Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRUKTUR BATIN PUISI YANG BERJUDUL ADA APA DENGAN


CINTA
KARYA ANGGA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu mata kuliah


Apresiasi Sastra Indonesia

Dosen Pengampu :
Ari Rohmawati S.Pd, M.Pd

Oleh
Yongki Deo Permana
NIM 2022406405230

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
rahmatnya sehingga makalah dengan judul “Ada apa dengan cinta ” dapat
terselesaikan. Makalah ini tersusun atas struktur batin puisi.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan –


kekurangan . Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis
terima dengan senang hati.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ari


Rohmawati S.Pd, M.Pd selaku pembimbing atas kesediaannya memberikan
bimbingan, saran dan kritik dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, penyusun menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan
perlu banyak perbaikan, akan tetapi besar harapan kami semoga makalah yang
sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat untuk bagi kita semua.

Pringsewu, 7 Desember 2022

ii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………….…………….…..iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ………………………….………………….……… 3

C. Tujuan Masalah ………………………...……….………………....…. 3

D. Manfaat Penulisan…………………...……….………………....….......3

BAB II PEMBAHASAN …………….………………………….……………… 4

A. Struktur Batin
1. Tema………………………….………………….………..............4
2. Perasaan (feeling) ………………………………………………...5
3. Nada dan Suasana…………………………………..…………….6
4. Amanat………………………….………………..................…….7

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………. 8

A. Kesimpulan …………………………………………………….…….. 8

B. Saran …………………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Karya sastra adalah hasil karya manusia yang diciptakan melalui


proses memahami dan mengamati gejala-gejala yang terjadi di
lingkungannya. Dalam menghasilkan karya sastra, pengarang tidak pernah
terlepas dari kehidupan di sekitarnya. Hal ini dikarenakan penciptaan
karya sastra sebagai bentuk ekspresi pengarang melalui kegiatan menulis.
Sumardjo & Saini (1997, hlm. 3-4) menyatakan bahwa sastra adalah
ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,
ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang
membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Puisi adalah karya sastra yang bahasanya terikat oleh rima dan
merupakan gagasan serta perasaan seseorang mengenai suatu hal yang
dituangkan kedalam kata-kata yang indah. Definisi atau pengertian puisi
menurut Suryaman (2005:20), adalah karya emosi, imajinasi, pemikiran,
ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata, kata-kata kiasan,
kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur dengan memperhatikan
pembaca. Puisi terdiri dari dua unsur pokok yaitu struktur batin dan
struktur fisik. Waluyo (Wuryani, 2013). Kedua bagian tersebut terdiri dari
unsur-unsur yang saling terikat dan membentuk makna yang utuh.
Struktur batin puisi merupakan isi atau makna yang sesungguhnya
yang ingin diekspresikan penyair dalam puisinya, maka pembaca harus
terlibat secara mendalam, baik fisik, mental maupun pikiran untuk
mengetahui atau memahami hakekat makna sebuah puisi yang
sesungguhnya. Struktur batin pada puisi yang unsur- unsurnya tidak
tampak langsung hanya bisa di rasakan oleh pembacannya. Struktur batin
puisi yang
meliputi: tema, perasaan, nada, suasana, amanat. Menurut Kosasih (2012 :
105) ada empat unsur batin puisi, yakni: tema (sense), perasaan penyair

1
(feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat
(intention).
Puisi merupakan suatu struktur yang kompleks, maka untuk
memahaminya diperlukan analisis sehingga dapat mengetahui isi dari
karya puisi tersebut. Menganalisis puisi adalah kegiatan menangkap serta
memberi makna kepada kata-kata puisi tersebut. (Pradopo, 2009, hal. 120)
menganalisis puisi bertujuan untuk memahami isi dari puisi tersebut
karena karya sastra berupa puisi yang tidak luput dari sistem tanda yaitu
bahasa. Bahasa merupakan suatu sistem pertandaan atau semiotik yang
digunakan dalam puisi. Memahami puisi tidak hanya memahami
maknanya saja, namun kita harus memahami secara strukturalnya. Oleh
sebab itu penulis akan menganalisis puisi berdasarkan salah satu unsur
puisi tersebut, yaitu berdasarkan struktur batin pada puisi yang digunakan
pengarang di dalam puisinya. Puisi sebagai karya sastra dapat dikaji dari
bermacam-macam aspek, misalnya struktur dan unsur-unsurnya,
mengingat puisi merupakan struktur yang tersusun dari bermacam-macam
unsur dan sarana-sarana kepuitisan(Pradopo, 1990 : 3). Puisi juga
merupakan sebuah gambaran atas cerminan hidup manusia yang
dituangkan penyair dalam karyanya.
Gambaran hidup yang disampaikan diatas mengandung
bermacam-macam aspek struktur dan unsur-unsurnya salah satunya
struktur batin yang berjudul “Ada Apa dengan Cinta” Karya : Rangga.
Puisi ini isinya menggambarkan suatu pengorbanan diri ,waktu, menuruti
perkataan dan kesetian. Maka dari itulah bahwa cinta adalah salah satu
kebebasan di dunia yang memiliki setiap orang sehingga cinta adalah hak
asasi manusia dalam hidup nya. diketahui bahwa perasaan sedih ketika
putus cinta merupakan suatu hal yang umum dan wajar. Tetapi ketika
merasakan kesedihannya hingga lebih dari satu tahun, dan bahkan hingga
mengganggu konsentrasi belajar di sekolah, maka itu merupakan masalah
besar yang memerlukan upaya atau penyelesaian khusus agar etap dapat
bangkit dan menjalani hari-hari seperti biasa. Dalam keadaan ini akan
merasa tertekan, frustasi atau putus asa, karena ketika sedih harus tetap

2
sekolah dan lain-lainnya sebaik-baiknya.Sehubungan dengan masalah
putus cinta tersebut, harus mengembalikan konsentrasi belajarnya ,
kehidupannya dengan cepat dan ada pula yang membutuhkan waktu cukup
lama untuk dapat kembali berkonsentrasi secara normal. Berbagai cara
dilakukan termasuk upaya-upaya seperti introspeksi diri, mencari pacar
baru, melakukan hal lain yang lebih bermanfaat, sharing dengan teman,
berdiam diri di kamar, jalan-jalan, atau terkadang ada yang melarikan diri
ke hal-hal negatif. Perilaku-perilaku tersebut dilakukannya dengan tujuan
untuk mencari rasa aman dan tentram dalam diri.
Puisi “Ada Apa dengan Cinta” menjelaskan tentang ungkapan
cinta . Pada hal ini mendorong penulis untuk membahas struktur batin
puisi yang menyangkut tema, rasa, nada, dan amanat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur batin puisi yang berjudul “Ada Apa dengan Cinta”
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami struktur batin puisi yang berjudul “Ada
Apa dengan Cinta”
D. Manfaat penulisan
Manfaat yang dapat di peroleh dari penulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Secara teoritis, hasil penulisan dapat memperkaya khazanah keilmuan
dalam pembelajaran apresiasi sastra Indonesia , khususnya mengenai
struktur batin puisi.
2. Secara praktis, hasil penulisan ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang puisi-puisi karya
Rangga khususnya puisi berjudul “Ada Apa dengan Cinta”

3
BAB ll

PEMBAHASAN

A. Struktur Batin
Struktur batin yaitu struktur yang mengungkapan hal yang hendak
dikemukakan oleh penyair dengan perasaan dan suasana jiwanya. Struktur
batin puisi meliputi: tema, perasaan penyair, nada dan suasana, dan amanat
(Waluyo, 1991: 102).
1. Tema
Menurut Waluyo (1991: 106-107), tema merupakan gagasan
pokok atau subject-matter yang dikemukakan penyair. Pokok pikiran
atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair,
sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan yang
kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan, puisinya
bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih
kemanusiaan, puisi bertema kemanusiaan. Jika yang kuat adalah
dorongan untuk memprotes ketidakadilan, tema puisinya adalah protes
atau kritik sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat
melahirkan tema cinta atau tema kedukaan hati karena cinta.
Wiyatmi (dalam Wicaksono, 2014:22) berpendapat bahwa tema
atau sense adalah pokok persoalan (subject matter) yang dikemukakan
oleh pengarang melalui puisinya. Pokok persoalan dikemukakan oleh
pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung
(pembaca harus menebak atau mencari-cari, menafsirkan). Makna
sebuah puisi dapat dipahami setelah membaca karya, arti tiap kata,
juga memperhatikan unsur puisi lain yang mendukung makna.
Berdasarkan penjelasan di atas, tema merupakan pokok persoalan yang
mendasari sebuah puisi.
Sebagai contoh puisi ‘‘ada apa dengan cinta?”karya angga
sebagai berikut.
Ada Apa Dengan Cinta?

4
perempuan datang atas nama cinta
bunda pergi karna cinta
digenangi air racun jingga adalah wajahmu
seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
ada apa dengannya
meninggalkan hati untuk dicaci
lalu sekali ini aku melihat karya surga
dari mata seorang hawa
ada apa dengan cinta
tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya.
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu,itu saja.

Dalam puisi berjudul “Ada Apa dengan Cinta” Puisi ini


dituliskan Rangga dalam buku hariannya lalu diberikan pada Cinta saat
hendak pergi di Bandara. Puisi ini bercerita tentang keindahan Cinta
dan kekaguman Rangga pada Cinta, tapi mereka harus berpisah untuk
sementara.Dalam puisi ini juga menggambarkan pesan Rangga yang
pergi untuk sementara dan nanti akan kembali lagi untuk menemui
Cinta. Puisi ini berperan sebagai sarana protes ataupun sebagai
ungkapan simpati dan keprihatinan penyair terhadap lingkungan dan
dirinya untuk bertanya tentang cinta. Terbentuknya puisi berdasarkan
latar belakang yang dialami oleh penyair, sehingga sebuah kejadian
akan menentukan isi sebuah puisi
2. Perasaan (Feeling)

Wicaksono (2014:23) berpendapat perasaan adalah sikap penyair


terhadap pokok persoalan yang dikemukakan dalam puisinya. Setiap
penyair mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu

5
persoalan. Waluyo (1991: 121) berpendapat bahwa untuk
mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan
yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil puisi yang
diciptakan berbeda pula. Selain itu, Waluyo (1991: 134) menyatakan
bahwa perasaan dalam puisi adalah perasaan yang disampaikan
penyair melalui puisinya. Puisi mengungkapkan perasaan yang
beraneka ragam, mungkin perasaan sedih, kecewa, terharu, benci,
rindu, cinta, kagum, bahagia, ataupun perasaan setia kawan. Selain itu
juga, menurutnya dalam menciptakan.
Puisi ‘‘ada apa dengan cinta?”karya angga mengungkapkan
perasaan yang disampaikan penyair melalui puisinya. Puisi
mengungkapkan perasaan yang cinta, tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama kalimat tersebut mengharapkan sesuatu dari
ungkapan cinta tersebut timbul lah perasaan yang dapat dirasakan
serta dapat diwujudkan dalam sebuah sikap dan perilaku seseorang
yang mengalaminya.

3. Nada dan suasana


Waluyo (1991:125) menyatakan bahwa nada merupakan sikap
penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa
pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang
ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling
berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap
pembacanya.Dengan nada dan suasana hati, penyair memberikan kesan
yang lebih mendalam kepada pembaca. Puisi bukan hanya ungkapan
yang bersifat teknis, namun suatu ungkapan yang total karena seluruh
aspek psikologis penyair turut terlibat dan aspek-aspek psikologis itu
dikonsentrasikan untuk memperoleh daya gaib (Waluyo, 1991:130).
Wicaksono (2014:23) berpendapat nada adalah sikap penyair terhadap
pembaca atau penikmat karyanya pada umumnya. Terhadap pembaca,
penyair bisa bersikap rendah hati, angkuh, persuatif, sugestif.

6
Sebagai contoh puisi ‘‘ada apa dengan cinta?”karya angga
memiliki nada yang kekhawatiran hal ini terlihat pada kalimat ada apa
dengan cinta tapi aku pasti akan Kembali dalam satu purnama untuk
mempertanyakan kembali cintanya. Namun dalam puisi ini miliki
suasana yang indah tentang cinta

4. Amanat
Amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah
membaca puisi amanat, pesan, atau nasihat yang akan disampaikan
oleh penyair dapat ditelaah setelah tema, rasa, dan nada puisi dipahami
(Herman J. waluyo, 2003:130).
Waluyo (1991: 134) menjelaskan bahwa amanat puisi adalah
maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau
tujuan yang hendak disampaikan penyair. Tiap penyair bermaksud ikut
meningkatkan martabat manusia dan kemanusiaan. Penghayatan
terhadap amanat sebuah puisi tidak secara obyektif, namun subyektif,
artinya berdasarkan interpretasi pembaca.
Di dalam Puisi ‘‘ada apa dengan cinta?”karya : Rangga , setelah
kita membaca puisi tersebut kita bisa menyimpulkan amanat yaitu
diibaratkan sebuah klasemen tinju, Cinta adalah hadiah yang bisa
didapatkan jika berlaga di “Kelas Berat.” Sementara Rangga hanyalah
pemain Kelas Bulu yang kekuatannya tidak seberapa. Dibanding
Borne, sumber daya yang dimiliki Rangga sangatlah terbatas. Borne
lebih populer, lebih dekat dengan Cinta dan teman-teman. Jadi Untuk
memenangkan hati seseorang, kadang kamu cuma butuh
mempertahankan keunikan.
berdasarkan dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
amanat dalam puisi merupakan pesan didalam sebuah puisi, yang
disampaikan oleh penyair kepada pembaca. Sikap dan pengalaman
pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi. Cara
menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang
pembaca terhadap suatu hal. Meskipun dientukan berdasarkan cara

7
pandang pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi
yang dikemukakan penyair.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Struktur batin puisi adalah medium untuk mengungkapkan makna


yang hendak disampaikan oleh penyair melalui karya yang
dihasilkannya. Struktur batin mencakup tema,perasaan penyair, nada
atau sikap penyair terhadap pembaca, dan amanat. Keempat unsur itu
menyatu dalam dalam wujud penyampaian bahasa penyair. tema
adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan penyair
melalui puisinya. Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran
yang ditampilkannya. Nada adalah Sikap penyair kepada pembaca
disebut nada puisi, sedangkan keadaan jiwa pembaca setelah membaca
puisi atau akibat yang ditimbulkan puisi terhadap perasaan pembaca
disebut suasana. Amanat atau tujuan adalah hal yang mendorong
penyair untuk menciptakan puisinya. Telah terurai puisi yang berjudul
‘‘ada apa dengan cinta?” karya Rangga memiliki tema tentang cinta
dan miliki rasa atau suasana yang indah serta miliki nada kekhawatiran
dan memiliki amanat Untuk memenangkan hati seseorang, kadang
kamu cuma butuh mempertahankan keunikan.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam


penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari
kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pemba

8
DAFTAR PUSTAKA
Suryaman, dkk. (2005). Kajian Puisi. Yogyakarta:UNY.

Wuryani, W. (2017). Pesona Karya Sastra Dalam Pembelajaran Bahasa Dan


Budaya.

Kosasih, W. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama


Widya

Pradogo, R, D. (2009). Pengkajian Puisi UGM. Yogyakarta

Wiacksono, Andri (2014). Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model


Pembelajarannya. Yogyakarta: Garudhawaca

Sumardjo dan Saini. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka


utama.

Anda mungkin juga menyukai