Kelas 12-IPS-3
A. KOMPETENSI DASAR
Pengetahuan
3.3 Menganalisis isi dan kebahasaan novel
Keterampilan
4.1 Merancang novel atau novelette dengan memerhatikan isi dan kebahasaan
baik secara lisan maupun tulis
IndikatorPencapaianKompetensi.
1. Menyusun ide atau gagasan untuk menulis novel atau novelet
2. Menulis novel atau novelet dengan memperhatikan isi dan kebahasaan
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran sintaksis (discovery learning dan proyek based learning) dan metode
diskusi, Tanya jawab, penugasan, dan ceramah, peserta didik dapat menafsirkan sebagaimana yang
dinyatakan dalam kurikulum yaitu Menganalisis isi dan kebahasaan novel dan
Merancang novel atau novelette dengan memerhatikan isi dan kebahasaan baik
secara lisan maupun tulis dengan memerhatikan kebahasaan dengan proses
pembelajaran (kritis, kreatif, kolaborasi,dan komunikatif) serta mengembangkan sikap berkarakter
(jujur, santun, dan kerja sama).
C. MATERI PEMBELAJARAN
Kajian Materi
a. Faktual : Teks kutipan novel berjudul Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari
b. Konseptual : Pengertian teks novel, karakteristik teks novel, struktur teks novel,
unsure intrinsic teks nove, nilai-nilai teks novel, kebahasaan teks novel
a) Pengertian teks
Novel adalah karya prosa fiksi yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku.
b) Struktur teks Novel
1. Pengenalan situasi ( eksposisi, oreintasi)
Pengarang mengenalkan setting cerita baik waktu, tempat, maupun peristiwa. Bias juga
pengenalan para tokoh, menata adegan dan hubungan antar tokoh.
2. Pengungkapan peristiwa
Disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun
kesukaran bagi para tokoh.
3. Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan peristiwa yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (klimaks)
Bagian yang paling besar dan mendebarkan/ pada bagian ini, ditentukannya perubahan
nasib beberapa tokohnya.
5. Penyelesaian (evaluasi, resolusi)
Bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib-nasib yang
dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu atau sering disebut wujud
akhir atau nasib akhir yang dialami tokoh utama.
6. Koda
Komentar terhadap keseluruhan isi cerita yang fungsinya sebagai penutup. Tidak semua
novel terdapat koda kesimpulan diserahkan pada pembaca.
1. TEMA
Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema. Dalam sebuah novel tema merupakan
ruh atau nyawa dari setiap karya novel. Dengan kata lain tema merupakan ide atau
gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari novel
3. ALUR (PLOT)
Unsur intrinsik yang ketiga adalah alur. Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen
yang disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan cerita, ada tahapan-tahapan alur
yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya:
Tahap perkenalan
Tahap penanjakan
Tahap klimaks
Anti klimaks
Tahap penyelesaian
Ada 2 macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:
Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan
tokoh, situasi lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir
penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang
runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut.
Bisa saja penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok
kembali peristiwa yang menjadi sebab konflik itu terjadi.
4. SETTING (LATAR)
Setting atau latar mengacu pada waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita tersebut.
Latar akan memberikan persepsi konkret pada sebuah cerita pendek. Ada 3 jenis latar
dalam sebuah cerpen yakni latar tempat, waktu dan suasana.
5. SUDUT PANDANG
Sudut pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang novel untuk
menyampaikan ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama, kedua, ketiga. Bahkan
acapkali para penulis menggunakan sudut pandang orang yang berada di luar cerita.
6. GAYA BAHASA
Gaya bahasa merupakan ciri khas sang penulis dalam menyampaikan tulisannya kepada
publik. Baik itu penggunaan majasnya, diksi dan pemilihan kalimat yang tepat.
7. AMANAT
Amanat (Moral value) adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat kita petik dari cerita
pendek tersebut. Di dalam suatu novel, moral biasanya tidak ditulis secara langsung,
melainkan tersirat dan akan bergantung sesuai pemahaman pembaca akan cerita
tersebut.
d) Karakteristik novel
1. Pada umumnya novel terdiri dari sekurang-kurangnya jumlah katanya lebih dari 10..000 kata.
2. Novel ditulis dengan suatu narasi dan deskripsi untuk menggambarkan suasana kejadian di
dalamnya.
3. Alur cerita di dalam novel cukup kompleks dan terdapat lebih dari satu impresi, efek, dan
emosi.
4. Umumnya setiap orang membutuhkan waktu setidaknya 120 menit untuk membaca habis
sebuah novel.
5. Cerita pada sebuah novel bisa sangat panjang, namun terdapat banyak kalimat yang diulang-
ulang.
6. Karakter tokoh diceritakan dengan lengkap dan terperinci dan banyak tokoh dan peristiwa.
7. Adanya perubahan nasib pada tokoh utamanya.
8. Menampilkan beberapa konflik dan beberapa klimaks sehingga alur cerita bercabang-cabang
dan penyajiannya lebih terinci.
9. Jalan cerita pelaku lebih panjang. Bahkan kadang-kadang sejak kecil, dewasa sampai
meninggal
10. Ruang gerak ceritanya luas
Klimaks adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin
lama makin tinggi tingkatannya.
Contoh :
a. Seratus? Jangankan seratus, seribu, sepuluh ribu, atau sejuta pun akan
saya berikan jika saya punya.
Antiklimaks adalah gaya bahasa yang penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-
turut makin lama makin rendah tingkatannya.
Contoh :
a. Jangankan sejuta, seribu, seratus pun aku tak punya
Pleonasme adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya
tidak perlu, karena makna kata tersebut terlah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh :
Ia tidak ingin turun ke bawah
Tautologi adalah gaya bahasa penegasan yang mempergunakan beberapa kata sinonim.
Contoh :
a. Kehendak, cita-cita dan harapanmu itu akan tercapai jika kamu mau
berusaha keras.
2) Citraan
Citraan adalah salah satu sarana kepuitisan yang digunakan oleh penyair untuk memperkuat
gambaran pikiran dan perasaan pembaca. Sarana ini berkaitan erat dengan
pengalaman inderawi penyair atas objek-objek yang disebutkan atau diterangkan
dalam puisi. Guna tercapai kesinambungan maksud, pengalaman pembaca juga menjadi bagian
dari sebuah proses pemahaman puisi.
1. Citraan visual yaitu citraan yang memberikan rangsangan kepada indra penglihatan sehingga
hal-hal yang tidak terlihat seolah olah terlihat
Contoh: Selembut tudung cendawan
4. Citraan penciuman yaitu citraan yang ditimbulkan gambaran angan indra pencium
Novel Novelet
1. Panjang cerita lebih dari 40.000 – 100.000 kata, bahkan Panjang cerita biasanya 17.500 – 40.000 kata
ada yang 250.000 kata
2. Jumlah halaman rata-rata 150 - 300 halaman 2. Jumlah halaman rata-rata 60 - 150 halaman
3. Waktu baca per satu novel kira-kira 2 jam lebih 3. Waktu baca per satu novelet kira-kira 1 - 1,5
jam
4. Kisah dan adegan ditampilkan secara pelan dan 4. Kisah dan adegan ditampilkan dalam tempo
bertahap sedang, bertahap. dan sedikit melompat
d. Peta konsep :
Mengidentifikasi struktur teks novel
Menganalisis kebahasaan
teks novel
Mengidentifikasi kebahasaan dalam teks
novel lisan atau tulis.
TEK NOVEL
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. PENDAHULUA
N
Pada bagian ini, kalian dipersilakan untuk membaca hingga memahami isi kajian materi
mengidentifikasi isi dan struktur teks novel. Selanjutnya kalian kalian diminta mengerjakan tugas-
tugas ringan sebagai awal kegiatan. Itulah yang akan menjadi kajian dasar pada materi ini
Ayooo……semangat !!
Langkah-Langkah Kegiatan
Petunjuk umum UKBM:
1. Kajian materi dalam UKBM ini meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan
2. Baca hingga memahami isi kajian materi mengidentifikasi isi dan struktur teks
novel yang dibaca;
3. Berlatihlah dengan dibarengi berpikir tingkat tinggi untuk mengerjakan tugas yang
terdapat dalam UKBM tersebut.
4. Kerjakan UKBM tersebut dengan cara mengisi jawaban pada kolom yang telah
ditetapkan.
A. Stimulus
Pada pelajaran sebelumnya, kamu telah belajar novel sejarah. Mengapa novel sejarah
terlebih dahulu yang dipelajari? Membaca novel sejarah tentunya lebih mudah karena
ceritanya didasarkan pada latar sejarah. Latar tersebut pastilah sudah kamu kenal. Artinya
kamu sudah mengenali novel yang ceritanya sudah dikenal. Sekarang kamu akan menikmati
novel lebih luas lagi karena novelnya lebih umum.
Novel termasuk dalam kategori teks narasi yang yang berisi rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku.Untuk memperkuat pemahaman kalian terhadap teks cerita sejarah ini, kerjakan tugas
berikut.
TUGAS 1
1. Panjang cerita lebih dari 40.000 – 100.000 kata, bahkan Panjang cerita biasanya 17.500 – 40.000 kata
ada yang 250.000 kata
2. Jumlah halaman rata-rata 150 - 300 halaman 2. Jumlah halaman rata-rata 60 - 150 halaman
3. Waktu baca per satu novel kira-kira 2 jam lebih 3. Waktu baca per satu novelet kira-kira 1 - 1,5
jam
4. Kisah dan adegan ditampilkan secara pelan dan 4. Kisah dan adegan ditampilkan dalam tempo
bertahap sedang, bertahap. dan sedikit melompat
2. KEGIATAN INTI
KEGIATAN BELAJAR 1
B. Identifikasi
Identifikasi dimaknai menentukan, menetapkan. mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan,
mencatat data dan informasi. Kajian pada kesempatan ini terfokus pada mengumpulkan
informasi isi, struktur, milai-nilai, dan kebahasaan teks cerita sejarah.
Kalian bacalah contoh teks novel berjudul Ronggeng Dikuh Paruk karya Ahmad Tohari
dengan cermat. Apa yang membedakan antara teks novel dengan novelette. Perhatikan
juga penggunaan bahasa dan penulisannya. Jika sudah paham maka kalian jawablah
tugas berikut dengan tepat.
TUGAS 2
1. Setelah membaca kutipan novel berjudul Ronggeng Dikuh Paruk karya Ahmad Tohari
, tulislah informasi yang terdapat dalam novel tersebut.
Tema Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu
bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat. Di mana novel
Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan tentang adat istiadat dan
kebudayaan dari sebuah dukuh yang ada di Banyumas yang
bernama Dukuh Paruk yang kondang dengan ronggengnya. Di
dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk juga diselipkan kisah cinta
asmara sang ronggeng Srintil yang merupakan tokoh utama
dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yang menjalin kisah cinta
dengan pemuda bernama Rasus.
Latar tempat Tepi kampung, dukuh paruk, makam, desa dawuan, warung
lontong, lapangan, rumah
Latar waktu Musim kemarau, 1963-1970
Tokoh Rasus
Rasus merupakan tokoh utama yang diceritakan dalam novel
ini. Rasus memiliki karakter/penokohan, yaitu:
a. Baik, pemberani, peduli, penyayang, cerdas, tegas dan
bijaksana.
b. Pendendam, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Aku bersumpah takkan memaafkannya. (Ronggeng Dukuh
Paruk: 80).
Sesaat berikutnya kudengar jerit Srintil. Aku mengutuk sengit
mengapa Kopral Pujo belum juga muncul. Karena tidak sabar
menunggu, maka timbul keberanianku. (Ronggeng Dukuh
Paruk: 101).
c. Penyayang, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Srintil mengikutiku ketika aku berjalan menuju rumah nenek.
Ah, tua nenekku. Kurus dan makin bengkuk. Kasihan, nenek
tidak bisa banyak bertanya kepadaku. Linglung dia. Tetapi aku
merangkulnya sambil berseru berulang-ulang menyebut namaku
sendiri. “Aku Rasus, Nek.” (Ronggeng Dukuh Paruk: 103).
2. Srintil
Srintil merupakan tokoh pembantu utama yang selalu
diceritakan dalam novel ini. Srintil mempunyai
karakter/penokohan, yaitu:
a. Perhatian, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Jadi engkau mau pulan, Rasus? Di luar masih gerimis,” ujar
Srintil (Ronggeng Dukuh Paruk: 56).
b. Penyayang, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Yang sedang dicari oleh sepasang matabening itu adalah
ketulusan hati. Seorang bayi dengan hati yang demikian bersih
akan tahu sikap palsu dibalik sikap keramahan dan kehangatan
yang dibuat-buat. (Ronggeng Dukuh Paruk: 137).
c. Baik, ramah, perhatian.
3. Santayib
Santayib merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
ayah Srintil. Santayib berwatak gegabah, cepat mengambil
keputusan tanpa memikirkan terlebih dahulu, dan baik.
4. Istri Santayib
Istri santayib juga merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai istri Santayib dan sekaligus merupakan ibu Srintil.
Tokoh ini berwatak baik, penyayang, keibuan, dan peduli.
5. Dower
Dower merupakan tokoh pembantu dalam novel ini. Dower
memiliki karakter tokoh yang selalu memaksakan kehendaknya
dari apa yang di inginkannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
berikut:
“Wah, Kek,” kata Dower akhirnya. Pada saya baru ada dua
buah rupiah perak. Saya bermaksud menyerahkannya kepadamu
sebagai panjar. Masih ada waktu sehari lagi, barangkali besok
saya bisa memperoleh ringgit emas.” (Ronggeng Dukuh Paruk:
59).
6. Warta
Warta merupakan tokoh pembantu yang sekaligus berperan
sebagai teman Rasus ketika kecil. Karakter tokoh Warta yaitu
baik dan lucu, serta selalu menghibur dan membuat Rasus
tertawa jika sedang dalam kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan berikut:
“Oh kasihan kawanku in. Kau senang pada Srintil, tetapi nanti
malam ronggeng itu dikangkangi orang. Wah.....” (Ronggeng
Dukuh Paruk: 63).
7. Salam
Salam merupakan tokoh pembantu yang sekaligus berperan
sebagai lawan Dower pada saat acara malam bukak-
kelambu. Salam berwatak sombong dan angkuh. Hal ini dapat
dilihat dari kutipan berikut:
“Ada anak Pecikalan disini?” kata Salam angkuh. (Ronggeng
Dukuh Paruk: 71).
8. Kartareja
Kartareja merupakan tokoh pembantu dalam novel ini yang
berperan sebagai seorang dukun di Dukuh Paruk. Watak
Kartareja yaitu licik, kartareja menghalalkan segala cara agar
dapat mencapai keinginannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
berikut:
Kartareja mengeluarkan botol-botol dari lemari. Sebuah masih
penuh berisi ciu. Sebuah lagi hanya berisi seperempatnya. Isi
botol yang kedua ditambah dengan air tempayan hingga penuh.
Kartareja memerintahkan menghidangkan minuman keras itu
kepada Sulam dan Dower. (Ronggeng Dukuh Paruk: 73).
9. Nyai Kartareja
Nyai kartareja juga merupakan tokoh pembantu yang
berperan sebagai istri Kartareja dan sekaligus induk semang
Srintil. Nyai Kartareja berwatak licik sama seperti suaminya
Kartareja. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Bayangkan, Pak. Srintil sedang menuntut kalung seperti dipakai
oleh istri Lurah Pecikalan. . seorang Priyayi seperti sampean,
kalau mau, tentu bisa memenuhi keinginan Srintil ini. Nah,
bagaimanakah dengan kami melarat ini. Oh, Srintil. Mentang-
mentang cantik mudah saja dia memberikan beban berat kepada
kami.” (Ronggeng Dukuh Paruk: 122).
10. Nenek Rasus
Nenek Rasus merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai seorang nenek yang merawat Rasus dari kecil ketika
Rasus menjadi anak yatim piatu. Nenek Rasus berwatak baik,
penyayang, dan pikun.
11. Sakarya
Sakarya merupakan tokoh pendukung yang berperan sebagai
kakek Srintil yang merawat Srintil dari bayi hingga dewasa.
Sakarya berwatak baik, penyayang, taat akan adat serta larangan-
larangan yang ia percaya dari Ki Secamenggala. Watak
penyayang Sakarya dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Nah begitulah. Namun hati-hati. Sampean tak boleh berlaku
kasar terhadap cucuku meskipun dia telah merepotkan
kita.” (Ronggeng Dukuh Paruk: 124).
12. Nyai Sakarya
Nyai Sakarya merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai istri Sakarya dan juga nenek Srintil yang merawat Srintil
dari bayi hingga dewasa. Nyai Sakarya berwatak penyayang,
ramah, peduli dan baik. Watak ramah dari Nyai Sakarya dapat
dilihat dari kutipan berikut:
“Oh, ya. Tampi, bukan? Mari masuk,” ujar Nyai Sakarya dan
menyilakan tamunya. (Ronggeng Dukuh Paruk: 137).
13. Sersan Slamet
Sersan Slamet merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai seorang tentara. Sersan Slamet berwatak baik, ramah,
dan tegas. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Siapa namamu?” tanya Sersan Slamet. Gayanya ramah
kebapakan. (Ronggeng Dukuh Paruk: 91).
14. Marsusi
Marsusi merupakan tokoh pendukung yang berperan sebagai
kepala perkebunan karet Wanakeling. Marsusi berwatak
sombong, angkuh, pemarah, kasar dan pendedendam. Hal ini
dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Sampean tadi mengatakan Srintil ada di rumah. Lalu manakah
dia?” tanya Marsusi sambil meletakkan botolnya dengan agak
kasar. (Ronggeng Dukuh Paruk: 120).
15. Pedagang Lontong di pasar Dawuan
Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang berperan
sebagai pedagan lontong di pasar Dawuan. Tokoh ini berwatak
baik, keibuan, penyayang serta peduli.
16. Pedagang Ubi
Tokoh ini merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang pedagang ubi di pasar Dawuan. Tokoh ini berwatak
peduli.
17. Siti
Siti merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang gadis yang menjadi pelnggan Rasus dalam membeli
Singkong. Siti berwatak baik, alim, sopan dan berbeda dari
wanita lain
30. Pak Bakar
Pak Bakar merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai seseorang yang pandai berbicara dan berpidato. Pak
Bakar bersifat baik demi sebuah tujuan yang diinginkannya,
serta Pak Bakar bersifat licik.
31. Komandan Rasus
Komandan ini merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai seorang komandan di markas peleton. Komandan
berwatak tegas, baik dan peduli.
32. Sersan Pujo
Sersan Pujo merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai seorang sersan dan sekaligus seseorang yang dekat
dengan Rasus. Sersan Pujo berwatak baik, peduli, dan tegas.
33. Kapten Mortir
Kapten Mortir merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai seorang kapten yang bertugas di kantor penahanan di
kota Eling-eling. Kapten Mortir berwatak baik, tegas, dan peduli.
34. Darman
Darman merupakan tokoh tambahan yang berperan sebagai
seorang yang bertuga smengurusi wajib lapor Srintil. Darman
berwatak mudah di suap oleh orang lain.
35. Partadasim
Partadasim merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebgaai seorang laki-laki tua dari Pecikalan. Partadasim
berwatak baik.
36. Lurah Pecikalan
Tokoh ini merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang lurah di Pecikalan. Tokoh ini berwatak baik, ramah, dan
tegas.
37. Tamir, Diding, dan Kusen
Tokoh-tokoh ini merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai seorang priyayi dari Jakarta yang bertugas mengukur
sawah di dekat Dukuh Paruk. Tamir memiliki sifat sangat ingin
mengetahui mengenai sesuatu. Diding berwatak tenang. Dan
Kusen berwatak baik dan pekerja keras.
38. Bajus
Bajus merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
ketua dari priyayi yang datang dari Jakarta dalam hal urusan
mengukur sawah di dekat Dukuh Paruk. Bajus berwatak baik,
penyayang, sopan, dan rajin.
39. Pak Blengur
Pak Blengur merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai seorang yang penting dan kaya raya sekaligus tempat
dimana Bajus meminta pekerjaan. Pak Blengur berwatak tegas
dan baik.
Peristiwa 1) Perkenalan
Menceritakan tentang kehidupan rasus dan srintil ketika
masih kecil yang harus di tinggal oleh kedua orang tua
mereka karena peristiwa keracunan tempe bongkrek yang
menimpa warga Dukuh Paruk. Kemudian pada bab kedua
menceritakan perihal kematian Emak rasus dan kehidupan
Ki Secamenggala, dalam bab dua emak rasus, nenek
rasus, kartareja, Nyai kartareja diperkenalkan. Dalam bab
ketiga membicarakan tentang sayembara bukak
klambu, bab ini Dower dan Sulam diperkenalkan. Pada
bab keempat tokoh utama dibicarakan, dalam bab ini
Sersan slamet dan Kopral Pujo diperkenlakan.
2) Timbulnya Konflik
Konflik utama Ronggeng Dukuh Paruk, yaitu malapetaka
keracunan tempe bongkrek yang membunuh sebagian
masyarakat Dukuh Paruk termasuk kematian ronggeng
Dukuh paruk yang terakhir serta penabuh gendang.
Munculnya konflik lain ditandai ketika srintil mulai menjadi
ronggeng baru, saat itu kehidupan srintil mulai berubah.
Dari yang dulunya sering bermain bersama Rasus, Warta,
Darsun, tapi setelah menjadi ronggeng dia sudah tidak
ada waktu untuk bermain. Menanggapi hal itu Rasus mulai
renggang dengan srintil, wanita yang disukainya.
3)Peningkatan konflik
Konflik meningkat pada bab dua dan tiga. Konflik utama
dikembangkan dengan kuat pada bab tiga, yaitu ketika
srintil harus menyelesaikan syarat terakhir menjadi
seorang ronggeng, syarat terakhir yang harus dipenuhi itu
bernama bukak-klambu. Sebuah syarat yang akan
menggoyahkan hubungan Rasus dan Srintil. Hal itu
memunculkan kebencian yang mendalam bagi rasus atas
semua kebudayaan yang ada di Dukuh paruk.
4)Klimaks
Puncak permasalahan terjadi ketika srintil telah menjadi
seorang ronggeng Dukuh Paruk. Itu tandanya srintil
menjadi milik orang banyak dan rasus sebagai seorang
laki-laki yang menyukainya harus merelakan.
5)Pemecahan masalah atau Penyelesaian
Penyelesaian bagian pertama novel RDP yaitu ketika
Rasus pergi meninggalkan Dukuh. Rasus merasa dukuh
paruk bertindak semena-mena dan hanya menciptakan
kesengsaraan baginya. Sebagai seorang anak yang
menghubungkan diri emaknya dengan diri srintil, Dukuh
Paruk membuat noda dalam hidupnya. Kepergian Rasus
untuk menentukan pilihan-pilihan. Pilihan-pilihan itulah
yang nantinya akan mengubah segalanya, tentang Srintil,
asal-usul ibunya, dan juga tujuan hidupnya.
Hal yang Menggunakan bahasa daerah jawa dan mantra jawa, sudut
menarik pandang yang beragam
3. Setelah membaca kutipan novel berjudul Ronggeng Dikuh Paruk karya Ahmad Tohari
, tulislah pandangan pengarang terhadap kehidupan yang terdapat dalam novel
tersebut.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
KEGIATAN BELAJAR 2
C. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan aktivitas mencari data yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Data dalam hal ini bahan baku informasi atau bahan keterangan berupa himpunan
fakta, angka, huruf, grafik, table, lambing, objek, kondisi, situasi. Setiap karangan sudah barang
tentu diperoleh, dibangun, dan dikembangkan bersumber data dan fakta, selain opini. Begitu juga
dalam teks cerita sejarah, data dan fakta sangat penting
Dalam kajian bagian pengumpulan data kali ini, kalian buat kelompok kecil yang terdiri dari lima
siswa, kemudian kalian diskusikan tentang struktur, nilai-nilai, dan kebahasaan dalam teks cerita
sejarah. Setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Teks cerita
sejarah yang kalian diskusikan silakan pilih salah satu judul yaitu
1. Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta Toer
2. Pangeran Diponegoro karya Renny Sylado
3. Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer
4. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck karya Buya Hamka
5. Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari
6. Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye
Masing-masing kelompok memilih salah satu judul dan tidak boleh sama. Setelah memilih salah
satu judul novel sejarah, kalian bacalah dan kerjakan tugas berikut secara berkelompok dan
masing-masing siswa mengerjakannya dalam UKBM ini.
1. Setelah kalian membaca dan mencermati isi salah satu novel , identikasikanlah
struktur teks novel tersebut dengan bukti kutipannya.
No Struktur teks Jawaban Kutipan
1
2. Setelah kalian membaca dan mencermati isi salah satu novel ,tentukanlah unsur
intrinsik teks novel tersebut dengan bukti kutipannya
2 Latar tempat
3 Latar waktu
4 Latar suasana
5 Tokoh
6 Alur
7 Amanat
3. Setelah kalian membaca dan mencermati isi salah satu novel, tentukanlah nilai-
nilai teks novel tersebut dengan bukti kutipannya
2
3
4. Setelah kalian membaca dan mencermati isi salah satu novel, tentukanlah
kebahasaan dalam teks novel tersebut dengan bukti kutipannya
KEGIATAN BELAJAR 3
D. Pembuktian
Bukti dimaknai suatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa, keterangan nyata. Sedangkan
pembuktian pada hakikatnya (1) proses, cara, perbuatan membuktikan. (2) usaha menunjukan
benaratau salahnya suatu peristiwa. Seperti yang dikemukakan terdahulu bahwa data memegang
peranan penting dalam menulis surat lamaran pekerjaan, dengan data akurat tulisan terhindar dari
subjektivitas tetapi justru sebaliknya yaitu objektivitas. Data yang objektf dan benar dapat dijadikan
alat bukti untuk mempengaruhi dan bahkan mengajakorang lain.
Kajian pada bagian ini kalian diminta untuk membuktikan kebenaran atau sebaliknya dengan cara
mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang salah satu novel.
TUGAS 4
1. Setelah kalian berdiskusi tentang salah satu novel sejarah (teks cerita sejarah), salah satu
perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang struktur, unsure intrinsic, nilai-
nilai, dan kebahasaan yang terdapat dalam novel tersebut berserta bukti kutipannya dalam bentuk
powerpoint. (powerpoint dan nama kelompok lampirkan)
2. Setelah kalian mendengarkan dan mengamati presentasi kelompok lain, berilah tanggapan atau
komentar tentang struktur, unsure intrinsic, nilai-nilai, dan kebahasaan yang dibuat kelompok
tersebut.
No Aspek Tanggapan/komentar
1 Struktur
2 Unsur intrinsik
3 nilai-nilai
4 Kebahasaan
Sesaat setelah kalian memahami isi, struktur, nilai-nilai, dan kebahasaan teks cerita
sejarah, maka tugas berikutnya buatlah simpulan. Untuk membantu kalian dalam
menyimpulkan ikutilah format pengerjaan berikut ini!
TUGAS 5
No Aspek Kesimpulan
1 Pengertian teks novel
KETERAMPILAN
1. Menyusun kembali nilai-nilai dari teks cerita sejarah ke dalam sebuah teks eksplanasi.
2. Menyusun kerangka teks cerita sejarah pribadi
3. Menulis teks cerita sejarah pribadi menjadi novel dengan mengembangkan kerangka teks
cerita sejarah.
Pada bagian ini setelah kalian memahami isi, struktur, nilai-nilai, dan kebahasaan
dalam teks cerita sejarah maka kalian diminta menyelesaikan tugas berikut
PRAKTIK
1. Buatlah kerangka teks cerita sejarah pribadi dengan menentukan topik-topik atau gagasan terlebih
dahulu dan menentukan unsur intrinsiknya yang akan dikembangkan menjadi sebuah novel sejarah.
Contoh :
1. Kampung kelahiranku
1.1 ayah dan ibuku
1.2 kelahiranku
2. Masa anak-anak
2.1 ayah dan ibu merantau
2.2 aku tinggal bersama nenek dan kakek
3. Masa remaja
3.1 sahabat dan saudaraku
3.2 berlibur ke Jakarta
4. Masa indah SMA
4.1 menjadi anak kos
4.2 cinta pertamaku
2. Setelah kalian membuat kerangka teks cerita sejarah pribadi maka kembangkanlah kerangka
tersebut menjadi sebuah novel sejarah pribadi kalian. Buat novel ini benar-benar merupakan sejarah
hidup kalian dengan menuliskan tokoh, latar, waktu, dan peristiwa yang benar-benar terjadi dalam
hidup kalian. Tambahkan konflik dalam novel ini agar novel terlihat hidup dan bukan otobiografi.
Gunakan gaya bahasa atau majas yang sesuai agar novel enak dibaca dan menarik. Ketik novel ini
dalam word dengan huruf Time New Roman dan ukuran huruf 12 serta spasi 1,5. Tulis langsung
dengan ukuran kertas A5 dengan jumlah minimal 10.000 kata. Gunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar serta tata tulis yang sesuai EYD. Setelah selesai buatlah kata pengantar, daftar isi,
biografi, dan cover depan/belakang. Lalu cetak menjadi sebuah novel. Novel harus benar-benar
buatan sendiri atau orisinal bukan jiplakan atau kopipaste Waktu penulisan novel sampai bulan
Desember dan Januari dikumpulkan saat KBM tatap muka.
PENUTUP
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Dapatkah kalian menjelaskan pengertian teks novel?
2 Dapatkah kalian menganalisis isi, struktur, unsur intrinsik, dan
kaidah kebahasaan teks novel?
3 Dapatkah kalian menjelaskan nilai-nilai teks novel dan mengaitkan
dalam kehidupan saat ini ?
4 Dapatkah kalian menyusun kesimpulan tentang teks novel ?
Jika menjawab “Tidak” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali kajian
materi yang tertera di atas dan selanjutnya ualng Kegiatan belajar 1, 2, 3, dan 4 yang sekiranya
perlu kalian ulang dengan bimbingan guru atau teman sejawat. Apabila kalian menjawab “Ya”
pada semua pertanyaan, maka lanjutkan materi berikut.
Dimana posisimu ??
Ukurlah diri kalian dalam penguasaan mengidentifikasi isi, strutur, nilai-nilai, dan
kebahasaan dalam teks cerita sejarah yang dibaca dan menyajikan simpulannya dalam bentuk
visual dalam rentang 0 – 100 selanjutnya tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.
…………….
Setelah kalian menuliskan penguasaanmu terhadap materi, lanjutkanlah Kegiatan berikut untuk
mengevaluasi penguasaan kalian!
E. PENILAIAN
1. Pengetahuan :
Nilai =a+b+c+d+e=
2. Keterampilan :
Nilai = a+b+c=