KASIH IBU
Siti Atika
Di Akuarium
Ayip Rosidi
b. Rasa / feeling ialah sikap pandang atau pendapat penyair terhadap pokok
persoalan atau tema tertentu. Ada penyair yang bersikap simpati-antipati,
setuju-tidak setuju, dll.
Misalnya chairil anwar dalam masih bersikapmenerima terhadap gadis yang
telah mengecewakannya dengan persyaratan tertentu. Sebaliknya Armyn Pane
bersikap menolak terhadap gadis yang telah mengecewakannya. Hal itu
terungkap dalam puisinya masing masing berikut ini.
PENERIMAAN
Chairil Anwar
Kalau kau mau, kuterima kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tantang aku
Dengan berani
c. Nada (tone) ialah sikap bahasa penyair terhadap penikmat karyanya. Ada
penyair bersikap didaktis, persuasif, sinis (ironis), tawadhu (rendah diri) dan
sebagainya. Misalnya : Ali Hasymi bersikap persuasif dalam puisinya sebagai
berikut.
MENYESAL
Pagiku hilang melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di hari pagi
Kini hidup meracuni hati
Miskin ilmu miskin harta
Ah, apa guna ku sesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Kepada yang muda ku harapkan
Atur barisan di pagi hari
Menuju ke arah padang bakti
d. Amanat adalah pesan, nasehat, petuah, yang disampaikan oleh penyair dalam
karyanya baik secara langsung maupun tak langsung. Pesan tersebut dapat
dijadikan sebagai perluasan wawasan, memperkaya pengalaman, dan
memperhalus budi pekerti serta mempertinggi nilai nilai kemanusiaan.
Misalnya larik puisi chairil anwar yang berbunyi /pilih kuda liar/pacu sampai
melaju/ jangan tambatkan pada siang dan malam/ antara lain mengandung
amanat bahwa kita harus hidup dengan penuh semangat, selalu memanfaatkan
waktu secara dinamis-kreatif.
BAJU KESAYANGANKU
Warnamu sungguh sangat baik
Mataku senang melihatmu
Selalu aku pakai
Pergi kegiatan penting
Denganmu aku gembira dan riang
Dan bisa bergaul dengan baik
Tanpa ada rasa malu dan rendah diri
Namun sekarang ini
Kau sudah penuh banyak debu
Kau sudah penuh banyak lumpur
Aku selalu lupa mencucimu
Puisi diatas diperbaiki seperti berikut ini:
BAJU KESAYANGANKU
Warnamu sungguh menawan
Elok mata memandangmu
Tiap saat kupakai
Di pertemuan penting
Denganmu aku ceria
Dapat bergaul leluasa
Dengan rasa percaya diri
Namun kini
Kau berdebu
Kau berlumpur
Aku lupa baktimu