Anda di halaman 1dari 9

Analisis Puisi “Lahbako” Karya Deden Wahyu Menggunakan Pendekatan

Analitis

Dosen Pembimbing : Siswanto, S.Pd.,M.A.

Tim Penyusun (Kelompok 10) :

1. Gempar Indra Waspada 180210402110


2. Faisal Makarim 180210402123
3. Merisa 180210402124
4. Ghita Dewi Nurul Imani 180210402125

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas analisis yang berjudul
“ANALISIS PUISI “LAHBAKO” KARYA DEDEN WAHYU MENGGUNAKAN
PENDEKATAN ANALITIS.” Tugas analisis ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah Apresiasi
Puisi.

Kami berharap penyusunan analisis ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya dalam bidang pembelajaran yang terkait dengan Apresiasi Puisi serta pembaca dapat
mengetahui proses analisis suatu puisi. Dalam pembahasannya penulis menganalisis
menggunakan pendekatan analitis yaitu pendekatan yang membahas mengenai beberapa hal,
antara lain pemadatan bahasa dalam puisi, pemilihan kata khas yang meliputi makna kias,
lambang, dan persamaan bunyi atau rima, pengimajian, irama atau ritme, tema, nada dan suasana
puisi, perasaan dalam puisi, serta amanat puisi. Penulis memilih puisi “Lahbako” karya Deden
Wahyu karena puisi tersebut sangat menarik untuk penulis analisis. Terutama judul yang diusung
oleh pengarang merupakan nama sebuah tarian yang ada di wilayah Kabupaten Jember.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan tugas
analisis ini. Kritik serta saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna perbaikan analisis ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Siswanto, S.Pd.,M.A. Selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Apresiasi Prosa kelas C yang telah memberikan bimbingan dan pembelajaran dalam
penyusunan makalah ini.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan tulisan hasil ungkapan manusia mengenai gambaran kehidupan
baik berupa pengalaman, ide, pemikiran, maupun perasaan. Menurut Sumardjo dan Sumaini,
salah satu pengertian sastra adalah seni bahasa. Sehingga karya sastra ini bertujuan yakni untuk
dinikmati oleh pembaca. Meskipun terkadang karya sastra berbentuk fiksi akan tetapi banyak
nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berisi rangkaian kata yang padu.
Kejelasan sebuah puisi sangat bergantung pada ketepatan penggunaan kata serta kepaduan yang
membentuknya. Menurut Herman Waluyo, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
memfokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
Memang dalam sebuah karya puisi, diksi sangat berpengaruh terhadap kepaduan dalam
pengungkapan gagasan ataupun perasaan manusia.

Puisi yang berjudul “Lahbako” karya Deden Wahyu ini sangat menarik untuk dianalisis.
Kemenarikan itu dapat dilihat dari judul yang diusung oleh pengarang. Judul tersebut merupakan
nama dari sebuah tarian yang menceritakan petani tembakau yang ada di Jember. Mengingat
tembakau merupakan ikon dari hasil bumi di Jember. Memang puisi ini ada kaitannya dengan
kebudayaan yang ada di Jember. Sehingga pengarang tertarik untuk menceritakan kehidupan
petani tembakau sebagaimana yang tergambar pada tarian lahbako.

Pendekatan yang penulis gunakan untuk menganalisis puisi ini yaitu pendekatan analitis.
Pada pendekatan analitis ada beberapa hal yang akan dibahas antara lain pemadatan bahasa
dalam puisi, pemilihan kata khas yang meliputi makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau
rima, pengimajian, irama atau ritme, tema, nada dan suasana puisi, perasaan dalam puisi, serta
amanat puisi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam analisis ini yakni.

a. Bagaimana pemadatan bahasa dalam puisi “Lahbako” karya Deden Wahyu?


b. Bagaimana pemilihan kata khas dan diksi yang terdapat pada “Lahbako” karya Deden
Wahyu?
c. Bagaimana irama (ritme) yang terdapat pada “Lahbako” karya Deden Wahyu?
d. Bagaimana amanat yang terdapat pada “Lahbako” karya Deden Wahyu?

2. Landasan Teori
Analisis puisi “Lahbako” karya Deden Wahyu ini menggunakan pendekatan analitis.
Pengertian pendekatan analitis dalam mengapresiasi puisi adalah pendekatan yang secara
sistematis objektif berusaha memahami unsur-unsur intrinsik dalam puisi, mengidentifikasi
peranan setiap unsur intrinsik dalam puisi serta berusaha memahami bagaimana hubungan antara
unsur yang satu dengan unsur yang lainnya (Aminuddin, 2004:164).

Pada pendekatan analitis ada beberapa hal yang akan dibahas antara lain pemadatan
bahasa dalam puisi, pemilihan kata khas yang meliputi makna kias, lambang, dan persamaan
bunyi atau rima, irama atau ritme, tema, nada dan suasana puisi, perasaan dalam puisi, serta
amanat puisi. Bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib. Jika puisi itu dibaca deretan kata – kata
tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk bait dan larik yang sama sekali berbeda
hakikatnya. Pemilihan kata khas terkait dengan kata kiasan dan lambang-lambang.

Rima menyangkut pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik puisi maupun
pada akhir larik sajak yang berdekatan. Irama pada suatu puisi berhubungan dengan bunyi yang
dihasilkan pada saat puisi itu dibacakan. Terakhir yaitu amanat, sebuah gagasan yang menjadi
dasar karya sastra, yang merupakan pesan yang ingin disampaikan seorang pengarang kepada
pendengar atau pembaca. Dalam sebuah karya sastra modern biasanya amana tersirat, sedangkan
di dalam karya sastra lama amanat umumnya tersurat (Siswanti, 2008:161-162).

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis dengan menggunakan pendekatan.


Pendekatan yang digunakan untuk mengkaji puisi “Lahbako” karya Deden Wahyu ini adalah
pendekatan analitis. Pendekatan analitis dalam mengapresiasi puisi adalah pendekatan yang
secara sistematis objektif berusaha memahami unsur-unsur intrinsik dalam puisi,
mengidentifikasi peranan setiap unsur intrinsik dalam puisi serta berusaha memahami bagaimana
hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya (Aminuddin, 2004:164). Sumber
yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah internet dan buku-buku panduan tentang
sastra. Kemudian menganalisis puisi dengan pendekatan analitis seperti yang telah dijelaskan.
Dengan demikian pada dasarnya analisis ini bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi
dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah
kemenyeluruhan.
4. Pembahasan

4.1 Pemadatan Bahasa

Bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib. Jika puisi itu dibaca deretan kata – kata tidak
membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk bait dan larik yang sama sekali berbeda
hakikatnya.
Bait pertama dalam puisi Deden berisi 5 baris. Terdapat kata kunci dalam bait pertama
tersebut yakni kata Tergambar. Tergambar berarti proses atau cara. Dalam hal ini mungkin
penulis ingin menggambarkan aktivitas para petani di ladang atau kebun tembakau, kemudian
dituliskan Lenggok tubuh dan tangan, Yang bergerak merayu itu karena sebagian besar
pengerjaan pada produksi tembakau dilakukan oleh perempuan.
Bait kedua terdiri 4 baris dan terdapat kata Sanggul Cemol sebagai kata kunci. Sanggul
Cemol yakni jenis sanggul yang memanjang ke atas. Pada bait ini menjelaskan kostum dan tata
rias Tari Lahbako, kostum yang digunakan merupakan busana tradisional. Selain itu, berbagai
aksesoris anting – anting, hiasan lain berbentuk daun tembakau.
Bait ketiga terdiri 4 baris dan terdapat kata kunci Merekam. Merekam berarti mencatat
atau mengamati, istilahnya adalah sejarah Tari Lahbako itu ada. Tari Lahbako diciptakan tahun
1980-an, tari ini terinspirasi dari keseharian masyarakat Jember yang sebagian besar petani
tembakau. Selain itu, Tari Lahbako juga merupakan bentuk penghargaan terhadap peran
perempuan Jember terhadap industri tembakau. karena sebagian besar pengerjaan pada produksi
tembakau dilakukan oleh perempuan.

4.2 Pemilihan Kata Khas

Puisi ini tidak menggunakan bahasa puisi yang penuh dengan kiasan seperti yang
ditemukan dalam banyak karya puisi pada umumnya. Dalam puisi ''Lahbako'' terdapat beberapa
kata yang tuliskan dengan memperhitungkan nilai estetik imajinatif yang tinggi. Seperti pada
kata petani cerutu, dalam sejarah emas hijau, selayaknya pada mahkota putri yang menari-nari

4.2.1 Makna Kiasan

Makna kias banyak digunakan dalam karya sastra karena pada hakikatnya puisi adalah
karya sastra yang paling banyak menggunakan makna kias (Waluyo, 2002:3). Dan pada setiap
bait kalimat terdapat banyak nilai kiasan yang terkadung yang bisa menghidupkan ranah
imajinasi pembaca. Seperti kebanyakan puisi bait demi bait dalam puisi ini penuh makna yang
menggambarkan beharganya nilai jual untuk daun tembakau saat panen tiba. Dan juga bisa
membuat masyarakat pembaca mengerti dan selalu ingat dengan petani tembakau saat
membeli dan menghisap cerutu.

4.2.2 Lambang

Terlihat jelas perumpamaan ''Bergerak Merayu'' menggambarkan bahwa sang penulis


ingin pembaca mengimajinasikan seberapa luwes dan bahagianya para petani memetik daun-
daun tembakau hingga tangan-tangan mereka seakan-akan menari di sela-sela daun.
Pengarang memberikan perumpamaan sanggul cemol, duduk bersimpuh selayaknya mahkota
putri yang menari-nari yang bertujuan agar pembaca mengerti bahwa seorang petani wanita
tembakau yang selalu menyanggul rambutnya. Duduk mengelilingi daun-daun tembakau hasil
panen untuk dipilih kualitasnya dan beramai-ramai memilah-milah bagai penari. Emas hijau
diartikan sebegitu mahalnya nilai jual daun tembaku olahan dalam industri pertanian sehingga
kiasan ''Emas'' digunakan untuk menggambarkan hal itu.

4.3 Diksi

Diksi atau yang disebut pilihan kata merupakan salah satu aspek yang penting dalam
proses apresiasi puisi. Dalam puisi karya Deden yang berjudul “Lahbako” pengarang
menggunakan bahasa yang lugas dan detail dalam menggambarkan lahbako. Penulis
menggambarkan bagaimana Tari Lahbako itu dimainkan, kemudian kostum apa yang digunakan
dan proses tari itu dimulai hingga selesai. Dan terakhir penulis menjelaskan bahwa tari itu
merupakan bentuk penghargaan terhadap peran perempuan Jember terhadap industri tembakau
disana.

4.4 Irama (ritme)

Irama pada suatu puisi berhubungan dengan bunyi yang dihasilkan pada saat puisi itu
dibacakan. Tinggi rendahnya intonasi, panjang pendeknya pengucapan kata, dan keras
lembutnya pengucapan itu berhubungan dengan irama suatu puisi. Irama puisi ada yang
beraturan ada juga yang tidak teratur.
Pada puisi berjudul “Lahbako” di atas, mempunyai irama yang lumayan bervariasi. Hal
itu bida dilihat saat kita memaknai kata-kata yang terlihat pada setiap larik. Timbulnya irama
disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya
rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya
(karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.

4.5 Rima

Rima, menyangkut pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik puisi maupun
pada akhir larik sajak yang berdekatan.

Tergambar jelas dalam benakku

Lenggok tubuh dan tangan

Yang bergerak merayu

Pada daun-daun

Pada contoh puisi tersebut, misalnya, dapat dilihat adanya pengulangan bunyi. tampak juga
adanya paduan bunyi antara setiap akhir larik sehingga menimbulkan pola persajakan vokal /u/
— konsonan /n/ dengan vokal/u/ — konsonan /n/ seperti tampak pada bentuk . . . benakku/. . .
tangan/. . . merayu/. . .daun. Rima demikian itu, yakni rima yang terdapat pada akhir larik puisi,
disebut rima akhir.

Tergambar jelas dalam benakku

Pada kutipan bait puisi “Tergambar jelas dalam benakku” di atas terdapat asonansi/ pengulangan
bunyi vokal “a” yang diulang-ulang pada bait tersebut.

Sanggul cemol duduk bersimpuh

Selayak mahkota pada putri yang menari

Terdengar lirih patrol yang menabuh

Menyambut tamu persembahan budaya tari


Sama halnya seperti yang sebelumnya pada bait ini, dapat dilihat adanya pengulangan bunyi.
tampak juga adanya paduan bunyi antara setiap akhir larik sehingga menimbulkan pola
persajakan konsonan /h/ — vokal /i/ dengan konsonan/h/ —vokal/i/ seperti tampak pada bentuk .
. . benakku/. . . tangan/. . . merayu/. . .daun. Rima demikian itu, yakni rima yang terdapat pada
akhir larik puisi, disebut rima akhir.

Selayak mahkota pada putri yang menari

Pada contoh puisi tersebut, misalnya, dapat dilihat adanya pengulangan bunyi vokal (i)
seperti tampak pada larik "Putri yang menari". Perulangan bunyi demikian disebut asonansi.

Merekam duniamu petani

Termasuk pengulangan kata Rima aliterasi, karena persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi
awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.

4.6 Amanat

Amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca atau pendengar
setelah membaca atau mendengar pembacaan puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca
atau pendengar. Sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaruh terhadap amanat puisi.
Cara menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca atau
pendengar terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan berdasarkan cara pandang pembaca atau
pendengar, amanat tidak dapat dilepaskan dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair.
Dari puisi yang berjudul Lahbako ini memiliki amanat yang bertujuan untuk mengajak
pembaca untuk melestarikan kebudayaan setiap daerah. Potret penari tembakau sendiri sebagai
hasil kebudayaan gerakan para petani tembakau. Puisi itu adalah gambaran kebudayaan daerah
khususnya Jember. Karena di Daerah Jember hasil tani yang besar merupakan tembakau. Pesan
keseluruhan disitu adalah penajaman terhadap olahrasa dan olah karsa seseorang yang berusia
remaja atau pelaku budaya terhadap pelestarian seni dan budaya daerah tersebut

Daftar Referensi

Artikel-pendidikan-sosial-ilmiah.blogspot.com/2016/01/pendekatan-analitis-dalam-puisi-aku-
tulis-pamplet-ini.html?m=1
Http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra
Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/5485408#readmore

Https://www.skokul.com/2559/menjelaskan-rima-ritme-dalam-puisi/
Https://mengerjakantugas.blogspot.com/2011/02/unsur-rima-dan-irama-dalam-puisi.html
Https://mandala991.wordpress.com/tugas-kuliah/aliterasi-dan-asonansi-pada-puisi/
Https://pintubelajarcerdas.blogspot.com/2016/09/pengertian-amanat-puisi-dan-cara.html
Http://www.negerikuindonesia.com/2015/08/tari-lahbako-tarian-tradisional-dari.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai