Disusun oleh :
Nurmeila Adawiah M 1215020157
Putri Andini 1215020160
Putri Delia 1215020163
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pendekatan Intrinsik Sastra”
dalam mata kuliah Teori Sastra Klasik. Shalawat beserta salam senantiasa terlimpah curahkan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, sahabatnya, tabi’in tabi’at nya
dan kepada kita sebagai umatnya.
Kami ucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah andil serta membantu
dalam proses pembuatan makalah ini. Terutama kepada Bapak H.Mawarsi,M.A selaku dosen
pengampu mata kuliah Teori Sastra Klasik yang telah membimbing kami selama proses
perkuliahan berlangsung. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang
diharapkan juga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi kami penyusun
khususnya, umumnya bagi teman-teman semua.
Kami menyadari masih ada banyak kekurangan di makalah ini dikarenakan pengalamanan
dan kemampuan yang kami miliki masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, kritik dan saran
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi terciptanya makalah-makalah yang
lebih baik kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................................ 12
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Sastra merupakan ungkapan perasaan, pikiran, dan pengalaman yang disampaikan oleh
pengarangnya menggunakan media bahasa dalam bentuk lisan atau tulisan untuk tujuan estetika
(Pradopo, 1995: 114).
Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif dalam suatu karya seni, karya ini merupakan hasil
pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang melalui media bahasa. Bahasa dalam karya sastra
merupakan sebuah media yang penuh dengan asosiasi, irasional, dan ekspresif dalam menunjukkan
pemikiran dan sikap pengarangnya.
Karya sastra dikatakan sebagai karya yang estetik dikarenakan adanya faktor - faktor yang
menunjang karya sastra tersebut. Faktor-faktor yang penunjang itulah yang bisa membangun karya
sastra menjadi lebih hidup dan indah. Faktor-faktor penunjang karya sastra adalah unsur-unsur
pembangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur pembangun karya sastra antara lain unsur
intrinsik dan ekstrinsik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu pendekatan intrinsik sastra
2. Apa saja yang termasuk unsur intrinsik
3. Apa fungsi dari unsur intrinsik
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendekatan unsur intriksik sastra
2. Untuk mengetahui apa saja unsur intrinsik sastra
3. Untuk mengetahui fungsi unsur intrinsik
4
BAB II
ISI
Plot atau alur yang biasa terdapat dalam cerita prosa adalah sebagai berikut ini.
a. Abstraksi
Abstraksi adalah gambaran umum secara keseluruhan mengenai berbagai situasi,
5
peristiwa dan berbagai unsur lain dalam cerita disampaikan disini. Biasanya plot
ini opsional dan jarang digunakan pada cerpen.
b. Orientasi (Pengenalan)
Orientasi berkutat dengan awal mula cerita, biasanya dimulai dengan perkenalan
tokoh (biasanya tokoh utama) penjelasan latar dan mendetailkan tema secara
keseluruhan cerpen.
c. Komplikasi
Komplikasi adalah awal mula munculnya konflik yang biasanya terjadi antara
tokoh protagonis dan antagonis. Bagian ini menyebabkan bagaimana sebab-akibat
terjadinya konflik dari antagonis dan protagonist.
d. Pencapaian Konflik
Pencapaian konflik merupakan bagian di mana konflik semakin berkembang dan
hampir menuju puncaknya (klimaks).
e. Puncak Konflik (Klimaks)
Puncak konflik adalah keadaan di mana konflik telah mencapai puncaknya, ketika
pertentangan antar protagonis dan antagonis dalam kondisi paling mendebarkan
dan mencapai batasnya.
f. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian di mana konflik mulai mendapatkan pencerahan untuk
menuju ke proses penyelesaian
g. Resolusi (Penyelesaian)
Resolusi (Penyelesaian) merupakan penyelesaian dari konflik yang terjadi dalam
suatu cerita.
h. Koda
Koda adalah bagian penutup atau akhir dari keseluruhan cerita yang disajikan
dalam sebuah prosa fiksi / cerpen. Koda dapat berisi kesimpulan berupa amanat
dari cerpen, meskipun biasanya sastra serius menghindari ini karena ingin
pembacanya yang menyimpulkan amanat atau pesan dari cerpen sendiri.
Terkadang koda juga dapat memuat berbagai kemungkinan-kemungkinan baru
untuk celah lanjutan kisah.
6
Terkadang alur yang tersedia dapat disederhanakan menjadi empat saja, yaitu:
orientasi, komplikasi, klimaks dan penyelesaian (resolusi). Karena, kenyataannya
dalam cerpen kebanyakan penulis hanya menggunakan keempat alur itu saja dengan
pengaluran struktur yang variatif.
Nurhayati (2019, hlm.125) mengemukakan bahwa secara kualitatif alur cerita terbagi
menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut.
- Alur erat, yaitu alur yang memiliki hubungan erat dan padu, sehingga tidak
memiliki bagian cerita yang diambil sebagian saja. Jenis alur ini saling terikat antar
satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.
- Alur longgar, yaitu alur yang memiliki bagian cerita yang telah diuraikan
sebelumnya, disebut longgar karena adanya degresi atau masukan peristiwa lain ke
dalam cerita tersebut.
2. Tema
Inti masalah atau pokok pikiran dari sebuah karya sastra disebut dengan tema. Unsur
tema memiliki dua jenis, mereka adalah:
- Tema mayor: tema yang sangat menonjol dan berpengaruh besar terhadap alur
cerita serta tokoh-tokohnya.
- Tema minor: tema yang tidak terlalu berpengaruh namun tetap mempunyai dampak
bagi sebuah karya sastra.
3. Latar
Latar dalam karya sastra adalah keadaan atau kondisi yang mempengaruhi tokoh. Latar
biasanya diketahui dengan latar tempat dan latar waktu.
- Latar tempat merupakan lokasi di mana cerita tersebut terjadi. Misalnya di sebuah
kota, negara, di pesawat, kapal, atau tempat-tempat lainnya yang berhubungan
dengan karya sastra.
7
- Sementara latar waktu adalah kapan sebuah karya sastra terjadi. Bisa berupa
runutan waktu, periode, atau indikator waktu lainnya seperti tahun, bulan, jam, dan
lain-lain.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau gaya penulisan dalam karya sastra dapat disebut sebagai ciri khas dari
seorang penulis. Penulisan gaya bahasa dibedakan melalui penggunaan majas, diksi,
serta pemilihan kalimat.
❖ Protagonis
Prontagonis adalah tokoh utama yang mendukung cerita. Meskipun disebut tokoh
utama, terkadang tokoh protagonis juga terbagi menjadi beberapa figur, bukan hanya
satu orang. Tokoh protagonis juga tidak melulu menjadi pribadi yang baik dan
sempurna secara moral maupun nilai-nilai lain.
❖ Antagonis
Antagonis merupakan tokoh yang memiliki konflik dengan tokoh protagonist. Tokoh
ini identik dengan karakter jahat, namun sebetulnya belum tentu, intinya tokoh ini akan
memiliki watak, pemikiran atau ideologi yang terbalik dari tokoh protagonist. Bisa jadi
protagonis dalam karya prosa justru berwatak jahat atau netral.
8
❖ Tritagonis
Tritagonis yaitu tokoh pembantu, penengah, atau penyangga, baik untuk protagonis,
antagonis, maupun cerita secara keseluruhan.
❖ Tokoh figuran
Tokoh ini yang hanya muncul sementara atau sebentar pada sebuah cerita.
Pengenalan tokoh dapat dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya sebagai berikut
- Teknik Analitik
Terknik Analitik yaitu pengenalan tokoh langsung oleh penulis yang berperan
sebagai narator. Analitik merupakan teknik yang biasa dihindari dalam karya
sastra serius namun justru selalu digunakan oleh sastra populer.
- Teknik Dramatik
Teknik dramatik yakni pengenalan tokoh secara tidak langsung melalui
pemikiran tokohnya, lingkungan, peristiwa atau bagaimana hubungan dan
interaksi tokoh ini dengan tokoh lain di dalam cerita. Teknik ini adalah teknik
yang biasa digunakan oleh sastra serius untuk menanamkan karakter secara
tidak langsung dan membuat pembaca dapat menilai karakter atau watak
tokoh berdasarkan interpretasinya sendiri.
6. Sudut Pandang
Dalam sebuah karya sastra, sudut pandang merupakan posisi atau kedudukan seseorang
dalam menceritakan sebuah kisah. Sudut pandang terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
- Sudut pandang pertama: pada umumnya ditulis dengan kata ganti orang pertama
seperti saya, aku, gue, dan lain-lain.
- Sudut pandang kedua: cerita dideskripsikan dengan kata ganti orang kedua. Misal:
kamu, kau, engkau, kalian, dan sebagainya.
- Sudut pandang ketiga: karya sastra digambarkan dengan kata ganti orang ketiga,
penulis menjadi serba tahu. Cerita dituangkan dengan kata ganti dia, mereka, atau
dengan nama-nama tokoh.
9
7. Amanat
Setiap cerita tentu mempunyai pesan moral, baik dalam bentuk tersirat maupun tersurat.
Hal inilah yang dinamakan amanat dalam karya sastra. Sering kali amanat disebut juga
sebagai makna cerita.
10
f) Amanat
g) Pencitraan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Unsur intrinsik sangat penting dalam suatu karya sastra. Karna Unsur intrinsik merupakan
unsur yang membentuk dan mempengaruhi struktur yang berasal dari dalam karya sastra
itu sendiri. Unsur intrinsik dalam karya sastra antara lain alur, tema, latar, gaya bahasa,
tokoh dan penokohan, sudut pandang, serta amanat.
B. Saran
Makalah ini di buat oleh penulis yang masih dalam tahap belajar sehingga pasti terdapat
banyak kesalahan didalam. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik beserta saran yang
membangun mengenai pembahasan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://serupa.id/unsur-intrinsik-cerpen/
https://www.viva.co.id/edukasi/1484625-unsur-intrinsik-karya-sastra
13