Oleh :
2011
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat taufik
serta hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas mata kuliah kajian
bahasa indonesia SD,yang berjudul Apresiasi Sastra Anak Secara Reseptif Dan
kepada nabi kita, NABI MUHAMMAD SAW yang telah membawa kita dari zaman
jahiliah menuju zaman yang penuh dengan ilmu teknologi dan sangat modern ini.
masalah dan dibantu dengan data-data dari website internet. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD.
kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik moral maupun spritural,
khususnya:
sangat kuat.
baik. Apabila dalam karya tulis ini masih terdapat banyak kesalahan , hal itu
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
berbunyi Tak Ada Gading Yang Tak Retak ; Tak Ada Mawar Yang Tak
Terima Kasih
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
4.1 Data................................................................................. 17
BAB V. PENUTUP
5.2 Saran................................................................................ 21
Oleh karena itu, sastra anak dapat diartikan sebagai karya seni yang
imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa, baik
lisan maupun tertulis, yang secara khusus dapat dipahami oleh anak- anak dan
berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.
Dalam sastra anak, ada dua subunit yang akan dibahas yaitu subunit satu
tentang hakikat sastra anak dan sub unit kedua tentang unsur pambangun sastra
anak yang meliputi unsur pembangun puisi anak, cerita anak-anak, dan unsur
pembangun drama anak-anak.
A. Pengertian Sastra Anak
Kata sastra anak merupakan dua patah kata yang dirangkaikan menjadi
satu kata sebut, yaitu dari kata sastra dan kata anak. Kata sastra berarti 'karya seni
imaginative dengan unsur estetisnya dominan yang bermediunikun bahasa' (Rene
Wellek, 1989). Karya seni imajinatif yang bermedium bahasa itu dapat dalam
bentuk tertulis ataupun dalam bentuk lisan. Sementara itu, kata anak di sini
diartikan sebagai 'manusia yang masih kecil' (KBBI, 1988: 31) atau 'bocah'
(KBBI, 1988: 123). Tentu pengertian anak yang dimaksud di sini bukan anak
balita dan bukan pula anak remaja, melainkan anak yang masih berumur antara 6-
13 tahun, usia anak sekolah dasar. Jadi, secara sederhana istilah sastra anak dapat
diartikan sebagai 'karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan
yang bermediumkan bahasa. baik lisan ataupun tertulis, yang secara khusus
dapat dipahaminya oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan
anak-anak'.
Sebenarnya, tidak semua sastra anak itu ditulis oleh orang tua. Penulis
sastra anak dapat juga dilakukan oleh anak-anak itu sendiri, misalnya anak yang
telah berumur sepuluh atau sebelas tahun ke atas, sudah dapat menulis puisi atau
catatan harian dalam majalah Bobo dan sebagainya. Memang pada umumnya
sastra anak itu ditulis oleh orang dewasa atau orang tua untuk anak-anak.
Sementara itu, istilah cerita anak merupakan istilah yang umum untuk menyebut
sastra anak yang semata-mata bergenre prosa, seperti dongeng, legenda, mite
yang diolah kembali menjadi cerita anak, dan tidak termasuk jenis puisi anak atau
drama anak. Istilah bacaan anak lebih menekankan pada media tertulis, bahasa
tulis, dan bukan bahasa lisan. Bacaan anak tidak terbatas pada hal-hal yang
bersifat fantasi atau sastra, tetapi juga bacaan yang bersifat pengetahuan,
keterampilan khusus, komik atau cerita bergambar, cerita rakyat, dan sebagainya.
Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-
anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Sifat sastra anak
lebih menonjolkan unsur fantasi. Sifat fantasi ini terwujud dalam eksplorasi dari
yang serba mungkin dalam sastra anak. Anak-anak menganggap segala sesuatu,
baik benda hidup maupun benda mati, itu berjiwa dan bernyawa, seperti diri
mereka sendiri. Segala sesuatu itu masing-masing dianggap mempunyai himbauan
dan nilai tertentu. Di situlah letak kekhasan hakikat sastra anak, yaitu bertumpu
dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai
pedoman tingkah laku dalam alam kehidupan mereka (Sarumpaet, 1976: 29).
B. Ciri Sastra Anak
Fungsi terapan adalah sajian cerita yang harus bersifat informatif dan
mengandung unsur-unsur yang bermanfaat, baik untuk pengetahuan umum,
keterampilan khusus, maupun untuk pertumbuhan anak. Fungsi terapan dalam
sastra anak ini ditunjukkan oleh unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada teks
karya sastra anak itu sendiri, misalnya dari judul Petualangan Sinhad akan
memberi informasi tokoh asing. Keasingan itu merupakan bahan informasi bahwa
Sinbad berasal dari daerah Timur Tengah, Arab-Persia. Selain memberikan
informasi yang berupa kata atau nama tokoh, anak akan bertambah
pengetahuannya tentang negeri asal kata atau tokoh itu, letak negeri itu, apa yang
terkenal di negeri itu, dan sebagainya.
Tujuan
RUMUSAN MASALAH:
PEMBAHASAN
Pertama sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang
usianya remaja atau dewasa isi dan bahasanya mencerminkan corak
kehidupan dan kepribadian anak.
Kedua, sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang
usianya masih tergolong anak-anak yang isi dan bahasanya mencerminkan
corak kehidupan dan kepribadian anak.
Menggauli
sastra PENGERTIAN
KEPEKAAN PIKIRAN
KEPEKAAN PERASAAN
apresiasi sastra
apresiasi sastra mengandung tiga unsur inti: (a) aspek kognitif, (b) aspek
emotif, (c) aspek evaluatif
1. mengembangkan imajinasi,
2. mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan,
3. meningkatkan keterampilan membaca- menulis yang akan
diuraikan secara singkat.
Mengapresiasi Karya Sastra Anak
1. Apresiasi Reseptif
Apresiasi reseptif dilakukan dengan cara mendengarkan atau menyimak cerita dan
membaca cerita. Mendengarkan cerita dapat dilakukan dengan cara mendengarkan
cerita melalui kaset, melalui radio atau mendengarkan orang lain membacakan,
bercerita, atau orang lain bercerita.
Membaca cerita (buku) dapat Anda lakukan di mana saja, sesuai dengan
kesempatan (waktu) yang Anda miliki. Buku-buku cerita yang Anda baca juga sesuai
dengan selera Anda. Namun, untuk cerita anak-anak sebaiknya juga Anda sesuaikan
dengan kebutuhan putra-putri dan siswa-siswi Anda.
Kegiatan apresiasi puisi secara reseptif dapat Anda lakukan dengan cara
mendengarkan pembacaan puisi oleh para penyair terkenal, seperti Rendra, Taufik
Ismail, Gunawan Muhammad. Tidak hanya itu, Anda juga dapat mendengarkan puisi
yang dibacakan oleh siapa saja secara langsung atau melalui media kaset, radio, dan
televisi. Dengan demikian, Anda dapat menilai dan membandingkan hasil pembacaan
mereka.
2. Apresiasi Produktif
Seperti dijelaskan di atas, menulis karya sastra anak dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik parafrase, yaitu mengatakan kembali sesuatu dengan cara lain
yang biasa disebut juga cara penguaraian ( Badudu dan Zain,1996). Misalnya dalam
bahasa prosa orang mengatakan matahari terbit, sedangkan dalam bahasa puisi ia dapat
mengatakannya dengan sang surya keluar dari peraduannya; dalam bahasa prosa
dinyatakan matahari tertutup awan, dalam bahasa puisi pernyataan itu dapat berubah
bentuk menjadi mentari bersembunyi di balik tirai awan. Masih banyak lagi contoh yang
dapat Anda ciptakan. Dalam hal ini perlu diingat. Meskipun bentuknya berubah. Tetapi
maknanya tetap sama.
BUKU
Oleh : Rohaidawati
BUKU
Setiap malam tiba, aku selalu membuka buku pelajaran. Kuulangi membacanya
sampai benar-benar- kupahami isinya. Aku tak ingin ada yang terlewat walau sedikit.
Semua teori dan latihan harus kupahami.
Bagiku buku sebagai suatu misteri. Makin sering kubaca dan kudalami, makin
banyak kudapatkan manfaatnya, semakin membuatku ingin tahu lebih banyak lagi
tentang isi kehidupan ini. Ia guru yang baik setiap saat setia melayani. Ia tak pernah
marah meskipun orang tidak membacanya.
Berkat jasa buku, aku mengetahui berbagai ilmu. Setiap aku membaca, semakin
bertambah pengetahuanku. Tidak ada yang sia-sia dari setiap pemberiannya. Semuanya
berguna untuk bekalku dalam menempuh kehidupan ini.
Dari contoh di atas, tampak kandungan makna dalam puisi dan hasil alih
bentuknya sama. Hal yang berbeda hanyalah bentuk pengungkapannya. Pengungkapan
dalam bentuk prosa tampak lebih bebas ketimbang bentuk puisi.
Agar hasil memparafrase puisi baik dan mengena, kita perlu lebih dulu
mempelajari puisi yang akan kita ubah bentuknya. Kita harus dapat menangkap makna
puisi itu dengan baik sehingga dapat mengubah bentuknya dengan lancar menjadi
prosa.
Jenis Karya Sastra Anak
2. Prosa (prosa fiksi sains, prosa fiksi realistik, prosa fiksi imajinatif
3. Drama