DINI
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sains
Dari sudut bahasa, sains atau science (bahasa Inggris) berasal dari bahasa
latin, yaitu dari kata scientia artinya pengetahuan. Para ahli memandang batasan
etimologis tentang sains yaitu dari bahasa Jerman, hal itu merujuk pada kata
Wissenschaft, yang memiliki pengertian pengetahuan yang tersusun atau
terorganisasikan secara sistematis.
1.
2.
3.
4.
1. Sumaji (1988), bahwa secara sempit sains adalah ilmu pengetahuan alam (IPA)
terdiri atas physcal science (ilmu astronomi, kimia, geogologi, menerologi, fisika)
dan life science (biologi, zoologi, dan fisiologi)
2. Ernest Hagel (Indrawati, 1995), memandang sains dari 3 aspek:
Aspek tujuan sains adalah sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk
memberikan sumbangan kesejahtaraan manusia.
Sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti
merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa.
Sains sebagai metode, yaitu merupakan suatu perangkat aturan untuk
memecahkan masalah, untuk mendapat atau mengetahui penyebab dari suatu
kejadian dan untuk mendapat hukum-hukum atau teori-teori dari obyek yang
diamati.
Beberapa gambaran tentang batasan dari sains:
- Sebagai sautu proses adalah metode untuk memperoleh pengetahuan
Gambaran sains berhubungan erat dengan kegiatan penelusuran gejala dan faktorfaktor alam yang dilakukan melalui kegiatan laboratorium. Sains dipandang
sebagai suatu disiplin (keilmuan) yang ketat berdasarkan pada kegiatan,
pengamatan, hipotesis (dugaan).
- Sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep prinsip, hukum dan
teori. Fakta adalah sesuatu yang telah atau sedang terjadi yang dapat berupa
keadaan, suatu ide yang merupakan generalisasi dari berbagai peristiwa atau
pengalaman khusus, yang dinyatakan dalam istilah atau simbol tertentu yang
dapat diterima.
- Sains sebagai sautu sikap atau dikenal dengan sikap keilmuwan, yaitu berbagai
keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan
khususnya. Ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Di antara
sikap itu adalah rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa ingin tahu, disiplin, tekun,
jujur dan terbuka terhadap pendapat orang lain.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
3.
pada jati diri anak. Jika pengembangannya disesuaikan dengan tuntutan perilaku
yang terjadi secara nyata dalam kehidupan anak. Sehingga nilai afeksi yang
dikembangkan merupakan suatu pola perilaku yang benar-benar diwujudkan
dalam perbuatan.
Tugas guru dalam pembelajaran sains adalah menyediakan lingkungan
belajar yang menyenangkan, bermakna, menyentuh anak sehingga dapat
menumbuhkembangkan afeksi anak secara positif.
3. Nilai sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Mengarahkan pada tuntutan anak memiliki kesanggupan untuk
menggerakkan anggota tubuh dan bagian-bagiannya. Pengembangan sains dengan
sifat-sifat yang melekatnya dapat membantu meningkatkan keterampilan
psikomotorik anak. Motorik kasar anak dapat berkembang melalui aktivitas saing.
Misal dengan cara membentuk bangunan dari pasir, tanah, bercocok tanam bunga,
dan lain-lain. Sedangkan motorik halus dilakukan melalui aktivitas menggaris
dengan pensil dan penggaris, mengukur, memilah benda-benda (kasar, halus dan
lain-lain) menggunting dan sebagainya. Jadi, pengembangan motorik akan banyak
diperoleh mellui kegiatan sains yang bernilai kognitif maupun afektif, artinya
aktivitas motorik akan berkontribusi positif terhadap pembentukan kognitif dan
afektif anak dalam pengenalan dan penguasaan sains.
4. Nilai sains bagi perkembangan berfikir kritis dan kreatifitas, aktualisasi diri dan
kesiapan kehidupan anak serta pengembangan nilai religius
a. Nilai sains bagi perkembangan keterampilan berfikir dan kreativitas anak
Melalui pengembangan sains pada anak akan mengundang dan
menumbuhkan rasa ingin tahu yang amat tinggi. Setting dan lingkungan belajar
sains yang disediakan akan merangsang anak untuk memunculkan pertanyaanpertanyaan menakjubkan. Maka itulah wujud dari berpikir dan belajar kreatif yang
nyata. Nilai sains bagi perkembangan dan pertumbuhan anak yaitu daya pikir dan
imajinasi anak dalam mengajukan suatu pertanyaan atau dengan mengajak anak
untuk mengamati suatu pertumbuhan hidup tanaman maka keterampilan berfikir
kritis anak akan berkembang.
b. Nilai sains bagi pengembangan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam
mengisi kehidupannya
Jika praktek-praktek pengembangan pembelajaran asins diberikan
sedemikian rupa, maka kematangan pada aspek-aspek pengembangan dalam diri
anak akan semakin baik artinya jika akumulasi dari dampak pembelajaran sains
itu terus berkembang, akan berkontribusi positif terhadap peningkatan
kemampuan anak untuk mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan yang luas.
c. Nilai sains bagi perkembangan religius anak
Sumaji (1980) mengakui semakin luas dan dalam seseorang mempelajari
sains, ia akan merasa semakin kecil sebagai makhluk bila dibanding Tuhan. Itulah
nilai lainnya dari sains, ternyata pemahaman akan sains berkorelasi dengan
peningkatan kesadaran nilai religius seseorang. Issac Newton misalnya, fisikawan
terkemuka mengibaratkan dirinya sebagai anak kecil yang sedang bermain kerang
dipantai. Sedangkan lautan yang membentang luas ibarat sains.
Like Wilardja (1997) menyatakan dengan proses pengembangan
pembelajaran saiins yang tepat pada anak, maka anak akan dibiasakan menjadi
sosok yang jujur dan tidak mudah berprasangka menjadi pribadi yang gigih dan
tekun dalam menghadapi kesulitan, bahkan dapat menumbuhkan nilai religius,
yaitu rasa bersyukur dan memuliakannya.
Analisis
Dari kegiatan sains banyak yang dikembangkan kepada anak, yaitu
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berfikir kritis dan kreatifitas,
aktualitas serta nilai religius anak. Seorang guru harus bisa memberikan kegiatan
sains yang menyenangkan, dari kegiatan tersebut cara anak berfikir dan
berimajinasi serta rasa ingin tahu anak akan lebih terangsang. Dan rasa ingin tahu
apa, mengapa, akan terjawab dari kegiatan tersebut serta pengembangan afektif
dan psikomotorik anak juga berkembang sejalan dengan perkembangan kognitif.
Kognitif itu pengembangan daya pikir anak, afektif itu pengembangan
perilaku anak dan psikomotorik itu pengembangan motorik kasar dan motorik
halus. Contohnya membentuk bangun dari pasir (motorik kasar), membentuk
dengan playdought/ platisin (motorik halus).
Dengan mengajak anak jalan-jalan ke luar dari lingkungan sekolah atau
pergi ke pantai. Jelaskan pada anak-anak bahwa itu ciptaan Tuhan, dan manusia
juga ciptaan Tuhan, agar anak mengetahui siapa sang pencipta dan anak juga
memiliki rasa sukur dan rendah diri. Begitulah nilai religius yang dikembangkan
pada anak dan cara anak berfikir kritis atas penciptaan alam raya ini.
C. Cara Anak Mempelajari Sains
1. Siapakah Anak Itu
Pertanyaan tersebut, jika diajukan secara lebih spesifik, maka pandangan
orang terutama para ahli tentang anak. Sebagaimana cenderung berubah dari
waktu ke waktu serta berbeda satu sama lain.
Menurut Erikson, anak dalam makhluk yang aktif dan penjelajah yang adaptif
selalu berupaya untuk mengontrol lingkungannya.
- Jean Piaget, anak adalah seorang pengkonstruksi yaitu seorang penjelajah yang
aktif, selalu ingin tahu, selalu menjawab tantangan lingkungan sesuai dengan
interpretasi (penafsirannya) tentang ciri-ciri yang esensial yang ditampilkan oleh
lingkungan.
Tinjauan anak berdasarkan karakteristik perkembangannya:
- Hurlock (1999) bahwa karakteristik perkembangan terdiri dari:
Perkembangan fisik, dengan lingkupnya meliputi ukuran dan proporsi tubuh,
pertumbuhan dan perkembangan tulang, otot, dan lemak, gigi dan perkembangan
susunan syaraf.
Perkembangan motorik halus dan motorik kasar
Perkembangan bicara yaitu bagaimana anak berbicara
Perkembangan emosi yaitu emosi yang muncul pada anak yaitu takut, canggung,
marah, cemas.
Perkembangan sosial yaitu penyesuaian sosial anak
Perkembangan bermain yaitu bermain aktif, bebas
Perkembangan kreatifitas yaitu ekspresi kreatifitas anak
Perkembangan pengertian dan konsep anak
Perkembangan moral dan disiplin
Perkembangan peran seks mengenai penentuan peran seks pada anak.
Perkembangan kepribadian
2. Hakekat Belajar
a. Konsep belajar
Secara tradisional belajar diartikan sebagai penambahan dan pengumpulan
pengetahuan.
Dimensi perubahan yang terjadi dari belajar.
1) Kepribadian yaitu dengan memiliki pola respon atau tingkah laku baru.
2) Perilaku aktual maupun potensial yaitu kemampuan melakukan kegiatan nyata
maupun yang bersifat tidak nyata.
3) Kecakapan atau keterampilan dalam bertindak yaitu kemampuan yang terkait
dengan penggunaan motorik (kasar maupun halus)
4) Sikap dan kebiasaan yaitu penerapan nilai-nilai kehidupan dalam perilaku seharihari.
5) Pengetahuan dan pemahaman yaitu berupa penguasaan konsep prinsip, maupun
teori.
b. Bentuk-bentuk belajar
Mendengarkan
Yaitu bentuk belajar atau perubahan tingkah laku yang didasarkan atas tindakan
mendengarkan.
Memandang
Bentuk belajar memandang memiliki dimensi terbuka pertama arah belajar lebih
ditekankan pada fungsi indera sebagai alat memperoleh pengalaman belajar
melalui visual.
3.
1)
2)
3)
4)
5)
Membau/ mencium
Bentuk belajar melalui membau atau mencium. Bentuk belajar ini juga akan
berdampak terlatih indera pembau menjadi sensitif. Terhadap setiap rangsangan
yang dihinggap dan menghanpirinya.
Meraba/ mencicipi
Dengan meraba anak akan memperoleh pengalaman langsung dan sangat
bermakna.
Menghapal
Mengingat begitu banyak informasi dengan menghafal
Membaca
Menyerap informasi-informasi pengetahuan yang telah dikemas dan disajikan
secara teratur dalam bentuk tulisan secara seksama dan rutin.
Anak belajar dan sains
Setiap manusia lahir dengan rasa keingintahuan besar tentang segala sesuatu
yang ada disekitarnya. Rasa ingin tahu tersebut pada benda-benda pada suatu
peristiwa atau kejadian tertentu.
Setiap anak memiliki bakat dan potensi yang menakjubkan
Anak adalah makhluk individu, anak memiliki karakateristik dan kesiapan untuk
dikembangkan dan menarik baginya.
Anak adalah pelajar dapat membangun belajar yang bermakna
Anak adalah pelaku dan perencanaan
Anak adalah pemikir, anak dilengkapi kemampuan berfikir.
Analisis
Anak usia dini yaitu anak berumur dari 0 8 tahun. Anak yang berumur 7
dan 8 tahun itu berada pada sekolah SD awal. Anak memiliki karakteristik
tertentu menurut usia masing-masing yaitu dengan menggunakan alat indera ia
bisa melihat dan alat indera lainnya maka anak bisa mengembangkan yang ada
pada dirinya masing-masing baik bahasa, kognitif, moral. Kepribadian dan guru
merupakan model utama dalam pembentukan perkembangan anak disekolah.
b.
c.
3.
a.
b.
1)
2)
4.
Maksudnya adalah pembahasan tentang sains yang dielaborasi (diulas) secara luas
dan mendalam jika dalam pembelajaran muncul fenomena yang terkait dengan
tuntutan pembahasan konsep dan pengalaman sains pada sasaran belajar.
Pendekatan yang bersifat terpisah atau tersendiri
Maksudnya program pengembangan pembelajaran sains dirancang secara khusus
dan tersendiri sesuai dengan karakteristik pembelajaran sain.
Pendekatan yang bersifat merger atau terintegrasi dengan disiplin lain atau bidang
pengembangan lain
Pengembangan Unit dan Perencanan Pembelajaran Sains Untuk AUD
Pengembangan unit pembelajaran sains
Unit sains adalah sebagai skema konseptual yang berhubungan dengan ide,
keterampilan dan aktivitas yang disatukan melalui topik atau tema sederhana,
misalnya bumi dan permukaannya
Dixon (1991) menyarankan cara memilih topik atau tema atau unit yang tepat
untuk integratif kurikulum dalam pengembngan pembelajaran sains yaitu:
Berdasarkan minat anak
Berdasarkan minat guru
Berdasarkan kebutuhan anak
Sesuai dengan situasi tahun itu, cuaca dan kegiatan-kegiatan khusus
Kurikulum sekolah dan harapan masyarakat
Ketersediaan sumber (buku, film, tap, dll)
Pengembangan perencanaan pembelajaran sains
Perencanaan adalah aktivitas yang menggambarkan dimuka hal-hal yang harus
dikerjakan dan cara mengerjakannya dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Untuk memperoleh suatu eprencanaan pembelajaran sains yang baik harus
mengikuti langkah-langkah mengembangkan yang memiliki dua tahapan:
Pra perencanaan
Yaitu tahapan yang ditempuh oleh seseorang perencana sebelum merumuskan
perencanaan sesungguhnya
Pengembangan perencanaan yaitu tahap melakukan kegiatan nyata dalam
pembuatan perencanaan
Analisis
Ruang lingkup pembelajaran sains terdiri dari isi bahan kajian, dan bidang
pengembangan, dimana bahan kajian tidak luput dari tumbuhan, alami dan
lingkungan dan pengembangannya yaitu aspek-aspek yang harus dikembangkan
kepada anak dengan mengamati, meramal, memprediksi dan lain-lainnya.
Dalam kegiatan sains tidak lepas dari minat anak, kebutuhan anak yang
terencana dengan baik agar hasil sesuai dengan harapan dan tujuan yang dicapai.
Strategi dan Pendekatan Pembelajaran Sains Untuk AUD
Ciri-ciri dasar pendekatan dan strategi adalah mendukung tujuan yang
diharapkan, kemampuan menjadi alat elaborasi materi yang tinggi, serta adaptif
dengan berbagai karakteristik dan tipe anak sebagai sasaran pengembangan dan
pembelajaran.
Pendekatan yaitu pendekatan yang berorientasi pada guru (teacher
centered)I yakni otoritas dan dominasi aktivitas, interaksi dan komunikasi dalam
a.
b.
c.
d.
pembelajaran cenderung dikuasai oleh guru, dan berorientasi pada anak (student
centered) adalah berdimensi kepada siswa atau anak.
Alasan yang mendasari perlu pengembangan pembelajaran sains pada anak
dengan menggunakan keterampilan proses yang dikemukakan oleh Conny
Semiawan (1992) diantaranya:
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin cepat
Kesulitan anak dalam memahami konsep yang rumit bila tidak diberikan contoh
yang konkrit
Sifat penemuan relatif hingga memberikan kesempatan kepada anak untuk
berfikir kritis dalam bertindak.
Adanya keterkaitan antara pengembangan konsep dan pengembangan sikap dan
nilai
Salah satu keterampilan atau kemampuan proses yang telah dimodifikasikan oleh
konferensi para ahli sains pada tahun 1971 diantaranya:
Keterampilan mengamati
Keterampilan mengajukan pertanyaan
Keterampilan berkomunikasi
Keterampilan menghitung
a.
b.
c.
d.
e.
5. Organisasi Kelas Untuk Pembelajaran Sains
Menurut Holton (1992) dalam pengembangan pembelajaran Sains
khususnya yang menggunakan strategi berbasis discovery inquiry adalah:
a.
1)
2)
b.
6.
a.
b.
c.
7.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Tim Docto Rabbit. 2005. Mengenal Sains. Jakarta: Erlangga For Kids
Tim Penyusun Fakultas Negeri Padang. 2008. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran.
UNP
Senjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group