Anda di halaman 1dari 4

Nama : Putri Dwi Larasati (1812043)

Kelas :PIAUD 3B

Sumber dan Bahan Cerita

Cerita untuk anak taman kanak-kanak berasal dari berbagai sumber. Guru
dapat mengambil banyak cerita dari berbagai sumber dengan beragam budaya dan
gaya bercerita, dari sumber tertulis, media elektronik, seperti televisi, radio, dan
tape recorder. Cerita juga dapat diperoleh melalui sumber lisan secara natural.

Sumber lisan adalah sumber yang berasal dari cerita mulut ke mulut yang
didengar dari masa lalu, seperti legenda dan dongeng. Sumber ini biasanya
diperoleh oleh guru ketika masih kecil, seperti di ketahui, orang tua, guru, atau
ustadz pada masa lalu sering memperdengarkan dongeng-dongeng didektik.
Banyak orang mengetahui dongeng tentang kancil, harimau, buaya, kura-kura dan
mungkin legenda mengenai tempat bukan dari membaca buku tetapi melalui cerita
orang tua sebelum tidur, cerita guru menjelang sekolah usai, atau cerita ustadz
setelah selesai mengaji.1

Cerita dari sumber lisan mungkin sekali memiliki beberapa perubahan dan
perbedaan. Hal tersebut wajar karena memori manusia sebagai pemeliharaan
cerita cenderung mengalami distorsi. Untuk itu, guru yang akan memanfaatkan
cerita dari sumber lisan seyogyanya menuliskan kembali terlebih dahulu. Kegiatan
ini berguna untuk membuat bahan cerita yang siap saji. Penulisan ulang cerita dari
sumber lisan memudahkan guru mengingat isi cerita serta mempermudah teknik
pengubahannya pada saat diperlukan selama penceritaan.

Sumber cerita lain adalah sumber tertulis. Cerita tertulis dapat ditemukan
diberbagai teks cetak seperti kitab suci, buku, atau majalah. Meski demikian,
membuat bahan cerita dari sumber tertulis tidak mudah karena memperlukan
beberapa penyesuian. Kisah-kisah dalam kitab suci dapat saja disajikan sumber
cerita untuk anak usia dini, asal guru mampu mengemasnya dengan baik.

1
. Takdirotun Musfiroh, Memilih Menyusun dan Menyajikan cara untu Anak Usia Dini,
Yogyakarta : 2008, hlm76-77
Sumber cerita tertulis lain yang dapat dimanfaatkan guru adalah cerita-cerita
yang diadaptasikan oleh legenda atau dongeng-dongeng baik yang berasal dari
dalam maupun yang berasal dari luar negeri dalam bentuk bunga rampai seperti
dongeng-dongeng Andersen, banda warisan maupun cerita lepas import seperti
“putri salju”, “pinokio”, “Cinderella”, dan sebagainya. Dan yang berasal dari
negerinya sendiri seperti “malin kundang”, “bawang merah bawang putih”,
“timun emas”, dan “si kancil”. Cerita semacam itu dapat diberikan kepada anak
dengan penyesuain diksi, struktur kalimat, dan panjang cerita.

Buku cerita modern pun dapat dijadikan sumber cerita. Di antara buku-buku
tersebut ada yang berorientasi pada bahasa (Indonesia dan asing), pada cerita atau
peristiwa, dan ada pula yang lebih menonjolkan gambar. Guru dapat memilih,
mana di antara buku-buku tersebut yang sesuai untuk anak didiknya. Penyesuaian
dapat dilakukan apabila guru ingin menonjolkan sisi verbal audial (cerita dalam
bentuk lisan), sehingga cerita yang disampaikan lebih menarik dan audial.2

Majalah yang banyak ditokoh buku dapat menjadi alternativ sumber cerita.
Guru dapat saja mengambil cerita yang disajikan seperti cerita-cerita saduran yang
terdapat dalam salah satu majalah anak-anak. Guru hanya perlu menuliskan
kembali inti cerita dengan kosa kata dan gaya bahasa yang sesuai untuk anak
didik.

Cerita ciptaan guru merupakan salah satu sumber cerita yang berasal dari
kreativitas guru. Cerita semacam ini hanya dapat diperoleh jika guru memiliki
kepekaan terhadap permasalahan yang dialami anak didiknya. Permasalahan yang
terjadi di sekolah seperti berbagi makanan, bermain bersama, datang terlambat,
ditunggu ibu, belajar berteman, menabung, membersihkan kelas dan lomba
mewarnai dapat dijadikan sumber inspirasi bagi guru untuk membuat cerita.
Cerita ciptaan guru memiliki beberapa kelebihan, yakni pesan moral cerita lebih
mudah diidentifikasi anak, mudah disesuaikan dengan tujuan program, lebih
sesuai dengan minat dan daya cerna anak, serta lebih efensien dilihat dari sudut
biaya. Cerita buatan guru juga dapat menstimulasi anak menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi secara realistis.

2
Ibid, hlm.78
Lirik lagu, sumber ini bisa jadi rujukan yang bagus, lagu kadang tak hanya
memainkan musik tapi juga membuat sebuah cerita. Dari cerita yang ada di lirik
lagu tersebut kita bisa mengembangkan dan menjadikannya karangan. Bayangkan
jika kita adalah toko yang tersakiti misalnya, tokoh yang dijahati dalam sebuah
lagu lalu dikembangkan menjadi ide karangan. 3

3
Ptah Zine, Menemukan Jurus-jurus Menulis belajar dari penulis dunia, Jakarta : 2006, hlm. 2-3
DAFTAR PUSTAKA

Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Memilih, Menyusun, dan Menyajikan Cerita Untuk


Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Zine, Ptah. 2006. Menemukan Jurus-Jurus Menulis Belajar Dari Penulis Dunia.
Jakarta : PT. Glora Aksara Pratama.

Anda mungkin juga menyukai