Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MELALUI CERITA


( DONGENG )

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH


Lastri Khasanah, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
1. Misna Nur Latifah( 222200194 )
2. Markhamah ( 192200094 )

STAI SUFYAN TSAURI MAJENANG


Jln. K.H. Sufyan Tsauri Po Box 18 Majenang Cilacap

2022/202

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Alloh SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan anugerahNya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah pembelajaran Bahasa Jawa untuk AUD yang berjudul “Pembelajaran
Bahasa Jawa melalui Dongeng ”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah untuk Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat, dan kita semua aamiin..
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Supriyanto, Lc.,M.S.I. selaku ketua STAI Sufyan Tsauri Majenang.
2. Dr. H. Masngudi, M.E.I. selaku Wakil ketua STAI Sufyan Tsauri Majenang.
3. Fitroh Qudsiyah, M.Pd.I. selaku Kaprodi PIAUD STAI Sufyan Tsauri Majenang.
4. Lastri Khasanah, M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah pembelajaran Bahasa
jawa untuk AUD STAI Sufyan Tsauri Majenang.
5. Seluruh Dosen dan Staf Prodi PIAUD STAI Sufyan Tsauri Majenang.
6. Teman-teman seperjuangan serta partner tugas yang selalu memberikan semangat
kepada penulis.
Mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, karena masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini.
Jazakumullah khairan katsiran atas segala semangat dan dukungannya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul …….………………………………………………………………………………... i


Kata Pengantar …………………………………………………………………………………….... 1
Daftar Is ……………………………………………………………………………………………… 2

A. Latar belakang masalah..................................................................................................... 3


B. Rumusan masalah ............................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan Makalah ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 8
1. KESIMPULAN .................................................................................................................... 8
2. SARAN .............................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 9

2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki Pendidikan lebih lanjut, yang
nantinya akan diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan informal.
Memberikan Pendidikan pada anak usia dini telah menjadi perhatian orang tua,
ahli Pendidikan, masyarakat, dan pemerintah. Oleh karena itu, Pendidikan anak usia
dini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut dikarenakan orangtua
telah mengetahui betapa pentingnya Pendidikan anak usia dini. Salah satu lembaga
formal yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan anak usia dini
adalah Taman Kanak-Kanak, sesuai dengan Undang- Undang No. 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 28 bahwa pendidikan anak usia Dini
meliputi: Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (playgroup), dan penitipan
anak.
Dalam standar kompetensi TK tercantum tujuan Pendidikan di Taman Kanak-
Kanak adalah membantu mengembangkan berbagai potensianak baik psikis dan fisik
yang meliputi: nilai agama dan moral, social emosional kognitif, bahasa, seni, serta fisik
motorik. Pengenalan bahasa daerah untuk anak usia dini sangat penting, karena dengan
mengenal Bahasa daerah anak akan lebih dapat menghargai, serta tutut melestarikan
asset budaya dan bangsa yang berupa Bahasa daerah. Upaya yang paling tepat dan
efektif adalah dengan Pendidikan. Pemerintah memasukkan Bahasa jawa dalam muatan
kurikulum tersebut dikemas dalam pembelajaran Bahasa dan sastra Jawa.
Karya sastra yang memiliki ciri khas tersendiri yang berhubungan dengan kehidupan
anak-anak disebut dengan sastra anak. Hunt ( dalam Witakania, 2008:8 ) mengungkapkan
sastra anak adalah buku bacaan untuk dibaca anak-anak sesuai perkembangan emosional dan
intelektualnya.
Sejalan dengan Nurgiantoro , pemerolehan Bahasa anak dapat dipercepat dengan adanya
bacaan sastra. Salah satu fungsi dari sastra adalah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
anak.

3
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan petanyaan penulis
adalah bagaimanakah pembelajaran Bahasa Jawa melalui dongeng?

4
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bukti pemenuhan tugas mata kuliah pembelajaran Bahasa Jawa untuk
AUD.
2. Melatih mahasiswa/ mahasiswi agar mampu Menyusun karya ilmiah secara benar
dan cermat.
3. Memperluas wawasan keilmuan.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran Bahasa Jawa

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru Bahasa jawa antara lain:
a. Metode Bercerita/ mendongeng Bahasa Jawa
b. Metode Bercakap-cakap
c. Metode Tanya jawab
d. Metode Dramatisasi/ Bermain peran
e. Metode Show and tell
f. Metode Bermain ( kuis, kartu kata)
g. Metode Karyawisata
h. Metode Latihan

B. Pembelajaran Bahasa Jawa melalui cerita/ dongeng

1. Pengertian Metode bercerita


Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak, dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita
yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tentunya harus ada
tujuan Pendidikan bagi anak.
Penggunaan cerita untuk anak-anak harus memperhatikan hal- hal berikut:
- Isi cerita sesuai dengan dunia kehidupan anak.
- Kegiatan bercerita memberikan perasaan gembira, lucu, dan mendidik.
- Kegiatan bercerita memberikan pengalaman bagi anak.
- Beberapa macam Teknik bercerita dapat dipergunakan ( membaca langsung dari buku,
memggunakan ilustrasi dan buku gambar, menggunakn papan flannel, menggunakan
boneka, bermain peran dalam cerita, atau dengan menggunakan jari-jari tangan ).
- Bercerita dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol
kegiatan yang berlangsung, sehingga akan berjalan lebih efektif.

2. Manfaat Bercerita
Tingkat perkembangan dan usia anak telah disesuaikan dalam program kegiatan yang
disusun untuk anak taman kanak-kanak. Adapun tujuan pembelajaran dalam program kegiatan
bercerita di taman kanak-kanak menurut Bachtiar S. Bachri ( 2005:11 ) yaitu:
a. Mengembangkan kemampuan dasar untuk pengembangan daya cipta, dalam
pengertian membuat anak kreatif, yaitu lancar, fleksibel,dan orisinal dalam bertutur
kata, berfikir, serta berolah tubuh sebagai latihan motorik halus maupun kasar.
b. Pengembangan kemampuan dasar dalam pengembangan bahasa agar anak didik
mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan.

6
3. Jenis- jenis Cerita
Jenis- jenis cerita anak taman kanak- kanak dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Cerita Rakyat, yatu berkaitan dengan lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun
lingkungan alam. Cerita rakyat merupakan cermin dari kebudayaan dan cita- cita sebuah
bangsa/ negara. Cerita rakyat terbagi dalam tiga bentuk yaitu: mite, legenda, dongeng.
b. Cerita Fiksi Modern, merupakan cerita imajinatif yang diciptakan oleh seseorang
berdasarkan problematika kehidupan sehari- hari.
c. Cerita Faktual adalah cerita yang didasarkan pada peristiwa factual yang dialami oleh
seseorang atau sekelompok orang. Cerita ini berisi peristiwa- peristiwa penting yang
dialami tokoh.

4. Tujuan Kegiatan Bercerita


Moeslihatun ( 1955:155 ), dalam kegiatan bercerita anak dibimbing agar dapat
mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan cerita yang bertujuan untuk memberikan
informasi atau menanamkan nilai- nilai sosial, moral dan keagamaan, pemberian informasi
tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Berbagai macam nilai social, moral, dan
agama dapat ditanamkan melalui kegiatan bercerita.
Kegiatan bercerita memiliki tujuan bagi pengembangan kemampuan berbahasa anak,
selain melalui mendengar dan berbicara, bercerita juga berpengaruh pada kondisi psikologis
anak secara keseluruhan. Sebagai kegiatan pembelajaran cerita memiliki peranan dalam
belajar anak ( Bachtiar S. Bachri, 2005:13 ).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bercerita mampu menenemkan
nilai – nilai sosial yang akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak secara keseluruhan.
Bercerita juga sangat berperan dalam pembelajaran anak.

7
BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN

a. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru Bahasa jawa antara lain:
1. Metode Bercerita/ mendongeng 5. Metode Show and tell
Bahasa Jawa 6. Metode Bermain ( kuis, kartu
2. Metode Bercakap-cakap kata)
3. Metode Tanya jawab 7. Metode Karyawisata
4. Metode Dramatisasi/ Bermain 8. Metode Latihan
peran

b. Hal- hal yang harus diperhatikan saat melakukan kegitan bercerita dengan anak antara
lain:
- Isi cerita sesuai dengan dunia kehidupan anak.
- Kegiatan bercerita memberikan perasaan gembira, lucu, dan mendidik.
- Kegiatan bercerita memberikan pengalaman bagi anak.
- Beberapa macam Teknik bercerita dapat dipergunakan ( membaca langsung dari buku,
memggunakan ilustrasi dan buku gambar, menggunakn papan flannel, menggunakan
boneka, bermain peran dalam cerita, atau dengan menggunakan jari-jari tangan ).
- Bercerita dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol
kegiatan yang berlangsung, sehingga akan berjalan lebih efektif.
c. Manfaat kegiatan Bercerita
- Mengembangkan kemampuan dasar untuk pengembangan daya cipta, dalam
pengertian membuat anak kreatif, yaitu lancar, fleksibel,dan orisinal dalam bertutur
kata, berfikir, serta berolah tubuh sebagai latihan motorik halus maupun kasar.
- Pengembangan kemampuan dasar dalam pengembangan bahasa agar anak didik
mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan.
d. Jenis- Jenis Cerita yaitu: cerita rakyat, cerita fiksi modern, dan cerita faktual.
e. Tujuan Kegiatan Bercerita
Bercerita mampu menenemkan nilai – nilai sosial yang akan berpengaruh pada kondisi
psikologis anak secara keseluruhan. Bercerita juga sangat berperan dalam pembelajaran
anak.

2. SARAN
Penulis sudah tentu menyadari dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan.
Mohon berikan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Yulia, R., Umah, H., & Fatmahanik, U. (2022). Dongeng Anak Berbahasa Jawa “si
Jlitheng” dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Jawa Sekolah Dasar.
Journal of Primary Education, 5(2), 138–146.

Literasi Mendongeng Jowo Macapat Sebagai Upaya Penanaman Nilai Karakter


Siswa SDN Banjarejo Kota Madiun, I., Nur Antika Eky Hastuti, D., & PGRI
Madiun Maya Kartika Sari, U. (n.d.). Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar.
http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/KID

Hunt ( dalam Witakania, 2008:8 ), http://Samudra biru.go.id

Pengembangan Kegiatan bercerita di Taman Kanak-kanak, Teknik dan


prosedurnya, Bachtiar S. Bachri ( 2005:11-13 )

Pemerolehan Bahasa pada anak, https://www.kompasiana.com

Tujuan bercerita pada anak, https://www.kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai