Anda di halaman 1dari 21

BIN XII.3.3, 3.4/4.3,4.

4/2/1 Nama Rachel Anand

Kelas 12-IPS-3

UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI

Satuan Pendidikan : SMA Negri 64 Jakarta


Kelas / Semester : XII/1
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Tema : Teks Novel
Pertemuanke- : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 4 X 45 menit

A. KOMPETENSI DASAR
Pengetahuan
3.3 Menganalisis isi dan kebahasaan novel

Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi karakteristik unsure-unsur novel
2. Mengidenfikasi struktur novel
3. Membandingkan novel dan novelet
4. Menganalisis kebahasaan novel

Keterampilan
4.1 Merancang novel atau novelette dengan memerhatikan isi dan kebahasaan
baik secara lisan maupun tulis
IndikatorPencapaianKompetensi.
1. Menyusun ide atau gagasan untuk menulis novel atau novelet
2. Menulis novel atau novelet dengan memperhatikan isi dan kebahasaan

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran sintaksis (discovery learning dan proyek based learning) dan metode
diskusi, Tanya jawab, penugasan, dan ceramah, peserta didik dapat menafsirkan sebagaimana yang
dinyatakan dalam kurikulum yaitu Menganalisis isi dan kebahasaan novel dan
Merancang novel atau novelette dengan memerhatikan isi dan kebahasaan baik
secara lisan maupun tulis dengan memerhatikan kebahasaan dengan proses
pembelajaran (kritis, kreatif, kolaborasi,dan komunikatif) serta mengembangkan sikap berkarakter
(jujur, santun, dan kerja sama).

C. MATERI PEMBELAJARAN
Kajian Materi

a. Faktual : Teks kutipan novel berjudul Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari
b. Konseptual : Pengertian teks novel, karakteristik teks novel, struktur teks novel,
unsure intrinsic teks nove, nilai-nilai teks novel, kebahasaan teks novel
a) Pengertian teks
Novel adalah karya prosa fiksi yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku.
b) Struktur teks Novel
1. Pengenalan situasi ( eksposisi, oreintasi)
Pengarang mengenalkan setting cerita baik waktu, tempat, maupun peristiwa. Bias juga
pengenalan para tokoh, menata adegan dan hubungan antar tokoh.
2. Pengungkapan peristiwa
Disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun
kesukaran bagi para tokoh.
3. Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan peristiwa yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (klimaks)
Bagian yang paling besar dan mendebarkan/ pada bagian ini, ditentukannya perubahan
nasib beberapa tokohnya.
5. Penyelesaian (evaluasi, resolusi)
Bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib-nasib yang
dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu atau sering disebut wujud
akhir atau nasib akhir yang dialami tokoh utama.
6. Koda
Komentar terhadap keseluruhan isi cerita yang fungsinya sebagai penutup. Tidak semua
novel terdapat koda kesimpulan diserahkan pada pembaca.

c) Unsur intrinsik Novel


adalah unsur pembangun novel yang berasal dari dalam novel itu sendiri. Jika diibaratkan
sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen bangunan tersebut.

1. TEMA
Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema. Dalam sebuah novel tema merupakan
ruh atau nyawa dari setiap karya novel. Dengan kata lain tema merupakan ide atau
gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari novel

2. TOKOH DAN PENOKOHAN


Unsur intrinsik cerpen yang kedua adalah tokoh. Tokoh atau penokohan adalah salah satu
bagian yang wajib ada dalam sebuah novel. Namun, yang perlu diketahui adalah tokoh
dan penokohan merupakan dua hal yang berbeda dalam sebuah penulisan novel.
Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut. Sedangkan
penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita.
Ada 4 jenis tokoh yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:
 Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai
sifat yang baik.
 Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada
tokoh
protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki,
sombong, angkuh, congkak dan lain-lain.
 Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis.
Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
 Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan warna
dalam cerita.

Penokohan watak dari 4 tokoh diatas akan disampaikan dengan 2 metode,


diantaranya:
Analitik, yaitu sebuah metode penyampaian oleh penulis mengenai sifat atau watak
tokoh dengan cara memaparkan secara langsung. Seperti : keras kepala, penakut,
pemberani, pemalu dan lain sebagainya.
Dramatik, yaitu sebuah metode penyampaian sifat tokoh secara tersirat. Biasanya
disampaikan melalui tingkah laku si tokoh dalam cerita.

3. ALUR (PLOT)
Unsur intrinsik yang ketiga adalah alur. Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen
yang disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan cerita, ada tahapan-tahapan alur
yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya:
 Tahap perkenalan
 Tahap penanjakan
 Tahap klimaks
 Anti klimaks
 Tahap penyelesaian

Ada 2 macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:
 Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan
tokoh, situasi lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir
penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang
runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
 Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut.
Bisa saja penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok
kembali peristiwa yang menjadi sebab konflik itu terjadi.

4. SETTING (LATAR)
Setting atau latar mengacu pada waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita tersebut.
Latar akan memberikan persepsi konkret pada sebuah cerita pendek. Ada 3 jenis latar
dalam sebuah cerpen yakni latar tempat, waktu dan suasana.

5. SUDUT PANDANG
Sudut pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang novel untuk
menyampaikan ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama, kedua, ketiga. Bahkan
acapkali para penulis menggunakan sudut pandang orang yang berada di luar cerita.

6. GAYA BAHASA
Gaya bahasa merupakan ciri khas sang penulis dalam menyampaikan tulisannya kepada
publik. Baik itu penggunaan majasnya, diksi dan pemilihan kalimat yang tepat.

7. AMANAT
Amanat (Moral value) adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat kita petik dari cerita
pendek tersebut. Di dalam suatu novel, moral biasanya tidak ditulis secara langsung,
melainkan tersirat dan akan bergantung sesuai pemahaman pembaca akan cerita
tersebut.

d) Karakteristik novel

1. Pada umumnya novel terdiri dari sekurang-kurangnya jumlah katanya lebih dari 10..000 kata.
2. Novel ditulis dengan suatu narasi dan deskripsi untuk menggambarkan suasana kejadian di
dalamnya.
3. Alur cerita di dalam novel cukup kompleks dan terdapat lebih dari satu impresi, efek, dan
emosi.
4. Umumnya setiap orang membutuhkan waktu setidaknya 120 menit untuk membaca habis
sebuah novel.
5. Cerita pada sebuah novel bisa sangat panjang, namun terdapat banyak kalimat yang diulang-
ulang.
6. Karakter tokoh diceritakan dengan lengkap dan terperinci dan banyak tokoh dan peristiwa.
7. Adanya perubahan nasib pada tokoh utamanya.
8. Menampilkan beberapa konflik dan beberapa klimaks sehingga alur cerita bercabang-cabang
dan penyajiannya lebih terinci.
9. Jalan cerita pelaku lebih panjang. Bahkan kadang-kadang sejak kecil, dewasa sampai
meninggal
10. Ruang gerak ceritanya luas

e) Nilai-nilai teks novel


1. Nilai moral
Bilai yang memberikan patuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral.
2. Nilai budaya
Nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang mendalam dengan suatu
masyarakat, peradaban atau kebudayaan.
3. Nalai agama
Nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan niali-nilai agama
4. Nilai social
Nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antar individu dalam masyarakat
5. Nilai estetis
Nilai yang berkaitan dengan keindahan baik keindahan struktur pembangun cerita, fakta
cerita, maupun teknik penyajian cerita.
f) Kebahasaan teks novel
1) Gaya Bahasa
Majas adalah pengungkapan perasaan atau pikiran dengan menggunakan pilihan kata dan bentuk
kalimat tertentu sedemikian rupa sehingga kesan dan efek yang ditimbulkan pada pembaca atau
pendengar dapat dicapai secara maksimal dan seintensif mungkin.

MACAM-MACAM GAYA BAHASA


1. Gaya bahasa penegasan
Retoris adalah gaya bahasa yang diwujudkan dalam kalimat tanya tetapi sebenarnya tidak
bertanya.
Contoh :
Inikah yang dinamakan kerja?
Repetisi adalah gaya bahasa penegasan yang mengulang – ulang suatu kata berturut-turut
dalam satu wacana.
Contoh :
Sekali merdeka, tetap merdeka

Klimaks adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin
lama makin tinggi tingkatannya.
Contoh :
a. Seratus? Jangankan seratus, seribu, sepuluh ribu, atau sejuta pun akan
saya berikan jika saya punya.
Antiklimaks adalah gaya bahasa yang penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-
turut makin lama makin rendah tingkatannya.
Contoh :
a. Jangankan sejuta, seribu, seratus pun aku tak punya
Pleonasme adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya
tidak perlu, karena makna kata tersebut terlah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh :
Ia tidak ingin turun ke bawah
Tautologi adalah gaya bahasa penegasan yang mempergunakan beberapa kata sinonim.
Contoh :
a. Kehendak, cita-cita dan harapanmu itu akan tercapai jika kamu mau
berusaha keras.

2. Gaya bahasa perbandingan


Simbolik adalah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan sesuatu dengan benda-
benda lain sebagai simbol atau lambang.
Simbol itu bisa berupa (nama) benda, (nama) binatang, (nama) tumbuh-tumbuhan dan arti
simbol itu sudah diketahui oleh umum.
Contoh :
Hati-hati, dia itu buaya darat
Alusio adalah gaya bahasa perbandingan yang mempergunakan ungkapan-ungkapan,
peribahasa, atau sampiran pantun yang sudah lazim dipergunakan orang.
Contoh :
Aku sudah tahu. Dan semuanya sudah jelas. Maka jangan lagi berlagak seperti kura-kura
dalam perahu.
Eufemisme adalah gaya bahasa perbandingan yang mempergunakan kata-kata atau ungkapan
yang diperhalus agar tidak menyinggung perasaan orang.
Ungkapan halus ini untuk menggantikan kata atau ungkapan yang mungkin dirasakan
menghina atau menyugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan, yang dipantangkan atau
ditabukan.
Contoh :
Harga BBM akan disesuaikan lagi.
Litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang merendahkan derajat sesuatu dari keadaan
sebenarnya; atau yang mempergunakan kata-kata yang maknanya berlawanan dengan
pengertian yang dimaksudkan untuk merendahkan diri.
Contoh :
Terimalah baju jelek ini sebagai kenang-kenangan. (baju bagus)
Hiperbola adalah gaya bahasa perbandingan yang mengandung pernyataan yang berlebihan,
dengan membesar-besarkan sesuatu hal dari yang sesungguhnya.
Contoh :
Air matanya mengalir menganak ungai
Personifikasi adalah gaya bahasa perbandingan yang menggambarkan benda-benda mati atau
(barang-barang yang tidak bernyawa) seolah-olah memiliki sifat-sifat manusia; dapat
berlaku, bertindak, berpikir, merasa, dan berbicara seperti manusia.
Contoh :
Angin malam membelai wajahnya yang ayu
Alegori adalah gaya bahasa bercerita yang mengandung kiasan.
Bentuk kiasan ini membandingkan manusia dengan gejala alam.
Contoh :
Hidup ini lautan. Kadang pasang naik, kadang pasang surut. Belum lagi badai topan melanda
tanpa berita. Berhati-hatilah mengarungi lautan ini.
Simile adalah gaya bahasa perbandingan eksplisit.
Perbandingan eksplisit maksudnya langsung menyatakan sesuatu sama dengan yang lain.
Biasanya simile, mempergunakan kata-kata pembanding seperti : bak, laksana, bagaikan,
dan lain-lain.
Contoh :
Setelah diangkat menjadi anak seorang jutawan, Alex bagai kera mendapat bunga
Metafora adalah gaya bahasa sejenis analogi yang mermperbandinkan dua hal baik secara
langsung maupunn tidak langsung dalam bentuk yang singkat.
Perbandingan ini tidak mempergunakan kata seperti : bak, bagai, bagaikan dan lain-lainnya.
Contoh :
Buah hatinya telah pergi untuk selama-lamanya.
Sinekdokhe pars pro toto
Gaya bahasa yang menyatakan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh :
Ia sudah lama tidak menampakkan batang hidungnya.
Sinekdokhe totem pro parte
Gaya bahasa yang menyatakan seluruh untuk sebagian
Contoh :
Indonesia dikalahkan Malaysia 5:0 dalam pertandingan sepak bola semalam.
Metonimia adalah gaya bahasa penamaan terhadap suatu benda yang mempergunakan nama
pabrik, merk dagang, nama penemu (orang), nama binatang dan peristiwa bersejarah.
Contoh :
Kami pulang naik kijang (nama binatang)

3. Gaya bahasa pertentangan


Paradoks adalah gaya bahasa pertentangan yang mengandung dua pernyataan yang
membentuk satu kalimat sehingga sepintas lalu tidak masuk akal.
Contoh :
Dia merasa sepi di kantor yang rama ini.
Antitesis adalah gaya bahasa pertentangan yang menggunakan paduan kata-kata yang artinya
bertentangan.
Contoh :
Suka duka, susah gembira akan kita hadapi berdua dengan penuh pengertian.

4. Gaya bahasa sindiran


Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus.
Contoh :
Siang benar kamu pulang . (siang benar, maksudnya larut sekali)
Sinisme adalah gaya bahasa sindiran seperti ironi tetapi lebih kasar.
Contoh :
Sungguh merdu suaramu, rasanya pecah anak telingaku mendengarnya
Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan kata-kata kasar.
Biasanya gaya bahasa ini dipakai untuk menyatakan amarah.
Contoh :
Dasar otak udang, dikasih tahu tetap saja tidak tahu.

2) Citraan
Citraan adalah salah satu sarana kepuitisan yang digunakan oleh penyair untuk memperkuat
gambaran pikiran dan perasaan pembaca. Sarana ini berkaitan erat dengan
pengalaman inderawi penyair atas objek-objek yang disebutkan atau diterangkan
dalam puisi. Guna tercapai kesinambungan maksud, pengalaman pembaca juga menjadi bagian
dari sebuah proses pemahaman puisi. 

1.  Citraan visual yaitu citraan yang memberikan rangsangan kepada indra penglihatan sehingga
hal-hal yang tidak terlihat seolah olah terlihat

Contoh: Teja dan Cerawat masih gemilang


2. Citraan auditit yaitu citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menggunakan bunyi
suara
Contoh: Hanya selagu sepanjang dendang
3. Citraan taktil yaitu citraan yang ditimbulkan gambar angan yang dapat dihayati dengan indra
peraba / perasaan

Contoh: Selembut tudung cendawan
4. Citraan penciuman yaitu citraan yang ditimbulkan gambaran angan indra pencium

Contoh: Harum berbau semerbak belaka


5. Citraan gerak yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak
tetapi dilukiskan dapat bergerak
Contoh:  Lemah gemulai,  lembut derana
6. Citraan pengecapan yaitu citraan yang menggunakan gambaran angan indra pengecap

Contoh: Gula-gula itu memang manis 

Membandingkan Novel dengan Novelet:

Novel Novelet

1.     Panjang cerita lebih dari 40.000 – 100.000 kata, bahkan       Panjang cerita biasanya 17.500 – 40.000 kata
ada yang 250.000 kata

2.     Jumlah halaman rata-rata 150 - 300 halaman 2. Jumlah halaman rata-rata 60 - 150 halaman

3. Waktu baca per satu novel kira-kira 2 jam lebih 3. Waktu baca per satu novelet kira-kira 1 - 1,5
jam

4. Kisah dan adegan ditampilkan secara pelan dan 4. Kisah dan adegan ditampilkan dalam tempo
bertahap sedang, bertahap. dan sedikit melompat

c. Prosedural : langkah-langkah menulis teks cerita sejarah


1. Menentukan topik atau gagasan
2. Menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita
3. Membuat kerangka teks cerita
4. Mengembangkan kerangka teks menjadi teks cerita sejarah
5. Menyunting ejaan dan tata tulis

d. Peta konsep :
Mengidentifikasi struktur teks novel

Menganalisis kebahasaan
teks novel
Mengidentifikasi kebahasaan dalam teks
novel lisan atau tulis.
TEK NOVEL

Menyusun kerangka teks novel


Menulis teks novel
pribadi

Menulis teks cerita sejarah pribadi menjadi


novel dengan mengembangkan kerangka
teks novel

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. PENDAHULUA
N
Pada bagian ini, kalian dipersilakan untuk membaca hingga memahami isi kajian materi
mengidentifikasi isi dan struktur teks novel. Selanjutnya kalian kalian diminta mengerjakan tugas-
tugas ringan sebagai awal kegiatan. Itulah yang akan menjadi kajian dasar pada materi ini

Ayooo……semangat !!
Langkah-Langkah Kegiatan
Petunjuk umum UKBM:

1. Kajian materi dalam UKBM ini meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan
2. Baca hingga memahami isi kajian materi mengidentifikasi isi dan struktur teks
novel yang dibaca;
3. Berlatihlah dengan dibarengi berpikir tingkat tinggi untuk mengerjakan tugas yang
terdapat dalam UKBM tersebut.
4. Kerjakan UKBM tersebut dengan cara mengisi jawaban pada kolom yang telah
ditetapkan.

A. Stimulus
Pada pelajaran sebelumnya, kamu telah belajar novel sejarah. Mengapa novel sejarah
terlebih dahulu yang dipelajari? Membaca novel sejarah tentunya lebih mudah karena
ceritanya didasarkan pada latar sejarah. Latar tersebut pastilah sudah kamu kenal. Artinya
kamu sudah mengenali novel yang ceritanya sudah dikenal. Sekarang kamu akan menikmati
novel lebih luas lagi karena novelnya lebih umum.

Novel termasuk dalam kategori teks narasi yang yang berisi rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku.Untuk memperkuat pemahaman kalian terhadap teks cerita sejarah ini, kerjakan tugas
berikut.

TUGAS 1

1. Jelaskan pengertian teks novel ?


teks novel adalah sebuah karya sastra yang memiliki dua unsur yang membangun,
yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang mana keduanya saling berkaitan satu
sama lain karena saling berpengaruh dalam sebuah karya sastra
2. Tuliskan ciri-ciri teks novel yang membedakan dengan novelet?
Novel Novelet

1.     Panjang cerita lebih dari 40.000 – 100.000 kata, bahkan       Panjang cerita biasanya 17.500 – 40.000 kata
ada yang 250.000 kata

2.     Jumlah halaman rata-rata 150 - 300 halaman 2. Jumlah halaman rata-rata 60 - 150 halaman

3. Waktu baca per satu novel kira-kira 2 jam lebih 3. Waktu baca per satu novelet kira-kira 1 - 1,5
jam

4. Kisah dan adegan ditampilkan secara pelan dan 4. Kisah dan adegan ditampilkan dalam tempo
bertahap sedang, bertahap. dan sedikit melompat

3. Jelaskan yang dimaksud pandangan pengarang


menafsir apa saja yang terkandung dalam novel, dalam hal ini termasuk di dalamnya
menafsir tentang pesan pengarang, kalimat konotasi, kaitan fakta dengan kehidupan
yang ada dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh penulis.

Kalian hebaaat….! Dapat menjawab pertanyaan di


atas. Ayooo…lanjutkan!
A. PENGETAHUAN

2. KEGIATAN INTI

KEGIATAN BELAJAR 1
B. Identifikasi
Identifikasi dimaknai menentukan, menetapkan. mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan,
mencatat data dan informasi. Kajian pada kesempatan ini terfokus pada mengumpulkan
informasi isi, struktur, milai-nilai, dan kebahasaan teks cerita sejarah.

Kalian bacalah contoh teks novel berjudul Ronggeng Dikuh Paruk karya Ahmad Tohari
dengan cermat. Apa yang membedakan antara teks novel dengan novelette. Perhatikan
juga penggunaan bahasa dan penulisannya. Jika sudah paham maka kalian jawablah
tugas berikut dengan tepat.
TUGAS 2

1. Setelah membaca kutipan novel berjudul Ronggeng Dikuh Paruk karya Ahmad Tohari
, tulislah informasi yang terdapat dalam novel tersebut.

Tema Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu
bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat. Di mana novel
Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan tentang adat istiadat dan
kebudayaan dari sebuah dukuh yang ada di Banyumas yang
bernama Dukuh Paruk yang kondang dengan ronggengnya. Di
dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk juga diselipkan kisah cinta
asmara sang ronggeng Srintil yang merupakan tokoh utama
dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yang menjalin kisah cinta
dengan pemuda bernama Rasus.
Latar tempat Tepi kampung, dukuh paruk, makam, desa dawuan, warung
lontong, lapangan, rumah
Latar waktu Musim kemarau, 1963-1970

Tokoh Rasus
Rasus merupakan tokoh utama yang diceritakan dalam novel
ini. Rasus memiliki karakter/penokohan, yaitu:
a.       Baik, pemberani, peduli, penyayang, cerdas, tegas dan
bijaksana.
b.      Pendendam, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Aku bersumpah takkan memaafkannya. (Ronggeng Dukuh
Paruk: 80).
Sesaat berikutnya kudengar jerit Srintil. Aku mengutuk sengit
mengapa Kopral Pujo belum juga muncul. Karena tidak sabar
menunggu, maka timbul keberanianku. (Ronggeng Dukuh
Paruk: 101).
c.       Penyayang, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Srintil mengikutiku ketika aku berjalan menuju rumah nenek.
Ah, tua nenekku. Kurus dan makin bengkuk. Kasihan, nenek
tidak bisa banyak bertanya kepadaku. Linglung dia. Tetapi aku
merangkulnya sambil berseru berulang-ulang menyebut namaku
sendiri. “Aku Rasus, Nek.” (Ronggeng Dukuh Paruk: 103).
2.      Srintil
Srintil merupakan tokoh pembantu utama yang selalu
diceritakan dalam novel ini. Srintil mempunyai
karakter/penokohan, yaitu:
a.       Perhatian, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Jadi engkau mau pulan,  Rasus? Di luar masih gerimis,” ujar
Srintil (Ronggeng Dukuh Paruk: 56).
b.      Penyayang, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Yang sedang dicari oleh sepasang matabening itu adalah
ketulusan hati. Seorang bayi dengan hati yang demikian bersih
akan tahu sikap palsu dibalik sikap keramahan dan kehangatan
yang dibuat-buat. (Ronggeng Dukuh Paruk: 137).
c.       Baik, ramah, perhatian.
3.      Santayib
Santayib merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
ayah Srintil. Santayib berwatak gegabah, cepat mengambil
keputusan tanpa memikirkan terlebih dahulu, dan baik.
4.      Istri Santayib
Istri santayib juga merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai istri Santayib dan sekaligus merupakan ibu Srintil.
Tokoh ini berwatak baik, penyayang, keibuan, dan peduli.
5.      Dower
Dower merupakan tokoh pembantu dalam novel ini. Dower
memiliki karakter tokoh yang selalu memaksakan kehendaknya
dari apa yang di inginkannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
berikut:
“Wah, Kek,” kata Dower akhirnya. Pada saya baru ada dua
buah rupiah perak. Saya bermaksud menyerahkannya kepadamu
sebagai panjar. Masih ada waktu sehari lagi, barangkali besok
saya bisa memperoleh ringgit emas.”  (Ronggeng Dukuh Paruk:
59).
6.      Warta
Warta merupakan tokoh pembantu yang sekaligus berperan
sebagai teman Rasus ketika kecil. Karakter tokoh Warta yaitu
baik dan lucu, serta selalu menghibur dan membuat Rasus
tertawa jika sedang dalam kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan berikut:
“Oh kasihan kawanku in. Kau senang pada Srintil, tetapi nanti
malam ronggeng itu dikangkangi orang. Wah.....” (Ronggeng
Dukuh Paruk: 63).
7.      Salam
Salam merupakan tokoh pembantu yang sekaligus berperan
sebagai lawan Dower pada saat acara malam bukak-
kelambu. Salam berwatak sombong dan angkuh. Hal ini dapat
dilihat dari kutipan berikut:
“Ada anak Pecikalan disini?” kata Salam angkuh. (Ronggeng
Dukuh Paruk: 71).
8.      Kartareja
Kartareja merupakan tokoh pembantu dalam novel ini yang
berperan sebagai seorang dukun di Dukuh Paruk. Watak
Kartareja yaitu licik, kartareja menghalalkan segala cara agar
dapat mencapai keinginannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
berikut:
Kartareja mengeluarkan botol-botol dari lemari. Sebuah masih
penuh berisi ciu. Sebuah lagi hanya berisi seperempatnya. Isi
botol yang kedua ditambah dengan air tempayan hingga penuh.
Kartareja memerintahkan menghidangkan minuman keras itu
kepada Sulam dan Dower. (Ronggeng Dukuh Paruk: 73).
9.      Nyai Kartareja
Nyai kartareja juga merupakan tokoh pembantu yang
berperan sebagai istri Kartareja dan sekaligus induk semang
Srintil. Nyai Kartareja berwatak licik sama seperti suaminya
Kartareja. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Bayangkan, Pak. Srintil sedang menuntut kalung seperti dipakai
oleh istri Lurah Pecikalan. . seorang Priyayi seperti sampean,
kalau mau, tentu bisa memenuhi keinginan Srintil ini. Nah,
bagaimanakah dengan kami melarat ini. Oh, Srintil. Mentang-
mentang cantik mudah saja dia memberikan beban berat kepada
kami.” (Ronggeng Dukuh Paruk: 122).
10.  Nenek Rasus
Nenek Rasus merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai seorang nenek yang merawat Rasus dari kecil ketika
Rasus menjadi anak yatim piatu. Nenek Rasus berwatak baik,
penyayang, dan pikun.
11.  Sakarya
Sakarya merupakan tokoh pendukung yang berperan sebagai
kakek Srintil yang merawat Srintil dari bayi hingga dewasa.
Sakarya berwatak baik, penyayang, taat akan adat serta larangan-
larangan yang ia percaya dari Ki Secamenggala. Watak
penyayang Sakarya dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Nah begitulah. Namun hati-hati. Sampean tak boleh berlaku
kasar terhadap cucuku meskipun dia telah merepotkan
kita.”  (Ronggeng Dukuh Paruk: 124).
12.  Nyai Sakarya
Nyai Sakarya merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai istri Sakarya dan juga nenek Srintil yang merawat Srintil
dari bayi hingga dewasa. Nyai Sakarya berwatak penyayang,
ramah, peduli dan baik. Watak ramah dari Nyai Sakarya dapat
dilihat dari kutipan berikut:
“Oh,  ya. Tampi, bukan? Mari masuk,” ujar Nyai Sakarya dan
menyilakan tamunya. (Ronggeng Dukuh Paruk: 137).
13.  Sersan Slamet
Sersan Slamet merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai seorang tentara. Sersan Slamet berwatak baik, ramah, 
dan tegas. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Siapa namamu?” tanya Sersan Slamet. Gayanya ramah
kebapakan. (Ronggeng Dukuh Paruk: 91).
14.  Marsusi
Marsusi merupakan tokoh pendukung yang berperan sebagai
kepala perkebunan karet Wanakeling. Marsusi berwatak
sombong, angkuh, pemarah, kasar dan pendedendam. Hal ini
dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Sampean tadi mengatakan Srintil ada di rumah. Lalu manakah
dia?” tanya Marsusi sambil meletakkan botolnya dengan agak
kasar.  (Ronggeng Dukuh Paruk: 120).
15.   Pedagang Lontong di pasar Dawuan
Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang berperan
sebagai pedagan lontong di pasar Dawuan. Tokoh ini berwatak
baik, keibuan, penyayang serta peduli.
16.  Pedagang Ubi
Tokoh ini merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang pedagang ubi di pasar Dawuan. Tokoh ini berwatak
peduli.
17.  Siti
Siti merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang gadis yang menjadi pelnggan Rasus dalam membeli
Singkong. Siti berwatak baik, alim, sopan dan berbeda dari
wanita lain

18.  Wirsiter dan Ciplak


Tokoh ini juga merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai pasangan penjaja musik kecapi. Tokoh ini berwatak
ramah serta pekerja keras.
19.  Sakum
Sakum merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang pemukul calung yang dengan keterbatasannya tidak
dapat melihat. Sakum berwatak baik, penyayang, dan sabar.
20.  Tampi
Tampi merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang wanita yang dekat dengan Srintil dan juga merupakan
ibu kandung Goder, anak yang dianggap Srintil seperti anaknya
sendiri. Tampi berwatak baik, penyayang, perhatian serta peduli.
21.  Goder
Goder merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
anak Tampi dan juga anak yang sangat disayangi oleh Srintil.
Goder berwatak baik, penyayang dan lucu.
22.  Dilam
Dilam merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang yang berasal dari Warubosok. Dilam berwatak
pendendam, dimana Dilam tega membunuh orang yang
dianggapnya meracuni kerbaunya. Dilam juga mudah percaya
kepada orang yang baru dikenal.
23.  Tarim
Tarim merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang dukun. Tarim berwatak baik, dia selalu mengingatkan
orang-orang yang meminta bantuannya untuk membalaskan
dendamnya agar tidak langsung mengambil keputusan yang
salah.
24.  Ibu camat
Ibu camat merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang istri camat. Ibu camat memiliki watak syirik, dan suka
membicarakan kejelekan orang lain.
25.  Wedana
Wedana merupakan tokoh pembantu. Wedana memiliki
watak suka mepergunjingkan orang lain.
26.  Sentika
Sentika merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang yang sangat kaya yang berasal dari Alaswangkal.
Sentika berwatak tenang, baik, ramah, penyayang, tegas dan
berwibawa.
27.  Nyai Sentika
Nyai Sentika merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai istri Sentika. Nyai Sentika berwatak baik, keibuan,
ramah, penyayang dan juga tenang.
28.  Mertanakim
Mertanakim merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai orang suruhan Sentika yang mengawal rombongan
Srintil menuju rumah Sentika. Mertanakim memiliki sifat
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.
29.  Waras
Waras merupakan tokoh tambahan yang berperan sebagai
anak Sentika dan Nyai Sentika. Waras berwatak, baik ramah,
lucu, polos, dan kekanak-kanakan.

30.  Pak Bakar
Pak Bakar merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai seseorang yang pandai berbicara dan berpidato. Pak
Bakar bersifat baik demi sebuah tujuan yang diinginkannya,
serta Pak Bakar bersifat licik.
31.  Komandan Rasus
Komandan ini merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai seorang komandan di markas peleton. Komandan
berwatak tegas, baik dan peduli.
32.  Sersan Pujo
Sersan Pujo merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai seorang sersan dan sekaligus seseorang yang dekat
dengan Rasus. Sersan Pujo berwatak baik, peduli, dan tegas.
33.  Kapten Mortir
Kapten Mortir merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai seorang kapten yang bertugas di kantor penahanan di
kota Eling-eling. Kapten Mortir berwatak baik, tegas, dan peduli.
34.  Darman
Darman merupakan tokoh tambahan yang berperan sebagai
seorang yang bertuga smengurusi wajib lapor Srintil. Darman
berwatak mudah di suap oleh orang lain.
35.  Partadasim
Partadasim merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebgaai seorang laki-laki tua dari Pecikalan. Partadasim
berwatak baik.
36.  Lurah Pecikalan
Tokoh ini merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
seorang lurah di Pecikalan. Tokoh ini berwatak baik, ramah, dan
tegas.
37.  Tamir, Diding, dan Kusen
Tokoh-tokoh ini merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai seorang priyayi dari Jakarta yang bertugas mengukur
sawah di dekat Dukuh Paruk. Tamir memiliki sifat sangat ingin
mengetahui mengenai sesuatu. Diding berwatak tenang. Dan
Kusen berwatak baik dan pekerja keras.
38.  Bajus
Bajus merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai
ketua dari priyayi yang datang dari Jakarta dalam hal urusan
mengukur sawah di dekat Dukuh Paruk. Bajus berwatak baik,
penyayang, sopan, dan rajin.  
39.  Pak Blengur
Pak Blengur merupakan tokoh tambahan yang berperan
sebagai seorang yang penting dan kaya raya sekaligus tempat
dimana Bajus meminta pekerjaan. Pak Blengur berwatak tegas
dan baik.

Peristiwa 1) Perkenalan
Menceritakan tentang kehidupan rasus dan srintil ketika
masih kecil yang harus di tinggal oleh kedua orang tua
mereka karena peristiwa keracunan tempe bongkrek yang
menimpa warga Dukuh Paruk. Kemudian pada bab kedua
menceritakan perihal kematian Emak rasus dan kehidupan
Ki Secamenggala, dalam bab dua emak rasus, nenek
rasus, kartareja, Nyai kartareja diperkenalkan. Dalam bab
ketiga membicarakan tentang sayembara bukak
klambu, bab ini Dower dan Sulam diperkenalkan. Pada
bab keempat tokoh utama dibicarakan, dalam bab ini
Sersan slamet dan Kopral Pujo diperkenlakan.
2) Timbulnya Konflik
Konflik utama Ronggeng Dukuh Paruk, yaitu malapetaka
keracunan tempe bongkrek yang membunuh sebagian
masyarakat Dukuh Paruk termasuk kematian ronggeng
Dukuh paruk yang terakhir serta penabuh gendang.
Munculnya konflik lain ditandai ketika srintil mulai menjadi
ronggeng baru, saat itu kehidupan srintil mulai berubah.
Dari yang dulunya sering bermain bersama Rasus, Warta,
Darsun, tapi setelah menjadi ronggeng dia sudah tidak
ada waktu untuk bermain. Menanggapi hal itu Rasus mulai
renggang dengan srintil, wanita yang disukainya.
3)Peningkatan konflik
Konflik meningkat pada bab dua dan tiga. Konflik utama
dikembangkan dengan kuat pada bab tiga, yaitu ketika
srintil harus menyelesaikan syarat terakhir menjadi
seorang ronggeng, syarat terakhir yang harus dipenuhi itu
bernama bukak-klambu. Sebuah syarat yang akan
menggoyahkan hubungan Rasus dan Srintil. Hal itu
memunculkan kebencian yang mendalam bagi rasus atas
semua kebudayaan yang ada di Dukuh paruk.
4)Klimaks
Puncak permasalahan terjadi ketika srintil telah menjadi
seorang ronggeng Dukuh Paruk. Itu tandanya srintil
menjadi milik orang banyak dan rasus sebagai seorang
laki-laki yang menyukainya harus merelakan.
5)Pemecahan masalah atau Penyelesaian
Penyelesaian bagian pertama novel RDP yaitu ketika
Rasus pergi meninggalkan Dukuh. Rasus merasa dukuh
paruk bertindak semena-mena dan hanya menciptakan
kesengsaraan baginya. Sebagai seorang anak yang
menghubungkan diri emaknya dengan diri srintil, Dukuh
Paruk membuat noda dalam hidupnya. Kepergian Rasus
untuk menentukan pilihan-pilihan. Pilihan-pilihan itulah
yang nantinya akan mengubah segalanya, tentang Srintil,
asal-usul ibunya, dan juga tujuan hidupnya.

Hal yang Menggunakan bahasa daerah jawa dan mantra jawa, sudut
menarik pandang yang beragam

2. Setelah kalian membaca dan mencermati isi teks sejarah, identikasilah


struktur teks cerita sejarah kutipan novel berjudul Ronggeng Dikuh Paruk karya
Ahmad Tohari
NO STRUKTUR TEKS SEJARAH
1

3. Setelah membaca kutipan novel berjudul Ronggeng Dikuh Paruk karya Ahmad Tohari
, tulislah pandangan pengarang terhadap kehidupan yang terdapat dalam novel
tersebut.

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………
KEGIATAN BELAJAR 2

C. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan aktivitas mencari data yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Data dalam hal ini bahan baku informasi atau bahan keterangan berupa himpunan
fakta, angka, huruf, grafik, table, lambing, objek, kondisi, situasi. Setiap karangan sudah barang
tentu diperoleh, dibangun, dan dikembangkan bersumber data dan fakta, selain opini. Begitu juga
dalam teks cerita sejarah, data dan fakta sangat penting

Dalam kajian bagian pengumpulan data kali ini, kalian buat kelompok kecil yang terdiri dari lima
siswa, kemudian kalian diskusikan tentang struktur, nilai-nilai, dan kebahasaan dalam teks cerita
sejarah. Setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Teks cerita
sejarah yang kalian diskusikan silakan pilih salah satu judul yaitu
1. Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta Toer
2. Pangeran Diponegoro karya Renny Sylado
3. Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer
4. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck karya Buya Hamka
5. Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari
6. Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye
Masing-masing kelompok memilih salah satu judul dan tidak boleh sama. Setelah memilih salah
satu judul novel sejarah, kalian bacalah dan kerjakan tugas berikut secara berkelompok dan
masing-masing siswa mengerjakannya dalam UKBM ini.

Ayoooo…..diskusikan dalam kelompok


kalian
TUGAS 3
yah..!

1. Setelah kalian membaca dan mencermati isi salah satu novel , identikasikanlah
struktur teks novel tersebut dengan bukti kutipannya.
No Struktur teks Jawaban Kutipan
1

2. Setelah kalian membaca dan mencermati isi salah satu novel ,tentukanlah unsur
intrinsik teks novel tersebut dengan bukti kutipannya

No Unsur Intrinsik Jawaban Kutipan


1 Tema

2 Latar tempat

3 Latar waktu

4 Latar suasana

5 Tokoh

6 Alur

7 Amanat

3. Setelah kalian membaca dan mencermati isi salah satu novel, tentukanlah nilai-
nilai teks novel tersebut dengan bukti kutipannya

No Nilai-Nilai Jawaban Kutipan


1

2
3

4. Setelah kalian membaca dan mencermati isi salah satu novel, tentukanlah
kebahasaan dalam teks novel tersebut dengan bukti kutipannya

No Gaya bahasa Citraan Kutipan


1
2
3
4
5
6
7
9
10
11

Kalian luar biasa….! Sudah dapat mengerjakan tugas


kelompok ! Lanjut yah,,,,,tetap semangat…!

KEGIATAN BELAJAR 3

D. Pembuktian

Bukti dimaknai suatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa, keterangan nyata. Sedangkan
pembuktian pada hakikatnya (1) proses, cara, perbuatan membuktikan. (2) usaha menunjukan
benaratau salahnya suatu peristiwa. Seperti yang dikemukakan terdahulu bahwa data memegang
peranan penting dalam menulis surat lamaran pekerjaan, dengan data akurat tulisan terhindar dari
subjektivitas tetapi justru sebaliknya yaitu objektivitas. Data yang objektf dan benar dapat dijadikan
alat bukti untuk mempengaruhi dan bahkan mengajakorang lain.

Kajian pada bagian ini kalian diminta untuk membuktikan kebenaran atau sebaliknya dengan cara
mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang salah satu novel.

TUGAS 4

1. Setelah kalian berdiskusi tentang salah satu novel sejarah (teks cerita sejarah), salah satu
perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang struktur, unsure intrinsic, nilai-
nilai, dan kebahasaan yang terdapat dalam novel tersebut berserta bukti kutipannya dalam bentuk
powerpoint. (powerpoint dan nama kelompok lampirkan)

2. Setelah kalian mendengarkan dan mengamati presentasi kelompok lain, berilah tanggapan atau
komentar tentang struktur, unsure intrinsic, nilai-nilai, dan kebahasaan yang dibuat kelompok
tersebut.

Nama kelompok : ……………………………..


Judul novel : ………………………………

No Aspek Tanggapan/komentar
1 Struktur

2 Unsur intrinsik

3 nilai-nilai

4 Kebahasaan

Horeee……presentasi dan tanggapan kalian benar-


benar kereeen! Ayoooo….lanjutkan ke tahap
selanjutnya!
E. Kesimpulan

Sesaat setelah kalian memahami isi, struktur, nilai-nilai, dan kebahasaan teks cerita
sejarah, maka tugas berikutnya buatlah simpulan. Untuk membantu kalian dalam
menyimpulkan ikutilah format pengerjaan berikut ini!

TUGAS 5

No Aspek Kesimpulan
1 Pengertian teks novel

2 Struktur teks novel

3 Nilai-nilai teks novel

4 Kebahasaan teks novel

Bagus…! Kalian dapat membuat kesimpulan dengan


benar.

KETERAMPILAN

1. Menyusun kembali nilai-nilai dari teks cerita sejarah ke dalam sebuah teks eksplanasi.
2. Menyusun kerangka teks cerita sejarah pribadi
3. Menulis teks cerita sejarah pribadi menjadi novel dengan mengembangkan kerangka teks
cerita sejarah.
Pada bagian ini setelah kalian memahami isi, struktur, nilai-nilai, dan kebahasaan
dalam teks cerita sejarah maka kalian diminta menyelesaikan tugas berikut

PRAKTIK

1. Buatlah kerangka teks cerita sejarah pribadi dengan menentukan topik-topik atau gagasan terlebih
dahulu dan menentukan unsur intrinsiknya yang akan dikembangkan menjadi sebuah novel sejarah.
Contoh :

Kerangka Novel sejarah

1. Kampung kelahiranku
1.1 ayah dan ibuku
1.2 kelahiranku
2. Masa anak-anak
2.1 ayah dan ibu merantau
2.2 aku tinggal bersama nenek dan kakek
3. Masa remaja
3.1 sahabat dan saudaraku
3.2 berlibur ke Jakarta
4. Masa indah SMA
4.1 menjadi anak kos
4.2 cinta pertamaku

Unsur intrinsik pembangun novel


1. tema :
2. tokoh : aku, ibuku dll
3. latar tempat :
4. latar waktu :
5. latar suasana :
6. perwatakan tokoh
aku :
ibu :
ayah :
nenek :
7. amanat :
8. sudut pandang :

2. Setelah kalian membuat kerangka teks cerita sejarah pribadi maka kembangkanlah kerangka
tersebut menjadi sebuah novel sejarah pribadi kalian. Buat novel ini benar-benar merupakan sejarah
hidup kalian dengan menuliskan tokoh, latar, waktu, dan peristiwa yang benar-benar terjadi dalam
hidup kalian. Tambahkan konflik dalam novel ini agar novel terlihat hidup dan bukan otobiografi.
Gunakan gaya bahasa atau majas yang sesuai agar novel enak dibaca dan menarik. Ketik novel ini
dalam word dengan huruf Time New Roman dan ukuran huruf 12 serta spasi 1,5. Tulis langsung
dengan ukuran kertas A5 dengan jumlah minimal 10.000 kata. Gunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar serta tata tulis yang sesuai EYD. Setelah selesai buatlah kata pengantar, daftar isi,
biografi, dan cover depan/belakang. Lalu cetak menjadi sebuah novel. Novel harus benar-benar
buatan sendiri atau orisinal bukan jiplakan atau kopipaste Waktu penulisan novel sampai bulan
Desember dan Januari dikumpulkan saat KBM tatap muka.

Kalian Pasti Bisa…!


Jadikan ini tantangan yang harus kalian
taklukkan. !
Semua penulis hebat berawal dari penulis
amatiran..!

PENUTUP

Bagaimana kalian sekarang ?


Setelah kalian bertahap dan berlanjut melalui Kegiatan belajar 1, 2, 3, dan 4. Tentunya akan
terpotret potensi yang terdapat pada diri kalian. Berikut diberikan tabel untuk mengukur potensi
yang terdapat pada diri kalian terhadap pengausan materi yang sudah kalian pelajari. Jawablah
sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKBM ini di table berikut.

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Dapatkah kalian menjelaskan pengertian teks novel?
2 Dapatkah kalian menganalisis isi, struktur, unsur intrinsik, dan
kaidah kebahasaan teks novel?
3 Dapatkah kalian menjelaskan nilai-nilai teks novel dan mengaitkan
dalam kehidupan saat ini ?
4 Dapatkah kalian menyusun kesimpulan tentang teks novel ?

Jika menjawab “Tidak” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali kajian
materi yang tertera di atas dan selanjutnya ualng Kegiatan belajar 1, 2, 3, dan 4 yang sekiranya
perlu kalian ulang dengan bimbingan guru atau teman sejawat. Apabila kalian menjawab “Ya”
pada semua pertanyaan, maka lanjutkan materi berikut.

Dimana posisimu ??

Ukurlah diri kalian dalam penguasaan mengidentifikasi isi, strutur, nilai-nilai, dan
kebahasaan dalam teks cerita sejarah yang dibaca dan menyajikan simpulannya dalam bentuk
visual dalam rentang 0 – 100 selanjutnya tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.

…………….

Posisi aku adalah

Setelah kalian menuliskan penguasaanmu terhadap materi, lanjutkanlah Kegiatan berikut untuk
mengevaluasi penguasaan kalian!

E. PENILAIAN

1. Pengetahuan :
Nilai =a+b+c+d+e=
2. Keterampilan :
Nilai = a+b+c=

Jakarta, 12 Agustus 2020


Kepala SMAN 64 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Drs. Imam Prasaja, M.Si. Uun Kurniasih, S.Pd.


NIP/NRK 196508221994031003/133807

Anda mungkin juga menyukai