Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian prosa
2. Unsur-unsur pembangun prosa
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak hal yang dapat kita lihat dan kita alami dalam hidup ini. Hal-hal yang
kita lihat dan kita alami ini sering kita sebut dengan pengalaman yang terkadang
begitu dalam menyentuh perasaan dan kadang pula tidak. Sebagian membiarkannya
berlalu dan sebagian lagi ada yang menuangkannya dalam bentuk prosa. Prosa adalah
karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita atau narasi.
Dalam penciptaan sebuah prosa , kita harus mengetahui beberapa hal yang
berhubungan dengan prosa seperti mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsiknya.
Namun pada kenyataan di lapangan para penyair baru maupun pencipta sebuah karya
prosa kurang memahami mengenai hal penting tersebut. Untuk itu, di dalam makalah
ini akan dibahas mengenai masalah tersebut, agar bibit- bibit pencipta prosa dapat
membuat sebuah karya dengan baik dan indah.
B. Rumusan Masalah
1. Unsur-unsur apa sajakah ynng terdapat dalam sebuah prosa?
C. Tujuan penulisan
2. Untuk Mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada sebuah prosa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur-unsur pembangun prosa
Sebuah karya sastra mengandung unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik.
Keterikatan yang erat antar unsur tersebut dinamakan struktur pembangun karya
sastra.
Unsur intrinsik ialah unsur yang secara langsung membangun cerita dari
dalam karya itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang turut
membangun cerita dari luar karya sastra.
1. Unsur Intrinsik:
Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-
unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu
sendiri. Untuk karya sastra dalam bentuk prosa, seperi roman, novel, dan cerpen,
unsur-unsur intrinsiknya ada tujuh: tema, amanat, tokoh, alur (plot), latar (setting),
sudut pandang, gaya bahasa, amanat.
a. Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra
disebut tema. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam
cerita. Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu,
tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema ada yang
dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan
secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami). Dalam menentukan
tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: minat
pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa.
Kadang-kadang terjadi perbedaan antara gagasan yang dipikirkan oleh
pengarang dengan gagasan yang dipahami oleh pembaca melalui karya
sastra. Gagasan sentral yang terdapat atau ditemukan dalam karya
sastra disebut makna muatan, sedangkan makna atau gagasan yang
dimaksud oleh pengarang (pada waktu menyusun cerita tersebut)
disebut makna niatan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan makna niatan kadang-kadang
tidak sama dengan makna muatan. pengarang kurang pandai
menjabarkan tema yang dikehendakinya di dalam karyanya, Beberapa
pembaca berbeda pendapat tentang gagasan dasar suatu karta.
Yang diutamakan adalah bahwa penafsiran itu dapat
dipertanggungjawabkan dengan adanya unsur-unsur di dalam karya
sastra yang menunjang tafsiran tersebut.
Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada
pula tema sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat
seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan
adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.
Adapun cara menentukan tema yaitu dengan cara menyimak atau
membaca cerita dengan cara seksama, mencatat peristiwa-peristiwa
yang ada dalam cerita, menyimpulkan tema berdasarkan peristiwa-
peristiwa yang ada dalam cerita.
b. Tokoh /Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam
cerita. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra
tohoh di dalam cerita. Berkaitan dengan tokoh, dikenal tokoh utama
dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang senantiasa ada
dalam setiap peristiwa, banyak berhubungan dengan tokoh lain dan
palig banyak terlibat dengan tema cerita. Adapun tokoh bawahan
adalah tokoh yang menjadi pelengkap dalam cerita.
Penokohan adalah Pemberian watak terhadap pelaku-pelaku cerita
dalam sebuah karya sastra. Tokoh Cerita terdiri atas :
1) Tokoh Protagonis tokoh dalam karya sastra yang memegang
peranan baik.
2) Tokoh Antagonis tokoh dalam karya sastra yang merupakan
penantang dari tokoh utama,biasanya memegang peranan
jahat.
3) Tokoh Tambahan tokoh yang tidak memegang peranan dan
tidak mengucapkan sepatah katapun, bahkan dianggap tidak
penting sebagai individu.
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami
peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada
umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud
binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dapat dibedakan menjadi
dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah
tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan
perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
2) Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan
perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau
menyampaikan nilai-nilai negatif.
Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung
atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1) Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan
yang menjadi kepercayaan tokoh sentral (baik
protagonis ataupun antagonis).
2) Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang
sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.
3) Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang
menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra
tokoh. Ada dua metode penyajian watak tokoh, yaitu:
1) Metode analitis/langsung/diskursif, yaitu penyajian
watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh
secara langsung.
2) Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian
watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan
tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari
penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan
atau tempat tokoh.
Adapun menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara
menyajikan watak tokoh, yaitu:
1) Melalui apa yang diperbuatnya, tindakan-tindakannya,
terutama bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis.
2) Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat
mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang
berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
3) Melalui penggambaran fisik tokoh.
4) Melalui pikiran-pikirannya
5) Melalui penerangan langsung
c. Latar
Latar adalah unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan dimana,
bagaimana dan kapan peristiwa-peristiwa dalam cerita itu berlangsung.
Macam-macam Setting :
Tempat : di rumah, di sekolah, di jalan.
Waktu : pagi hari, siang hari, sore hari.
Suasana : sedih, senang, tegang.
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang
berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya
peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur
pokok:
1) Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
2) Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi.
3) Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan
dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang
diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa
mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,
keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan
bersikap, serta status sosial.
d. Alur
Alur rangkaian peristiwa / jalinan cerita dari awal sampai kimaks
serta penyelesaian. Macam-macam Alur :
1) Alur maju
Alur cerita atau yang biasa disebut progresif adalah
tindakan yang memuncak pada akhir cerita. Alur maju
adalah serangkaian peristiwa yang dimulai secara teratur
dari awal hingga akhir cerita.
Contoh alur maju, misalnya cerpen yang menceritakan
masa kecil seorang anak yang kemudian tumbuh dewasa
dan berakhir ketika ia tua. Diceritakan pula bagaimana
konflik yang ia hadapi selama hidupnya.
2) Alur mundur
Alur mundur atau regresi merupakan tindakan yang
menceritakan masa lalu dari tokoh di dalam cerita.
Pengertian alur cerita mundur ini justru konfliknya
disampaikan di awal cerita dan kemudian mundur ke masa
lalunya. Serangkaian peristiwa dalam refluks dimulai dari
masa lalu ke masa kini dengan waktu yang tidak tepat.
Contoh alur mundur misalnya cerita pensiunan polisi yang
menceritakan kisahnya berjuang selama menjadi anggota
polisi.
3) Alur campuran ( bolak-balik)
Pengertian alur cerita berdasarkan kronologis cerita yang
terakhir yakni alur campuran. Alur campuran atau alur
bolak-balik ini seperti sungai yang dimulai di titik paling
tinggi, kemudian menceritakan masa lalu dan berlanjut
sampai selesai.
Saat menceritakan masa lalunya, karakter tokoh yang
diperkenalkan di dalam cerita akan memperkenalkan
karakter lain selama cerita belum berakhir dan saat cerita
kembali ke awal lagi. Contoh alur campuran ini misalnya
sebuah cerita yang dimulai di tengah-tengah cerita dan
kemudian maju atau mundur.
Permulaan Konflik
Penyelesaian
Tahap pengertian alur cerita penyelesaian adalah tahap terakhir yang
berisi berbagai masalah dan rintangan yang dialami tokoh utama
sudah berhasil diselesaikan dengan baik. Jika tidak ada konflik lain,
biasanya penulis membuat cerita tahap penyelesaian dan pembaca
bisa langsung menyimpulkan kesan di tahap ini.
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa bahasa yang digunakan pengarang dalam menulis cerita
yang berfungsi untuk menciptakan hubungan antara sesama tokoh dan dapat
menimbulkan suasana yang tepat guna, adegan seram, cinta ataupun peperangan
maupun harapan. Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang
dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan
bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat.
Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap
pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan
dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu menyajikan
hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya
terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya. Gaya bahasa dapat menciptakan
suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris (sindiran), simpatik,
menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana
yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.
Salah satu contoh gaya bahasa kiasan membandingkan suatu hal dengan hal yang
lain. Contoh : Kecantikannya seperti bunga mawar yang sedang mekar –
mekarnya.
g. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap
pembaca melalui karyanya, yang akan disimpan rapi dan disembunyikan
pengarang dalam keseluruhan cerita. Amanat adalah ajaran moral atau pesan
yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana
tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara
memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang
terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan
secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat,
anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik : Unsur yang terdapat di luar karya sastra. Unsur Ekstrinsik Prosa
meliputi : – Norma : aturan yang digunakan si pengarang dalam menulis Prosa. –
Biografi Pengarang : daftar riwayat hidup si pengarang.
Contoh Novel:
Judul : Goosebumps-SELAMAT DATANG DI RUMAH
MATI-
Tema : Horor
Amanat : Hati-hati pada surat yang tidak diketahu pengirimnya
Tokoh : Amanda Benson, Josh Benson, Mr. and Mrs. Benson,
Compton Dawes, Ray Thurston, George Carpenter,
Jerry Franklin, Karen Somerset, Bill Gregory
Alur : Alur gabungan
Sudut pandang : Sudut pandang orang ketiga (third person point of
view)
Gaya bahasa : Normal
Ringkasan cerita
Bermula dari datangnya surat yang menyatakan mereka mendapat warisan dari
Paman Charlie (yang bahkan tak seorangpun ingat tentang dia), sebuah rumah besar
di Dark Falls. Amanda, 12 tahun dan adiknya Josh 11 tahun tidak begitu suka akan
kepindahan itu, tapi apalah daya. disinilah mereka sekarang, di Dark Falls. Mereka
bertemu dengan Opsir Compton Dawes, polisi setempat yang menunjukkan mereka
ke rumah yang mereka tuju. Sejak awal Petey-anjing peliharaan mereka- merasakan
hal yang ganjil, ia terus menggonggong bahkan kepada Opsir Dawes, padahal
biasanya ia tak pernah begitu. Sampailah mereka pada rumah itu, rumah yang besar
dengan 2 jendela di kanan dan di kiri bagaikan sepasang mata yang memandang lekat
pada Amanda dan Josh yang juga merasakan adanya hal ganjil. Halamannya dipenuhi
dedaunan yang gugur, agak aneh rasanya padahal sekarang baru pertengahan Juli.
Dan susasananya terasa begitu suram dengan ranting pohon menggatung seakan
menutupi jalannya cahaya matahari masuk. Setelah mereka sadari ternyata tidak
hanya rumah yang akan mereka tinggali yang suram, tapi seluruh kota Dark Falls.
Setelah selesai melihat-lihat keadaan dalam rumah, ayah dan ibu mereka
menyarankan untuk berkeliling Dark Falls dan menyapa tetangga. Tapi yang mereka
temui hanya suasana kota mati yang begitu sunyi dan bahkan tak satupun lampu hidup
dari rumah – rumah besar itu. Hingga di suatu pertigaan mereka menemui seorang
anak seumuran mereka namanya Ray Thurston, Petey menggonggong ke arahnya
hingga Ray agak sedikit mundur. Mereka bercakap – cakap
tentang Dark Falls dan anak – anak sekitar sini, Ray bergabung dengan
Amanda dan Josh berkeliling dan menemui sekelompok anak – anak seumuran
mereka, memang anak -anak itu rasanya agak berbeda dengan anak – anak biasanya
tapi perasaan itu cepat – cepat Amanda dan Josh hilangkan, mereka hanya ingin
berteman, itu saja. Kembali Petey menggonggong tanpa sebab kepada anak – anak itu,
Josh agak kesulitan untuk menenangkannya kali ini hingga akhirnya dia memutuskan
untuk memasangkan rantai pada leher Petey. Ada 4 anak, George Carpenter, Jerry
Franklin, Karen Somerset dan Bill Gregory. Begitulah awal perkenalan mereka,
semakin hari mereka semakin akrab dan sering bermain bersama namun anehnya
mereka takut akan cahaya matahari, Amanda dan Josh agak merasa aneh juga tentang
hal itu tapi seketika perassan itu langsung hilang. Semenjak di Dark Falls, Amanda
merasakan hal hal aneh, mulai dari gorden yang bergerak – gerak padahal jendela
tertutup rapat hingga dia melihat sesosok wanita sedang memandanginya dari jendela
kamarnya, berulang kali dia mencoba menjelaskan hal itu pada orang tuanya tapi
mereka tak pernah serius menanggapi. Di sisi lain sebenarnya Josh merasakan sebuah
mimpi buruk yang terus terulang dalam tidurnya tapi dia enggan menceritakannya.
Suatu malam Petey hilang, kebetulan orang tua mereka sedang pergi ke suatu acara,
jadi Josh dan Amanda memutuskan untuk mencarinya. Di tangah jalan mereka
bertemu dengan Ray, Josh mengatakan bahwa mereka akan mencari Petey di
kuburan-tempat pertama Petey hilang setelah sampai di Dark Falls-. Ray melarang
mereka dengan alasan sudah terlalu larut, namun Josh tetap bersikeras Ray pun tidak
tinggal diam dia mengejar Josh. Sesampainya di kuburan, benar saja Petey ada disana
namun keadaannya tidak seperti biasanya, ia lebih mirip bangkai bahkan baunya pun
sangat mirip. Josh segera memeluknya tapi dilepaskannya lagi karena tak tahan
baunya. Amanda yang terburu – buru mengejar Josh tanpa sengaja kakinya
membentur sebuah batu nisan, matanya terbelalak membaca tulisan di batu nisan yang
tepat didepan matanya “KAREN SOMERSET 1960-1972” jantungnya berdegup
begitu kencang, ia menarik Josh, reaksinya pun sama. Amanda mengarahkan senter ke
batu nisan satunya, nama yang juga dia kenal “GEORGE CARPENTER 1975-1988”
dia tetap tak dapat percaya apa yang baru saja dilihatnya, batu nisan satunya “JERRY
FRANKLIN” lalu satunya lagi “BILL GREGORY”. Anak – anak yang biasa bermain
bersama, pikirnya. Hingga ia terpaku pada satu batu nisan terakhir “RAY
THURSTON 1977-1988”. Badannya seketikan lemas, Ray yang biasa bermain
dengannya dan kini ada disebelahnya, namanya telah tertulis di batu nisan tepat
didepannya. Pandangan Ray seketika berubah, ia menjelaskan semuanya, ia minta
maaf bahwa tidak seharusnya Amanda melihat ini sekarang, ya, semua yang ada disini
telah mati termasuk Petey, dialah yang dibunuh pertama saat datang ke Dark Falls
karena semua tau bahwa anjing adalah makhluk pertama yang mengetahui adanya hal
ganjil ini dan Ray adalah penjaga yang seharusnya melarang hal ini terungkap
sebelum waktunya. Namun terlambat, kini mereka akan menjadi bagian dari zombie –
zombie itu. Terdengar bunyi mesin dari belakang mereka, itu Opsir Dawes! Itu mobil
Opsir Dawes! Mereka segera naik, namun di tengah perjalanan Josh mengingatkan
Amanda bahwa tadi ia melihat batu nisan bertuliskan “COMPTON DAWES R.I.P
1950-1980” segera mereka melompat turun, Amanda berlari dengan pikiran yang
berkecambuk, ia bahkan tak percaya bahwa Opsir Dawes juga salah satu dari mereka.
Berlari, terus berlari tanpa tujuan. Berharap, tapi tak ada yang bisa diharapkan. Saat
hampir putus asa mereka ingat orang tua mereka. Josh dan Amanda saling bertatapan
sejenak, nampaknya mereka memikirkan hal yang sama. Mereka berbalik dan Opsir
Dawes sudah berada didepan mereka, dengan gemetaran Amanda bertanya apa yang
sebenarnya terjadi. Terdiam sejenak, kemudian Opsir Dawes menjelaskan. Bertahun –
tahun yang lalu seluruh kota keracunan gas kuning dari sebuah pabrik kimia dan
semua orang mati kemudian Dark Falls jadi kota zombie. Setiap tahun mereka selalu
membutuhkan 1 darah segar untuk tetap menjaga mereka adalam bentuk zombie, dan
surat wasiat itu, hanyalah akal – akalan anak – anak unutuk memanggil Amanda dan
keluarganya untuk menjadi korban berikutnya. Cukup mengerti akan penjelasan Opsir
Dawes, Amanda menarik Josh dan lari kearah kuburan. Disana mereka menemukan
orang tua mereka terbaring lemas dibawah pohon besar yang daun dan rantingnya
begitu lebat sehingga tak satupun cahaya matahari masuk. Mulai bermunculan tangan
– tangan dari dalam tanah menggapai – gapai. Amanda dan Josh tak dapat pergi tanpa
menyelamatkan orang tua mereka, dalam pikiran yang tertutup kabut, akhirnya
mereka ingat zombie – zombie itu tak tahan cahaya matahari. Satu – satunya cara
hanya menyingkap daun dan ranting yang menggantung itu agar cahaya dapat masuk.
Mereka mencoba, mendorong, menahan, namun gagal. Mendorong lagi, semakin
kuat.. akhirnya masuk seberkas cahaya. Mereka terus mendorong dan mendorong,
akhrinya cahaya matahari masuk sepenuhnya. Tangan – tangan itu telah menghilang
dari permukaan tanah dan ayah dan ibu mereka sudah mulai sadar. Amanda dan Josh
tak dapat menjelaskan apa yang terjadi, mereka hanya bisa menyuruh untuk pergi dari
tempat ini secepatnya. Tak lama kemudian mereka sudah berkendara meninggalkan
Rumah Mati itu. Pada perjalanan pulang, ada 1 keluarga baru yang datang unutuk
pindah ke rumah itu, dan yang mengejutkan adalah Opsir Dawes ada disana, di tempat
pertama mereka menanyakan rumah itu padanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah kami susun, dapat diambil kesimpulan bahwa
prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita atau narasi. Karya sastra
yang berupa prosa lebih kita kenal dalam bentuk novel dan cerpen. Dalam penciptaan
sebuah novel ataupun cerpen diperlukan pengetahuan dan pemahaman mengenai
unsur-unsur pembentuknya, seperti unsur intriksik. Unsur intrinsik itu sendiri meliputi
tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa.
Daftar Pustaka
https://annissa999.wordpress.com/2012/08/09/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-
prosa/
https://www.ilmubahasa.net/2015/03/prosa-dan-unsur-pembangunnya.html
http://trirahayu57.blogspot.com/2013/12/makalah-analisis-unsur-intrinsik-
prosa.html?m=1