Anda di halaman 1dari 12

Nilai Kaseise dalam Dongeng Sebatang Jerami

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

oleh
Aliya Nayyara Rahma Rusdinar
Kelas XI-5

SEKOLAH MENENGAH ATAS TARUNA BAKTI


2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis mendapat kemudahan dan kelancaran dalam
menyusun makalah yang berjudul “Nilai Kaseise dalam Dongeng Sebatang
Jerami”.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas bidang studi Bahasa
Indonesia. Penelitian dalam makalah ini bertujuan untuk mengetahui nilai
berbuat baik kepada sesame dalam dongen sebatang jerami.
Dalam proses pengerjaan makalah ini, penulis mendapatkan petunjuk,
bimbingan, koreksi, dan saran. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada
1. Ibu Lena Mariana, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia;
2. kedua orang tua tercinta; dan
3. teman-teman saya yang telah memotivasi dan memberikan ruang untuk
berkeluh kesah serta bertukar pikiran bersama penulis untuk menyelesaikan
penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk dijadikan acuan penelitian di masa yang akan datang.
Penulis berharap adanya manfaat dari penulisan makalah ini sehingga dapat
bermanfaat bagi masyarakat.

Bandung, 9 April 2023

Aliya Nayyara R. Rusdinar


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
A. Dongeng........................................................................................................................... 3
B. Unsur Ekstrinsik .......................................................................................................... 3
C. Nilai Moral ...................................................................................................................... 3
D. Kaseise ............................................................................................................................. 3
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 4
A. Isi Cerita Dongeng Sebatang Jerami ..................................................................... 4
B. Nilai Kaseise dalam Dongeng Sebatang Jerami ............................................... 4
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 5
A. Simpulan ......................................................................................................................... 5
B. Saran ................................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pekembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di era globalisasi saat ini
berkembang pesat di kalangan masyarakat. Hampir seluruh masyarakat sudah
tidak asing lagi dengan hal-hal seperti smartphone, laptop, komputer, WiFi, dsb
karena dalam kehidupan sehari-harinya, barang-barang tersebut memberikan
kemudahan bagi mereka dalam mengakses banyak hal, tak terkecuali bagi anak-
anak maupun remaja di Indonesia. Hampir seluruh anak di tiap keluarga di
Indonesia tidak pernah melepaskan gadget dari tangannya. Hal ini tentunya
memiliki dampak, baik secara positif maupun negatif, terhadap perkembangan
dan pola pikir anak yang seterusnya mengacu pada perilaku anak itu sendiri.
Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai etika dan moral dalam
kehidupan sehari-hari, kemajuan teknologi di Indonesia malah membuat banyak
anak muda di Indonesia meninggalkan nilai-nilai yang sudah ditanam sejak lama.
Hal ini membuat terjadinya penurunan nilai moral dan etika di kalangan anak
muda Indonesia.
Masyarakat Indonesia zaman dahulu secara turun menurun mendidik anak-
anak mereka salah satunya melalui kisah-kisah dongeng. Dongeng tidak hanya
sekadar cerita pengantar tidur atau hiburan saja, tetapi juga menunjukkan nilai-
nilai moral di dalamnya.
Indonesia sendiri dikenal sebagai negara yang tinggi dengan rasa empati
kepada sesama. Sebelum mengenal gadget, orang sangat memperhatikan apa
yang terjadi di sekitarnya dan tidak sungkan untuk membantu yang sedang
kesusahan baik kenal maupun tidak kenal. Namun sayangnya semenjak mengenal
gadget, orang-orang mulai terfokus terhadap gadget dan tidak memperhatikan
sekitar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Nilai Kaseise Sesama dalam Dongeng Sebatang
Jerami.”

B. Rumusan Masalah Penelitian


Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana isi cerita dongeng Sebatang Jerami?
2. Bagaimana nilai kaseise yang terdapat dalam cerita Sebatang Jerami?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui isi cerita dongen Sebatang Jerami.
2. Menemukan nilai kaseise yang terdapat dalam cerita Sebatang Jerami.

D. Manfaat Penelitian
Secara teoretis manfaat penelitian ini diharapkan dapat menemukan
perbuatan tolong menolong dalam dongeng Sebatang Jerami. Adapun secara
praktis, penelitian ini diharapkan
1. Bagi masyarakat umum dapat memberikan tambahan wawasan tentang
kaseise dalam dongeng Sebatang Jerami
2. Bagi peneliti dapat menambah keterampilan dalam menganalisis sebuah
karya sastra.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dongeng
Menurut Huck, Hepler, dan Hickman (1987), dongeng adalah segala
bentuk narasi baik itu tertulis atau oral, yang sudah ada dari tahun ke tahun.
“all forms of narrative, written, or oral, which have come to be handed down
through the years”. Jadi, dongeng adalah segala bentuk ceritacerita yang sejak
dulu sudah ada dan diceritakan secara turun-temurun.
Menurut Priyono (2006:9) dongeng adalah cerita khayalan atau cerita
yang mengada-ada serta tidak masuk akal dan dapat ditarik manfaatnya.
Menurut Carr Lemon dan Cannadine (2010) dongeng adalah cerita sejarah
yang berisi pengalaman tentang kejadian masa lampau (past human events)
dan merupakan salah satu sumber sejarah berupa tradisi lisan.
Menurut Sawyer dan Comer (1996) dongeng pada umumnya adalah “The
common man’s fairy tale. They are unadorned stories. Folk tales common plots
where good overcomes evil and justice served”. Menurutnya, dongeng
merupakan cerita biasa yang mengisahkan tentang cerita peri. Dongeng
adalah cerita yang tidak indah. Dongeng mengisahkan tentang kebaikan yang
akan selalu menang melawan kejahatan. Cerita ini secara turun-temurun
disampaikan sejak dulu dan merupakan kebudayaan.
Dongeng Sebatang Jerami ini menceritakan tentang seorang pemuda yang
Bernama Yosaku yang menjadi kaya karena menolong orang lain dengan
hanya sebatang jerami.

B. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yg asal asal luar cerita. Wallek dan Warren
(Rokhmansyah, 2014: 33) mengemukakan bahwa unsur ekstrinsik karya
sastra mencakup unsur biografi; unsur psikologis; keadaan lingkungan; dan
etos pengarang. berdasarkan Nurgiyantoro (2005: 24) unsur ekstrinsik
meliputi: (1) keadaan subjektivitas pengarang (2) biografi pengarang (3)
keadaan psikologi (4) keadaan lingkungan pengarang.

C. Nilai Moral
Nilai moral dalam karya sastra merupakan salah satu unsur ekstrinsik
yang membangun sebuah karya sastra. Secara umum kisah yang dibangun
dalam sebuah novel hadap dan berkembang pada jaman waktu itu, atau
berkaitan dengan latar belakang pengarang. Dengan membaca karya sastra
pembaca akan memeroleh kecakapan dan pengalaman praktis sehingga
pengalaman yang diperoleh dapat dijadikan sebuah ilmu untuk memecahkan
permasalahan yang di hadapi sehari-hari. Di antaranya pengetahuan tentang
nilai-nilai moral, nilai moral merupakan nilai yang paling tinggi diantara nilai-
nilai yang lain, nilai moral memiliki ciri-ciri sebagai berikut : berkaitan dengan
tanggung jawab, berkaitan dengan hati nurani dan berkaitan dengan
kewajiban.

D. Nilai Kaseise Kepada Sesama


Kajian tentang budaya tolong-menolong telah banyak di teliti di berbagai
daerah. Pada masyarakat jawa Kebudayaan tolong-menolong atau gotong-
royong ini dikenal dengan kebudayaan Sambatan (Sulistyo, 2013). Sambatan
merupakan suatu sistem gotong-royong dengan cara menggerakkan tenaga
kerja secara masal yang berasal dari warga kampung itu sendiri untuk
membantu keluarga yang sedang tertimpa musibah atau sedang mengerjakan
sesuatu, seperti membangun rumah. Sambatan ini masih banyak dilakukan
oleh masyarakat Jawa terutama yang tinggal di daerah pedesaan yang
dilakukan secara turun-temurun sampai sekarang.
Kaseise memang sangat berkaitan erat dengan sikap toleransi yang tinggi.
Hal ini merupakan modal awal bagi individu untuk menjalankan kehidupan
sosial. Individu adalah makhluk sosial, dan makhluk sosial tidak dapat hidup
sendir. Jadi perlunya interaksi dan kerjasama yang baik dengan individu yang
lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Disinilah makna Kaseise tersebut
perlu diterapkan. Setelah menjalin hubungan dan kerjasama yang baik,
menjunjung tinggi sikap toleransi, meningkatkan rasa simpati dan empati diri,
pada masa yang akan datang seseorang tidak akan kesulitan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
Kebudayaan Kaseise adalah bentuk tolong-menolong temasuk didalamnya
gotong-royong dan juga kerjasama. Bentuk tolong-menolong dalam budaya
Kaseise ini adalah pemberian uang kepada keluarga yang meninggal dunia
dengan tujuan meringankan beban ekonomi pada keluarga tersebut. Kaseise
memang sangat berkaitan erat dengan sikap toleransi yang tinggi. Hal ini
merupakan modal awal bagi individu untuk menjalankan kehidupan sosial.
Individu adalah makhluk sosial, dan makhluk sosial tidak dapat hidup sendir.
Jadi perlunya interaksi dan kerjasama yang baik dengan individu yang lain
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Disinilah makna Kaseise tersebut perlu
diterapkan. Setelah menjalin hubungan dan kerjasama yang baik, menjunjung
tinggi sikap toleransi, meningkatkan rasa simpati dan empati diri, pada masa
yang akan datang seseorang tidak akan kesulitan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan masyarakat. Budaya Kaseise memang sudah sedikit memudar di
wilayah perkotaan, karena pada umumnya masyarakat perkotaan lebih
bersifat individual dan juga tidak saling mengenal karena banyak masyarakat
pendatang atau bukan penduduk asli Muna.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Isi Cerita Dongeng Sebatang Jerami
Dongeng Sebatang Jerami ini menceritakan tentang kebaikan seorang
pemuda Bernama Yosaku yang bekerja sebagai buruh tani. Pada suatu malam
ia bermimpi, seseorang dalam mimpinya berpesan bahwa ia harus menjaga
benda pertama yang ia dapatkan agar Yosaku mendapatkan kehidupan yang
lebih baik. Keesokan paginya, ia bangun dan memikirkan maksud dari
mimpinya hingga tersandung. Saat ia menyari pegangan, ia memegang sebuah
Jerami dan memutuskan untuk mengikuti pesan dalam mimpinya dengan
menjaga Jerami tersebut.
Ia menemukan sebuah lalat terbang dan mengikatnya dengan Jerami
tersebut, disaat bersamaan sebuah rombongan saudagar lewat. Salah satu
anak dari rombongan tersebut tertarik dengan lalat yang terus berputar di
ujung Jerami milik Xosaku sehingga si thu dari anak tersebut berniat untuk
membelinya namun Yosaku menolak untuk dibayar dan şi ibu kemudian
memberikan tiga butir jeruk segar.
Yosaku melanjutkan perjalanannya, lalu ia melihat seorang Wanita tua
yang tampak lesu, terduduk di pinggir jalan. Ia memutuskan untuk memberi
tiga butir jeruk kepada Wanita tua tersebut. Wanita tua, tersebut berterima
kasih dan memberikan tiga belai kain yang indah. Kemudian Yosaku bertemu
dengan penunggang kuda dan menukar sehelai kain dengan kudanya yang
pincang.
Begitu pula Ketika Yosaku mendatangi rumah petani untuk membeli
makanan kuda dengan menukarkan sehelai kain, sang petani begitu senang
dan membantu merawat kuda milik Yosaku, Ketika sampai di desa. Yosaku
bertemu dengan petani pemilik, sawah yang ingin membeli kudanya dengan
sebidang sawah. Yosaku tentu menerima tawaran tersebut dan bekeria, keras,
hingga Yosaku menjadi seorang petani yang kaya dan bisa. membangun
rumahnya sendiri.

B. Nilai Kaseise dalam Dongeng Sebatang Jerami


Setelah membaca dongeng Sebatang Jerami ini, terdapat nilai kaseise di
dalam dongeng. Nilai kaseise yang terkandung dalam dongeng dapat diketahui
dengan jelas dari perilaku Yosaku. Yosaku yang suka menolong orang lain
tanpa mengharapkan balasan, bahkan yang tidak ia kenal sekalipun.
1) Ketika seorang anak kecil menginginkan lalat yang di ikat pada Jerami,
ia memberikannya begitu saja.
2) Jeruk yang ia terima dari ibu sang anak yang ia dapat, ia kemudian
memberikannya kepada seorang wanita tua yang tampak lesu
dipinggir jalan.
3) Kain yang ia terima dari wanita tua tersebut ia berikan pada
penunggang kuda karena ia akan merawat kuda yang pincang.
4) Saat ia menukarkan sehelai kain dengan makanan kuda, dan Yosaku
bertemu dengan petani pemilik, sawah yang ingin membeli kudanya
dengan sebidang sawah.
Dapat diketahui bahwa, perbuatan Yosaku membawakannya kepada hal
yang lebih besar lagi dan kebaikannya yang telah menolong beberapa
orang Kembali dengan baik pada dirinya sendiri.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1) Dari dongeng Sebatang Jerami, didapatkan bahwa sekecil apapun kita
menolong seseorang, hal baik akan berbalik lagi pada kita
2) Dengan menolong orang, Yosaku mendapat timbal balik yang besar
hingga ia dapat sukses dengan memiliki sawahnya sendiri.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
dengan membaca dongeng Sebatang Jerami diharapkan kesadaran
masyarakat, terutamanya anak-anak, terhadap lingkungannya meningkat.
Dengan menolong satu sama lain, kita dapat mengembalikan budaya kaseise
yang sangat identic dengan budaya Indonesia sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Muh. Zainul. 2018. Nilai Moral Karya Sastra Sebagai Alternatif Pendidikan
Karakter (Novel Amuk Wisanggeni Karya Suwito Sarjono). Ponorogo.
Safitri Maylina A Girl Safitri, DKK. 2020. Analisis Unsur Ekstrinsik Nilai Moral dan
Nilai Kepercayaan Cerita Rakyat Asal Usul Banyuwangi Ditinjau Dari Kajian
Sastra Anak. Banyuwangi
Adi Mandala Putra. DKK. 2018. Eksistensi Kebudayaan Tolong Menolong (Kaseise)
Sebagai Bentuk Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Muna
Julaman K., DKK. 2019. Eksistensi Budaya Kaseise (Tolong-menolong) dalam
Penyelenggaraan Pernikahan Suku Muna

Anda mungkin juga menyukai