
Tujuan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini adalah mendorong
perkembangan peserta didik sehingga mempunyai kesiapan untuk menempuh
jenjang pendidikan selanjutnya baik dalam hal sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan.
2. Karakteristikkurikulum 2013 pendidikananakusiadini
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dirancang dengan karakteristik
sebagai berikut:
a. Mengoptimalkan perkembangan anak yang meliputi: aspek nilai agama dan
moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni yang
tercermin dalam keseimbangan kompetensi sikap, pengetahun, dan keterampilan
b. Menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dalam
pemberian rangsangan pendidikan
c. Menggunakan penilaian autentik dalam memantau perkembangan anak; dan
d. Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran.
3. Isi program kegiatan
Muatan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini berisi program-program
pengembangan yang terdiri dari:
a. Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan
suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai
agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam
konteks bermain.
b. Program pengembangan fisik-motorik mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.
c. Program pengembangan kognitif mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kematangan proses berpikir dalam konteks bermain.
d. Program pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain.
e. Program pengembangan sosial-emosional mencakup perwujudan suasana
untuk berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan sosial serta
kematangan emosi dalam konteks bermain.
f. Program pengembangan seni mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks
bermain.
Resume kelompok 5