Anda di halaman 1dari 59

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan anugrah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penyusunan buku yang berjudul “Aurora Puisi” ini.

Buku ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas IX SMP NEGERI 1 GUNUNGSITOLI agar
lebih memahami lagi tentang Antologi Puisi. Dalam buku ini, kami
mengulas tentang pengertian antologi puisi, pengertian puisi, jenis-jenis
puisi, beberapa karya puisi dari penyair ternama Indonesia, dan karya puisi
dari penyusun buku.
Kami menyusun buku ini melalui tukar pendapat (diskusi) antara
para penyusun di dalam kelompok. Kegiatan diskusi kelompok kami
laksanakan di sekolah maupun di rumah penyusun secara begiliran. Dengan
proses tersebut, kami dapat menyelesaikan penyusunan buku ini. Dalam
penyusunan buku ini, banyak hambatan dan kesulitan yang kami alami,
terutama dalam menentukan judul yang terbaik dan mencari bahan-bahan
referensi.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada guru


mata pelajaran Bahasa Indonesia kami, Bapak M. K. Siallagan yang telah
membimbing dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan penyusunan
buku ini. Kami juga berterima kasih kepada orang tua kami yang telah
mendukung dalam penyusunan buku ini, baik dalam segi materi maupun
non-materi.

Buku ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki


banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh karena itu, kami harap agar dapat dimaklumi, karena
kami masih dalam tahap pembelajaran.

Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


Gunungsitoli, 02 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………...…………………………………………ii


DAFTAR ISI..…………………………………………………….……...iv

BAB I : ANTOLOGI PUISI


A.PENGERTIAN ANTOLOGI PUISI………………………………..1
B. KARAKTERISTIK ANTOLOGI PUISI…………………………..1
C. UNSUR-UNSUR
1. TEMA (SENSE)………………………...........................................2
2. TIPOGRAFI……………………………………………………....2
3. NADA (TONE)………………….…………………………..…..…2
4. AMANAT (INTENTION)…………………………………….......2
5. ENJAMBEMEN…………………………………………...…..….2
6. PERASAAN (FEELING)…………………………….....…..........3
7. VERIFIKASI (RIMA)………………………………..………..…3

BAB 2 : PUISI
A. PENGERTIAN PUISI ……………………………………….…......4
B. UNSUR-UNSUR PADA PUISI
1. UNSUR BATIN PADA PUISI…………………………...………4
2. UNSUR FISIK PADA PUISI……...................................................5
C. JENIS-JENIS PUISI
1. PUISI LAMA……………………………………………..………..6
2. PUISI BARU……………………………………………………...16

BAB 3 : KARYA PUISI


A. KARYA PUISI DARI CHAIRIL ANWAR……………………….27
B. KARYA PUISI DARI PUTU OKA SOKANTA………………….31
C. KARYA PUISI DARI TAUFIK ISMAIL………………………….34
D. KARYA PUISI DARI WS. RENDRA………………………………41
E. KARYA PUISI DARI SAPARDI DJOKO DARMONO………….49
F. KARYA PUISI DARI PENYUSUN…………………………………53

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………56
BAB 1
ANTOLOGI PUISI
A. Pengertian Antologi Puisi
Menurut KBBI, antologi diartikan sebagai kumpulan karya sastra
atau karya tulis seorang atau beberapa orang seniman. Pengertian antologi
puisi menurut para ahli bahasa adalah sebuah buku yang berisi kumpulan
puisi yang merupakan hasil karya dari seniman tertentu, dapat berasal dari
satu orang seniman pilihan atau beberapa orang seniman sekaligus.Karya-
karya yang dimuat dalam antologi puisi adalah karya-karya pilihan.Artinya,
tidak semua karya yang ditulis oleh pengarang dimasukkan ke dalam
antologi.Misalnya Kahlil Gibran merupakan seorang seniman yang telah
menghasilkan banyak karya berupa puisi.Namun tidak semua karya milik
Kahlil Gibran dimuat dalam antologi, hanya beberapa karya pilihan saja
yang dimuat dalam antologi.

B. Karakteristik Antologi Puisi


Antologi puisi memiliki beberapa ciri atau karakteristik antara lain
terdiri dari karya-karya sastra pilihan. Karya-karya tersebut merupakan
hasil karya dari satu atau lebih pengarang. Karya yang dicantumkan di
dalam antologi meliputi banyak puisi.Karya-karya yang dimuat dalam
antologi ini memiliki tema yang saling berkesinambungan dan terpadu satu
sama lain.

C. Unsur-Unsur
Antologi puisi memiliki unsur-unsur intrinsik seperti karya sastra pada
umumnya. Unsur-unsur tersebut adalah tema (sense), tipografi, nada (tone),
amanat (intention), enjambemen, perasaan (feeling), verifikasi (rima),
citraan (pengimajian), gaya bahasa, diksi, dan akuilirik.Berikut penjelasan
mengenai unsur-unsur antologi puisi.
1. Tema (Sense)
Tema (sense) adalah ide atau gagasan yang menjadi pokok permasalahan
atau hal yang akan disampaikan oleh penulis melalui karyanya. Misalnya
tema lingkungan, ekologi, sosial budaya, dan sebagainya.

2. Tipografi
Tipografi adalah tatanan atau susunan bentuk fisik dari sebuah
puisi.Tipografi biasanya berhubungan dengan tatanan atau susunan larik,
bait, kata, frase, kalimat, dan bunyi.Semuanya membentuk suatu wujud
fisik dari sebuah puisi yang mampu menggambarkan rasa, suasana, dan isi
puisi tersebut.

3. Nada (Tone)
Nada (tone) adalah sikap yang ditunjukkan oleh penulis puisi kepada
khalayak yang membaca puisi hasil karyanya tersebut.Misalnya sikap
persuasif atau mempengaruhi, memberikan petuah, dan sebagainya.

4. Amanat (Intention)
Amanat (intention) adalah pesan atau maksud penyair menulis puisi
tersebut.Amanat dapat dikatakan juga sebagai tujuan yang mendorong atau
memotivasi penyair untuk menulis puisi tersebut.

5. Enjambemen
Enjambemen adalah pengulangan frase atau kalimat dalam suatu larik yang
berasal dari kalimat di bagian akhir larik sebelumnya. Pemotongan frase
atau enjambemen ini dilakukan untuk memberikan penekanan pada bait
atau bagian tertentu.Selain itu, enjambemen digunakan sebagai penghubung
antara suatu bagian dengan bagian sebelumnya atau dengan bagian
setelahnya.
6. Perasaan (Feeling)
Perasaan (feeling) merupakan sikap penulis atau penyair terhadap tema yang
Ia angkat dalam puisinya, misalnya bahagia, bimbang, simpatik, dan
sebagainya.

7. Verifikasi (Rima)
Verifikasi (rima) merupakan bagian dari puisi yang terdiri dari rima dan
ritma.Rima yaitu persamaan bunyi pada bagian tengah, awal, maupun di
akhir puisi.Ritma adalah panjang-pendek, tinggi-rendah, serta kuat-
lemahnya bunyi (ritma).
BAB 2
PUISI
A. PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan bahasa yang terikat oleh
irama, matra, rima, kiasan, serta penyusunan larik dan bait, diungkapkan
dengan pilihan kata yang cermat dan tepat. Ciri-ciri puisi dapat dilihat dari
bahasa yang digunakan serta bentuknya yang berlarik membentuk bait,
letak tertata, dan tidak mementingkan ejaan. Keindahan sebuah puisi
dikarenakan struktur cerita, diksi, rima, irama dan pesan yang terkandung di
dalamnya.

B. UNSUR-UNSUR PADA PUISI


Pada penciptaannya, puisi mewakili pemikiran pengarang yang
dimaksudkan untuk media penyampaian pesan kepada pembacanya.Oleh
sebab itu, sebuah penilaian terhadap puisi memenuhi dua fungsi yaitu unsur
batin dan unsur fisik. Penjelasan kedua unsur yang terdapat dalam puisi
tersebut akan diuraikan pada bagian berikut.

1. Unsur Batin pada Puisi

a. Tema atau Makna


Dalam penciptaannya puisi menggunakan bahasa sebagai media
penyampaian pesan kepada pembaca.Hal tersebut pada akhirnya
memunculkan pentingnya tema atau makna awal dari pembuatan puisi
tersebut.Puisi harus memiliki tema serta makna yang dapat dilihat pembaca
meski bersifat abstrak.
b. Nada
Nada pada struktur ini adalah sikap penyair saat memberikan intonasi pada
puisi karyanya, dengan maksud memperindah pembacaan puisi.

c. Rasa
Rasa merupakan hal yang penting pada penciptaan puisi.Rasa dalam hal ini
adalah sikap penyair dalam merespon segala peristiwa yang kemudian
mengilhami dirinya untuk menciptakan puisi.

d. Amanat
Amanat adalah hal yang wajib terkandung dalam setiap puisi.Puisi sebagai
karya tidak hanya bersifat menghibur, melainkan juga media penyampaian
nasihat bagi pembacanya.

2. Unsur Fisik pada Puisi

a. Rima
Rima atau irama adalah perulangan bunyi yang dinilai cukup penting dalam
puisi karena dengan adanya rima, puisi dapat terdengar berirama indah saat
dibaca.

b. Imajinasi
Imajinasi yang disampaikan lewat puisi berfungsi untuk mengajak pembaca
turut merasakan dengan pengalaman indera mereka sehingga apa yang
ditulis pengarang tergambar secara nyata di benak pembaca.

c. Gaya bahasa
Gaya bahasa dalam puisi diperlukan untuk memberikan gambaran konotasi
kepada pembaca, memunculkan khayalan kepada pembaca yang nantinya
memudahkan mereka untuk memahami makna yang tersimpan dalam puisi
tersebut.
d. Diksi
Pilihan kata diperlukan oleh penyair agar segala pesan dapat disampaikan
secara tepat kepada pembacanya. Beberapa awam bisa jadi kurang mengerti
jika penyair menggunakan kata yang tidak konkret sehingga terkadang
diperlukan pemaknaan atau penjelasan kembali pada bait berikutnya untuk
memudahkan pembaca.

e. Tipografi
Tipografi adalah aturan teknis pada baris, bait yang tidak seluruhnya
dipenuhi dengan kata-kata. Hal ini dapat memunculkan pemaknaan baru
pada puisi tersebut khususnya bagi puisi kontemporer

C. JENIS-JENIS PUISI
Puisi diklasifikasikan menurut masa penciptaannya oleh penyair.Terdapat
dua kategori puisi yang secara umum sering digunakan sebagai metode
penentuan jenis puisi.Puisi lama dan puisi baru adalah dua jenis puisi yang
dikategorikan dari masa pembuatannya serta struktur teknisnya.

1. Puisi Lama (hingga tahun 1920-an)


Puisi lama adalah puisi yang secara fisik masih terikat oleh aturan
penciptaan. Aturan penciptaan yang dimaksud meliputi:

 Jumlah kata dalam satu baris


 Jumlah baris dalam satu bait (± 4 baris)
 Memiliki rima (persajakan)
Rima adalah bentuk pengulangan bunyi yang timbul oleh huruf atau
kata dalam larik dan bait.

Berikut ini jenis-jenis dan contoh dari puisi lama :


a. Mantera
Mantra adalah sebuah kata atau ucapan-ucapan pada masa lampau yang
dipercaya memiliki kekuatan gaib.Biasanya mantra diungkapkan oleh
seseorang yang dipercaya oleh kelompok masyarakat tertentu untuk
digunakan sebagai media penyembuhan penyakit dan semacamnya.
Contoh mantera adalah berikut :

a. Mantra pengobat sakit perut


Gelang-gelang si gali-gali
Malukut kapada padi
Air susu keruh asalmu jadi
Aku sapa tidak berbunyi

b. Mantra mengobati dari gangguan makhluk halus


Sirih lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang buta
Aku sapa tidak berbunyi

c. Mantra berburu rusa


Sirih lontar pinang lontar
Terletak di ujung muara
Hantu buta jembalang buta
Aku angkat jembalang rusa

b. Pantun
Pantun adalah bentuk puisi lama yang memiliki sajak a-b-a-b , setiap baris
berisi 8 -12 suku kata. Dua baris awal pada pantun merupakan sampiran
(pengantar), sedangkan dua baris berikutnya disebut isi. Setiap bait berisi
empat baris.
Contoh pantun :

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit- sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Asam kandis asam gelugur


Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

Tumbuh merata pohon tebu


Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

1) Pantun anak-anak
 Pantun suka cita : pantun ungkapan gembira.
 Burung merpati burung dara
Terbang menuju angkasa luas
Hati siapa takkan gembira
Karena aku naik kelas
 Pantun duka cita : ungkapan kesedihan.
 Memetik manggis di kotaKedu
Membeli tebu uangnya hilang
Menangis adik tersedu-sedu
Mencari ibu juga belum datang

 Pantun jenaka : yang bertujuan menghibur.


 Limau purut di tepi rawa
Buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa
Melihat kucing duduk bebedak
 Pantun teka-teki : yang bertujuan menghibur.
 Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak lestari
Binatang apa tanduk di hidung?

2) Pantun remaja
 Pantun nasib : pantun yang merefleksikan nasib atau keadaan
seseorang.
 Tudung saji hanyut terapung
Hanyut terapung di air sungai
Niat hati hendak pulang kampung
Apa daya tangan tak sampai

 Pantun perkenalan : ungkapan untuk mengenal seseorang.


 Anak sekolah membaca buku
Biarlah lancer perjalanannya
Kalau belum tau namaku
Kenapa abang tiada bertanya

Lanjutkan Perjuangan.
 Pantun percintaan : ungkapan untuk orang yang dicintainya.
 Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat kamu seorang
 Pantun perceraian : ungkapan perpisahan.
 Harum sungguh bunga melati
Kembang setangkai diwaktu pagi
Hancur sungguh rasa dihati
Sedang berkasih ditinggal pergi
3) Pantun orangtua
 Pantun nasehat : pantun yang bermakna mengarahkan orang menjadi
lebih baik.
 Anak elang jatuh ke rawa
Ditolong oleh menjangan rusa
Kasih dan saying orang tua
Selalu ada sepanjang masa

 Pantun adat :ungkapan untuk adat kebudayaan tanah air.


 Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pustaka

 Pantun agama : berisi pedoman hidup agar kita tidak melanggar


aturan agama.
 Sungguh indah pintu dipahat
Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat
Taat selalu perintah tuhan

c. Karmina
Karmina adalah bentuk pantun yang sangat pendek.Karmina sering disebut
sebagai pantun kilat.Terdiri atas dua larik, yang pada larik pertama disebut
sampiran, sedangkan larik kedua disebut isi.

Contoh karmina :

 Tari saman indah gerakkannya


Tanda iman lapang dadanya
 Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
 Sudah garahu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula

d. Seloka
Seloka adalah bentuk pantun yang saling berkaitan.Seloka merupakan
bagian dari puisi Melayu Klasik yang berisis nasihat.Biasanya seloka ditulis
dalam dua atau empat baris, terkadang juga ditulis dalam enam baris.Seloka
termasuk dalam puisi bebas.

Contoh seloka :
 Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh
Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan


Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
Ke mana untung diserahkan

e. Gurindam
Gurindam merupakan bentuk puisi lama yang memiliki ciri-ciri didalamnya
terdapat bait yang terdiri dari dua baris, memiliki sajak a-a-a-a. Gurindam
banyak memuat nasihat kehidupan.Oleh sebab itu, pada masa lalu
masyarakat Melayu khususnya sering menggunakan gurindam sebagai
media menasihati generasi penerusnya.

Contoh Gurindam :

 Pikir dahulu sebelum berkata


Supaya terelak silang sengketa
 Apabila anak tak dilatih
Jikalau besar bapaknya letih
 Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat
 Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
 Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada disangka
f. Syair
Syair adalah puisi yang berciri khas nasihat atau cerita pada tiap baitnya,
bersajak a-a-a-a, berisi empat baris dalam satu bait. Keempat baris tersebut
mengandung maksud penyair.
Contoh syair :

 Berkatalah dengan sopan


Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
Sebagai bekal sepanjang usia
 Ilmu didapat tiada cepat
Mesti sabar hatinya kuat
Semoga Tuhan berikan rahmat
Maka jaga hati serta niat
 Serta pandang api itu menjulang
Rasanya arwahku bagaikan hilang
Dijilatnya rumah-rumah dan barang barang
Seperti anak ayam disambar elang

g. Talibun
Talibun (pantun genap) adalah jenis pantun yang terdiri dari bilangan genap
(6, 8, 10) baris pada tiap satu baitnya.

Contoh talibun :

 Sehabis dahan dengan ranting


Dikupas di kulit batang
Teras pengubar barulah nyata
Setinggi-tinggi melanting
Membumbung ke awing-awang
Baliknya ke tanah Jawa
 Orang Padang memintal benang
Disusun baru dilipat
Dilipat baru dipertiga
Kalau direntang malah panjang
Elok dipintal agar singkat
Begitu pula kasih kita
 Pergi merantau jauh ke negri seberang
Janganlah lalai membawa perbekalan berupa makanan
Jika tersesat di perjalanan ingatlah peta yang kau bawa
Serta jangan malu mendatangi orang untuk bertanya
Jika engkau berbuat baik kepada semua orang
Niscaya kebaikan pula yang akan engkau dapatkan
Sudahlah engkau kan dapat pahala
Di dunia pun engkau akan hidup bahagia

h. Tamsil
Tamsil adalah kata-kata kiasan yang bersajak, berirama, dalam bahasa
banjar yang disusun sedemikian rupa dalam bentuk baris-baris puisi

Contoh tamsil : Baudur supan


Bamara takutan
Bagana kada tahan

i. Masnawi
Masnawi adalah puisi Arab berisi pujian-pujian tentang tingkah laku
seseorang yang mulia.
Contoh masnawi :
UMAR
Umar yang adil dalam perinya
Nyatalah pun adil sama sendirinya
Dengan adil itu anaknya dibunuh
Inilah yang benar dan sungguh
Dengan bedah antara isi dan alam
Ialah yang besar pada siang dan malam
Lagi pula yang menjauhkan segala syar
Imamullah di dalam Padang Masyar
Barang yang hak Ta’a katakan itu
Maka katanya yang sebenarny begitu

j. Ruba’i
Ruba’i adalah puisi Arab yang berisi tentang nasehat-nasehat bersifat
pemujaan.
Contoh ruba’i
MANUSIA
Subhanallah apa hal segala manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duri yang sia
Tanah itu kujadikan tubuhnya kemudian
Yang ada dahulu padanya terlalu mulia

k. Kit’ah
Kit’ah adalah puisi Arab yang berisi nasehat bersifat mendidik.
Contoh Kit’ah :
 Jikalau dalam tanah pada ikhwal sekalian
Tiadalah kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan
Fana juga sekalian yang ada, dengarkanlah yang allah berfirman
Kulluman’alaihi famin, yaitu barang siapa yang di atas bumi itu
lenyap jua
l. Gazal
Gazal adalah puisi Melayu lama yang berasal dari sastra Arab-Parsi. Ciri-
ciri gazal :
 Terdiri dari 8 baris
 Setiap baris berisi perihal asmara
 Tiap baris berakhir dengan kata yang sama

Contoh gazal :
 Kekasihku seperti nyawa pun adalah terkasih dan mulia juga,
Dan nyawaku pun, mana dari pada nyawa itu jauh ia juga,
Jika seribu tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga,

Hanya jika pada nyawa itu hamper dengan sedia suka juga,
Nyawa itu yang menghidupkan senantiasa nyawa manusia juga,
Dan hilangkan cintanya pun itu kekasihku yang senantiasa juga,
Kekasihku itu yang mengenak hatiku dengan rahasia juga,
Bukhari yang ada serta nyawa itu ialah bahagia juga.

m. Nazam
Nazam adalah puisi lama yang berasal dari puisi Arab, telah ada lebih 100
tahun yang lalu. Nazam seakan-akan menyerupai nasyid tetapi ia boleh
didendangkan secara perseorangan atau berkumpulan secara spontan.
Kebanyakan lirik atau seni katanya berbentuk puisi lama mengandung
berbagai nasihat yang berkaian dengan ilmu tauhid,
Fardhu Ain, Sifat Rasul, dan sebagainya.
Ciri-ciri nazam :
 Terdiri dari 2 baris dalam 1 bait
 Setiap baris terdiri dari 12 suku kata
 Bersifat keagamaan, seperti memuji kebesaran Tuhan.
Contoh nazam :
 Aku mula nazam ini dengan nama
Allah yang memberi fahaman agama

Puji ini bagi Allah yang mulia


Lagi kekal ia lagi yang sedia

2. Puisi Baru (tahun 1920- sekarang)


Puisi baru adalah puisi yang tidak lagi memiliki keterikatan terhadap aturan
penulisan seperti puisi lama. Dapat dikatakan puisi baru memiliki gaya
penulisan yang bebas, baik pada baris, suku kata, maupun rima. Beberapa
jenis sajak yang termasuk dalam puisi baru diantaranya adalah balada;
himne; ode; epigram; romansa; elegi; satire; distikon; terzina; kuatrain;
kuint; sektet; septima; oktaf; soneta. Pada penjelasan berikut akan diuraikan
jenis jenis puisi baru tersebut.

Jenis puisi baru berdasarkan isi :

a. Balada
Balada adalah puisi baru yang menggambarkan cerita, terdiri dari 3 bait,
dengan masing-masing 8 larik, berima a-b-a-b-b-c-c-b kemudian beralih
rima a-b-a-b-b-c-b-c.
Contoh balada :
Balada Orang-orang Tercinta
(Karya : W.S Rendra)

Kita bergantian menghirup asam


Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan
dengan secuil redup harapan
Kita berjalan terseok-seok
Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?
Kita meleleh dan tergerus
Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan
Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu
membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta

b. Himne
Himne adalah puisi baru yang digunakan untuk memuji Tuhan, pahlawan
atau tanah air.
Contoh himne :
Pahlawan Tanpa Lencana

Pagi yang indah deruan angin menerpa wajah


Dingin menyelimuti langkah penuh keikhlasan
Tiada hari tanpa sebuah bakti
Menabur benih kasih tanpa rasa lelah
Hari demi hari begitu cepat berlalu
Tiada rasa jenuh terpancar di wajah mu
Semangat mu terus berkobar
Memberikan kasih sayang tiada rasa jemu
Jika engkau akan melangkah pergi
Ku tau langkahmu penuh pengorbanan
Jika dirimu telah tiada dirimu kan selalu di kenang
Kau adalah pahlawan tanpa lencana.

c. Ode
Ode merupakan bentuk puisi baru yang berupa sanjungan kepada seseorang
yang berjasa. Gaya bahasa yang dipilih dalam penciptaan Ode adalah tipe
gaya bahasa yang anggun dan santun karena ditujukan untuk memuji.

Contoh puisi Ode :


Guruku
Guruku…
Engkau pahlawanku
Pahlawan tanpa tanda jasa
Engkau menemaniku
Saatku di sekolah
Saatku belum mengenalmu
Engkau mengajariku
Mulai dari Taman Kanak- kanak
Hingga ku sampai kuliahGuruku…
Takkan kulupakan semua jasamu
Yang telah bersusah payah mengajariku
Hingga aku bisa
Terima kasih guruku

d. Epigram
Epigram adalah jenis puisi baru yang didalamnya memuat ajaran hidup.
Contoh puisi epigram :
Lagu Kematian

Mati bagiku hanyalah istilah sementara esensinya sama saja karna hidup
dan mati tiada beda
Yang beda mampu tidak kita memaknai hidup dalam mati dan mati dalam
hidup
Sebab, manusia terlalu sibuk memperebutkan simbol ketuhanan tanpa
merengkuh sejatinya makna tuhan

e. Romansa
Romansa adalah jenis puisi baru yang dikarang oleh penyair dan berisikan
kisah cinta atau perasaan penyair tentang cinta

Contoh puisi romansa :

Dimana Aku Kau Sembunyikan ?


(Karya :Roman Rantingbulan)

Ketika malam aku harus terjaga


Mencari bayangmu di setiap dinding dinding malam
Mencari seulas senyummu di setiap sudut mataku
Dan berakhir menuai ladang kepedihan
Ketika malam terus berlalu

Masih aku merasakan begitu dekat dengan mimpi


Hingga bintang bintang bertanya dimana aku kau sembunyikan ?

f. Elegi
Elegi adalah jenis puisi baru yang berisi kesedihan.

Contoh puisi elegi :


Senja di Pelabuhan Kecil
(Karya: Chairil Anwar)
Buat Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada
cerita tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut,menghembus diri dalam mempercaya mau
berpaut.
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan.
Tidak bergerak dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi.Aku sendiri.
Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung
dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa
terdekap.

d. Satire
Satire adalah puisi baru yang berisi kritikan.
Contoh puisi satire :
Aku Bertanya
(Karya : WS Rendra)

Aku bertanya…
tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-
mangu dalam kaki dewi kesenian.

Jenis puisi baru berdasarkan jumlah baris :

a. Distikon
Distikon adalah puisi yang terdiri atas dua baris dalam tiap baitnya.

Contoh distikon :
Pandanglah mata ibumu
Sayu namun penuh kasih sayang
Pandanglah mata ayahmu
Tegas namun penuh kasih sayang
Untukmu…mereka berjuang
Agar kelak kau sukses dunia akhirat

b. Terzina
Terzina adalah puisi yang terdiri atas tiga baris dalam tiap baitnya.
Contoh terzina :
Ayah…
Tajamnya matamu menyiratkan kekuatan
Dalam mendidik kami untuk tegap
Ayah..
Otot tanganmu tak pernah lelah
Membimbing kamu selalu maju ke depan
Terima kasih slalu kuucapkan
Atas semua pengorbanan dan letihmu
Semoga Tuhan selalu menjagamu

c. Kuatrain
Kuatrain adalah puisi yang terdiri dari 4 baris dalam tiap baitnya.

Contoh kuatrain :

Mendatang-datang jua, kenangan masa lampau


Menghilang muncul jua, yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua, adi kanda lama lalu
Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)

d. Quint
Quint adalah sajak atau puisi yang terdiri atas lima baris kalimat dalam
setiap baitnya. Quint bersajak a-a-a-a-a.

Contoh quint :
HANYA KEPADA TUAN
Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakan
kepada Tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya kisahkan
kepada Tuan
Yang pernah di resah gelisahkan
Satu-satu desiran
Yang saya dengarkan
Hanya dapat saya syairkan
kepada Tuan
Yang pernah mendengarkan desiran
Satu-satu kenyataan
Yang saya didustakan
Hanya dapat saya nyatakan
kepada Tuan
Yang enggan merasakan
(Or. Mandank)

e. Sektet (Sextet)
Sektet adalah sajak atau puisi enam seuntai, artinya terdiri atas enam
buah kalimat dalam setiap baitnya.Sektet mempunyai persajakan yang tidak
beraturan. Dalam sektet, pengarangnya bebas menyatakan perasaannya
tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.

Contoh sextet
Pendaratan malam
(Karya Sitor Situmorang)

Tentara tak berbekal mendarat


Dimalam di suburkan lapar
Bila fajar bawa berita
Kayu apung israhat mereka
Tentara tak berebekal mendarat
Dimalam disuburkan lapar
f. Septima
Septima adalah sajak atau puisi yang terdiri dari 7 baris kalimat dalam
setiap baitnya.
Contoh septima :

Indonesia tumpah darahku


( Karya Muhammad Yamin)
Duduk di pantai tanah yang permai
Empat gelombang pecah berderai
Berbuaih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan biru
Gunung-gunung bagus rupanya
Dilingkari air mulia tampaknya
Tumpah darahku, Indonesia

g. Stanza
Stanza adalah sajak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas
delapan buah kalimat.Stanza disebut juga oktaf.Persajakan stanza atau oktaf
tidak berurutan.

Contoh stanza :
Burung Hitam
(Karya: WS. Rendra)
Burung hitam manis dari hatiku
betapa cekatan dan rindu sepi syahdu.
Burung hitam adalah buah pohonan.
Burung hitam di dada adalah bebungaan.
Ia minum pada kali yang disayang
ia tidur di daunan bergoyang.
Ia bukanlah dari duka meski ia burung hitam.
Burung hitam adalah cintaku padamu yang terpendam
h. Soneta
Soneta berasal dari kata Sonetto dalam bahasa Italia yang terbentuk dari
kata latin Sono yang berarti ‘bunyi’ atau ‘suara’. Adapun syarat-syarat
soneta (bentuknya yang asli) adalah sebagai berikut.
• Jumlah baris ada 14 buah.
• Keempat belas baris terdiri atas 2 buah quatrain dan 2 buah terzina.
• Jadi pembagian bait itu: 2 × 4 dan 2 × 3.
• Kedua buah kuatrain merupakan kesatuan yang disebut stanza atau oktaf.
• Kedua buah terzina merupakan kesatuan, disebut sextet.
• Octav berisi lukisan alam; jadi sifatnya objektif.
• Sextet berisi curahan, jawaban, atau kesimpulan sesuatu yang dilukiskan
dalam oktaf; jadi sifatnya subjektif.
• Peralihan dari oktaf ke sektet disebut volta.
• Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 dan 14 suku kata.
• Rumus dan sajaknya a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.

Lama kelamaan para pujangga tidak mengikuti syarat-syarat di


atas.Pembagian atas bait-bait, rumus sajak serta hubungan isinya pun
mengalami perubahan.Yang tetap dipatuhinya hanyalah jumlah baris yang
14 buah itu saja.Bahkan acapkali jumlah yang 14 baris dirasa tak cukup
oleh pengarang untuk mencurahkan angan-angannya.Itulah sebabnya lalu
ditambah beberapa baris menurut kehendak pengarang.Tambahan itu
disebut Cauda yang berarti ekor.Karena itu, kini kita jumpai beberapa
kemungkinan bagan. Soneta Shakespeare, misalnya mempunyai bagan
sendiri mengenai soneta-soneta gubahannya,yakni:
Pembagian baitnya : 3 × 4 dan 1 × 2.
Sajaknya : a-b-a-b, c-d-c-d, e-f-e-f, g-g.

Demikian pula pujangga lain, termasuk pujangga soneta Indonesia


mempunyai
cara pembagian bait serta rumus-rumus sajaknya sendiri.
Contoh:
GEMBALA
Perasaan siapa ta’kan nyala (a)
Melihat anak berlagu dendang (b)
Seorang saja di tengah padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a)
Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang ke rumah di senja kala (a)
Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)
Wahai gembala di segara hijau (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)
(Karya :Muhammad Yamin, SH.)
BAB 3
KARYA PUISI
A. KARYA PUISI DARI CHAIRIL ANWAR

AKU
Kalau sampai waktuku
Aku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api..

Di depan sekali tuan menanti


Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali….
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati…

MAJU…

Ini barisan tak bergenderang-berpalu


Kepercayaan tanda menyerbu….

Sekali berarti
Sudah itu mati….

MAJU…

Bagimu Negeri
Menyediakan api….

Punah di atas menghamba…


Binasa di atas ditindas…
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai…
Jika hidup harus merasai…

Maju…
Serbu…
Serang…
Terjang…
DOA
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Cahaya Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu Mu aku bisa mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

MAJU
Bagimu negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
KEPADA KAWAN
Sebelum ajal mendekat dan menghianat
Mencengkam dari belakang ketika kita tidak melihat
Selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa
Belum bertugas kecewa dan gentar belum ada
Tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam
Layar merah berkibar hilang dalam kelam
Kawan, mari kita putuskan kini di sini
Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri
Jadi
Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu
Pilih kuda yang paling liar, pacu laju
Jangan tembatkan pada siang dan malam
Dan
Hancurkan lagi apa yang kau perbuat
Hilang sonder pusaka, sonder kerabat
Tidak minta ampun atas segala dosa
Tidak memberi pamit siapa saja
Jadi
Mari kita putuskan sekali lagi
Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi
Sekali lagi kawan, sebaris lagi
Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
Pada siapa yang mengairi kemurnian madu..!!
B. KARYA PUISI DARI PUTU OKA SOKANTA

SURAT BUNGA DARI UBUD


Tak ada perangko buat mengirim
kutempel bunga di pojok amplop

Yang terhormat Dunia


aku tumbuh warna-warni
dari darah pelukis yang dibantai
harumku seharum namanya

TOLONG PAK PRESIDEN BARU


Tolong hati-hati membawa pantat
jangan sampai basah kebanyakan dijilat

Tolong hati-hati membeli kacamata


jangan salah pilih kacamata kuda

Tolong sering-sering memeriksakan gigi


jangan sampai taring memanjang sendiri
Tolong buatkan instruksi khusus
agar wajib memasang perangkap tikus
di tempat kerja dan di dalam dada

Tolong wajibkan setiap pagi senam kepala


menengok ke kiri kanan, ke belakang ke muka
ke atas dan ke bawah, bagi orang kaya
tidak terkecuali polisi, politikus dan tentara

Tolong pak presiden-baru ingatkan para lelaki


jangan lupa diri
agar ingat neneknya perempuan
agar ingat ibunya perempuan
agar ingat istrinya perempuan
agar ingat pacarnya perempuan
agar ingat punya anak perempuan
(maaf temanku yang gay, dan yang lesbian
ini simbol, bukan hanya perkelaminan)
kan kita tak akan ada kalau mereka binasa

Ah belum apa-apa terlalu banyak aku minta tolong


maksudku baik, agar jangan melupakan orang minta tolong
atau hanya dianggap anjing melolong

Sekali lagi, aku minta tolong


jangan banyak berucap lho
masih banyak aturan diskriminatif lho
menjadikan aku tetap tahanan lho
tolong jangan tinggal lho
palagi hanya berucap lho

Tabik pak presiden-baru


aku akan sering kirim puisi
tolong jangan dibalas dengan mengirim polisi

MASA LALU
Bukanlah duka, ia juga bukan getir yang keruh
Bukan rindu, sesekali ya, rumah jauh yang kian menjauh
Bukan hanya album mengusang tapi tulang belakang

Masa lalu
Pohon yang merontokkan daun-daun dendam
menguning, kering diserap serabut bumi

jika engkau bertanya: siapakah aku?


kujawab singkat, tetapi kuharap engkau tidak kecewa
: harapan
aku bukan Gautama yang membuang rakit setelah tak terpakai
aku adalah Gautama yang membangun nirbana sambil mencari

PATUNG LIBERTY
Kutatap patung Liberty
Teringat puisi tinggal di bui

BUNG AGAM
engkau tidak pernah pergi
di manapun engkau kini
tertinggal puisi
tumbuh menggedor tirani
mencatat latini, bandar betsi, reformasi
kembaramu memahatkan puisi
hingga batas keampuhan insan
C. KARYA PUISI DARI TAUFIK ISMAIL

DENGAN PUISI AKU

Dengan puisi aku bernyanyi


Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbaur cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Napas jaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya

SEBUAH JAKET BERLUMUR DARAH

Sebuah jaket berlumur darah


Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.

Sebuah sungai membatasi kita


Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu


Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang.

Pesan itu telah sampai kemana-mana


Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.

SYAIR ORANG LAPAR

Lapar menyerang desaku


Kentang dipanggang kemarau
Surat orang kampungku
Kuguratkan kertas
Risau
Lapar lautan pidato
Ranah dipanggang kemarau
Ketika berduyun mengemis
Kesinikan hatimu
Kuiris
Lapar di Gunungkidul
Mayat dipanggang kemarau
Berjajar masuk kubur
Kauulang jua
Kalau.

KARANGAN BUNGA

Tiga anak kecil


Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.

Ini dari kami bertiga


Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.

SALEMBA
Alma Mater, janganlah bersedih
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Siang ini.
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani.

MEMANG SELALU DEMIKIAN

Setiap perjuangan selalu melahirkan


Sejumlah pengkhianat dan para penjilat
Jangan kau gusar, Hadi.

Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita


Pada kaum yang bimbang menghadapi gelombang
Jangan kau kecewa, Hadi.

Setiap perjuangan yang akan menang


Selalu mendatangkan pahlawan jadi-jadian
Dan para jagoan kesiangan.

Memang demikianlah halnya, Hadi.

NASEHAT-NASEHAT KECIL ORANGTUA PADA ANAKNYA


YANG BERANGKAT DEWAS

Jika adalah yang harus kaulakukan


Ialah menyampaikan kebenaran
Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan
Ialah ang bernama keyakinan
Jika adalah yang harus kau tumbangkan
Ialah segala pohon-pohon kezaliman
Jika adalah orang yang harus kauagungkan
Ialah hanya Rasul Tuhan
Jika adalah kesempatan memilih mati
Ialah syahid di jalan Ilahi.

PUISI MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA


Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernyaDadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkotacuma karena sebagian sangat kecil
bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
D. KARYA PUISI DARI WS. RENDRA

MASMUR PAGI
Kata-kata masmur ini
timbul dari asap dapur
yang mengepul ke sorga
dan di atas tungku dapur itu
istriku merebus susu -
rahmat-Mu yang pertama.
Kata-kata masmur ini
lari ke lembah-lembah
dan di tepi cakrawala
mereka kawini sepi
yang lama menantinya.
Lembu-lembu masuk ke air
mengacau air yang jernih
menentang senja
dan hari kiamat.
Maka
di udara yang segar
bersebaranlah bau minyak wangi
dari jubah malaekat,
Tubuh-Mu yang indah
Kaubaringkan di gunung yang tinggi

dan nampaklah dari bawah


bagai awan mandi cahaya.
Bebek-bebek pun bertelor
kerna Kaujamah dengan tangan-Mu.
Ikan-ikan jumpalitan dalam air
dan padi melambai-lambai
menegur-Mu.
Pohon-pohon cemara di gunung
menggelitiki tapak kaki-Mu
dengan cara yang jenaka.
Kau pun lalu bangkit pindah
ke lain cakrawala
menggeliat dan bersenam indah
lalu melangkah menaiki matahari,
mendaki, mendaki,
mengeringkan celana dan bajuku
yang dicuci oleh istriku.

DOA MALAM
Allah di sorga.
Dari rumah bambu sempitku
di malam yang dingin
tanganku yang rapuh
menggapai sorga-Mu.
Aku akan tidur di mata-Mu
yang mengandung bianglala
dan lembah kasur beledu.
Ketika angin menyapu rambut-Mu
yang ikal dan panjang
aku akan berlutut di pintu telinga-Mu
dan mengucapkan doaku.
Doa adalah impian
dan segala harapan insan.
Di dalam doa aku bisikkan impianku.
Apakah Kau tertawa lucu?
Anakku yang kecil memanjat jubah-Mu
dan tidur di dalam saku-Mu.
Sedang bulan di atas pundak-Mu

istriku masuk ke dalam darah-Mu.


Ketika Engkau mengucapkan selamat malam
bunga-bunga kertas aneka warna
berhamburan dari mulut-Mu.
Dan untuk anakku.
Kausediakan balonan biru.
Bintang-bintang bertepuk tangan
dan serangga malam riuh tertawa
semua mengagumi-Mu:
Tukang Sulapan Tak Bertara.
Lalu Kauangkat tangan-Mu berpospor
gemerlapan, tinggi-tinggi, gemerlapan.
Dan itu berarti: selamat tidur
sampai ketemu esok hari
dengan sulapan yang lain dan baru.
HONGKONG
Di Hongkong kita tersenyum, menegursapa,
tapi mereka memandang kita dengan curiga.
Bagai si pandir atau si gila dihina.

Di kota ini setiap orang jadi serdadu


kerna setiap jengkal tanah adalah medan laga.
Di jalan yang ramai dan di mana-mana tulisan
Tionghoa

para pelacur menggedel dan menawarkan bencana.


Tuhan dan penghianatan mempunyai wajah yang
sama.

Tak ada mimpi kecuali yang dahsyat dan mutlak mimpi


berkilat-kilat serta nyaring bagai tembaga
terbayang dalam dada atau pun wajah kuli yang
suka bengkelai
Tak ada orang asing di sini.
Setiap orang adalah asing sejak mula pertama.
Orang-orang seperti naga.
Tanpa sanak, tanpa keluarga.
Setiap orang bersiap dengan kukunya.

Kita bebas untuk pembunuhan


tapi tidak untuk kepercayaan.

Orang di sini sukar diduga


Bagai kanak-kanak suka uang dan manisan.
Bagai perempuan suka berlian dan pujian.
Bagai orang tua suka candu dan batu dadu.
Dan bagai rumah terkunci pintunya.
Sukar dibuka.
Tapi sekali dijumpa kuncinya
terbukalah pintu hati
manusia biasa.

GEREJA OSTANKINO, MOSKWA


Menaranya cukup tinggi
tapi menggapai sia-sia.
Pintunya mulut sepi
rapat terkunci
derita lumat dikunyahnya.

SRETENSKI BOULEVARD
Di sepanjang Sretenski Boulevard
kuseret langkahku
dan kebosananku.

Di bawah naungan pepohonan rindang


di sepajang jalan bersih dengan bunga-bungaan
kucekik kebosananku
dalam langkah-langkah yang lamban.

Di Sretenski Boulevard
di bangku panjang
di antara pasangan berciuman
dan orang tua membaca buku
kuhenyakkan tubuhku yang lesu
kuhenyakkan kebosananku.

Maka
sambil diseling memandang
pasangan yang lewat bergandengan
dan ibu mendorong bayi dalam kereta
kupandang pula di depanku
kelesuanku dan kejemuanku.

Terang bukan soal kesepian


di tengah berpuluh teman
dan wanita untuk berkencan.
Masing-masing orang punya perkelahian.
Masing-masing waktu punya perkelahian.

Dan kadang-kadang kita ingin sepi serta sendiri.


Kerna, wahai, setanku yang satu
bernama kebosanan!

Di sepanjang Sretenski Boulevard


di sepanjang Sretenski Boulevard
di tempat yang khusus untuk ini
kuseret langkahku
dan kebosananku.
Lalu kulindas
di bawah sepatu.

SEBUAH RESTORAN, MOSKWA


Melalui caviar dan vodka
kami langgar sepuluh dosa.
Di atas kain meja yang putih
terbarut tindakan yang sia-sia.
Botol-botol anggur yang angkuh
dan teman wanita yang muda
adalah hiasan malam yang terasa tua.
Hari-hari yang nampak koyak-moyak
disulam dengan manis oleh wajahnya.
Dalarn kepalsuan
kami berdua bertatapan.
Bahunya yang halus berkilau biru
oleh cahaya lilin dan lampu.
Pintu-pintu berpolitur
dengan tirai untaian merjan.
Sementara musik berbunyi
jam berapa kami tak tahu.
Di atas kursi Prancis
kami bertukar senyum
dan tahu
masing-masing saling menipu.
Dengan gelas-gelas yang tinggi
kita membunuh waktu
dalam dosa.
Bila begini:
Manusia sama saja dengan cerutu
bistik atau pun whiski-soda
berhadapan dengan waktu
jadi tak berdaya.

SUNGAI MOSKWA
Di hari Minggu
Valya tertawa
dan rambutnya yang pirang
terberai.

Di atas biduk yang kecil merah


kami tempuh air
melewatkan jam-jam yang kosong.

Berpuluh pohonan
tumbuh di dua tepi sungai
bagai jumlahnya dosa kami.
Semua daun
berubah warna.
Musim gugur sudah tiba.

Di atas air yang hijau


kami meluncur
diikuti bayang-bayang yang kabur.
Melewati lengkungan jembatan.
bagai melewati lengkungan kekosongan.
Musim gugur sudah tiba.

Valya tertawa
dadanya terguncang
di dalam sweaternya.
Musim gugur sudah tiba.
E. KARYA PUISI DARI SAPARDI DJOKO DARMONO

KITA SAKSIKAN

kita saksikan burung-burung lintas di udara


kita saksikan awan-awan kecil di langit utara
waktu itu cuaca pun senyap seketika
sudah sejak lama, sejak lama kita tak mengenalnya

di antara hari buruk dan dunia maya


kita pun kembali mengenalnya
kumandang kekal, percakapan tanpa kata-kata
saat-saat yang lama hilang dalam igauan manusia
SAJAK PUTIH
beribu saat dalam kenangan
surut perlahan
kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh
sewaktu detik pun jatuh

kita dengar bumi yang tua dalam setia


Kasih tanpa suara
sewaktu bayang-bayang kita memanjang
mengabur batas ruang

kita pun bisu tersekat dalam pesona


sewaktu ia pun memanggil-manggil
sewaktu Kata membuat kita begitu terpencil
di luar cuaca

DUA SAJAK DI BAWAH SATU NAMA

darah tercecer di ladang itu. Siapa pula


binatang korban kali ini, saudara?
Lalu senyap pula. Berapa jaman telah menderita
semenjak Ia pun mengusir kita dari Sana

awan-awan kecil mengenalnya kembali, serunya:


telah terbantai Abel, darahnya merintih kepada Bapa
(aku pada pihakmu, saudara, pandang ke muka
masih tajam bau darah itu. Kita ke dunia)

kalau Kau pun bernama Kesunyian, baiklah


tengah hari kita bertemu kembali sehabis
kubunuh anak itu. Di tengah ladang aku tinggal sendiri
bertahan menghadapi Matahari
dan Kau pun di sini. Pandanglah dua belah tanganku
berlumur darah saudaraku sendiri
pohon-pohon masih tegak, mereka pasti mengerti
dendam manusia yang setia tetapi tersisih ke tepi

benar. Telah kubunuh Abel, kepada siapa


tertumpu sakit hati alam, dendam pertama kemanusiaan
awan-awan di langit kan tetap berarak, angin senantiasa
menggugurkan daunan segala atas namamu: Kesunyian

KUPANDANG KELAM YANG MERAPAT KE SISI KITA


kupandang kelam yang merapat ke sisi kita
siapa itu di sebelah sana, tanyamu tiba-tiba
(malam berkabut seketika) Barangkali menjemputku
barangkali berkabar penghujan itu

kita terdiam saja di pintu. Menunggu


atau ditunggu, tanpa janji terlebih dahulu
kenalkah ia padamu, desakmu (Kemudian sepi
terbata-bata menghardik berulang kali)

bayang-bayang pun hampir sampai di sini. Jangan


ucapkan selamat malam undurlah perlahan
(pastilah sudah gugur hujan
di hulu sungai itu) itulah Saat itu, bisikku

kukecup ujung jarimu kau pun menatapku:


bunuhlah ia, suamiku (Kutatap kelam itu
bayang-bayang yang hampir lengkap mencapaiku
lalu kukatakan: mengapa Kau tegak di situ)
GERIMIS JATUH
gerimis jatuh kaudengar suara di pintu
bayang-bayang angin berdiri di depanmu
tak usah kauucapkan apa-apa seribu kata
menjelma malam, tak ada yang di sana

tak usah kata membeku, detik


meruncing di ujung Sepi itu
menggelincir jatuh
waktu kaututup pintu. Belum teduh dukamu
F. KARYA PUISI DARI PENYUSUN

AYAH
Ayah, aku sangat mengagumimu
Lelaki yang pantang menyerah untukku
Empatimu padaku sungguh besar
Semangatmu tak pernah padam
Akhlak muliamu membangun moralku
Nyawamu menyatu dalam darahku
Dekapanmu menghangatkanku
Engkau yang terbaik bagiku
Rembulan pun mengakui hal itu
Jujur, engkau sangat berharga bagiku
Usahamu membuatku tersenyum
Niat baikmu tulus padaku
Inginku meniru sifatmu, Ayah
Kadang, aku juga membencimu
Lakumu kadang tak seturu kehendakku
Aku kadang kau bentak dan marahi
Namun, meskipun demikian
Aku yakin semua itu yang terbaik untukku
Lalu terus terang
Aku sangat berterimakasih padamu
Ini curahan hatiku untukmu
Aku sangat menyayangimu

CINTA
Cinta
Harapan orang di pertaruhkan untukmu
Rela pengorbanan untukmu
Ingin aku memilikimu
Sangkaku
Tentramnya hidupku jika memilikimu
Oh, tuhan
Fikiranku mulai membahas tentang cinta
Akhirnya
Langkahku tentang cinta terhenti
Fikiranku membayangkan
Akan hal buruk dari cinta
Respon buruk terdengar di telingaku
Oh, Ternyata cinta juga membawa hal buruk
Nyatanya sekarang
Diriku mulai memahami
Rasa cinta itu tak selamanya menyenangkan
Akan tetapi, itu mungkin
Hanya sekedar pelampiasan
Agar dapat memilikimu

GURU
Guruku
Ragaku berterimakasih padamu
Atas jasamu pada kami
Ceramahmu bak pelita bagiku
Engkaulah pahlawan bagiku
Aku tak menyangka
Untuk kami, kau relakan waktumu
Relakan ilmu yang kau punya
Entah kenapa engkau melakukannya
Letih dan lesu yang kau rasakan
Lantas, apakah ini semua untukku?
Iya
Aku yakin ini untukku
Maaf
Aku kadang menyia-nyiakanmu
Relakan engkau bagaikan radio
Usang dan tak berguna
Namun aku tahu
Dirimu selalu memaafkanku
Untukmu surat ini kusampaikan
Raga ini sungguh berterimakasih padamu
Inilah aku, didikan darimu

PUJAAN HATI
Pujaan hatiku
Rasa ini sungguh mendalam padamu
Inginku memilikimu
Lalu, kucoba mendekatimu
Lengkap rasanya
Ada kamu di sampingku
Hanya saja
Aku merasa kau tak mengerti perasaanku
Tulusnya cintaku padamu
Izinkan aku memilikimu
Jarak tak akan jadi pemisah
Ego tak akan jadi masalah
Bagiku tak ada yang lain selain dirimu
Untukmu kutulis surat ini
Aku sayang padamu
DAFTAR PUSTAKA
Raharjo, Drs. Budi. 2015. Kumpulan Puisi-Pantun & Peribahasa.
Semarang : Widya Karya

SUMBER BACAAN

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-puisi-baru

https://bahasa.foresteract.com/antologi-puisi/

https://www.studiobelajar.com/puisi-lama/

http://walpaperhd99.blogspot.com/2013/11/puisi-baru-jenis-jenis-puisi-baru.html

http://tugassekolah73.blogspot.com/2016/03/kumpulan-puisi-penyair-ternama-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai