MATERI
“ KERAJINAN DARI KAIN PERCA ”
A. Latar Belakang
Anda tau kain perca? Ya, kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai
itu, ternyata masih bisa dimanfaatkan loh. Bahkan ditangan si kreatif,
kain perca dapat disulap menjadi barang-barang kerajinan yang trendi
dan tentunya bermanfaat. Membuat kerajinan kain perca, ternyata tidak
serumit yang kita bayangkan, cukup sedikit ketelitian dan kreatifitas kita
saja.
Kain perca merupakan sisa kain dari proses penjahitan. Sepintas kain
sisa ini adalah kain yang tidak memiliki manfaat, tapi sebenarnya sisa
kain ini dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang berguna.
Daripada terbuang menjadi sampah lebih baik digunakan sebagai barang
yang lebih berguna. Kain perca ini dapat dimanfaatkan menjadi barang-
barang kerajinan tangan seperti tas, sarung bantal, ataupun produk-
produk yang lain.
Usaha ini bergerak dalam bidang industri rumah tangga, pada dasarnya
didirikan bertujuan untuk mencari keuntungan serta untuk memenuhi
kebutuhan atau permintaan konsumen akan suatu produk yang
berkualitas dan bermutu. Sedangkan penciptaan kualitas dan mutu yang
baik dengan biaya yang rendah adalah syarat utama jika menginginkan
keuntungan yang terus meningkat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puisi
B. Unsur-unsur Puisi
Unsur puisi dibagi berdasarkan strukturnya menjadi dua, yaitu struktur
batin dan struktur fisik. Berikut penjelasannya :
Sruktur Batin
1. Tema (Sense)
Tema adalah unsur utama pada puisi karena berkaitan erat dengan
makna yang dihasilkan dari suatu puisi. Tanpa tema, maka sebuah
puisi akan terlihat tidak bermakna.
2. Rasa (Feeling)
Rasa merupakan sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang
diungkapkan dalam puisi. Umumnya, ungkapan rasa ini sangat
nerkaitan dengan latar belakang sang penyair. Misalnya agama,
Pendidikan, kelas social, pengalaman social, jenis kelamin, dan
lain-lain.
3. Nada (Tone)
Nada berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang
penyair mampu menyajikan suatu puisi dengan nada mendikte,
menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap
audiens.
4. Tujuan (Intention)
Tujuan atau amanat adalah suatu pesan yang ingin di sampaikan
oleh penyair kepada pembaca atau pendengar.
Struktur Fisik
1. Perwajahan Puisi (Tipografi)
Perwajahan puisi (tipografi) yaitu bentuk puisi seperti halaman
yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan
barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat
menentukan pemaknaan terhadap puisi.
2. Diksi
Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit
kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya
harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi
erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3. Imaji
Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau
sentuh (imaji taktil).
Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat,
mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4. Kata Konkret
Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan
dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata konkret “salju”
melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan
kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor,
tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi
tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatik,
artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya
bahasa disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara
lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
6. Rima/Irama
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,
tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan
efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh,
repetisi bunyi (kata), dan sebagainya.
Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah,
panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol
dalam pembacaan puisi.
C. Jenis-jenis Puisi
Jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan jamannya. Selengkapnya,
simak penjelasan di bawah ini:
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh aturan-aturan yang
berlaku.
Puisi ini bercirikan khas melayu dan lahir sebelum penjajahan
belanda.
2. Puisi baru
Puisi baru merupakan puisi yang lebih bebas. Baik dari segi bait,
suku kata, maupun rima. Puisi baru lebih terpengaruh dengan khas
gaya Bahasa eropa.
Ciri-ciri puisi baru
Bentuknya rapi, simetris
Memiliki persajakan akhir (yang teratur)
Sebagian besar puisi empat seuntai
Banyak menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun
ada pola yang lain
Tiap-tiap barisnya terdiri atas gatra (kesatuan sintaksis)
Tiap gatranya terdiri atas 4 sampai 5 suku kata
B. Saran
Pelajarilah karya sastra dengan baik agar kita memperoleh
pengetahuan tentang karya sastra terutama puisi.
Daftar pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Puisi
http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2015/09/makalah-puisi.html
http://nandarthulo.blogspot.co.id/2011/08/makalah-
menganalisis-jenis-karya-sastra.html