Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MATERI
“ KERAJINAN DARI KAIN PERCA ”

OLEH : KELOMPOK 3 X IPA 4


NAMA-NAMA KELOMPOK :
1. Gita A. Sulaiman
2. Hafizah J.Q. Adam
3. Liesel Pailah
4. Pierela Kelung
5. Blessica Rundengan
6. Cicilia Angelina
7. Meylicia Paath
8. Syifa Setyoko
9. Najwan N. Dzaki
10. Fazriel H
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Contents
Kata Pengantar............................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian Puisi...........................................................................................................................5
B. Unsur-unsur Puisi.........................................................................................................................6
C. Jenis-jenis Puisi............................................................................................................................8
D. Jenis-jenis puisi baru berdasarkan isinya...................................................................................10
E. Jenis-jenis puisi baru berdasarkan bentuknya...........................................................................10
F. Puisi kontemporer.....................................................................................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................................12
Daftar pustaka...........................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anda tau kain perca? Ya, kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai
itu, ternyata masih bisa dimanfaatkan loh. Bahkan ditangan si kreatif,
kain perca dapat disulap menjadi barang-barang kerajinan yang trendi
dan tentunya bermanfaat. Membuat kerajinan kain perca, ternyata tidak
serumit yang kita bayangkan, cukup sedikit ketelitian dan kreatifitas kita
saja.
Kain perca merupakan sisa kain dari proses penjahitan. Sepintas kain
sisa ini adalah kain yang tidak memiliki manfaat, tapi sebenarnya sisa
kain ini dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang berguna.
Daripada terbuang menjadi sampah lebih baik digunakan sebagai barang
yang lebih berguna. Kain perca ini dapat dimanfaatkan menjadi barang-
barang kerajinan tangan seperti tas, sarung bantal, ataupun produk-
produk yang lain.
Usaha ini bergerak dalam bidang industri rumah tangga, pada dasarnya
didirikan bertujuan untuk mencari keuntungan serta untuk memenuhi
kebutuhan atau permintaan konsumen akan suatu produk yang
berkualitas dan bermutu. Sedangkan penciptaan kualitas dan mutu yang
baik dengan biaya yang rendah adalah syarat utama jika menginginkan
keuntungan yang terus meningkat

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian puisi?


2. Apa saja unsur-unsur puisi?
3. Apa saja jenis-jenis puisi menurut zamannya?
4. Apa saja jenis-jenis puisi menurut bentuknya?
5. Apa yang dimaksud dengan puisi kontemporer?

C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi

Puisi merupakan sebuah karya sastra berwujud tulisan yang didalamnya


terkandung irama, rima, ritma, dan lirik dalam setiap baitnya.
Umumnya, pengertian puisi tersebut juga mengungkapkan perasaan
penyair yang dikemas dengan bahasa imajinatif untuk menambah
kualitas estetis pada makna semantis. Puisi dibagi menjadi dua jenis,
yaitu puisi lama dan puisi baru. Masing-masing jenis puisi tersebut tentu
memiliki ciri-ciri dan struktur yang berbeda.

Pengertian Puisi Menurut Ahli


 H.B Jassin
Menurut H.B. Jassin, pengertian puisi adalah suatu pengucapan
dengan sebuah perasaan yang didalamnya.
 Waluyo
Waluyo berpendapat, pengertian puisi merupakan suatu karya
sastra dengan gaya bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan
diberikan irama dengan suara bunyi yang padu dan pemilihan
sebuah kata-kata kias (imajinatif).
 Usman Awang
Usman Awang memiliki pendapat tersendiri mengenai pengertian
puisi, menurutnya puisi bukan suatu nyanyian orang putus asa
yang mencari suatu ketenangan dan kepuasan dalam puisi yang
ditulisnya.
 Theodore Watts-dunton
Theodore Watts-Dunton mengemukakan, pengertian puisi yaitu
suatu ekpresi yang kongkret dan bersifat artistik dari sebuah
pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.

B. Unsur-unsur Puisi
Unsur puisi dibagi berdasarkan strukturnya menjadi dua, yaitu struktur
batin dan struktur fisik. Berikut penjelasannya :
Sruktur Batin
1. Tema (Sense)
Tema adalah unsur utama pada puisi karena berkaitan erat dengan
makna yang dihasilkan dari suatu puisi. Tanpa tema, maka sebuah
puisi akan terlihat tidak bermakna.
2. Rasa (Feeling)
Rasa merupakan sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang
diungkapkan dalam puisi. Umumnya, ungkapan rasa ini sangat
nerkaitan dengan latar belakang sang penyair. Misalnya agama,
Pendidikan, kelas social, pengalaman social, jenis kelamin, dan
lain-lain.
3. Nada (Tone)
Nada berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang
penyair mampu menyajikan suatu puisi dengan nada mendikte,
menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap
audiens.
4. Tujuan (Intention)
Tujuan atau amanat adalah suatu pesan yang ingin di sampaikan
oleh penyair kepada pembaca atau pendengar.
Struktur Fisik
1. Perwajahan Puisi (Tipografi)
Perwajahan puisi (tipografi) yaitu bentuk puisi seperti halaman
yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan
barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat
menentukan pemaknaan terhadap puisi.

2. Diksi
Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit
kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya
harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi
erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3. Imaji
Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau
sentuh (imaji taktil).
Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat,
mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4. Kata Konkret
Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan
dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata konkret “salju”
melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan
kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor,
tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi
tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatik,
artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya
bahasa disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara
lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

6. Rima/Irama
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,
tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
 Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan
efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
 Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh,
repetisi bunyi (kata), dan sebagainya.
 Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah,
panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol
dalam pembacaan puisi.

C. Jenis-jenis Puisi
Jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan jamannya. Selengkapnya,
simak penjelasan di bawah ini:
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh aturan-aturan yang
berlaku.
Puisi ini bercirikan khas melayu dan lahir sebelum penjajahan
belanda.

Aturan-aturan puisi lama


 Jumlah kata dalam 1 baris
 Jumlah baris dalam 1 bait
 Persajakan (rima)
 Banyak suku kata tiap baris
 Irama
Ciri-ciri puisi lama
 Pengarang puisi tidak diketahui karena beredar dari mulut ke
mulut
 Menyebar luas dari mulut ke mulut sehingga disebut sastra
lisan
 Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap
bait, jumlah suku kata, maupun irama
Jenis-jenis puisi lama
 Syair: Puisi yang terdiri dari empat baris dengan bunyi akhrian
yang sama
 Pantun: Bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan
rima akhir ab-ab.
 Mantra: Ucapan-ucapan yang diyakini memiliki kekuatan
magis.
 Karmina: Pantun kilat yang mana bentuknya lebih pendek dari
pantun.
 Gurindam: Puisi yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari
dua baris kalimat dengan rima yang sama.
 Seloka: Pantun berkait yang berasal dari Melayu klasik dan
berisi pepatah.
 Talibun: Pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki
irama abc-abc.

2. Puisi baru
Puisi baru merupakan puisi yang lebih bebas. Baik dari segi bait,
suku kata, maupun rima. Puisi baru lebih terpengaruh dengan khas
gaya Bahasa eropa.
Ciri-ciri puisi baru
 Bentuknya rapi, simetris
 Memiliki persajakan akhir (yang teratur)
 Sebagian besar puisi empat seuntai
 Banyak menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun
ada pola yang lain
 Tiap-tiap barisnya terdiri atas gatra (kesatuan sintaksis)
 Tiap gatranya terdiri atas 4 sampai 5 suku kata

D. Jenis-jenis puisi baru berdasarkan isinya


 Balada: sajak sedrehana yang menceritakan cerita rakyat
yang mengharukan, yang terkadang dinyanyikan atau
disajikan dalam bentuk dialog
 Ode: Puisi lirik yang berisi sanjungan kepada orang yang
berjasa dengan nada agung dan tema serius.
 Himne (gita puja): Sejenis nyanyian pujaan, biasanya
pujaan ditujukan kepada Tuhan atau Dewa.
 Romansa: Jenis puisi cerita yang berisikan luapan perasaan
cinta kasih.
 Epigram: Puisi yang berisikan tuntunan atau ajaran hidup.
 Satire: Puisi yang mengenakan gaya bahasa yang berisi
sindiran atau kritik dan disampaikan dalam bentuk ironi,
parodi, atau sarkasme.
 Elegi: Syair atau nyanyian yang didalamnya terkandung
ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa
kematian.

E. Jenis-jenis puisi baru berdasarkan bentuknya


 Distikon: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 2 baris
(puisi dua seuntai)
 Terzina: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 3 baris
(puisi tiga seuntai).
 Kuatren: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 4 baris
(puisi empat seuntai).
 Kuint: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 5 baris (puisi
lima seuntai).
 Sekstet: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 6 baris
(puisi enam seuntai).
 Septima: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 7 baris
(puisi tujuh seuntai).
 Oktaf/ Stanza: Puisi yang masing-masing baitnya terdiri atas 8
baris (puisi delapan seuntai).
 Soneta: Puisi yang terdiri atas 14 baris yang dibagi menjadi 2,
yang mana 2 bait pertama masing-masing 4 baris dan 2 bait kedua
masing-masing tiga baris.
F. Puisi kontemporer
Puisi kontemporer merupakan jenis puisi yang berusaha keluar dari
ikatan konvensional dari puisi itu sendiri. Jenis puisi menyesuaikan pada
perkembangan zaman dan tidak lagi mementingkan tentang irama, gaya
Bahasa, dan hal-hal lainnya yang umumnya ditemui pada puisi lama dan
baru.
Berikut yang termasuk puisi temporer
 Puisi mantra: Puisi yang diambil dari sifat-sifat mantra.
 Puisi konkret: Puisi yang lebih mementingkan bentuk grafis
(wajah dan bentuk lain) dan tidak sepenuhnya menggunakan
bahasa sebagai media.
 Puisi mbeling: Puisi yang sudah tidak mengikuti aturan dan
ketentuan puisi pada umumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani
poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam
bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun,
menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan
selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni
sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan
menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.

Menurut zamannya puisi di bagi menjadi 2 (dua), yaitu: puisi lama


dan puisi baru. Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh
aturan-aturan. Puisi baru adalah puisi bentuknya lebih bebas
daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.

B. Saran
Pelajarilah karya sastra dengan baik agar kita memperoleh
pengetahuan tentang karya sastra terutama puisi.
Daftar pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Puisi

http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2015/09/makalah-puisi.html

http://nandarthulo.blogspot.co.id/2011/08/makalah-
menganalisis-jenis-karya-sastra.html

Anda mungkin juga menyukai