Anda di halaman 1dari 14

KARANGAN NARASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu :

Wasininingsih S.E.M.Ak

Disusun oleh :

Avriani Susanti

Polorince Manalu

Siti Zahra Fauziah

Wilda Nurdalilah

Salsa Maulidiah
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT, Kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Karangan Narasi” dengan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran atas penyusunan makalah
ini :

1. Ibu Wasininingsih S.E.M.Ak selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.


2. Semua rekan kelompok II.

Kami menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu
kami mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat baik bagi kami maupun maupun para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Karangan Narasi....................................................................................3


B. Tujuan Karangan Narasi..........................................................................................3
C. Unsur-Unsur Karangan Narasi................................................................................4
D. Struktur Karangan Narasi........................................................................................4
E. Ciri-Ciri Karangan Narasi.......................................................................................5
F. Jenis-Jenis Karangan Narasi....................................................................................6
G. Pola Pengembangan Narasi.....................................................................................6
H. Langkah Menyusun Karangan Narasi.....................................................................7
I. Contoh Karangan Narasi.........................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan
dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu,
meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut
dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu
pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan kedua
istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering
melekatkan pada proses kreatif yang sejenis Ilmiah. Sementara istilah
mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non
ilmiah.
Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
seluruh proses belajar yang dialami oleh seluruh siswa. Karena kegiatan
menulis mempunyai banyak keuntungan, yaitu dengan menulis kita
dapat lebih menggali kemampuan dan potensi diri kita,melalui kegiatan
menulis kita dapat mengembangkan berbagai gagasan. Salah satu
keterampilan menulis yaitu menulis karangan narasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, maka rumusan masalah
yang akan dibahas yaitu sebagai berikut
1. Apa pengertian karangan narasi?
2. Apa tujuan menulis narasi?
3. Apa saja unsur-unsur di dalam karangan narasi?
4. Apa saja struktur dalam karangan narasi ?
5. Bagaimana pola pengembangan karangan narasi?
6. Apa saja langkah-langkah di dalam membuat karangan narasi ?
7. Apa ciri-ciri karangan narasi ?
8. Apa saja jenis-jenis karangan narasi?

iv
C. TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah
ini yaitu sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui pengertian karangan narasi
2. Dapat mengetahui tujuan menulis narasi.
3. Dapat mengetahui prinsip-prinsip di dalam karangan narasi
4. Dapat mengetahui detail-detail dalam karangan narasi
5. Dapat mengetahui pola pengembangan karangan narasi

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARANGAN NARASI


Menurut KBBI Narasi adalah suatu cerita atau deskripsi kejadian
atau peristiwa, kisahan, tema suatu karya seni. Narasi atau kisahan berasal
dari kata latin narre, yang artinya memberi tahu. Narasi adalah suatu
bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin
dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu
kesatuan waktu. Maka dari itu, narasi berusaha menggambarkan dengan
sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi
sehingga pembaca bisa larut dan merasakan berada pada keadaan tersebut.
Akan tetapi, dalam cerita, narasi berkaitan dengan struktur atau anatomi
cerita dan tokoh yang ada di dalam cerita. Dalam suatu kesatuan bahwa
narasi mengandung unsur cerita (story) dan wacana (discourse).
Karangan narasi merupakan karangan yang mengandung cerita
atau peristiwa yang disajikan dengan urutan waktu yang jelas. Karangan
narasi dibuat untuk dapat membuat para pembaca menjadi terhibur melalui
cerita yang dikemas menarik baik itu yang sifatnya fiksi atau non fiksi.
Cerita itu dijelaskan secara urut sesuai dengan tahapannya. Dengan bahasa
lain, cerita didalam karangan narasi disampaikan secara kronologis.

B. TUJUAN KARANGAN NARASI


Berdasarkan tujuannya, karangan narasi memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau mengalami
kejadian yang diceritakan
2. Berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca
suatu peristiwa yang telah terjadi, serta menyampaikan amanat
terselubung kepada pembaca atau pendengar.
3. Untuk menggerakkan aspek emosi
4. Membentuk citra/imajinasi para pembaca

vi
5. Menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar
6. Memberi informasi kepada pembaca dan memperluas pengetahuan.

C. UNSUR-UNSUR KARANGAN NARASI


Karangan narasi memiliki beberapa unsur yang menjadi ciri khas
dan yang membedakan karangan narasi dengan tulisan lain, yaitu :
a. Tema, merupakan pokok pembicaraan yang menjadi dasar cerita.
b. Alur (plot), merupakan jalinan cerita antara suatu peristiwa dengan
satu peristiwa yang lain.
c. Latar atau setting gambaran tempat kejadian yang diceritakan oleh
penulis, seperti latar tempat dan waktu.
d. Penokohan atau Tokoh adalah pemain yang diceritakan dalam
karangan yang memiliki sifat atau tingkah laku.
e. Sudut pandang berhubungan dengan dari mana penulis memandang
suatu peristiwa. Umumnya penulis menceritakan dari sudut pandang
orang pertama atau orang ketiga.
f. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis melalui cerita.

D. STRUKTUR NARASI
Struktur narasi dapat dilihat dari beberapa komponen yaitu:
perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. Tetapi dapat juga
dianalisis berdasarkan alur (plot) narasi. Berdasarkan bagian-bagian alur
yaitu: pendahuluan, perkembangan, dan bagian peleraian. Bagian penutup
adalah akhir suatu perbuatan titik yang menjadi pertanda berakhirnya
tindak tanduk (Keraf, 2007:145-155).
Ada 4 struktur dalam karangan narasi, yaitu orientasi, komplikasi,
resolusi, reorientasi
• Orientasi berisikan waktu, tempat, tokoh, serta watak dari setiap
tokohnya dan apa yang sedang terjadi.
• Komplikasi, pada bagian ini penulis menceritakan kejadian penting,
sebab, dan pemicu yang menimbulkan konflik antar tokoh.

vii
• Resolusi, menceritakan konflik cerita yang semakin menurun,
kemudian konflik bisa diselesaikan.
• Reorientasi, berisikan penutup teks. Dalam teks narasi, penutup
menyampaikan pesan moral dari cerita tersebut. Namun, reorientasi
sifatnya opsional bisa tidak dihadirkan dalam teks.

E. CIRI-CIRI KARANGAN NARASI


Karakteristik atau ciri-ciri dari karangan narasi yang memiliki
perbedaan dengan jenis karangan lainnya adalah:
 Mempunyai isi dalam bentuk cerita atau kejadian
 Karangan menyampaikan isi yang dalam bentuk cerita secara
kronologis atau urutan
 Isi karangan narasi berbentuk konflik baik antara tokoh dengan
tokoh lainnya ataupun dengan tokoh itu sendiri.
 Mempunyai unsur pembangun seperti tema, setting, latar, tokoh dan
lain-lain

Ciri-ciri narasi diungkapkan lebih lengkap lagi oleh (Atar Semi,


2003: 31) sebagai berikut:

• Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.


• Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang
benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau
gabungan keduanya.
• Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak
menarik.
• Memiliki nilai estetika.
• Menekankan susunan secara kronologis.

viii
F. JENIS-JENIS KARANGAN NARASI
Karangan narasi merupakan suatu bentuk cerita terhadap suatu
permasalahan. Ada tiga jenis karangan narasi yaitu karangan narasi
ekspositoris, karangan narasi artistik, dan karangan narasi sugestif.
 Karangan Narasi Ekspositoris
Karangan narasi ekspositoris yaitu jenis karangan narasi yang
mengandung tentang suatu kejadian yang diceritakan secara runtut.
Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran dan untuk
mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio.
Narasi ekspositoris bersifat khas atau khusus.
 Karangan Narasi Artistik
Karangan narasi artistik merupakan jenis narasi yang mengisahkan
suatu cerita rekaan bersifat imajinatif dengan menggunakan bahasa
yang figuratif. Tujuan dari narasi ini adalah untuk menyampaikan
maksud tertentu, menyampaikan amanat tersembunyi kepada audiens.
 Karangan Narasi Sugestif
Karangan narasi sugestif merupakan jenis narasi dimana di
dalamnya terdapat kisah rekaan, khayalan, atau imajinasi dari
pengarang. Narasi ini bersifat fiktif yang melibatkan imajinasi dimana
tujuannya adalah kesan terhadap peristiwa yang dikisahkan.

G. POLA PENGEMBANGAN NARASI


Menurut Semi (dalam Suparno dan Yunus, 2008), tulisan narasi
biasanya mempunyai pola. Pola sederhana berupa awal peristiwa, tengah
peristiwa, dan akhir peristiwa. Awal narasi berisi pengantar, yaitu
memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik
agar dapat mengikat pembaca. Dengan kata lain, bagian ini mempunyai
fungsi khusus untuk memancing pembaca dan menggiring pembaca pada
kondisi ingin tahu kejadian selanjutnya. Bagian tengah merupakan bagian
yang menjelaskan secara panjang lebar tentang peristiwa. Dibagian ini,
penulis memunculkan konflik. Kemudian konflik tersebut diarahkan

ix
menuju klimaks cerita. Setelah konflik mencapai klimaks, secara
berangsur-angsur cerita akan mereda. Bagian akhir cerita yang mereda ini
memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakan
dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha
menggantungkan akhir cerita dengan mempersilahkan pembaca untuk
menebaknya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan tulisan dengan teknik narasi dilakukan dengan
mengemukakan rangkaian peristiwa yang terjadi secara kronologis.
Teknik pengembangan narasi diidentikkan dengan penceritaan
(storitelling), karena teknik ini biasanya selalu digunakan untuk
menyampaikan suatu cerita. Karangan-karangan berbentuk cerita pada
umumnya merupakan karangan fiksi. Namun, teknik narasi ini tidak hanya
digunakan untuk mengembangkan tulisan-tulisan berupa fiksi saja.
H. LANGKAH MENYUSUN KARANGAN NARASI
Pendapat Karsana diperjelas oleh Nursisto (1999:51-58)
mengemukakan beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menulis
karangan narasi, yaitu:
1. Menentukan Topik Hal ini penting dalam kegiatan menulis narasi
karena dengan menentukan tema berarti penulis telah melakukan
pembatasan penulisan agar tidak terlalu luas pembahasaannya.
2. Menentukan tujuan, tujuan menulis adalah sesuatu yang ingin
dicapai penulis melalui karangan yang ditulisnya.
3. Mengumpulkan bahan, data sangat diperlukan sebagai bahan untuk
mengembangkan gagasan yang ada dalam sebuah karangan.
4. Menyusun kerangka, kerangka karangan merupakan sebuah
rancangan karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan
membantu penulis agar menulis secara logis dan teratur.
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi suatu karangan atau
tulisan yang utuh.

x
Menurut Semi (2007:58-61) menjelaskan ada beberapa langkah
dalam menulis narasi, yaitu:

a. Tulislah jaringan peristiwa dalam urutan dan kaitan yang jelas.


b. Selipkan dialog jika mungkin dan jika perlu.
c. Pilih detail cerita secara teliti.
d. Tetapkan pusat pengisahan secara tegas.

Dari berbagai pendapat para ahli, maka dapat disimpulan langkah


menulis karangan narasi yaitu menentukan tema, amanat, dan menentukan
tujuan penulisan, mengembangkan gagasan, menyusun kerangka
karangan.

I. CONTOH KARANGAN NARASI


Contoh Karangan Narasi Tentang Pendidikan
Bapak Pendidikan Nasional
Dunia pendidikan akan selalu berterimakasih terhadap jasa tokoh
pelopor pendidikan sejak zaman penjajahan Belanda. Beliau adalah Ki
Hajar Dewantara. Perjuangan beliau saat zaman penjajahan Belanda
adalah agar rakyat pribumi dapat memperoleh hak pendidikan seperti hak
para priyayi maupun orang-orang Belanda. Perjuangannya inilah yang
membuat beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan hari
kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta.
Nama kecil beliau adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Di masa
mudanya, Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi sosial politik. Beliau
selalu memberikan sosialisasi dengan tujuan menggugah kesadaran
masyarakat akan pentingnya persatuan dan kesatuan berbangsa bernegara.
Ki Hajar Dewantara mulai aktif dalam pendidikan ketika beliau
diasingkan di Belanda. Dalam masa pengasingan, beliau belajar ilmu
pendidikan hingga memperoleh gelas Europeesche Akte. Gelar ini menjadi
berguna ketika tahun 1919 beliau kembali ke Indonesia dan berlatih

xi
menjadi guru. Langkah besar beliau adalah ketika mendirikan sekolah
Perguruan Nasional Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1992. Banyak
halangan dan rintangan yang diluncurkan oleh pemerintah Belanda
terhadap beliau. Akan tetapi beliau tetap memperjuangkan pendidikan.
Hingga beliau menciptakan semboyan yang terkenal sampai sekarang.
Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Ing Madya
Mangun Karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa). Ing
Ngarsa Sungtulada (di depan memberi teladan). Semboyan ini kemudian
digunakan sebagai slogan Kementerian Pendidikan Nasional.

xii
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Narasi merupakan cerita yang berusaha menciptakan,
mengisahkan, dan merangkaian tindak tanduk manusia dalam sebuah
peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, juga. Tujuan dari
karangan narasi adalah agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau
mengalami kejadian yang diceritakan. Karangan narasi memiliki beberapa
unsur yaitu tema, alur, latar, tokoh atau penokohan, sudut pandang,
amanat. Struktur karangan narasi yaitu pengenalan, awal pertikaian,
klimaks, penutup.
Ciri-ciri karangan narasi yaitu, suatu karangan atau teks narasi
yang memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya. Jenis karangan
narasi dibagi menjadi 3 yaitu, Karangan Narasi Ekspositoris, Karangan
Narasi Artistik, Karangan Narasi Sugestif. Langkah-langkah dalam
mengembangkan karangan narasi yaitu : tentukan dulu tema dan amanat
yang akan disampaikan, tetapkan sasaran pembaca kita, rancang peristiwa-
peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur, dan bagi
peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, pengembangan, dan akhir
cerita.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Dalman. 2022. Keterampilan Menulis. Jakarta:Raja Grafindo Persada

jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf

xiv

Anda mungkin juga menyukai