Anda di halaman 1dari 33

TUGAS Ke-1

HAKIKAT DAN GENRE SASTRA ANAK


Makalah disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Apresiasi Sastra Anak
Dosen Pengampu : Zulfadli Hamdi, M.Pd

Disusun oleh :

DIKY HANDIKA GUNAWAN


180102153

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .dan salawat
serta salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,
karena berkat perjuangan beliaulah kita bisa merasakan kemilau dunia seperti saat
sekarang ini.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Anjani,30 September 2021

Penulis

DIKY HANDIKA GUNAWAN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................3
D. Manfaat..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. HAKIKAT APRESIASI SASTRA ANAK............................................................4
B. TUJUAN APRESIASI SASTRA ANAK...............................................................8
C. FUNGSI APRESIASI SASTRA ANAK..............................................................10
D. GENRE DALAM SASTRA ANAK (Fiksi, Puisi, Cerita tradisional, Drama, Non
Fiksi, Dan Biografy).....................................................................................................11
1) Realisme...........................................................................................................12
2) Fiksi..................................................................................................................14
3) fantasi...............................................................................................................15
4) Sastra tradisional..............................................................................................17
5) Puisi..................................................................................................................18
6) Bacaan non fiksi...............................................................................................19
BAB III PENUTUP..........................................................................................................21
A. Kesimpulan..........................................................................................................21
B. Saran....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesadaran masyarakat akan pentingnya sastra anak dewasa ini tampak


semakin meningkat. Hal itu menujukkan bahwa sastra anak juga memengaruhi
kehidupan social ekonomi masyarakat. Sastra anak semakin di yakini mampu
memeberikan kontrbusi yang signifikan bagi usaha pembentukan kepribadian
dan sekaligus pemenuhan hak-hak anak untuk menikmati dunianya.

Kebanggan kita kepada anak-anak tentulah tidak sebatas melihat


perilaku verbal dan nonverbal mereka, tetapi haruslah di imbangi dengan
memenuhi hak mereka sebagai anak-anak. Sebagai oaring dewasa, kita
mempunyai kewajiban untuk memenuhi hak-hak anak dalam proses
pertumbuhannya menjadi dan sebagai orang dewasa.

Hak anak-anak bukan hanya sekedar di cukupi segala kebutuhan


fisisknya seperti makan dan pakaian, tetapi juga hak di beri kesempatan untuk
mengembangakan kejiwaannya agar terjadi perkembangan yang harmonis.

Pada hakikatnya semua oaring senang dan butuh cerita, terlebih nak
yang memeng sedang berada dalam masa peka untuk tumbuh dan
berkembang.Cerita menawarkan dan mendialogkan kehidupan dengan cara-
cara yang menarik dan kongkret. Lewat berbagai cerita tersebut anak akan
memperoleh berbagai informasi yang di perlukan dalam kehidupan. Berbagai
cerita yang di maksutkan untuk di konsumsikan kepada anak dapat di proleh
dan di berikan antara lain lewat sastra anak.

Selain itu, anak-anak juga sering membuka-buka buku melihat –lihat


gambar. Jika belum dapat membaca anak-anak akan meminta kita untuk

1
menceritakan dan/atau membacakannya, atau sebaliknya kita yang berinisiatip
untuk membacakan dan menceritaknnya. Tetapi, jika sudah dapat membaca,
anak akan asik sendiri membaca, melihat gambar-gambar, dan menikmati
buku-buku bacaan yang ada dan menarik yang dapat di temukan

Keadaan itu kini sering dapat di lihat di took-toko buku. Di sana


dapat di jumpai anak-anak yang sedang asik melihat-lihat, memilih-milih,
membolak balik, atau membaca buku-buku yang di pajang. Jika buku-buku itu
menarik hatinya, biasanya mereka meminta orang tuanya untuk
membelikannya untuk di baca di ruamah.

Sebagaimana halnya manusi dewasa anakpun membutuhkan


informasi tentang dunia, tentang segala sesuatu yang ada dan terjadi di
sekelilingnya. Anak juga ingin mengetahui berbagai informasi tentang apa saja
yang dapat di jangkau pikirannya. Bukankah banyak di jumpai anak-anak yang
suka mendengarkan orang berbicara, bahkan sering nimbrung ikut berbicara,
misalnya ada tamu di rumah.selain butuh informasi, anak juga butuh perhatian,
butuh pengakuan, dan butuh penghargaan.

Berbagai keperluan anak tersebut, terutama keperluan akan


informasi, haruslah di usahakan untuk di penuhi. Pemenuhan kebutuhan
tersebut pada hakikatnya adalah kewajiban kita untuk memenuhi salahsatu hak
anak.Anak berhak memperoleh hal-hal tersebut dalam rangaka pengembangan
identitas didri dan keperibadiannya.

Sastra anak merupakan salah satu sarana setrategis untuk menanam,


memupuk, dan mengembangkan pendidikan karakter yang di sampaikan lewat
cara-cara yang menyenagkan, baik lewat berbagai cerita, bacaan, tembang dan
lagu, video, maupun berbagai media yang lain. Muatan pengalaman kehidupan

2
sastra anak memang dapat di sampaikan dari berbagai saluran yang semuanya
perlu untuk di pilih sebagai variasi penyampaian nilai-nilai karakter.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dilihat permasalahan dalam
makalah ini adalah:

a) Apa hakikat apresiasi anak?

b) Apa tujuan apresiasi sastra anak?

c) Bagaimana fungsi apresiasi satra anak?

d) Apa genre dalam sastra anak (fiksi, puisi, cerita tradisional, darama,
nonfiksi,dan biografi)

C. Tujuan
Dari perumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan
penulisan makalah ini adalah:

a) Untuk mengetahui hakikat apresiasi sastra anak

b) Untuk mengetahui apa tujuan dari apresiasi anak

c) Utuk mengetahui fungsi apresiasi satra anak

d) Untuk mengetahui genre dalam satra anak (fiksi, puisi, cerita tradisional,
darama, nonfiksi, dan biograpi).

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :

3
Agar pembaca dapat memahami mengenai depisi dari hakikat apresiasi
anakdan bagian-bagianya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT APRESIASI SASTRA ANAK

1. Hakikat sastra

Sastra berasal dari bahasa sanskerta shastra yang artinya


adalah “tulisan yang mengandung instruksi” atau “pedoman”.Dalam
masyarakat Indonesia definisi masih bersifat kabur, pengertiannya
kadang menjadi bias.Pengertian sastra merujuk pada kesusastraan yang
diberi imbuhan ke-an, “su” artinya baik atau indah dan “sastra” artinya
tulisan atau lukisan.

4
Berikut adalah definisi apresiasi sastra menurut beberapa
ahli :

Menurut A. Teeuw, sastra di deskripsikan sebagai segala


sesuatu yang tertulis, pemakaian bahasa dalam bentuk tulis.
Sedangkan faruk mengemukakan bahwa pada mulanya pengertian
sastra amat luas, yakni mencakup segala macam hasil aktifitas bahasa
atau tulis menulis.Seiring dengan meluasnya kebiasaan membaca dan
menulis, pengertian tersebut menyempit dan di definisikan sebagai
segala hasil aktifitas bahasa yang bersifat imajinatif, baik dalam
kehidupan yang tergambar didalamnya, maupun dala m hal bahasa
yang di gunakan untuk menggambarkan kehidupan itu.

Salim (2007) kesusastraan atau satra adalah ciptaan


manusia dalam bentuk lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan
rasa indah dan bagus. Sastra adalah unkapan perasaan seseorang yang
di tuangkan dalam sebuah tulisan maupun cerita yang di kemas secara
menarik.

Menurut Supardi, sastra adalah lembaga social yang


menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan
ciptaan social.Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan
kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan.

Menurut Taum, sastra adalah karya cipta atau fiksi yang


bersifat imajinatif atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah
dan berguna yang menandakan hal-hal lain”

Sedangkan menurut KBBI, Sastra adalah karya tulis yang


bila di bandingkan dengan tulisan lain, cirri-ciri keunggulan, seperti

5
keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya”. Karya
sastra berarti karangan yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan yang
di tulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan wawasan yang
umum tentang masalah manusiawi, social, maupun intelektual,
dengancaranya yang khas. Pembaca sastra di mungkinkan
untukmenginterpretasikan teks sastra sesuai dengan wawasannya
sendiri.

2. Hakikat sastra anak

Sastra anak menurut Delman (2008:147) mengemukakan


bahwa sastra anak dapat di definisikan sebagai karya sastra yang
menarik bagi kepentingan, kebutuhan dan preferensi pembaca anak-
anak, dan menarik hati anak. Sastra anak umumnya disampaikan
dalam format yang menarik, misalnya buku cerita yang penuh gambar-
gambar yang menarik, ada yang berbentuk persegi, buah apel,
berbentuk tas, dan juga berbentuk kemeja.

Selanjutnya Hunt (1993:61) menjelaskan bahwa sastra anak


haruslah bertolak dari kebutuhan anak.Ia juga menjelaskan bahwa
sastra anak dapat di definisikan sebagai buku bacaan yang di baca
oleh yang secara khusus cocok untuk, dan secara khusus pula
memuaskan sekelompok anggota yang kini di sebut sebagai kanak-
kanak. Tarigan (1995:5) juga mengatakan bahwa sastra anak bahwa
buku yang menempatkan mata kanak-kanak sebagai pengamat utama
mata anak-anak sebagai fokusnya.

6
Ada tiga syarat karya sastra di katakana sebagai karya
sastra anak yaitu :

a) Jika tokoh utamanya adalah kanak-kanak

b) Hubungan ide, tema, dan bahasa berbentuk sederhana

c) Juga berisi ajaran moral

Syarat lain dari sastra anak adalah bahwa cerita yang di


sampaikan harus mampu memberikan informasi tentang pengalaman
kehidupan dan pengajaran moral dalam menjalani kehidupan. Sastra
anak juga senantiasa memuat nilai yang mempengaruhi anak, sesuatu
itu berkaitan dengan social, budaya, sejarah, dan ideology.

Cerita atau sastra anak yang baik adalah harus menarik.Hal


ini merupakan hal yang harus di kedepankan dalam sastra anak. Cerita
anak akan menarik jika elemen kisah di kembangkan secara seimbang
sehingga setiap elemen struktur saling mengisi dan tidak ada bagian
yang kurang ataupun terasa berlebihan. Hal itu serupa dengan apa
yang sudah dikemukakan oleh Huck dkk (1989:16-17) yang
mengatakan bahwa cerita anak yang baik harus mengandung dua hal
bagi pembacanya, yaitu adanya nilai personal (personal values) dan
nilai pendidikan ( educational values).

Sebuah sastra anak di katakan mempunyai personal baik


apabila :

a) Memberikan kesenangan pada anak

7
b) Menawarkan narasi sebagai cara bernalar

c) Mengembangkan daya imajinasi anak

d) Memberikan beraneka ragam pengalaman

e) Mengembangkan pandangan inter personal (insight opinion)


terhadap prilaku manusia

f) Dapat menghadirkan pengalaman yang umum (universal).

Sastra anak dikatakan mempunyai pendidikan yang baik


apabila :

a) Mampu mengembangkan kemampuan berbahasa anak

b) Mampu mengembangkan kemampuan bercerita

c) Mampu mengembangkan kemampuan membaca

d) Mampu menunjang kemampuan menulis

e) Dapat memperluas wawasan khazanah anak

3. Teori sastra

8
Berikut adalah beberapa teori yang ada di dalam sastra
yaitu :

a) Teori sosiologi sastra

Teori sosiologi sastra menurut sumarjan (1990:5) adalah suatu


ilmu yang mempelajari struktur social dan proses social termasuk
dengan perubahan-perubahannya.

b) Teori Feminisme

Teori Feminisme adalah teori yang menjelaskan cara


penggambaran dan menjelaskan potensi-potensi yang di miliki
oleh perempuan.

c) Teori psikologis sastra

Teori psikologis sastra adalah teori kajian sastra yang memandang


sastra sebagai aktifitas jiwa.

d) Teori Poskolonialisme

Teori poskolonialisme (Gandhi, 2001:44) adalah suatu teori yang


berkeinginan menyangkut akibat dan wacana kolonialisme dimasa
kini.

e) Teori Strukturalisme

9
Teori strukturalisme adalah teori pendekatan terhadap teks-teks
sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsure
teks.

f) Teori Semiotik

Teori semiotic adalah suatu teori yang mempelajari tentang tanda,


yang terdiri dari bunyi-bunyian dan gambar.

g) Teori stilistika

Teori stilistika menurut Tridalaksana (1983:15) adalah teori yang


menyelidiki bahasa yang di gunakan dalam karya sastra.

h) Teori formalisme

Teori formalisme adalah teori yang di gunakan untuk


menganalisis karya sastra mengutamakan bentuk dari karya sastra
yang meliputi teknik pengucapan sehingga sastra dapat berdiri
sendiri sebagai sebuah ilmu dan terbebas dari pengaruh ilmu
lainnya.

i) Teori strukturalisme genetic

Teori strukturalisme genetic adalah suatu teori yang menganalisis


atau meneliti karya sastra yang berhubungan antara struktur sastra

10
dengan struktur masyarakat melalui pandangan dunia yang di
ekspresikan.

j) Teori resepsi sastra

Teori resepsi sastra adalah teori yang tidak berpusat pada teks
sastra, tetapi teks sastra di hubungkan dengan penerimaan
pembaca.

B. TUJUAN APRESIASI SASTRA ANAK

1) Pengertian apresiasi

Apresiasi berasal dari kata appreciation (bahasa inggris)


yang berarti mengenal, memahami, dan menghargai sebuah karya
seni.

2) Pengertian apresiasi sastra anak

Apresiasi sastra anak adalah : apresiasi yang tumbuh pada


diri seseorang seiring dengan adanya pengetahuan dan pemahaman
terhadap suatu karya, termasuk karya sastra. Pengetahuan dan
pemahaman seseorang terhadap karya sastra berkaitan dengan
kemampuannya mengapresiasi karya sastra.

Sastra anak pada dasarnya merupakan wajah sastra yang


pokus utamanya demi perkembangan anak..lebih lanjut endaswara
(2005: 207) mengemukakan bahwa sastra anak hendaknya memiliki
nilai-nilai tertentu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan
kejiwaan anak.

11
Secara konseptual sastra anak berbeda dengan sastra orang
dewsa .keduanya sama berbeda pada awalnya sastra yang meliputi
kehidupan dengan segala perasaan pikiran dan wawasan kehidupan.

3) Tujuan apresiasi

Secara rinci tujuan apresiasi sastra sebagai berikut

a. Memperhalus budi pekerti (kepekaan perasaan), karya sastra


mengandung kebaikan dan kebenaran. Dengan seringnya
membaca dan bergaul dengan karya sastra, maka kepekaan
perasaan akan tajam.

b. Peduli dengan sesame. Karya sastra kapan dan dimana saja selalu
berbicara mengenai kemanusiaan. Dengan mengapresiasi karya
sastra maka kepedulian terhadap sesama semakin tinggi.

c. Menumbuhkan sifat manusiawi (berperikemanusiaan).

Sastra dibagi menjadi sastra lisan/sastra rakyat (oral ) dan


sastra tertulis. Sastra lisan adalah karya sastra dalam bentuk ucapan
(lisan) tetapi sastra itu sendiri berkisar di bidang tulisan.Masyarakat
yang belum mengenal huruf tidak punya sastra tertulis, mereka hanya
memiliki tradisi lisan.Misalnya epic, cerita rakyat, pribahasa, dan lagu
rakyat.

Kemudia pada zaman hidu budha banyak bangsa asing


yang datang ke Indonesia untuk berdagang, seperti india, arab, dan
china. Bangsa india memperkenalkan aksara nagari atau pranagari
untuk menuliskan bahasa sanskerta dan bahasa prakerta dari india

12
bagian utara dan tengah, serta aksara pallawa/pallava dari india bagian
selatan yang kemudian berkembang menjadi huruf Jawa kuno. Sejak
saat itu sastra tertulis mulai berkembang di Indonesia.

C. FUNGSI APRESIASI SASTRA ANAK

Dalam perkembangannya istilah sastra dengan sastrawi


mempunyai perbedaan makna.Sastra di artikan lebih terbatas pada bahasa
tulisan sedangkan sastrawi memiliki makna dan ruang lingkup lebih
luas.Istilah sastrawi merujuk pada sastra yang bersifat lebih puitis dan
abstrak.Berbicara tentang sastra berarti kita mencoba untuk menggali nilai-
nilai keindahan yang terkandung dalam bahasa.

Dalam masyarakat, sastra memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

1) Fungsi rekreatif

Sastra berfungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat karena


mengandung unsur keindahan.

2) Fungsi didaktis

Sastra memiliki fungsi pengajaran karena bersifat mendidik dan


mengandung unsure kebaikan dan kebenaran.

3) Fungsi estetis

Sastra memiliki unsure dan nilai-nilai keindahan bagi para


pembacanya.

13
4) Fungsi moralitas

Sastra mengandung nilai-nilai moral yang menjelaskan tentang


yang baik dan yang buruk serta yang benar dan yang salah.

5) Fungsi religious

Sastra mampu memberikan pesan-pesan religious untuk para


pembacanya.

Bahasa sastra bukan merupakan bahasa percakapan yang bersipat


simple dan mudah di mengerti, dalam hal ini yaitu sastra kuno yang
menggunakan kaidah baku dan pola yang kaku. Sedangkan sastra bebas
atau prosa biasa menggunakan pola dan struktur bahasa yang sederhana
dan lebih bebas.

Bahasa sastra mempunyai kedalaman makna karena sering di pakai


untuk mengungkapkan perasaan atau menyampaikan pesan moral serta
nilai-nilai kebijakan.Sastra juga biasa di gunakan untuk mengabadikan
sesuatu yang berhubungan dengan nilai-nilai yang di miliki suatu bangsa,
seperti nilai agama, sejarah, social, dan budaya suatu bangsa.

D. GENRE DALAM SASTRA ANAK (Fiksi, Puisi, Cerita tradisional,


Drama, Non Fiksi, Dan Biografy)

Sebagaimana halnya dalam sastra dewasa, sastra anak juga


mengenal apa yang di sebut genre, maka pembicaraan tentang genre sastra
anak juga perlu dilakukan. Genre dapat di pahami sebagai suatu macam
atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum
(Lukens, 2003:13) di pihak lain Michell (2003:5-6) mengemukakan bahwa

14
genre menunjuk pada pengertian tipe atau kategori pengelompokan karya
sastra yang biasanya berdasarkan atas stile, bentuk, atau isi.

Hal itu membawa konsekuensi pemahaman bahwa dalam sebuah


genre sastra terdapat sejumlah elemen yang memiliki kesamaan sifat, dan
elemen-elemen itu yang menunjukkan perbedaan dengan elemen pada
genre yang lain. Misalnya, dalam genre yang di sebut fiksi di dalamnya
terdapat elemen structural seperti alur cerita, penokohan, latar, sudut
pandang, dan lain-lain, sedangkan dalam genre puisi terdapat elemen
structural penting seperti rima, irama, diksi, imaji, dan lain-lain. Secara
prinsipiel elemen structural di antara kedua genre itu menunjukkan
perbedaan dan eksistensi masing-masing.

Persoalan yang muncul kemudian adalah apa perlunya


pembicaraan genre dalam sastra anak. Yang jelas adanya pembagian genre
akan memudahkan pembicaraan (dan penulisan) tentang sastra anak.

Lukens (2003:14) mengemukakan beberapa alas an perlunya pembicaraan


genre, yaitu :

(a) Memberikan kesadaran kepada kita bahwa pada kenyataannya


terdapat berbagai genre sastra anak selain cerita atau lagu-lagu
bocah yang telah familiar, telah dikenal dan diakrabi.

(b) Elemen structural sastra dalam tiap genre berbeda.

(c) Memperkaya wawasan terhadap adanya kenyataan sastra yang


bervariasi yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk
memilihkannya bagi anak.

15
Pembicaraan tentang genre akan bersifat berbeda untuk tiap genre,
tetapi sekaligus mengandung unsure ketumpang tindihan. Hal itu
disebabkan dalam berbeda hanya terdapat dalam kombinasi dan tingkatan.
Artinya, suatu bentuk cerita yang di kelompokkan ke dalam salah satu
subgenre dalam sebuah genre dapat memiliki karakter yang dapat
ditemukan dalam subgenre yang lain namun dengan criteria berbeda.

Pembicaraan tentang genre sastra anak dapat saja analog dengan


pembedaan genre dalam sastra dewasa, yaitu dalam tiga besar genre puisi,
fiksi, dan drama dengan masing-masing memiliki subgenre.Dengan
demikian, pembicaraan tentang genre menjadi lebih sederhana.Namun,
genre sastra anak faktanya tidak sesederhana itu, maka pembedaan genre
ke dalam tiga macam tersebut sengaja tidak dilakukan.

Di bawah ini di kemukakan genre sastra anak versi Lukens


(2003:14-34) yang tampak berbeda dengan genre sastra dewasa dan
sekaligus juga berdasarkan tiga pemikiran perlunya pembicaraan genre di
atas.Ia terlihat lebih rinci, tetapi terjadi ketumpang tindihan di sana sini
karena suatu cerita dapat di masukkan ke dalam lebih dari satu sub genre
dengan keriteria yang berbeda.

Secara garis besar Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke


dalam enam macam yaitu :

1) Realisme

Realism dalam sastra dapat di pahami bahwa cerita yang di


kisahkan itu mungkin saja ada dan terjadi walau tidak harus benar-
benar ada dan terjadi.Peristiwa dan aksi serta jalinan peristiwa dan
aksi yang di kisahkan masuk akal, logis.Cerita merepresentasikan
berbagai peristiwa, aksi dan interaksi, yang seolah-olah memang

16
benar, dan penyelesaiannyapun masuk akal dan dapat di percaya
(plausible).Jadi, karakteristik umum cerita realisme adalah narasi
fiksional yang menampilkan tokoh dengan karakter yang menarik
yang dikemas dalam latar tempat dan waktu yang di mungkinkan.

Ada beberapa cerita yang dapat di kategorikan kedalam realism dan


sekali lagi pembicaraan tentangnya dapat tumpang tindih yaitu
cerita realisme, realism binatang, realism historis, dan cerita olah
raga.

(a) Cerita realisme

Cerita realisme biasanya bercerita tentang masalah-


masalah social dengan menampilkan tokoh utama
protagonist sebagai pelaku cerita.Masalah-masalah yang di
hadapi tokoh itulah yang menjadi sumber pengembangan
konflik dan alur cerita.Konflik yang di kisahkan dapat
berkaitan dengan masalah diri sendiri, orang lain, atau
social, dan bersifat realistic sebagaimana ditemukan dalam
kehidupan sehari hari.

(b) Realisme binatang

Cerita realisme binatang adalah cerita tentang binatang


dalam arti yang sebenarnya sehingga bersifat non fiksi.Ia
adalah cerita tentang binatang, berbicara tentang binatang,
misalnya yang berkaitan tentang bentuk fisik, habitat, cara
dan siklus hidup, dan lain-lain. Pendeknya, ia berwujud
deskripsi tentang binatang yang tidak mengandung unsure

17
personifikasi, binatang sebagai mana binatang yang tidak
dapat berfikir seperti manusia.

(c) Realisme historis

Cerita realism historis mengisahkan segala sesuatu baik


yang berupa berbagai tokoh, tempat, maupun kejadian
yang terjadi pada masa lampau.Hal itu menentukan latar
yang jugaharus berseting pada masa lampau lengkap
dengan konsekuensi factual logisnya. Misalnya, deskripsi
keadaan tempat seperti rumah, jalan, dan kondisi
lingkungan alam secara keseluruhan, cara berpakaian
tokoh, peralatan hidup seperti alat untuk memasak,
bekerja, transportasi, persenjataan, dan lain lain harus
sesuai dengan latar waktu dan tempat.

(d) Realisme olahraga

Realism olahraga adalah cerita tentang berbagai hal yang


berkaitan dengan dunia olahraga.Ia dapat berkaitan dengan
bermacam jenis dan tim olahraga seperti sepak bola,
basket, voli, badminton, dan para olahragawan yang
terkenal.

2) Fiksi
Genre ini sengaja di sebut sebagai fiksi formula karena
memiliki pola-pola tertentu yang membedakannya dengan jenis
yang lain. Sebagaimana sebutannya, fiksi formula seolah-olah
telah memiliki “formula” rumus, pola alur, pola karakter, dan
lain-lain yang bersifat stereotik.Walau hal itu tidak mengurangi
orisinalitas cerita yang di kreasikan oleh penulis, keadaan itu mau

18
tidak mau merupakan sesuatu yang bersifat membatasi.Jenis
sastra anak yang dapat di kategorikan kedalam fiksi formula
adalah cerita misteri dan detektif, cerita romantic, dan novel
serial.

(a) Cerita misterius dan detektif

Jenis fiksi formula yang banyak dikenal orang adalah


cerita misterius dan cerita detektif.Cerita misterius dan
detektif biasanya dikemas dalam suatu waktu, lampau,
kini, atau mendatang, dan menyajikan terror pada tiap
bagian.Cerita misteri menampilkan daya suspense, rasa
penasaran ingin tau, lewat peristiwa dan tindakan yang
tidak terjelaskan alias masih misterius, namun pada akhir
kisah hal-hal tersebut dapat di jelaskan dan di selesaikan
secara masuk akal.

(b) Cerita romantis

Cerita romantic bukan hal baru dalam realism dan kini


banyak ditulis untuk pembaca muda.Cerita ini biasanya
menampilkan kisah yang simple dan sentimental
hubungan laki-laki perempuan, dan itu seolah olah
merupakan satu satunya focus dalam kehidupan remaja.
Pola-pola hubungan kedua sejoli itu dibuat seolah-olah
menjadi begitu sederhana dan romantic, seolah-olah tidak
ada urusan lain dalam hidup.

(c) Novel serial

19
Novel serial dimaksudkan sebagai novel yang diterbitkan
secara terpisah, namun novel-novel itu merupakan satu
kesatuan unit. Novel-novel tersebut memiliki beberapa
cara focus pengorganisasian walau juga dapat bersifat
tumpang tindih.

3) fantasi
Coliridge menyebut fantasi sebagai “the willing suspension
of disbelief” (Lukens, 2003:20) cerita yang menawarkan sesuatu
yang sulit diterima akal. Fantasi sering juga di sebut sebagai
cerita fantasi (literary fantasi) dan perlu di bedakan dengan cerita
rakyat fantasi (folk fantasy) yang tidak pernah di kenali siapa
penulisnya mencoba menghadirkan sebuah dunia lain (other
world) disamping dunia realitas. Cerita fantasi dikembangkan
lewat imajinasi yang lazim dan dapat diterima sehingga sebagai
sebuah cerita dapat diterima oleh pembaca.Jenis sastra anak yang
dapat di kelompokkan ke dalam fantasi ini adalah cerita fantasi,
fantasi tingkat tinggi, dan fiksi sains.

(a) Cerita fantasi

Cerita fantasi dapat di pahami sebagai cerita yang


menampilkan tokoh, alur, atau tema yang derajat
kebenarannya di ragukan, baik menyangkut (hampir)
seluruh maupun hanya sebagian cerita.Cerita fantasi
sebenarnya juga menampilkan berbagai peristiwa dan
aksi yang realistis sebagaimana halnya dalam cerita
realistis, tetapi didalamnya juga terdapat suatu yang sulit
di terima.
(b) Cerita fantasi tinggi

20
Cerita fantasi tinggi di maksudkan sebagai cerita
yang pertama tama di tandai oleh adanya focus konflik
dan / atau perbedaan kepentingan antara pihak yang baik
dan yang jahat, antara kebaikan dan kejahatan. Konflik
dan kepentingan semacam ini sebenarnya merupakan
tema umum yang telah mentradisi dan kebanyakan cerita
memenangkan pihak yang baik.
(c) Fiksi sains

Fiksi sains dapat di pahami dalam beberapa


pengertian.Robert Hein Lein (Lukens, 2003:23), seorang
pengarang fiksi sains, misalnya, mengemukakan bahwa
fiksi sains adalah fiksi spekulatif yang pengarangnya
mengambil postulat dari dunia nyata sebagaimana yang
kita ketahui dan mengaitkan fakta dengan hokum alam.

4) Sastra tradisional

Istilah “tradisional” dalam kesasteraan menunjukkan bahwa


bentuk itu berasal dari cerita yang telah mentradisi, tidak di
ketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan dikisahka
secara turun temurun secara lisan. Berbagai cerita tradisional
tersebut dewasa ini telah banyak dikumpulkan, dibukukan, dan
dipublikasikan secara tertulis, antara lain di maksudkan agar
cerita itu tidak hilang dari masyarakat mengingat kondisi
masyarakat yang telah berubah. Di dunia ini di temukan banyak
sekali cerita rakyat, tidak terhitung jumlahnya, dan menjadi
kebudayaan masyarakat pemiliknya. Tampaknya ada banyak
cerita tradisional yang bersifat “universal”, dan itu menunjukkan
adanya universalitas keinginan dan kebutuhan manusia kisah
semacam sinderela misalnya, dapat di temukan di berbagai
belahan dunia dalam bentuk yang mirip. Jenis cerita yang di

21
kelompokkan dalam genre ini adalah fagel, dongeng rakyat,
mitologi, legenda, dan epos.
(a) Fabel

Fabel adalah cerita binatang yang di maksudkan


sebagai personifikasi karakter manusia.Binatang-binatang
yang dijadikan tokoh cerita dapat berbicara, bersikap, dan
berprilaku bagaimana halnya manusia. Pada umumnya
fable ini tidak panjang, secara jelas mengandung ajaran
moral dan pesan moral itu secara nyata biasanya di
tempatkan pada bagian akhir cerita.
(b) Dongeng rakyat

Dongeng atau dongeng rakyat merupakan salah satu


bentuk dari cerita tradisional. Pada masa lampau dongeng
di ceritakan oleh, misalnya orang tua kepada anaknya,
secara lisan dan turun temurun sehingga selalu terdapat
variasi penceritaan walau isinya kurang lebih sama.
(c) Mitos

Mitos merupakan cerita masa lampau yang di miliki


oleh bangsa-bangsa di dunia. Mitos dapat di pahami
sebagai sebuah cerita yang berkaitan dengan dewa-dewa
atau tentang kehidupan supranatural yang lain, juga
sering mengandung sifat pendewaan manusia atau
manusia keturunan dewa (makaryk, 1995:596).
(d) Legenda

Legenda mempunyai kemiripan dengan mitologi,


bahkan sering terjadi tumpang tindih penamaan diantara

22
keduanya.Keduanya, yang jelas, sama-sama merupakan
cerita tradisional.Betapapun kadarnya, legenda sering
memiliki atau berkaitan dengan kebenaran sejarah, dan
kurang berkaitan dengan masalah kepercayaan
supranatural.
(e) Epos

Epos merupakan sebuah cerita panjang yang


berbentuk syair (puisi) dengan pengarang yang tidak
pernah di ketahui anonym.Ia berisi cerita kepahlawanan
seorang tokoh hero yang luar biasa hebat baik dalam
kesaktian maupun kisah petualangannya. Tokoh cerita
yang di hadirkan hebat dalam segala hal, baik yang
menyangkut kualifikasi fisik maupun moral.

5) Puisi

Sebuah bentuk sastra di sebut puisi jika di dalamnya


terdapat pendayagunaan berbagai unsure bahasa untuk mencapai
efek keindahan.Bahasa puisi tentulah singkat dan padat, dengan
sedikit kata, tetapi dapat mendialogkan sesuatu yang lebih banyak.
Pendayagunaan unsure bahasa untuk memperoleh keindahan itu
antara lain dapat di capai lewat permainan bunyi yang biasanya
berupa berbagai bentuk perulangan untuk memperoleh efek
persajakan dan irama yang melodius.

23
6) Bacaan non fiksi

Apakah buku bacaan non fiksi dapat di katagorikan sebagai


salah satu genre sastra anak ?Lukens juga mengemukakan
sebagian orang yang bersifat kurist bisa jadi menolaknya. Namun
pada kenyataannya terdapat sejumlah buku bacaan non fiksi
yangdi tulis dengan kadar artistic yang tinggi,
denganmemperhitungkan pencapaian efek estetik lewat pemilihan
unsure-unsur style secara tepat. Tentu saja tidak semua buku non
fiksi dapat dimasukkan ke dalam genre ini, khususnya buku-buku
yang tidak memperhatikan keharmonisan bentuk (bahasa) dan isi
(sesuatu yang di ungkapkan). Bacaan non fiksi yang sastra di tulis
secara artistic sehingga jika di baca oleh anak akan memperoleh
pemahaman dan sekaligus kesenangan. Ia akan membangkitkan
pada diri anak perasaan keindahan yang berwujud efek emosional
dan intelektual. Untuk kepentingan praktis, bacaan non fiksi dapat
di kelompokkan ke dalam sub genre buku informasi dan biografi.
(a) Buku informasi

Buku informasi yang terdiri atas berbagai macam


buku yang mengandung informasi, biasanya memiliki
standar yang hampir sama.buku ini memberikan informasi,
fakta, konsep, hubungan antar fakta dan konsep, dan lain-
lain yang mampu menstimulasi keingintahuan anak atau
pembaca.
(b) Biografi

Jika buku-buku informasi biasanya memiliki standar


yang hampir sama, biografi tidak demikian halnya
karena tergantung pada selera pemilik dan/atau

24
penulisnya. Biografi adalah buku yang berisi riwayat
hidup seseorang, tentu saja tidak semua aspek kehidupan
dan peristiwa di kisahkan, melainkan di batasi pada hal-
hal tertentu yang di pandang perlu dan menarik untuk di
ketahui orang lain, atau pada hal-hal tertentu yang
“mempunyai nilai jual”.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan di atas maka dapat di tarik


kesimpulan bahawa sastra merupakan ungkapan perasaan seseorang yang
di tuangkan dalam sebuah tulisan maupun cerita yang di kemas secra
menarik pembacanya. Tidak jauh berbeda dengan sastra .

Sastra anak merupakan ungkapan perasaan seorang anak yang di


tuangkan kedalam benntuk tulisan dan di nikmati oleh anak-anak.Bentuk
sastra anak yang terdapat di Indonesia sangatlah beragam di antaranya
seperti puisi, cerpen, novel, drama, dongeng, fable, boigrapi, cerita
tradisional dan lain-lain.

Dan Apresiasi sastra anak adalah apresiasi yang tumbuh pada diri
seseorang seiring dengan adanya pengetahuan dan pemahaman terhadap
suatu karya, termasuk karya sastra. Pengetahuan dan pemahaman
seseorang terhadap karya sastra berkaitan dengan kemampuannya
mengapresiasi karya sastra.

Sastra anak pada dasarnya merupakan wajah sastra yang pokus


utamanya demi perkembangan anak..dan sastra anak hendaknya memiliki
nilai-nilai tertentu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan
kejiwaan anak.

Secara konseptual sastra anak berbeda dengan sastra orang


dewsa .keduanya sama berbeda pada awalnya sastra yang meliputi
kehidupan dengan segala perasaan pikiran dan wawasan kehidupan.

26
B. Saran

Sebagaimana halnya manusia dewasa anakpun membutuhkan


informasi tentang dunia, tentang segala sesuatu yang ada dan yang terjadi
di sekelilingnya yang dapat di jangkau pikirannya.Kareana itu kita
sebagai orang dewsa, seperti orang tua, dan sorang guru harus bisa
memenuhi hak-hak anak-anaknya, yang di mana itu merupakan salah
satu bentuk apresiasi kita terhadap anak.

27
DAFTAR PUSTAKA

 Anafiah, Siti 2018 “Pembunuhan Kreatifitas Anak melalui Apresiasi


Sastra” dalam Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 4, Nomor 3
(Halaman 414). Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

 Agung, Cahya Kelik 2018 Sastra Anak: Media Pembelajaran Anak.


Yogyakarta: Bakul Buku Indonesia

 Anita, Yan. 2017. “Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasikan


Sastra Anak Pada Materi Cerita Anak Melalui Model Pembelajaran Quiz
Ask Efective And Answer Efective” dalam Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 1, Nomor
1 (Halaman 32). Riau: Universitas Riau.

 Dwi Susanti, Rini 2015 “Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah


Dasar” dalam Jurnal Dosen Stain Kudus Vol 3, Nomor 1 (Halaman 141).
Jawa Tengah: Stain Kudus.

 Gasong, Dina 2019 Apresiasi Sastra Indonesia. Yogyakarta :CV. BUDI


UTAMA

 Latifah, Nur 2021 Pengantar Sastra Anak. Jakarta : Universitas Trilogi

 Nur Faidah, Citra 2018 “Dekonstruksi Sastra Anak: Pengubah


Paradigma Kekerasan Dan Seksualitas Pada Karya Sastra Anak Indonesia”
dalam Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 2, Nomor 1
(Halaman 137). Malang: Universitas Negeri Malang.

28
 Nurfaidah, Resti 2015 Sastra Kita : Kini, Dulu, dan Nanti. Sumedang :
Unpad Press

 Nurgiyantoro, Burhan 2019 Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press

 Syahfitri, Dian 2018 Teori Sastra Konsep Dan Metode. Yogyakarta :


CV. PUSTAKA ILMU GRUP

29
30

Anda mungkin juga menyukai