Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen
pengampu mata kuliah Metode Pengembngan Kognitif untuk Anak Usia Dini
Dosen Pembimbing :
Tri Mulat.M.Pd.I
Disusun Oleh :
Meyla Fahminahdiyah (182200067)
PIAUD 6
Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih
mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil,
sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal penulisan. Untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran
yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini adalah, mudah-mudahan
apa yang kami susun ini bermanfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain
yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini
(Hakikat Pengembangan Kognitif AUD) sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah sebuah program pembinaan yang
dilakukan pada anak usia 0 sampai 6 tahun agar anak memiliki kesiapan pada
pendidikan selanjutnya (Rindaningsih, 2012). Fokus pengembangan PAUD
terhadap anak usia dini diantaranya adalah aspek kognitif dan fisikmotorik.
Lingkup perkembangan kognitif terdiri dari belajar dan pemecahan masalah,
berpikir logis, dan berpikir simbolik. Sedangkan perkembangan fisik-motorik
yaitu kesehatan dan keselamatan, motorik kasar, dan motorik halus. Dalam upaya
mengembangkan seluruh potensi anak diperlukan penanganan yang baik dari
berbagai komponen, antara lain dari guru yang merancang proses pembelajaran
serta lingkungannya. Geldard & Geldard (2012) mengungkapkan bahwa faktor
lingkungan meberikan pengaruh terbesar dalam perubahan perilaku setiap anak.
Artinya lingkungan sekolah merupakan bagian yang amat penting untuk mendidik
dan mengembangkan potensi anak. Hasil studi awal penelitian yang dilakukan
Hidayat & Nur, (2018); Nur, Mulyana & Perdana, (2017) menyebutkan proses
pembelajaran yang dilakukan pada Taman Kanak-kanak belum berjalan secara
optimal dalam mengembangkan potensi anak. Penyebabnya antara lain kurangnya
pemahaman guru dalam pemilihan dan penerapan metode pembelajaran yang
variatif serta karakteristik siswa yang beragam. Ketika kegiatan pembelajaran,
para guru masih terjebak pada penerapan-penerapan proses ajar konvensional
artinya para guru hanya mengulang-ulang rutinitas aktivitas belajar mulai dari
awal pembelajaran, berbaris, menyanyi dan masuk ke dalam kelas. Berdasarkan
pengamatan, penerapan proses belajar yang variatif dan inovatif masih jarang
dilakukan. Padahal sudah cukup banyak metodemetode pembelajaran yang
diterapkan pada anak dalam upaya meningkatkan perkembangan anak usia dini
(Hafina, Nur & Rusmana, 2019). Adapun metode pembelajaran tersebut antara
lain adalah permainan tradisional kaulinan barudak, permainan bola kecil serta
pembelajaran gerak dan lagu. Melalui penerapan metode tersebut, terdapat
2
peningkatan perkembangan sikap empati, pola gerak dasar, motorik kasar, dan
kecerdasan kinestetik pada anak (Nur, Halimah & Nurzaman, 2017; Nur,
Mulyana & Perdana, 2017; Respati, Nur & Rahman, 2018). Namun, penelitian
yang menerapkan aktivitas pembelajaran di air (akuatik) untuk mengembangkan
kemampuan kognitif masih terbatas. Padahal pembelajaran akuatik bagi anak usia
dini dapat memberikan banyak manfaat terhadap perkembangan potensi mereka.
Program akuatik prasekolah di negara maju sudah diterapkan sejak lama dengan
fokus output pada pengenalan air sebagai dasar perkembangan anak serta
keterampilan dasar berenang (Alaniz, dkk., 2017). Program pembelajaran akuatik
pada anak prasekolah bertujuan untuk memberikan anak pengalaman terhadap
aktivitas akuatik yang menyenangkan, berani beraktivitas dalam air, sehingga
menstimulus pada perkembangan kognitif, sosial dan motorik anak (Langendorfer
& Bruya, 1995, 2009; Susanto, 2009; Pan, 2010; Sari, 2014; Rocha, dkk., 2018).
Berdasarkan kajian latar belakang, maka tujuan penelitian yang akan dilakukan
adalah mengenai penerapan model pembelajaran akuatik berbasis permainan
dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak usia dini. Namun pada artikel
ini akan ditampilkan dahulu hasil studi profil awal kemampuan kognitif anak usia
dini. Hasil penelitian penerapan model pembelajaran akuatik berbasis permainan
dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak usia dini secara keseluruhan
akan peneliti sampaikan pada artikel berikutnya.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti Kognitif?
2. Bagaimana pentingnya pengembangan kognitif bagi Anak Usia Dini?
3. Apa saja hakikat pengembangan kognitif bagi Anak Usia Dini?
4. Apa saja tahapan perkembangan kognitif?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif?
1
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 10 No. 1, Januari 2020: 42-50
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................1
BAB I.............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..........................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Pengertian Kognitif.............................................................................................................5
B. Pentingnya Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini.........................................................6
C. Hakikat pengembangan kognitif Anak Usia Dini................................................................8
D. Tahapan-tahapan perkembangan kognitif...........................................................................9
E. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif.........................................................10
BAB III.........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
Kesimpulan...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kognitif
5
terutama ditujukan kepada ide-ide dan belajar.Setiap individu berpikir
menggunakan inteleknya. Kemampuan inteligensilah yang menentukan cepat
tidaknya atau terselesaikan tidaknya suatu masalah yang sedang dihadapi.
Kecerdasan merupakan kemampuanmentaltertinggi yang dimiliki oleh
manusia. Tingkat kecerdasan dapat membantu seseorang dalam menghadapi
berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupannya. Kecerdasan sudah
dimiliki manusia sejak lahir dan terus menerus dapat dikembangkan hingga
dewasa. Pengembangan kecerdasan akan lebih baik jika dilakukan sedini
mungkin sejak anak dilahirkan melalui pemberian stimulasi pada kelima
panca inderanya.William Sternmenyatakan bahwa pengembangan kecerdasan
anak dimulai sejak janin, sejak kelahirannya, dan anak memiliki lebih dari
satu potensi yang secara holistikmengacu pada satu arah tertentu.2
2
Monks, F.J, A.M.P.Knoers dan Siti Rahayu Haditono(1999). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
6
5.Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran baik yang terjadi melalui
proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah (percobaan).
6.Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang
dihadapinyasehinggapada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu
menolong dirinya sendiri.
Melalui pengembangan kognitif, fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat
dan tepat dalammengatasi suatu situasi untuk memecahkan suatu masalah.
Terdapat tingkat-tingkat kecerdasan, yaitu:
1.Kecerdasan binatang
W. Kohler dalam percobaannya menggunakan seekor kera yang dikurung
dalam sebuahkandang.Di luar kandang diletakkan pisang dan di dalam
kandang diletakkan tongkat. Di sini terlihat kemampuan kera untuk mencapai
pisang dengan tongkat yang ada di dekatnya. Dalam hal ini kera dapat
menyesuaikan dirinya dengan keadaan. Kera dapat menolong dirinya sendiri
dalam situasi yang asing bagi dirinya. Kelakuan kera tersebut dapat disebut
kelakuan inteligendan kesanggupannya itudisebut kognitif.Kecerdasan pada
binatang terbatas pada sesuatu yang konkret. Sebab jika tidak ada tongkat
maka tidak mungkin kera dapat mencari tongkat sendiri untuk meraih pisang.
2.Kecerdasan anak-anak
Kecerdasan kera dengan anak usia satu tahun dibandingkan melalui percobaan.
Anak-anak kecil yang berumur kurang lebih satu tahun dan belum dapat
berbahasa, tingkat kecerdasannya hampir sama dengan kera. Menurutnya,
anak-anak yang sudah dapat berbicara,sudah bekerja seperti manusia kecil dan
tingkat kecerdasannya akan melebihi kera.
Kesimpulan dari percobaan tersebut adalah:
a.Masalah yang dihadapi kera dapat diselesaikan oleh anak-anak.
b.Kemampuan mempergunakan bahasa merupakan garis pemisah antara hewan
dan manusia, dengan berbahasa maka manusia kecil dapat melebihi tingkat
kecerdasan kera.
3.Kecerdasan manusia
Ciri-ciri kecerdasan manusia:
7
a. Penggunaan bahasa.Melalui bahasa,manusia dapat menyatakan isi jiwanya
(fantasi, pendapat, perasaan dan sebagainya).Dengan bahasa,manusia dapat
berhubungan dengan sesama, manusia dapat membeberkan segala sesuatu yang
konkret dan yang abstrak;
dandengan bahasa,manusia dapat membangun kebudayaan.
b. Penggunaan perkakas. Menurut Bergson,perkataan, perbuatan cerdas
manusia dicirikan dengan bagaimana mendapatkan, membuat dan
mempergunakan perkakas.
c. Mendapatkan perkakas.Kecerdasan manusia mendorong untuk mendapatkan
segala sesuatu yang dapat memudahkan usaha manusia mencapai kebutuhan-
kebutuhan hidup.d.Membuat perkakas.Pembuatan perkakas selalu
membutuhkan pendapat tentang tujuan “untuk apa alat dibuat?”.
e. Memelihara perkakas.Manusia dapat memelihara dan mengembangkan
perkakas-perkakas untuk keperluan di masa-masa yang akan datang.3
3
Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd. : Hakikat pengembangan kognitif 1.25-1.27 Piaud4101/modul1 : Metode
pengembangan Kognitif.
4
Desmita,Psikologi Perkembangan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2005, h. 103
8
●Colvin : Kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
●Hunt :Kognitif adalah teknik untuk memproses informasi yang disediakan oleh
indra.
b. Tahap praoperasional (2-7 tahun). Pada tahap ini Piaget memberikan penekanan
berupa batasan. Pada tahap ini anak masih belum memiliki kemampuan untuk
berpikir logis atau operasional. Anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk
merepresentasikan lingkungan secara kognitif. Piaget membagi menjadi dua sub
bagian, yaitu prakonseptual (2-4 tahun) dan intuitif (4-7 tahun).
5
https://www.kompasiana.com/ceritakita/551031f7a33311b637ba804c/resume-metode-
pengembangan-kognitif
6
Syamsu Yusuf,Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2002, h. 5
9
c. Tahap operasional (8-11 tahun). Karakteristik umum dari tahapan ini adalah
bertambahnya kemampuan dari variabel dalam situasi memecahkan masalah
(problem solving). Pada masa ini anak sudah memasuki masa kanak-kanak dan
memasuki dunia Sekolah Dasar.
d. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Pada tahap ini ditandai dengan
kemampuan individu untuk berpikir secara hipotesisi dan berbeda dengan fakata,
memahami konsep abstrak, dan mempertimbangkan kemungkinan cakupan yang
luas dari perkara yang sempit.Menurut Piaget, tahapan-tahapan di atas selalu
dialami oleh anak, dan tidak akan pernah ada yang dilewatkan meskipun tingkat
kemampuan anak berbeda-beda. Tahapan-tahapan ini akan meningkat lebih
kompleks daripada pada masa awal dan kemampuan kognitif anak pun
bertambah.Melihat tahapan perkembangan di atas, maka anak usia dini berada
pada tahapan praoperasional-intuitif.
10
berpendapat bahwa taraf inteligensi75-80% merupakan warisan atau faktor
keturunan.Pembawaan ditentukan oleh ciri-ciri yang dibawa sejak lahir (batasan
kesanggupan). Meskipun anak-anak menerima latihan dan pelajaran yang sama,
perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada. 7
.2.LingkunganTeori
lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Dia berpendapat bahwa
manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa. Menurut pendapatnya,
perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan
pendapat John Locke tersebut perkembangan taraf inteligensisangatlah ditentukan
oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya
3.Kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan
berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender).
4.Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan inteligensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan
sengaja (sekolah/formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam
sekitar/informal).Sehingga manusia berbuat inteligenuntuk mempertahankan
hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri.
11
6.KebebasanKebebasan,
Yaitu kebebasan manusia berpikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa
manusia itu dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah-
masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada hakikatnya pendidikan anak usia dini adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi,membimbing,mengasuh dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang
akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan pada anak.Pendidikan anak di TK/RA
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi
motorik,kecerdasan jamak(multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual.
Kognitif merupakan proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Kognitif
juga diartikan proses yang terjadi pada pusat susunan syaraf ketika seorang
berpikir.Pengembangan kognitif penting bagi anak karena bertujuan mengembangkan
berpikir agar dapat mengolah hasil belajarnya, menemukan macam-macam
alternatifpemecahan masalah, untuk membantu anak mengembangkan logika
matematika, dan pengetahuan akan ruang, waktu, dan kemampuan untuk memilah-milah
dan mempersiapkan kemampuan berpikir teliti.
13
DAFTAR PUSTAKA
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 10 No. 1, Januari 2020: 42-50
Monks, F.J, A.M.P.Knoers dan Siti Rahayu Haditono(1999). Psikologi Perkembangan:
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
14