Anda di halaman 1dari 16

Laporan Makalah

(“Memelihara Keselamatan dan Kesehatan Kelas”)

Dosen Pengasuh Kompetensi Profesi Guru PAUD


- Dra. Hasmalena M, Pd

DisusunOleh : 1. Rena Yolanda (06141181823007)


2. Ulia Yuni Sasmita (06141281823031)
3. Dian Ramadhani P (06141281823071)
4. Nys. Anisa Milenia (06141281823074)

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018 - 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas ridho dan karuniaNya
Laporan Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat teriring salam kita junjungkan
kepada nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatnya, dan juga
kepada kita semua selaku umatnya yang insya Allah selalu mengikuti ajaran sunahnya.

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada sumber materi kami dari pihak – pihak buku
yang kami gunakan sebagai acuan laporan makalah ini, serta yang telah berkontribusi dan
menyumbangkan idenya dalam proses pengerjaan laporan makalah ini. Sehingga laporan
makalah ini terselesaikan pada waktunya.

Laporan makalah ini membahas tentang mata kuliah perkembangan sains anak usia
dini, yaitu “Memelihara Keselamatan dan Kesehatan Kelas”.

Harapan saya hasil laporan makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai mana mestinya dan
memberi manfaat yang positif kepada para pembaca sebagai referensi umum serta bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.

Kami menyadari masih banyak kekurangan didalam laporan makalah ini.Sehingga


laporan makalah ini tidak bisa dianggap sempurna.Oleh sebab itu uluran saran dan kritik dari
pembaca akan terbuka lebar untuk kami agar ini menjadi lebih baik dimasa mendatang.

Akhir kata kami berharap laporan makalah ini dapat menimbulkan dampak positif di
masa yang akan datang.

Indralaya, 21 Agustus 2019

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR………………………………………................................................... I
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….. II
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
1.2 RumusanMasalah...………………………………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penulisan…..……………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN...…………………………………………………………………. 3
2.1 Definisi Memelihara Keselamatan Dan Kesehatan Kelas…………………………. 3
2.2 Pemelliharaan Kesehatan Anak Usia Dini…………………………………………. 3
2.3 Keamanan dan Keselamatan anak di Sekolah…………………………………….. 4
2.3.1 Keamanan Outdoor dan Indoor…………………………………………….... 5
2.4 Lingkungan di dalam kelas (Indoor)…………………………………………………...... 7
2.5 Lingkungan di luar kelas (Outdoor)…………………………................................. 8
2.4 Pentingnya Memelihara Keselamatan di Outdoor dan Indoor……………… 8
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………. 13
3.1 Kesimpulan……...………………………………………………………………... 13
3.2 Saran………………..…………………………………………………………….. 13
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………… 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Dari lingkungan, anak belajar tentang
kebersihan, kerapian, disiplin, kemandirian, semangat pantang menyerah, dan banyak hal
lainnya. Oleh karena itu, lingkungan pada Pendidikan Anak Usia Dini harus direncanakan,
ditata, dimanfaatkan, dan dirawat secara cermat agar mampu mendukung pencapaian hasil
belajar yang telah ditetapkan bersama. Lingkungan belajar, baik di dalam maupun di luar
mempengaruhi apa dan bagaimana anak belajar. Lingkungan yang mengundang; mendorong
dan membantu anak bereksplorasi, bereksperimen; memanipulasi benda dan alat main secara
bermakna, menyenangkan, dan menantang kemampuan berpikir mereka membuat kegiatan
pembelajaran menjadi semakin menyenangkan.
Agar terciptanya keselamatan, kesehatan dan kenyamanan hendak lah ruangan
pembelajaran ditata secara fungsional bagi anak, yang memungkinkan anak bekerja,
bergerak, dan berkembang secara bebas. Kondisi ruangan dan peralatan disesuaikan dengan
ukuran anak. Bahan dan alat main diatur dalam rak-rak yang mudah dijangkau anak. Ruang
kelas ditata indah dan menarik bagi anak karena pada usia awal rasa estetika mulai
berkembang. Maka dari itu makalah ini membahas “Memelihara Kesehatan dan Keselamatan
Kelas”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Kesehatan dan keselamatan kelas?
2. Bagaimana Pemeliharaan Kesehatan Anak Usia Dini?
3. Bagaiaman Keamanan dan Keselamatan Anak di Sekolah?
4. Apa saja keamanan Outdoor dan Indoor anak?
5. Bagaiaman Lingkungan di dalam kelas Indoor anak?
6. Bagaiman Lingkungan di luar kelas Outdoor anak?
7. Bagaiamana pentingnya memelihara keselamatan di Outdoor dan Indoor?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Syarat mata kuliah Kompetensi Profesi Guru PAUD, dalam hal ini Sebagai pedoman
dalam pemaparan materi dalam mata kuliah Kompetensi Profesi Guru PAUD.

1
2. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa/i agar mampu mengetahui serta
membahas tentang segala hal memelihara keselamatan dan kesehatan kelas.
3. Sebagai sumber tambahan bagi peserta didik serta pendidiknya dalam menambah ilmu
pengetahuan dalam memelihara keselamatan dan kesehatan kelas.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Memelihara Keselamatan dan Kesehatan kelas

2
Keselamatan adalah keadaan selamat Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia keselamatan adalah perihal (keadaan dan sebagainya) selamat, kesejahteraan,
kebahagiaan. Adapun definisi dari kesehatan yaitu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kesehatan adalah keadaan (hal) sehat, kebaikan keadaan (badan dan sebagainya). Menurut
UU No.9 Tahun 1960 juga mendefinisikan tentang Pokok-Pokok Kesehatan, bahwa sehat
adalah sehat badan, rohani (mental), dan sosial, bukan hanya sebatas dari penyakit-
penyakit, cacat, dan kelemahan.

2.2 Pemeliharaan Kesehatan Anak Usia Dini


Secara umum, memelihara kesehatan anak bertujuan agar tidak terjadi penyakit yang
dapat mengganggu belajar serta kecerdasan anak adalah:
a) menjaga kebersihan diri anak dan lingkungannya,
b) imunisasi tepat waktu,
c) menjaga jenis makanan yang dikonsumsi.
Perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian makanan yang
sehat dan menjaga kebersihan. Pemberian makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan,
mendidik anak sejak usia dini untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat. Makanan yang
diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi dan kebutuhan anak. Anak yang
alergi terhadap makanan tertentu, maka berikanlah makanan pengganti untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya. Banyak anak yang tidak menyukai makanan yang sehat seperti
sayuran, sebagai orang tua dan para guru harus bisa membuat sayuran menjadi makanan
yang paling lezat bagi anak. Misalnya, dalam memasak sayuran bisa dimodifikasi dengan zat
makanan lain yang cita rasanya dapat disukai anak.
Berbagai macam penyakit dapat diperoleh anak terutama anak usia 0-6 tahun. Masing-
masing penyakit memiliki ciri dan akibatnya. Gejala penyakit anak perlu diketahui guru dan
orang tua agar dapat memantau dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat untuk anak.
Guru di kelas perlu menjelaskan kepada anak mengenai berbagai hal dalam pemeliharaan
kesehatan, yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan seperti, pemeliharaan lingkungan di
sekolah, pemeliharaan lingkungan di kelas dan pemeliharaan dirumah, dll. Contoh dalam
lingkungana kelas anak harus mencuci tangan sebelum makan sehingga guru harus
menyediakan tempat cuci tangan. Selain dalam pemeliharaan lingkungan anak juga harus
dapat memelihara tubuhnya seperti, mata, telinga, kulit, gigi, dan jasmani. Hidup dengan
budaya sehat perlu ditanamkan sejak dini, sejak anak sudah mulai dapat menangkap dengan
panca inderanya mengenai arti pentingnya memelihara dan menjaga kesehatan.

3
Pemeliharaan kesehatan anak juga disesuaikan dengan perkembangannya. Intensitas
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada bayi tentu lebih tinggi dibandingkan dengan usia
anak-anak. Hal ini dikarenakan pada usia bayi, dia belum bisa mandiri dan masih butuh
bantuan secara penuh dari orang dewasa. Sedangkan pada usia anak-anak, harus dibiasakan
dan dilatih untuk mandiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan yang ringan
seperti memotong kuku, menggosok gigi, melatih anak untuk mandi sendiri, namun
pemeliharaan kesehatan kepada anak juga masih memerlukan pengawasan orang tua. Dalam
pemeliharaan kesehatan juga harus memerhatikan lingkungan sekitar juga sehat dan bersih
dengan melakukan pemeliharaan lingkungan kita juga dapat mengajarkan anak-anak untuk
menjaga lingkungan seperti untuk tidak membuang sampah sembarangan.

2.3 Keamanan dan Keselamatan Anak di Sekolah


2.3.1 Keamanan Outdor dan Indoor
Lingkungan sebagai unsur yang menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapat
perhatian dan perlu diciptakan sedemikian rupa, agar menyediakan objek-objek sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Dalam merencanakan program yang sesuai
perkembangan anak, orang dewasa atau pendidik hendaknya melakukan beberapa hal berikut
ini :
• Menyediakan kegiatan berikut peralatan yang bervariasi dan kaya yang dapat
dipilih sendiri oleh anak.
• Menawarkan kepada anak-anak untuk memilih apakah mereka ingin berpartisipasi
dalam kelompok kecil atau melakukan kegiatan sendiri (individu)
• Membantu dan memandu anak-anak yang tidak atau belum mampu memanfaatkan
kemudahan dan kesenangan kegiatan pilihan sendiri dalam sesi kegiatan pilihan
anak.
• Memberikan kesempatan kepada anak untuk berinisiatif dan melakukan praktik
langsung mengenai kegiatan yang dipilihnya sendiri.
Pendidik perlu menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang mendukung
dan memudahkan sensori anak untuk bersentuhan dengan lingkungan belajar sehingga setiap
aspek perkembangan anak dapat berkembang sebaik-baiknya. Hal ini dilakukan untuk
mengoptimalkan perkembagan anak usia dini, khususnya anak usia tiga sampai dengan
empat tahun.
Faktor lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk membedakan
kualitas program di lembaga PAUD. Oleh karenanya guru harus lebih berhati-hati dalam
merencanakan dan mengorganisir ruang kelas dan peralatannya. Perencanaan dan

4
pengorganisiran ruang kelas secara baik dan berhati-hati akan memberikan banyak
keuntungan, diantaranya :
• Membuat pekerjaan guru menjadi mudah,
• Hari-hari anak menjadi lebih menyenangkan
• Anak dapat menyelesaikan tugas secara lebih produktif dan tertantang
• Anak-anak akan terus berkeliling dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya tanpa
merasa bosan
• Atmosfer kegiatan pembelajaran lebih dapat terantisipasi, cemerlang, inspiratif,
menakjubkan, menantang dan memesona.
Ruang kelas yang teratur dan tetata baik merupakan lingkungan yang dapat
meransang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan nyaman seta mempermudah
pekerjaaan, baik guru maupun siswa itu sendiri. Guru sebagai perancang aktivitas
pembelajaran sekaligus pelaksanaanya memegang peran yang penting untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif. Termasuk didalamnya menciptakan lingkungan fisik kelas yang
kondusif untuk kegiatan belajar anak.

2.4 Lingkungan di Dalam Kelas (Indoor)


Ukuran ruang kelas dipengaruhi oleh jenis kegiatan yang akan dilakukan anak, serta
jumlah anak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Kelas perlu dirancang agar
menyenangkan.
Warna-warna terang dan riang sangat disukai anak. Akan tetapui jangan terlu “ramai”
karena warna mengalihkan perhatian anak. Untuk menciptakan suasana yang lebih
menyenangkan dan meningkatkan konsentari belajar siswa, pilihlah warna-warna cat dinding
yang tidak terlalu mencolok.
Cahaya matahari diusahakan dapat masuk dengan baik agar kelas tidak gelap.
Ventilasi pun baik sehinnga tempertur terjaga kenyamanannya. Hindari cahaya matahari
lansung karena akan menyilaukan dan merusak mata anak, antisipasi dengan memasang kaca
buram. Pastikan semua anak dapat melihat kepapan tulis atau guru dengan baik. Usahakan
kelas sebagai lingkungan belajar. Kemanapun anak menghadap akan belajar papan tulis
sebaiknya agak rendah agar anak dapat mencapainya, dan sediakan selalu alat tulis didekat
papan tulis untuk meransang anak menulis. Gambar dapat dipasang didinding. Gambar yang
menunjukkan keterampilan hidup perlu disediakan, misalnya gambar bagaimana
menyeberang jalan, memkai kaos kaki, mencuci tangan dan sebagainya. Kabel-kabel listrik
harus terlindung dan tidak berada dalam jangkauan anak-anak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menata ruang kelas adalah:

5
1. Ukuran ruangan
Hal-hal yang harus diperhatikan dewngan seksama dalam penataan ruangan ini
antara lain:
a. Ruangan harus mengakomodasi kebutuhan siswa yang beragam
b. Area perpustakaan , belajar matematika, atau bahas ditempatkann di sisi
yang lebih tenang dan tidak berdekatan dengan area bermain.
c. Area yang berada dekat sumber air sebaiknya berdekatan dengan tempat
kegiatan prakarya kerajinan anak atau kegiatan praktik sains.
d. Setiap area belajar bisa diberi hiasan hasil karya siswa yang berhubungan
dengan tema yang sedang dipelajarinya disekolah.
2. Perlengkapan kelas/furniture
Pemilihan furniture juga harus disesuaikan dengan ruangan yang ada,
misalnya jangan memakai meja bulat bila kapasitas ruangan terbats tapi pakilah
meja segi empat memanjang, sehinnga memberi kesan ruang yang lebih lapang.
Selain itu perhatikan juga meja, kursi , rak penyimpanan barang siswa dan media
penunjang lainnya dalam belajar.untuk memudahkan dapat dilakukanhal berikut:
a. Perhatikan akses siswa untuk mengambil peralatan untuk yang dibutuhkan
seperti kertas, pensil gunting, dan lain-lain.
b. Pilihlah media pengajaran yang aman dan tidak terbuat dari bahan yang
berbahaya.
c. Gunakanlah furniture yang bersifat multiguna, misalnya papan tulis yang
satu sisinya dapat dimanfaatkan sebagai rak buku dan bagian
bawahnyaberfungsi untuk menyimpan peralatan tulis guru.
d. Ketika mengatur letak furniture, pastikan semua siswa dapat melihat
kepapan tulis dan guru drai tempat mereka duduk
e. Dideretan tempat duduk siswa, berilah jalan atau jarak diantaranya,
sehinnga memudahkan guru berpindah apabila memberikan bantuan
individubagi siswa yang membutuhkan.
f. Persiapkan stok kebutuhan kelas seperti alat-alat tulis , kebutuhan prakarya

2.5 Lingkungan Di Luar Kelas (Outdoor)


Ada dua alasan penting bermain Outdoor diperuntukkan untuk anak-anak usia dini.
Pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan didapatkan oleh anak.
Kedua, kebiasaan orang tua yang menjauhkan area bermain dari anak-anak karena berbagai
faktor dan lebih memilih memberikan anak-anak tontonan atau bermain komputer selain itu

6
faktor lingkungan yang tidak aman membuat orang tua menjauhkan anak mereka untuk
bermain di luar.
Bermain Outdoor membuat anak dapat menikmati kesenangan dan sangat membantu
pertumbuhan dan perkembangannya. Berbagai macam area yang ada di lingkungan bermain
Outdoor yang dikelilingi alam yang natural sehingga anak-anak dapat mengobservasi benda-
benda yang ada disekitarnya.
Hal yang paling penting dari penataan lingkungan Outdoor adalah anak mendapatkan
pengalaman yang unik. Misalnya science yang datang dengan sendirinya secara natural,
yaitu berseksplorasi dan mengobservasi dengan tangannya sendiri. Anak dapat melihat
tentang perubahan warna, memegang kulit kayu sebatang pohon, mendengar suara jangkrik
atau mencium udara setelah hujan turun, anak-anak menggunakan semua perasaan mereka
untuk belajar tentang dunianya. Memperhatikan pentingnya tata lingkungan Outdoor untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak maka anda harus memberikan perhatian
serius dalam merancang dan menggunakan tempat bermain Outdoor.
Prinsip penataan area bermain Outdoor pada anak usia dini adalah :
1. Memenuhi aturan keamanan
2. Harus sesuai dengan karakteristik alamiah anak
3. Harus didasarkan pada kebutuhan anak dan
4. Secara estetis harus menyenangkan
Agar lingkungan diuluar kelas aman dan nyaman bagi siswa ketika turun bermain ,
seperti berikut:
Adanya pagar atau pintu pengaman untuk melindungi anak-anak dari bahaya jalan dan air.
Pemasangan pagar pengaman mutlak diperlukan , dilengkapi dengan kunci atau gembok yang
harus diperiksa apakh terkunci dengan baik pada saat anak turun bermain, karena beberapa
anak akan bermain diluar pagar sekolah.
Alat-alat permainan yang dipergunkan sesuai dengan tahapan usia anak, misalnya
papan seluncur jangan terlalu tinggi karena anak akan kesulitan menaikinya. Alat-alat
bermain yang digunakan aman bagi keselamatan anak. Bebas dari aliran listrik yang
mebahayakan. Perhatikan juga jarak area bermain, misalnya jarak area bermain pasir dari
ayunan yang tidak terlau berdekatan.
Contoh beberapa alat-alat bermain dan belajar yang terdapat diluar kelas:
1. Jungkat-jungkit
2. Ayunan
3. Bak pasir atau bak air
4. Papan seluncur
5. Bola keranjang.

7
6. Dan sebagainya.

2.6 Pentingya Memelihara Keselamatan di Outdor dan Indoor


Lingkungan kehidupan seorang anak Tk adalah di sekolah, rumah, dan sekitarnnya,
serta sesekali pergi bersama keluarga ke tempat laian. Lingkungan sekolah adalah sekolah
beserta segala isinya serta halaman maupun sekelilingnya. Pengertian lingkungan dapat
berupa fisik maupun lingkungan sosial.
Kondisi seorang anak TK memiliki beberapa kelemahan dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Seorang anak TK masih belajar mengenal berbagai benda yang ada,
bentuk maupun fungsinya. Seorang anak TK belum banyak mengalami masalah dengan
sesuatu benda yang ada di lingkungannya, karena selama ini ia dijaga oleh orang tuanya agar
tidak sampai terkena sesuatu yang berbahaya atau dilindungi. Sehingga ada kemungkinan ia
tidak tahu bahwa ada bahaya di lingkungannya atau ia akan amat takut beberapa hal karena
selalu diberi peringatan.
1. Penyebab Anak Usia TK Mengalami Kecelakaan
Pada masa ini anak usia TK memiliki kelemahan :
a. Kondisi fisik yang masih belum tegap, mantap, belum memiliki tenaga yang
cukup, serta belum memiliki koordinasi motorik yang baik, belum mengenal
berbagai keadaan atau situasi yang ada di lingkungan yaitu benda maupun
keadaaan seperti keramaian di jalan raya, air yang banyak seperti kolam
berenang atau sungai.
b. Belum tahu cara menghadapi bahaya dan cara melakukan tindakan yang
diperlukan ketika mengalami kecelakaan karena :
 Belum bisa memperkirakan atau membedakan tingkat ketinggian
atau kerendahan dengan benar.
 Suka memasukkan benda ke mulut
 Belum mengenali atau membedakan benda atau bahan yang
bebahaya dan yang tidak berbahaya.
 Banyak bergerak, berlari, dan melompat
 Keseimbangan tubuh belum seimbang
 Suka meniru perbuatan orang lain
 Rasa ingin tahu dan suka memegang suatu benda yamg terjangkau
Ketujuh penyebab kecelakaan tersebut adalah beberapa di antara berbagai penyebab
yang dapat disebabkan anak kurang berhati-hati maupun kelalaian orang dewasa yang berada
di sana dan bertanggung jawab akan lingkungan anak.
2. Kecelakaan yang Mungkin Terjadi Pada Anak

8
a. Terjatuh
1. Keadaan yang sering menyebabkan anak jatuh :
 Adanya benda yang terdapat di lantai
 Lantai yang licin kareana basah, berminyak, berlumut
 Posisi tempat berada anak seperti tempat tinggi, lereng
 Keadaan kesehatan anak, khususnya kesehatan mata seperti rabun
senja karena kekurangan vitamin A
2. Pencegahan biar anak tidak jatuh :
 Lantai yang bersih, kering dan rata
 Barang-barang tidak bertebaran di lantai
 Pencegahan anak naik suatu tempat yang tinggi yang berbahaya
3. Akibat anak jatuh :
 Gejala ringan, anak memar atau benjol
 Gejala sedang, terdapat luka berdarah, nyeri dan gigi goyang
 Gejala berat, Pingsan, muntah, keluar darah dari hidung telinga,
gigi patah.
4. Tindakan pertolongan pertama :
 Gejala ringan
Penanggulangannya adalah memar atau benjol di kompres dengan air
dingin. Jika ada luka ditangani dengan mengikuti petunjuk P3K
 Gejala sedang
Penanggulangannya jika luka berdarah, setelah ditangani seperti P3K,
perlu diperhatikan untuk perdarahan yang banyak bawa ke puskemas atau
dokter terdekat.
 Gejala berat
Penanggulangannya Perhatikan benar-benar P3K, kmudian harus
segera dibawa ke rumah sakit.
b. Keracunan
1. Penyebab anak keracunan
 Bahannya mengandung racun
 Obat-obatan
 Cairan pembersih
 Bahan bakar
 Obat anti hama atau pestisida
 Gigitan binatang
 Pupuk tanaman
2. Pencegahan keracunan

9
 Bahan-bahan yang mengandung racun disimpan di tempat yang sulit
di capai anak
 Obat yang diminum dan obat luar diletakkan terpisah dan diberi
tanda yang jelas
 Bahan pembasmi serangga disimpan terpisah atau tersendiri
 Bersihkan seluruh lingkungan dan ruangan yang ada secara baik
 Anak diberi pengertian mengenai bahan-bahan maupun serangga
3. Akibat anak keracunan
 Pusing, sakit kepala
 Mual, muntah, sakit perut, mencret
 Bengkak, nyeri, perubahan warna kulit
 Kejang-kejang
 Sesak nafas
 Pingsan
 Mulut berbusa

C. Kemasukan benda asing


1. Benda yang sering dimasukan ke dalam mulut
 Benda tumpul
 Benda tajam
 Serangga
2. Pencegahan anak memasukkan benda asing
 Juahkan benda-benda yang dapat dimasukan ke mulut
 Biasakan anak makan dan minum dengan cara yang benar
 Jangan berikan makan atau minum ketika anak sedang menagis
3. Akibat bila anak kemasukan benda asing
 Luka, pendarahan, gamgguan pendengaran
 Kesulitan bernafas, sesak
 Hidung tersumbat
 Benda yang tajam dapat menyebabkan luka
4. Tindakan pertolongan
 Kemasukan benda pada saluran pernapasan
 Tunggingkan anak dengan porsi kepala lebih rendah dari punggung
 Tepuk-tepuklah punggung anak agar benda tersebut keluar.

3. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K )


a. Pengertian
 Pertolongan yang diberikan segera setelah kecelakaan

10
 Pertolongan ini bersifat sederhana dengan peralatan dasar sederhana yang
dapat diakan di tempat umum
 Tindakan P3K ini bersifat sementara, sampai korban mendapat pertolongan
dari petugas yang berwenang.
b. Tujuan P3K
 Menyelamatkan penderita
 Menyembuhkan penderita atau mencegah bertambah parahnya luka atau
kerusakan akibat kecelakaan
 Mengurangi rasa nyeri dan cemas, menjaga ketenangan fisik dan mental
penderita
 Membantu mencarikan pertolongan dari pihak yang berwenang secepat
mungkin, di samping upaya melakukan P3K.
c. Prinsip Pokok P3K
 Tindakan dilakukan P3K secara cepat, tepat, dan hati-hati
 Tetaplah berjaga mewaspadai ancaman bahaya selanjutnya bagi korban
 Upayakan agar penderita tetap sadar.
 Apabila ada perdarahan, dihentikan secepatntanggung jawab akan
lingkungan anak.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Defnisi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keselamatan adalah perihal (keadaan
dan sebagainya) selamat, kesejahteraan, kebahagiaan. Adapun definisi dari kesehatan yaitu
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kesehatan adalah keadaan (hal) sehat, kebaikan
keadaan (badan dan sebagainya). Secara umum, memelihara kesehatan anak bertujuan agar
tidak terjadi penyakit yang dapat mengganggu belajar serta kecerdasan anak adalah menjaga
kebersihan diri anak dan lingkungannya, imunisasi tepat waktu, menjaga jenis makanan yang
dikonsumsi.
Ruang kelas yang teratur dan tetata baik merupakan lingkungan yang dapat
meransang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan nyaman seta mempermudah
pekerjaaan, baik guru maupun siswa itu sendiri. Guru sebagai perancang aktivitas
pembelajaran sekaligus pelaksanaanya memegang peran yang penting untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif. Termasuk didalamnya menciptakan lingkungan fisik kelas yang
kondusif untuk kegiatan belajar anak.

3.2. Saran
Diharapkan para orangtua dan guru dapat bekerjasama dalam memelihara keselamatan
kesehatan kelas baik di dalam maupun di luar. Kemudian agar terciptalah lingkungan yang
nyaman dan bersih untuk anak belajar. Menciptakan lingkungan kelas yang kondusif untuk
kegiatan belajar anak kemudian mengkomunikasikan keadan anak kepada guru agar dapat
menyesuaikan ligkungan kelas dengan keadaan anak tersebut. Perlu dilakukannya lagi
penelitian terkait memelihara keselamatan dan kesehatan kelas.

12
\

Daftar Pustaka

Aqib, Zainal. 2014. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Bandung: Nuansa Aulia.

http://www.readmore99.com/praktik-pembelajaran-constructivisme-pada-pendidikan-
anak-usia-dini-secara-holistik-suatu-tinjauan-kritis

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Neneng, Tasu’ah. Mukmini, Amirul. 2015. Pengembangan Model Layanan Program


Usaha Kesehatan Sekolah Terintegrasi Pada Lembaga PAUD di Kota Semarang.
Semarang: PGPAUD FIP UNNES

Santoso, Sugeng dan Rianti, Anne Lies. 2014. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta : Rineka
Cipta

Yusuf, Farida. Susanti, Aries. Dkk. 2015. Pedoman Pengelolaan Kelas Pendidikan
Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat Pembinaan PAUD dan Direktorat Jendral PAUD
dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

13

Anda mungkin juga menyukai