Dosen Pengampu :
Andromeda, S.Psi., M.Psi.
Sugiariyanti, S.Psi., M.A.
DISUSUN OLEH :
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas limpahan nikmat serta karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Anak Berbakat dan
Indigo”. Karya ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus.
Dalam penyelesaian makalah, tim penulis mendapat dukungan dari banyak pihak. Oleh
karena itu, tim penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna, maka penulis dengan kerendahan hati dengan terbuka
menerima kritik dan saran.
28 September 2020
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….............ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...............iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................1
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………….2
1.4 Rumusan Masalah.....................................................................2
1.5 Tujuan........................................................................................2
1.6 Manfaat…………………………………………………………….….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anak Berbakat dan Indigo…………………………….....3
2.1.1 Anak Berbakat………………………….........................3
2.1.2 Indigo……………………………………………………...3
2.2 Karakteristik dan Masalah Anak Berbakat dan
Indigo………………………………………………………………..5
2.2.1 Karakteristik Anak Berbakat…………………………....5
2.2.2 Masalah Anak Berbakat……………………………...…7
2.2.3 Karakteristik Indigo……………………………………...8
2.2.4 Masalah Anak Indigo…………………………………....8
2.3 Penyebab Anak Berbakat…………………..…………………....12
2.4 Dampak Anak Berbakat dan Indigo……………………………..13
2.4.1 Dampak Anak Berbakat………………………………..13
2.4.1.1 Dampak terhadap Fisik………………………..13
2.4.1.2 Dampak terhadap Kognitif…………………….13
2.4.1.3 Dampak terhadap Sosioemosi………………..14
2.4.2 Dampak Indigo………………………………………….15
2.4.2.1 Dampak terhadap Fisik………………………..15
2.4.2.2 Dampak terhadap Kognitif………………….....15
2.4.2.3 Dampak terhadap Sosioemosi………………..16
iii
2.5 Intervensi Pendidikan Anak Berbakat dan Indigo……………...16
2.5.1 Intervensi Pendidikan Anak Berbakat………………...16
2.5.2 Intervensi Pendidikan Indigo………………………......19
2.6 Teori Multiple Intelligence……………………………………......21
2.7 Proses Identifikasi Anak Berbakat dan Indigo…………….......25
2.7.1 Identifikasi Anak Berbakat……………………….........25
2.7.2 Idenitifikasi Indigo………………………………………26
2.8 Peran orang tua dan Pendidik bagi Anak Berbakat dan
Indigo………………………………………………………………26
2.8.1 Peran orang tua dan Pendidik bagi Anak Berbakat…26
2.8.2 Peran orang tua dan Pendidik bagi Indigo…………...28
2.9 Telaah Film………………………………………………………...30
2.9.1 “Gifted”…………………………………………………...30
2.9.2 “Danur”…………………………………………………...31
BAB II PENUTUP
2.1 Kesimpulan...............................................................................33
2.2 Saran………..……………………………………………………….33
DAFTAR PUSTAKA………………...…………………………………...……………......34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Kelebihan yang dimiliki jusru membuat anak berbakat dan indigo harus merasakan
beberapa permasalahan.
1.5 Tujuan
1. Memahami mengenai anak berbakat atau gifted talent
2. Memahami karakteristik dan ciri-ciri anak berbakat
3. Memahami jenis pendidikan yang relevan untuk anak berbakat
4. Memahami mengenai anak indigo
5. Memahami karakteristik dan ciri-ciri anak indigo
6. Memahami jenis pendidikan yang relevan untuk anak indigo
1.6 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini berguna untuk memperluas wawasan penulis dan juga pembacanya
dan menambah pengetahuan mengenai Anak berbakat dan Indigo.
2. Manfaat Praktis
2
Makalah ini dapat memberikan gambaran bagi pembaca, pendidik, dan orang tua
dalam membimbing anak yang memiliki kelebihan seperti anak berbakat dan indigo
serta membantu mengetahui jenis pendidikan yang relevan serta gambaran mengenai
sikap yang semestinya ditunjukan kepada anak berbakat dan indigo.
BAB II
PEMBAHASAN
3
menuruti bahkan membantah nasehat orang tua mereka. Orang tua kebanyakan
tidak dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan anaknya yang indigo, sehingga
orang tua tidak dapat menyampaikan pesannya kepada anak anaknya yang
indigo. Seperti diketahui, anak indigo memiliki dunia sendiri dan tidak memiliki
inisiatif untuk bersosialisasi dengan orang lain, karena itu dibutuhkan kedekatan
emosional antara orang tua dan anaknya yang indigo agar dapat bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya.Tanpa pola komunikasi dan dukungan yang baik
dalam keluarga yang mempunyai anak indigo, maka anak indigo tidak akan
berkembang dengan baik sesuai yang diharapkan orang tua, oleh karena itu pola
komunikasi sangat dibutuhkan untuk menggali kelebihan serta bakat anak. Disini
komunikasi antara orang tua dan anak indigo adalah saran yang paling utama
(Parathon, 2010).
Anak indigo adalah anak-anak yang memiliki aura dominan berwarna nila,
namun fisiknya sama seperti anak lainnya. Ciri-ciri indigo yang mudah dikenali
adalah mempunyai kemampuan spiritual tinggi. Beberapa anak Indigo bisa melihat
sesuatu yang belum terjadi dan dapat melihat masa lalu. Bisa pula melihat
makhluk halus yang tidak tertangkap oleh indera penglihatan biasa.
Kemampuannya untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, bukan hanya
merasakan, tapi juga mengerti. Seperti penuturan Indah dalam wawancara yang
dilakukan peneliti, dari kecil sampai sekarang Ia sering sekali melihat makhluk
halus. Bahkan Ia pernah mengalami kejadian yang sulit sekali diterima dengan
akal sehat manusia pada umumnya. Indah pernah dianggap aneh, menakutkan,
dan bahkan dianggap gila. Tapi ketika dibawa ke psikiater, Ia didiagnosis tidak
mengalami gangguan jiwa, dibawah pengaruh obatobatan, ataupun berhalusinasi.
Semua yang Indah alami adalah nyata dirasakan, namun tidak dapat dibuktikan
secara kasat mata(Yohana & Kamaetoe, 2016).
4
juga mempunyai perasaan yang dapat mengetahui adanya kekuatan yang lebih
tinggi.Para peneliti rusia juga menyebutkan bahwa anak indigo sudah ada sejak
1994. Sejak tahun iyu, tercatat 95% kelahiran tercatat sebagai anak indigo
(DAMAYANTI, 2018).
5
p. Persisten, perilaku diarahkan oleh tujuan
3. Karakteristik fisik
a. Kuantitas input yang luar biasa dari lingkungan melalui kesadaran sensosoris
yang tinggi
b. Kesenjangan yang luar biasa antara perkembangan fisik dan intelektual
c. Toleransi yang rendah terhadap kesenjangan antara standarstandar dan
keterampilan atletik
d. “Cartesian split” – dapat mencakup penolakan makhluk fisik dan penolakan
terhadap kegiatan fisik
4. Karakteristik intuisi
a. Keterlibatan dan kepedulian yang dini terhadap pengetahuan intuitif dan ide-
ide dan fenomena metafisik.
6
b. Terbuka terhadap pengalaman di bidang ini (intuisi); akan bereksperimen
dengan fenomena psikis dan metapsikis.
c. Kreativitas nampak di semua bidang usaha.
5. Karakteristik sosial
a. Sangat termotivasi oleh kebutuhan aktualisasi diri.
b. Kapasitas kognitif dan afektif yang maju untuk konseptualisasi dan
pemecahan masalah sosial.
c. Kepemimpinan.
d. Pemecahan masalah sosial dan lingkungan.
e. Keterlibatan pada meta-needs masyarakat.(e.g. keadilan, keindahan,
kebenaran).
7
mereka, mereka juga orang-orang yang sangat akurat, prestasi menjadi
patokan harga diri.
4. Kesalahan Diagnosis yang Bisa Terjadi
Bukan tidak mungkin anak berbakat salah didiagnosis, kesalahan diagnosis
kepada anak berbakat diantaranya ADHD, syndrom Asperger, gangguan
kepribadian schizotypal, gangguan kepribadian menjauh dari orang lain, dan
depresi.
5. Anak yang Sangat Cerdas dan Homoseksual
Ditemukan bahwa 1 di antara 1.000 siswa berbakat adalah homoseksual,
mereka merasa terisolasi sosial, rasa bersalah, khawatir, penolakan, dan
harga diri yang sangat rendah, perasaan negatif akan semakin parah karena
anak berbakat memiliki kepekaan yang tinggi. Beberapa akan mengalihkan
rasa takut ke arah hal-hal yang negatif.
6. Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan cara terakhir yang dilakukan anak berbakat untuk
menyelesaikan masalah. Masalah-masalah ini bukan masalah yang dihadapi
orang-orang pada umumnya.
7. Masalah lain
Masalah-masalah lain seperti masalah penyesuaian sosial, rasa kesepian, di
SMA konsep diri anak berbakat buruk, harapan orang tua yang tidak realistis,
tidak ada tantangan dari sekolah, menolak tugas sekolah, pemahaman diri
yang buruk, diejek teman, dll.
8
membuat mereka berbeda dibandingkan dengan kebanyakan orang. Mereka
cenderung lebih sensitif dan intuitif.
a. Permasalahan internal
Indigo dalam diri individu menimbulkan beberapa permasalahan internal dan
ekternal. Permasalahan yang timbul dari dalam diri indigo sering disebut
permasalahan internal. Permasalahan internal meliputi permasalahan dalam aspek
emosi, fisik, intelegensi. Selain permasalahan internal terdapat permasalahan
yang timbul dari luar diri individu disebut permasalahan eksternal. Berikut ini
adalah kondisi emosi, fisik, dan intelegensi pada indigo, yaitu :
1. Aspek Emosi
Virtue (2011: 85) menyatakan indigo mengolah emosinya dengan cara yang
berbeda karena indigo memiliki harga diri dan integritas yang kuat. Secara emosi
indigo mudah bereaksi, sehingga terkadang indigo memiliki permasalahan dalam
mengendalikan kemarahan. Indigo memiliki keinginan yang kuat dan mandiri
dengan melakukan apa yang ada dipikirannya daripada mematuhi kehendak
orangtuanya. Erwin (dalam Sampurno 2013 : 15), menyatakan bahwa indigo
memilikia) Tingkat kecerdasan superior, biasanya IQ indigo di atas 120.
f) Indigo tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan alam dan kemanusiaan.
Indigo juga terlahir dengan jiwa tua yang mempunyai tingkat kedewasaan dini
pada usia sangat muda atau ketika masih anak-anak. Keadaan ini mempengaruhi
pertumbuhan pada fisiknya. (Mohammad A.Suropati, 2014: 40). Debra Hegerle
menyebutkan bahwa indigo mengolah emosi secara berbeda dengan non-indigo
karena indigo memilki integritas yang kuat dan harga diri yang tinggi, indigo dapat
9
mengetahui dengan cepat serta menetralisasi setiap agenda atau usaha
tersembunyi yang dimiliki individu lain dan indigo lebih suka menyelesaikan
persoalan untuk dirinya sendiri. Lee Carroll dan Tober, (2006: 44). Kemudian
(Carrol dan Tober, 2006: 54) juga menyatakan bahwa Indigo juga menuntut lebih
banyak perhatian dan merasa bahwa kehidupan terlalu berharga untuk dilewati,
indigo ingin segla sesuatu terjadi dan sering kali memaksakan sebuah situasi
untuk memenuhi harapannya. Selanjutnya menyebutkan bahwa indigo memiliki
sensitivitas yang tinggi, menentang otoritas bila tidak berorientasi demokratis, dan
mudah merasa empati atau mudah merasa kasihan terhadap orang lain. (Carroll
dan Tober, 2006: 90)
Indigo juga sensitif dengan segala jenis kebohongan serta kurangnya integritas
pada diri seseorang.Indigo juga memiliki kepekaan terhadap perasaan dan pikiran
orang lain serta memiliki penilaian langsung terhadap suatu hal. Penilaian
langsung ini berhubungan dengan intuisi. Intuisi adalah Intuisi adalah kemampuan
untuk menangkap inti dari sutuasi secara langsung. Indigo sangat sensitive
dengan situasi dan orang di sekelilingnya.(Virtue, 2011: 85 ).
Indigo juga memiliki ketakutan melihat dunia gaib karena melihat dunia gaib tidak
semenyenangkan yang dibayangkan oleh individu biasa (yang tidak mampu
melihat dunia gaib), indigo juga memiliki empati yang menyakitkan, bagi indigo
yang berintuisi tajam kemampuan berempati justru kerap membuat indigo merasa
kesakitan karena indigo dapat merasakan penderitaan, kesedihan, atau kesakitan
orang lain (bahkan alam) yang indigo rasakan tidak selalu yang berada di
dekatnya. (Antonius Ari Sudana, 2013: 19).
Dari berbagai macam kondisi emosi indigo yang sudah dipaparkan dapat diperoleh
kesimpulan bahwa indigo adalah individu yang memiliki harga diri dan integritas
yang kuat, sulit dalam mengendalikan emosinya, sangat sensitif terutama dalam
melihat kebohongan dan kurangnya integritas pada diri seseorang, mudah merasa
empati, empati yang sangat dalam, menuntut lebihindividu normal lain. Indigo yang
melakukan banyak kegiatan fisik dan terlalu kuat akan mengalami gangguan
kesehatan karena tubuh mereka yang terlalu sensitif.
3. Kemampuan Intelegensi
Indigo memiliki daya ingat yang baik dengan kemampuan tajam dalam mengamati.
Indigo memiliki kemampuan mengorganisasi dan mendata informasi dengan cepat
10
dan membuat hubungan secara mental serta memiliki sifat kreatif. Kemampuan
tersebut membuat indigo dikatakan cerdas. Namun indigo berbeda dengan cerdas,
karena indigo dapat melakukan sesuatu yang belum diajarkan sebelumnya,
sedangkan cerdas dapat melakukan segala sesuatu setelah diajarkan serta
individu yang cerdas tidak memiliki kelebihan di bidang lain seperti indigo (Virtue,
2011: 173).
b) Mudah bosan
f) Suka bereksplorasi
11
Indigo juga memiliki gaya belajar sendiri sering memiliki insisiatif untuk melakukan
segala sesuatu dengan caranya sendiri yang berbeda dengan orang lain, sangat
tertarik kepada objek yang menjadi minatnya, sangat suka bereksplorasi,
meskipun begitu indigo mudah merasa bosan, mudah frustasi karena banyak
idepada penglihatan serta perasaan daripada apa yang didengar oleh individu.
(Virtue, 2011: 181).Robert Gerard juga menyatakan bahwa indigo merasa kagum
dengan akurasi dan cara individu lain saling berhubungan, indigo sering merasa
terganggu ketika percakapan tidak singkron. Indigo senang menjadi spontan dan
mudah menjadi sangat gembira tanpa alasan yang jelas. Banyak orang merasa
kesulitan berhubungan dengan para indigo karena individu lain menggunkan
pendekatan dan keyakinan dan peraturan yang sudah terpasang tetap, yang
dimiliki olah indigo. (Carroll dan Tober, 2006 : 53) Namun indigo juga bisa lembut
dan mencinta, banyak dantaranya tampak bijaksana dan memiliki mata yang
penuh daya. Indigo hidup secara mendalam pada dengan tampak selalu bahagia,
penuh semangat, dan dengan agenda yang dimilikinya. Indigo akan merasa kacau
dengan teman sebaya ketika individu lain tidak mampu memahami dirinya, indigo
tidak memikirkan bahwa orang lain dapat melakukan segala sesuatu selain
dengan cinta, meskipun demikian indigo sangat ulet dan dapat memberikan
bantuan kepada individu lain , meski sering dilakukan penolakan. Hal tersebut
membuat para indigo sulit menyesuaikan diri dengan individu lain. ( Carroll dan
Tober, 2006: 54)
b. Permasalahan eksternal
12
sering memberikan bantuan terhadap individu lain serta memilki rasa mendalam
dapat melakukan segala sesuatu dengan cinta.
1. Faktor Genetik
Sudah sering terdengar bahwa intelegensi dan kemampuan merupakan
sesuatu yang diturunkan, namun hal tersbut tidak dapat diterima sepenuhnya oleh
masyarakat. Namun penelitian dalam genetika perilaku berpendapat bahwa setiap
jenis dari perkembangan perilaku dipengaruhi secara signifikan melalui
gen/keturunan.
2. Faktor Biologis
Tak kalah mempengaruhi, faktor biologis seperti faktor gizi dan neurologik
dapat mempengaruhi keberbakatan. Pentingnya untuk mencukupi nutrisi sejak dini
dan juga tidak ada riwayat neurologik yang dapat mempengaruhi mental dipercaya
menjadi salah satu faktor yang mendorong keberbakatan.
3. Faktor Lingkungan
Keberbakatan sendiri memiliki pengaruh yang diperoleh dari faktor lingkungan.
Dukungan dari keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat sangat
berpengaruh dalam perkembangan anak berbakat. Menurut Hallahan & Kauffman,
1994 (dalam Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, 2016) anak-
anak yang menyadari potensi mereka perlu dikembangkan, perlu memiliki keluarga
yang penuh rangsangan, pengarahan, dorongan dan imbalan-imbalan untuk
kemampuan-kemampuan mereka itu. Dalam lingkungan sekolah, walaupun
sekolah masih mendapatkan perhatian kecil dalam mengembangkan pendidikan
bagi anak gifted talent namun peran sekolah tidak dapat dikesampingkan sebab
apabila sekolah mampu memfasilitasi performa dari siswa-siswinya dan berhasil
meraih superioritas pada masing-masing bidang yang didalaminya maka besar
harapan keberbakatan akan dimiliki semua siswa-siswi. Dapat disimpulkan bahwa
faktor lingkungan dapat menentukan seorang individu akan berfungsi pada titik
pencapaian yang lebih rendah atau tinggi dari rentang tersebut.
13
Secara fisik, perkembangan anak berbakat sama dengan anak-anak
lainnya. Kebanyakan seorang anak gifted talent memiliki fisik yang sesuai
dengan usianya sehingga dalam aspek fisik sendiri tidak ada dampak yang
signifikan.
14
menjadi salah satu perkembangan sosial yang seharusnya bisa
dimanfaatkan oleh seorang anak gifted talent sebab dilingkungan teman
sebaya nantinya seorang anak gifted talent akan belajar menemukan jati
diri berdasarkan dengan emosi anak sesuai dengan usianya. Anak
berbakat memang dikenal sebagai anak jenius yang memiliki kecerdasan
diatas rata-rata usianya, hal tersebut dapat menjadi alasan anak berbakat
akan banyak kehilangan waktu bersama teman sebaya. Menurut Yulistin
Tresnawati (2015:3) anak berbakat cenderung memiliki kekurangan waktu
untuk beraktivitas dengan teman sebanyanya, sehingga mereka kehilangan
aktivitas sosial yang penting dalam usia perkembangannya dan hal ini akan
menyulitkan mereka ketika menyesuaikan diri dengan orang lain.
Penyesuaian sosial menjadi permasalahan utama bagi seorang anak gifted
talent, menurut Wandasari Yetty (2011:86), penyesuaian sosial pada anak
gifted talent terkait dengan dampak yang ditimbulkan bagi terhambatnya
perkembangan potensinya, anak gifted talent sering mengalami
permasalahan antara bakatnya dengan perkembangan sosialnya bila anak
tidak memilih untuk fokus dengan keunggulan, maka anak kehilangan
keunggulannya, namun bila ia memilih konformitas terhadap kelompok
maka ia akan terdesak pada underachievement demi mempertahankan
keanggotaan dalam kelompok.
15
2.4.2.1 Dampak Terhadap Fisik
16
2. Anak Indigo seringkali merasa dikecewakan oleh teman temannya
yang tidak memahami fenomena yang dialaminya. Biasanya mengalami
kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan anak anak yang lain.
3. Anak Indigo sering dicap sebagai anak yang mengalami ADHD
atau bentuk hiper aktivitas lainnya.
Program akselerasi ini yaitu dengan cara “lompat kelas”, artinya, anak dari
Taman Kanak-Kanak misalnya tidak harus melalui kelas I Sekolah Dasar,
tetapi langsung ke kelas II, atau bahkan ke kelas III Sekolah Dasar. Dapat
juga program akselerasi hanya diberlakukan untuk mata pelajaran yang luar
biasa saja. Misalnya saja anak kelas I Sekolah Dasar yang berbakat
istimewa dalam bidang matematika, maka ia diperkenankan menempuh
pelajaran matematika di kelas III, tetapi pelajaran lain tetap di kelas I.
Demikian juga kalau ada anak kelas II Sekolah Dasar yang sangat maju
dalam bidang bahasa Inggris, ia boleh mengikuti pelajaran bahasa Inggris di
kelas V atau VI.
2. Home-schooling
Dalam model ini biasanya jumlah murid dalam suatu kelas terbatas,
misalnya maksimum 20 anak. Anak didorong untuk belajar menurut ritmenya
17
masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang
lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak lainnya dan juga
sebaliknya. Guru juga harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin
akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat
sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-
beda tingkat perkembangan dan ritme belajarnya.
1. Genius
- Banyak ide
- Suka menganalisis
18
- Kreatif
- Tempramen tinggi
2. Gifted
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang
tingkat kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping
memiliki IQ tinggi,memiliki bakat yang menonjol pada suatu bidang
tertentu.
3.Superior
19
2.5.2 Intervensi Pendidikan Indigo
Jeniffer Palmer (dalam Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus,
2016) menyatakan bahwa dalam mengajar anak-anak indigo sangat diperlukan
keterbukaan untuk berdiskusi mengenai harapan dan hak-hak mereka terutama
didalam kelas. Pada dasarnya layanan pendidikan yang diperlukan anak-anak
indigo adalah kebebasan dan kepercayaan terhadap mereka. Terdapat pula
karakteristik-karakteristik yang dianggap cocok untuk pendidikan anak indigo dan
dua sistem sekolah yang memenuhi kriteria sekolah yang cocok untuk anak
indigo adalah sistem Montessori dan Waldorf.
Tipe anak indigo menurut Nancy Ann Tappe yang diwawancari oleh Jan
Tober (dalam Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, 2016)
antara lain :
a. Humanis
Seorang indigo yang humanis memiliki rasa perikemanusiaan yang
tinggi. Mereka akan suka berada dalam lingkungan masyarakat dan
melayani masyarakat,
b. Konseptual
Seorang indigo konseptual merupakan seseornag yang memiliki fokus
yang besar pada suatu proyek daripada orang. Seorang dengan indigo
tipe ini cenderung memiliki adiksi terhadap obat-obatan terlarang saat
maa remaja sehingga memerlukan perngawasan yang ekstra.
20
c. Artis
Seorang indigo dengan tipe ini biasanya sangat artistic dan otak
kanan mereka dominan, namun mereka sangan sensitif dan
kebanyakan memiliki tubuh lebih kecil. Saat usia-usia kanak-kanak
biasanya anak indigo dengan tipe artis banyak mempelajari sesuatu
dan terkesan tidak menetap pada satu keahlian tertentu namun saat
usia dewasa akan menekuni satu keahlian bidang dan benar-benar ahli
dalam bidangnya.
d. Interdimensional
Seorang indigo yang interdimensional biasanya lebih besar
dibandingkan indigo dengan tipe lainnya, namun seorang indigo
interdimensional kurang dapat masuk ke dalam lingkungannya.
Semua jenis indigo tetap mengalami ESP dan spiritual, namun ada
kecenderungan masing-masing dan sifat yang paling menonjol.
Pembedaaan tipe ini bukan untuk mengkotak-kotakkan mereka, hanya
untuk memudahkan melihat sifat mana yang paling menonjol
21
(wawancara pribadi, Tubagus Erwin Kusuma SpKj, 2009). Penelitian ini
tidak menggali lebih lanjut mengenai jenis indigo karena hanya
memfokuskan pada konsep diri dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
22
Adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari,
pemahat, dan ahli bedah.
23
pemiliknya. Di sinilah pendidik memiliki andil besar untuk membantu
perkembangan inteligensi peserta didik. Karena itu, guru perlu memahami teori MI
agar pembelajaran di kelas berlangsung optimal.
Menurut teori MI, setiap siswa memiliki inteligensi yang mungkin berbeda.
Siswa akan lebih mudah memahami pelajaran jika materinya disajikan sesuai
dengan inteligensi yang menonjol dalam diri siswa. Misalnya, bila siswa menonjol
dalam inteligensi musikal, ia akan mudah memahami mata pelajaran tertentu,
misalnya biologi, jika dijelaskan dengan memasukkan unsur musik ke dalamnya.
Jika siswa menonjol dalam inteligensi visual, ia akan lebih mudah menangkap
pelajaran jika dijelaskan menggunakan bermacam-macam bentuk yang dapat
diamati. Oleh karena inteligensi siswa di kelas beragam, maka guru—bidang studi
apapun—perlu memasukkan dan mengolah materi yang akan diajarkan sesuai
dengan inteligensi siswa-siswa tersebut. Mereka perlu mengajar dengan model
bervariasi sehingga setiap siswa merasa dibantu secara tepat. Karena itu, akan
sangat baik jika sebelum mengajar, setiap guru mencoba mengenali inteligensi
apa saja yang dimiliki anak didiknya.
24
dengan bercerita, bisa mengembangkan strategi mengajar dengan inteligensi
matematis-logis, padahal ia tidak menonjol dalam inteligensi ini?. Menurut
Gardner, bisa. Secara umum seorang guru bisa mengembangkan strategi
pembelajaran dengan menggunakan inteligensi lain yang tidak dikuasainya.
Caranya, dengan berlatih terus menerus. Misalnya, guru yang inteligensi
musikalnya kurang, dapat mengajar dengan menggunakan lagu atau musik asal
dia berlatih terus menerus. Tentu kualitasnya tidak sebaik dengan guru yang
inteligensi musikalnya menonjol, namun cukup untuk mengajar siswa.
Dengan demikian, guru tidak boleh merasa tidak dapat berkembang lagi,
tetapi harus lebih yakin bahwa selalu dapat mengembangkan cara mengajar
mereka. Jika anak didik dapat dibantu mengembangkan inteligensi mereka, guru
pun juga dapat dikembangkan. Tentu butuh semangat dan upaya kuat. Di samping
berpengaruh terhadap strategi pembelajaran, teori MI juga berdampak pada
rangkaian kegiatan pembelajaran lainnya, seperti peralatan, pengaturan kelas, dan
evaluasi. Karena harus menggunakan strategi beragam sesuai inteligensi siswa,
tentu perlu dilengkapi peralatan memadai sesuai strategi yang dipakai. Demikian
pula dengan pengaturan kelas, tidak bisa hanya diatur dalam satu kedudukan
yang tetap, berbaris dari depan ke belakang. Kadang kelas perlu diatur melingkar,
berkelompok-kelompok kecil, atau bisa jadi kelas perlu dikosongkan dari kursi.
Bahkan suatu ketika siswa, missalnya untuk mengembangkan inteligensi naural,
perlu diajak keluar ruangan melihat taman, hutan, gunung, dan alam raya. Dalam
hal evaluasipun juga perlu beragam sesuai inteligensi para siswa. Sistem evaluasi
yang hanya menggunakan tes tertulis tidaklah cukup karena tidak mengungkapkan
inteligensi siswa yang beragam. Gardner mencontohkan, ada seorang siswa yang
cerdas dalam menganalisis flora-fauna, dan sangat kreatif menjelaskan kepada
siswa lain. Namun dalam ujian, dengan soal esai, siswa tersebut selalu gagal.
Gurunya tidak mengerti penyebabnya. Ternyata siswa tersebut menonjol dalam
inteligensi linguistik dan natural, sehingga ia membutuhkan cara evaluasi lain,
mungkin dengan lisan atau diminta mengekspresikan dengan cara lain.
25
Dalam menentukan metode proses identifikasi anak berbakat sangat
diperlukan metode yang tepat agar anak gifted talent dapat meraih pemenuhan diri
dan dapat membantu mengembangkan potensi yang dimiliki. Menurut Hunser dan
Callahan (dalam Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus) ada delapan
identifikasi umum, diantaranya:
26
Hasil tes prestasi belajar anak indigo melalui tes prestasi belajar yang
terstandarisasi minimal berada dalam kategori rata-rata.
4. Perilaku
Diyakini bahwa anak indigo biasanya bertingkah laku seakan destruktif dan
terkadang tidak bisa langsung mengeluarkan respon atas intruksi langsung.
2.8 Peran Pendidik dan Orang tua bagi Anak Berbakat dan Indigo
2.8.1 Peran Pendidik dan Orang tua bagi Anak Berbakat
a. Peran Pendidik
Sekolah merupakan sarana untuk mengembangkan kepribadian siswanya,
karena sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dalam rangka
membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara
optimal, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual,emosional,
sosial, maupun fisik-motoriknya. Untuk dapat meningkatkan hal tersebut maka
diperlukannya kerjasama antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat hal
tersebut dikarenakan Pendidikan merupakan tanggung jawab secara bersama
oleh Keluarga/ Orangtua, Masyarakat/ Lingkungan sekitar dan Sekolah/ Instansi
Pendidikan. Dalam hal ini juga Orangtua dapat bekerja sama dengan Sekolah
untuk memberikan pelayanan yang baik bagi anak-anak berbakat dengan
memberikan fasilitas-fasilitas serta dukungan penuh diantara kedua belah
pihak. Hal ini bertujuan untuk dapat bekerjasama mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki oleh anak berbakat.
27
dasarnya bakat yang dimiliki oleh anak itu telah dibawa sejak lahir dan mereka
akan berkembang sesuai dengan lingkungannya. Untuk dapat mengembangkan
potensi anak tersebut maka diperlukannya peran orangtua dan pendidikan untuk
anak, sehingga anak akan mudah mengetahui arah potensi yang dimilikinya
untuk terus berlatih. Orangtua yang terdiri atas ayah dan ibu, dan merupakan
sebuah prestasi dari ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah
keluarga (Okta Vera, 2019). Dalam hal ini juga orangtua merupakan dasar dalam
memberikan pengenalan-pengenalan pendidikan sebelum kepada jenjang
pendidikan formal, peranan orangtua sangat menentukan bagaimana anak dapat
berkembang dengan baik dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang
dimilikinya.
Menurut Indah Pertiwi (2010:15)(dalam Okta Vera, 2019) mengatakan bahwa
orangtua merupakan seorang atau dua orang ayah-ibu yang bertanggung jawab
pada keturunannya sejak terbentuknya hasil pembuahan atau zigot baik berupa
tubuh maupun sifat-sifat moral dan spiritual. Peran orangtua sangat di pengaruhi
oleh peran-perannya atau kesibukannya yang lain. Misalnya seorang ibu yang
disibukkan dengan pekerjaanya akan berbeda dengan peran ibu yang
sepenuhnya konsentrasi dalam urusan rumah tangga, bagaimanapun peran
seseorang sebagai orangtua, ditentukan pula oleh kepribadiannya sehingga anak
merasa terpenuhi kebutuhannya yang menunjang pada bakat-bakat yang
dimilikinya.
a. Peran Pendidik
Secara umum untuk membuat Pemahaman tentang individu anak Indigo lebih
mudah disimpulkan bahwa individu ini guru merupakan variasi baru dalam
karakteristik manusia. Dengan memiliki karakteristik yang mengarah kepada
sesuatu yang spiritual, selain itu mereka juga dikenal sebagai individu yang
cerdas, dapat menangkap informasi dengan mudah meskipun belum pernah
diajarkan sebelumnya. Selain itu individu Indigo memiliki sensitivitas yang tinggi
terhadap hal hal yang berkaitan dengan alam dan Manusia.
28
Menurut Carrol & Tober (1999) terdapat 10 cara dasar yang penting dalam
membesarkan, yaitu :
29
kebutuhan yang dibutuhkan dalam rangka membantu perkembangan Sang anak
indigo, membantu perkembangan kognitif, dan lain sebagainya.
Peran orang tua yang memiliki anak Indigo selain hal hal yang sesuai
dengan teori Carrol, orang tua juga perlu menekankan bersikap jujur dan
mencegah anak Indigo mengalami kebosanan. Kejujuran dapat dikatakan sebagai
kekuatan mereka untuk terbuka terhadap orang tua. Bagi anak Indigo, hal tersebut
adalah sesuatu yang serius. Anak Indigo akan bersikeras terhadap integritas nya
sampai orang tua dapat menyadari, menyerah atau menerima mereka. Perlu
diperhatikan juga dari anak Indigo adalah mengenai kebosanan. Anak Indigo akan
mudah merasa dan bersifat arogan jika bosan. Sikap arogan tersebut menjadi
tantangan dan batasan baru. Membiarkan otak anak Indigo berkerja adalah cara
terbaik untuk mencegah mereka melakukan hal hal yang tidak baik. Hal
selanjutnya jika hal tersebut tidak dapat diikuti oleh anak Indigo, anak tersebut
dapat dibiarkan saja karena Mungkin anak tersebut sedang memperkaya
pengalaman dan mencari pengalaman hidup mereka dengan cara mereka sendiri.
Pada dasarnya anak Indigo sama seperti anak anak yang lain sangat butuh
merasa dipahami, dihargai dan dicintai sehingga anak Indigo dapat menerima
dirinya sendiri dan dapat menggunakan kemampuan nya sebagai manfaat untuk
banyak orang.
30
konflik antara hubungan orang tua dan anak. Orang tua harus dapat membuat
anaknya yang Indigo untuk diperlakukan sewajar-wajar nya oleh lingkungan
sekitarnya, karena perilaku yang tidak wajar diterapkan kepada seorang anak
maka perilaku anak tersebut akan menjadi tidak wajar juga. Orang tua harus
sangat bersifat melindungi kepada anaknya terutama pada saat masih anak anak,
supaya mereka dapat memiliki masa kecil yang baik.Kesabaran orang tua juga
menjadi hal yang penting dalam pengasuhan anak Indigo. Selanjutnya pola
komunikasi atau pola pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua anak Indigo
seharusnya bersifat demokratis, dalam artian lain harus mengikutsertakan anak
Indigo karena anak tersebut juga masih merupakan bagian dari Keluarga dan tidak
harusnya di asingkan. Sebagai orang tua, mereka harus dapat berbuat sesuatu
yang kreatif untuk mengembangkan diri si anak secara keseluruhan meliputi
tingkah laku anak normal ditambah tingkah laku anak yang memiliki kemampuan
Indigo. Serta orang tua juga harus mampu membuat anak Indigo merasa di akui
keberadaannya oleh lingkungan di mana mereka berada.
31
Film Gifted ini sangat relevan dengan salah satu pembahasan materi pada
makalah ini yakni anak berbakat. Anak yang memiliki kecerdasan diatas rata-
rata anak seusianya, sehingga mengalami beberapa permasalahan dalam
kehidupannya salah satunya adalah hubungan sosial dengan teman sebaya
dan juga permasalahan disekolahnya. Dilema anak berbakat yang memiliki
kecerdasan diatas rata-rata usianya adalah mengenai sekolahnya, dimana
dengan dimilikinya kecerdasan diatas rata-rata tersebut perlu mendapatkan
jenis pelayanan yang tepat guna mengembangkan potensi yang dimiliki namun
disisi lainnya hubungan sosial dengan teman sebaya juga diperlukan.
Terkadang muncul rasa kebosanan pada anak berbakat yang bersekolah
disekolah umum atau sesuai dengan usianya karena ia merasa pelajaran yang
diajarkan pada sekolah tersebut sudah mampu ia kuasai sehingga
dikhawatirkan dirinya tidak berkembang, gambaran emosional anak berbakat
juga sering dikatakan memiliki tempramen yang tinggi. Sehingga disimpulkan
diperlukan jenis layanan pendidikan yang tepat untuk anak berbakat agar
potensi yang dimilikinya dapat berkembang, namun tak kalah penting juga ia
perlu memiliki hubungan sosial dengan teman sebayanya
2.9.2 “Danur”
Judul : Danur
Asal : Indonesia
Tahun : 2017
Sinopsis :
32
meninggal. Tersadar dengan status teman-temannya, Risa akhirnya melihat
wujud asli mereka yang ternyata sangat menyeramkan. Sejak saat itulah Risa
sudah tak bisa lagi melihat wujud teman-teman hantunya. Belasan tahun sejak
kejadian itu, Risa yang sudah beranjak dewasa dihadapkan pada suatu masalah.
Nasib na’as menimpanya ketika berkunjung ke rumah neneknya yang dulu
pernah ditinggalinya semasa kecil. Saat menjaga sang nenek, adiknya, Riri
malah diculik oleh hantu perempuan yang menyamar sebagai pengasuh
neneknya. Bimbang harus berbuat apa, Risa akhirnya memanggil teman-teman
hantunya dengan sebuah tembang ikonik yang dulu kerap didendangkannya saat
masih bermain bersama teman-teman hantunya. Konon, lagu berbahasa Sunda
ini merupakan lagu yang bisa memanggil arwah-arwah temannya.
Analisis :
Menurut kelompok kami film Danur ini sangat relevan dengan materi Indigo yang
juga menjadi pembahasan dalam makalah ini, film yang menceritakan tentang
seorang anak yang memiliki kelebihan serta dianggap aneh oleh lingkungan
sekitar sangat sejalan lurus dengan kehidupan sosial yang dijabarkan pada
penjelasan diatas, kesulitan memiliki hubungan dengan teman sebaya juga
menjadi salah satu tantangannya. Anak indigo juga sering menyendiri, lebih suka
memendam apa yang dirasakan karena merasa tidak ada yang percaya pada
dirinya. Dukungan dari keluarga serta lingkungan sangat diperlukan anak indigo
sebab ia membutuhkan rasa percaya dari lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uraian pembatasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut .
1) Anak berbakat adalah anak yang diperoleh orang-orang profesional yang diidentifikasi
memiliki IQ di atas rata-rata, kreativitas di atas rata-rata, dan mampu mengaitkan diri
terhadap tugas dengan cukup baik sehingga mampu mencapai prestasi tinggi sehingga
membutuhkan pendidikan khusus. Sementara, anak indigo adalah anak berbakat yang
menunjukkan seperangkat atribut psikologis baru dan luar biasa.
2) Anak berbakat memiliki karakteristik positif dan negatif bergantung penanganannya. Anak
indigo menonjol dalam spiritual dan pengalaman ESP.
33
3) Anak berbakat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu genius, gifted, dan superior. Anak indigo
diklasifikasikan menjadi 4, yaitu humanis, konseptual, artis, dan interdimensional.
4) Masalah yang dihadapi anak berbakat meliputi :
a) Labeling
b) Grading
c) Underachievement
d) Konsep diri.
Masalah anak indigo meliputi masalah anak berbakat, namun sering kali diakibatkan
karena kekeliruan dalam identifikasi dan pandangan kontroversial mengenai anak indigo.
3.2 Saran
1. Anak berkebutuhan khusus, khususnya anak berbakat dan indigo harus diberi perhatian
dan layanan pendidikan yang memadai agar bakat mereka dapat dikembangkan.
2. Identifikasi anak berbakat perlu dikedepankan di sekolah-sekolah agar masalah-masalah
anak berbakat diminimalkan.
3. Identifikasi anak indigo harus dilakukan secara intensif agar tidak terdapat kekeliruan
diagnosa.
DAFTAR PUSTAKA
https://aisyahemail.wordpress.com/2014/06/29/masalah-masalah-anak-berbakat/
Amir Hamzah. 2009. Teori Multiple Intelligences dan Implikasinya Terhadap Pengelolaan
Apsari, Dini. 2019. Gambaran Konsep Diri Pada Remaja. Psikologi Universitas
Indonesia
Arifiana, I., Y. 2006. Penerimaan diri pada individu. Persona. Jurnal psikologi Indonesia. 5(3),
34
194-203
Berk, Laura.E. (2012). Development Through The Lifespan : Dewasa Awal Sampai Menjelang
Mangunsong, F. 2016. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Depok : LPSP3
UI.
Maryani, eni Dkk.2016. Komunikasi verbal pada anggota keluarga yang memiliki anak Indigo.
Nasution, M., R. (n.d). Pemberian Pelayanan bagi Anak Berbakat dan Anak Kreatif. Online
https://riyadiscorpio.wordpress.com/2013/11/04/pemberian-pelayanan-bagi-anak-
berbakat-dan-anak-kreatif/
Nurhalimah, S. (2019). Kecerdasan Spiritual pada orang Indigo: studi kasus pada mahasiswa
Ormrod, J., E. 2008. Psikologi Pendidikan : Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang.
Jakarta: Erlangga.
Parathon, V., P. 2010. Pola komunikasi orang tua dengan anak Indigo. Skripsi: Fakultas ilmu
Pilosusan, S., Veronika, M., Sum, D., E., E. 2018. Konsep Penyesuaian Sosial Anak Berbakat.
35
Sudana, A., A. (2013). Seluk-Beluk Anak Indigo. Yogyakarta : Familia.
Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta :
Kanisius.
Jakarta : Diknas.
Tim CNN Indonesia. 2020. Mengenal Karakteristik dan Kemampuan “Anak Indigo. Online
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200508115743-284-501254/mengenal-
karakteristik-dan-kemampuan-anak-indigo
Vera, O. 2019. Peran Orangtua dan Guru Dalam Mendidik Anak Tunagrahita Yang Berprestasi
Wiwik, N., S. 2018. Perkembangan Sosial Anak Gifted Talent Dalam Bersosialisasi Dengan
Yohana, N., & Kamaetoe, H. A. (2016). Pengalaman Komunikasi dan Konsep Diri Seorang
36