Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Karya sastra adalah karya manusia yang sifatnya rekaan dengan
menggunakan medium bahasa yang baik secara implisit maupun eksplisit
yang diaggap mempunyai nilai estetis atau keindahan (Teeuw 1984 : 22)
sedangkan menurut Fananie 2000: 6 satra adalah karya fiksi yang merupaka
hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spotan, yang mengungkapkan
aspek estetis. Dalam karya sastra terdapat unsur pembangunya yaitu usur
intrisik dan ekstrisik. Unsur intrinsik terdiri atas tema, latar,tokoh,alur,sudut
padang dan gaya bahasa,Sedangkan unsur ekstrinsik terdiri dari nilai
religius,moral,adat istiadat dan psikoanalisis. Untuk memahami aspek-aspek
tersebut secara rinci tentu saat diperlukan pemahaman unsur sastra secara
keseluruhan karena dari sanalah kritetria penilaian teks sastra dapat ditentukan
(Fananie 2000: 63).
Dalam sebuah novel terdapat berbagai nilai-nilai yang terkandung
didalamnya, nilai-nilai tersebut merupakan cara pengarang dalam
menyampaikan pesan-pesan untuk pembacanya. Dalam sebuah novel atau
karya fiksi, kita tidak hanya menemukan satu nilai saja, tetapi
bermacam-macam nilai yang akan disampaikan oleh pengarangnya.
Adapun nilai-nilai tersebut, yaitu nilai sosial, nilai moral, nilai estetika, nilai
pendidikan, nilai politik, nilai budaya, dan nilai religius.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah nilai-nilai religius
dalam
novel Cinta dan Kewajiban oleh L. Wairata dan N.St. Iskandar.

1.3 TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian
2

ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai religius yang terkandung dalam novel


novel Cinta dan Kewajiban oleh L. Wairata dan N.St. Iskandar.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka
harapan peneliti, hasil penelitian ini bisa bermanfaat untuk para pembaca baik
secara teoritis maupun praktis.
a. Manfaat Teoritis
Memperkaya referensi dalam menambah pengetahuan dan wawasan
tentang
nilai-nilai religius dalam suatu karya novel.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi penulis yang merupakan calon pendidik bahasa dan sastra
Indonesia,
penelitian ini dijadikan bekal dalam memberi materi pelajaran bahasa
Indonesia dibidang kesastraan.
2. Bagi pendidik mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA,
Penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi bahan ajar untuk
mengembangkan ilmu sastra.
3

BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 NOVEL
A. PENGERTIAN NOVEL
Novel berasal dari bahasa Italia Novvelia, yang berarti barang baru yang
kecil. Novel mulai berkembang di inggir dan Amerika dalam bentuk naratif
nonfiksi, seperti surat, biografi, dan sejarah. Novel adalah karangan prosa yang
panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang
di sekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya, cerita
dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh
tokoh cerita. Menurut Nurgiantoro (2009;10), menambahkan bahwa dewasa ini
novel dideskripsikan sebagai sebuah karya prosa fiksi yang cukup panjang tidak
terlalu panjang namun tidak terlalu pendek. Scholes Viia Junus (1984;121) novel
adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan peristiwa nyata atau fikssional yang
dibayangkan pengarang melalui pengamatnnya terhadap realitas.

B. Ciri-ciri Novel
Ciri atau karakteristik novel, diantaranya;
1. Jumlah kata yang digunakan lebih adri 35.000 kata.
2. Berisi setidaknya 100 lembar/ halaman
3. Cerita dalam novel lebih dari satu impresi, efek dan emosi.
4. Alur cerita novel lebih kompleks
5. Ceritanya lebih luas dibandingkan cerpen
6. Memiliki cerita yang panjang, namun banyak kalimat yang diulang-ulang
7. Novel ditulis dengan narasi dan didukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan suasana yang ada di dalam novel tersebut.
8. Untuk membaca novel samapai habis dibutuhkan durasi waktu 2 jam atau
120 menit.

C. STRUKTUR NOVEL
Dalam sebuah novel memiliki struktur yang terdiri dari;
1. Abstrak
4

Abstrak adalah ringkasan inti dari sebuah novel sebagai gambaran awal.
Unsur ini berrsifat opsional, bisa digunakan bisa juga tidak.
2. Orieentasi
Orientasi adalah segala hal yang berkaitan dengan suasana, waktu, dan
tempat yang terdapat di dalam cerita novel.
3. Komplikasi
Komplikasi adalah urutan beberapa kejadian yang dihubungkan
berdasarkan sebab-akibat.
4. Resolusi
Adalah bagian dimana terdapat solusi terhadap masalah yang dihapi tokoh
utama dalam novel
5. Koda
6. Koda adalah bagian akhir suatu novel dimana di dalamnya biasa terdapat
pesan atau nilai moral yang ingin disampaikan kepada pembaca.

D. UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL


Dalam sebuah karya sastra, terdapat unsur-unsur pembangun karya sastra
itu, baik dari dalam maupun dari luar. Berikut ini unsur pembangun novel,
yaitu;
a. Unsur Instrinsik
Unsur instrinsik adalah unsur yang diguankan untuk membangunkarya
sasatra darri dalam, diantaranya adalah sebagai berikut;
1. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku cerita. Tokoh ini tidak selalu berwujud manusia,
tergantung pada siapa yang diceritakannya itu dalam cerita.
Watak/karakter adalah sifat dan sikap para tokoh tersebut. Adapun
penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dan
watak-wataknya itu dalam cerita.
Dalam melakukan penokohan (menampilkan tokoh-tokoh dan watak
tokoh dalam suatu cerita), ada beberapa cara yang dilakukan
pengarang, antara lain melalui:
a. Penggambaran fisik. Pada teknik ini, pengarang menggambarkan
keadaan fisik tokoh itu, misalnya wajahnya, bentuk tubuhnya, cara
5

berpakaiannya, cara berjalannya, dan lain-lain. Dari penggambaran


itu, pembaca bisa menafsirkan watak tokoh tersebut.
b. Dialog. Pengarang menggambarkan tokoh lewat percakapan tokoh
tersebut dengan tokoh lain. Bahasa, isi pembicaraan, dan hal
lainnya yang dipercakapkan tokoh tersebut menunjukan watak
tokoh tersebut.
c. Penggambaran pikiran dan perasaan tokoh. Dalam karya fiksi,
sering ditemukan penggambaran tentang apa yang dipikirkan dan
dirasakan tokoh. Penggambaran ini merupakan teknik yang juga
digunakan pengarang untuk menunjukan watak tokoh.
d. Reaksi tokoh lain. Pada teknik ini pengarang menggambarkan
watak tokoh lewat apa yang diucapkan tokoh lain tentang tokoh
tesebut.
e. Narasi. Dalam teknik ini, pengarang (narator) yang langsung
mengungkapkan watak tokoh itu.
2. Alur
Selama ini sering terjadi kesalahpahaman dalam mendefinisikan alur.
Alur dianggap sama dengan jalan cerita. Pendefinisian itu sebenarnya
tidak tepat. Jalan cerita adalah peristiwa demi peristiwa yang terjadi
susul menyusul. Lebih dari itu alur adalah rangkaian peristiwa yang
saling berkaitan karena hubungan sebab akibat. Cara menganalisa alur
adalah dengan mencari dan mengurutkan peristiwa demi peristiwa
yang memiliki hubungan kausalitas saja.
Adapun pengaluran adalah urutan teks. Dengan menganalisa urutan
teks ini, pembaca akan tahu bagaimana pengarang menyajikan cerita
itu, apakah dengan teknik linier (penceritaan peristiwa-peristiwa yang
berjalan saat itu), teknik ingatan (flashback) atau bayangan
(menceritakan kejadian yang belum terjadi).
3. Latar
Menurut Abrams (1981:175) latar adalah tempat, hubungan waktu,
dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan. Latar dalam cerita dapat diklasifikasikan menjadi :
6

a. latar tempat, yaitu latar yang merupakan lokasi tempat terjadinya


peristiwa cerita, baik itu nama kota, jalan, gedung, rumah, dan lain-
lain.
b. latar waktu, yaitu latar yang berhubungan dangan saat terjadinya
peristiwa cerita, apakah berupa penanggalan penyebutan peristiwa
sejarah, penggambaran situasi malam, pagi, siang, sore, dan lain-
lain.
c. latar sosial, yaitu keadaan yang berupa adat istiadat, budaya, nilai-
nilai/norma, dan sejenisnya yang ada di tempat peristiwa cerita.
4. Gaya Bahasa
Sarana karya prosa adalah bahasa, maka bahasa ini akan diolah
semaksimal mungkin oleh pengarang dengan memaksimalkan gaya
bahasa sebaik mungkin. Gaya bahasa (stile) adalah cara
mengungkapkan bahasa seorang pengarang untuk mencapai efek
estetis dan kekuatan daya ungkap. Unsur-unsur stile tersebut, yaitu
dengan diksi (pemilihan kata), pencitraan (penggambaran sesuatu yang
seolah-olah dapat diindra pembaca), majas, dan gaya retoris.
5. Tema
Tema (thema), menurut Stanton (1965:88) dan Kenny (1966:20),
adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Namun, ada banyak
makna yang dikandung dan ditawarkan oleh cerita itu, maka
masalahnya adalah makna khusus yang mana yang dapat ditanyakan.
Untuk menentukan tema sebuah kaya fiksi, harus disimpulkan daari
keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagiaan-bagian tetentu
cerita.
b. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membnagun karya sastra yang berasal
dari luar, diantaranya kapan karya tersebut dibuaat, latar belakang
kehidupanpengarang, latar belakang sosial pengarang, latar belkang
penciptaan, biografi pengarang.
1. Latar belakang pengarang, yaitu semua hal yang terkait dengan
pemahaman dengan motivasi pengarang novel dalam membuat
karnyanya. Misalnya biografi, kondusi psikologis, aliran sastra.
7

2. Latar belakang masyaraka, yaitu segala hal di masyarakat yang


mempengruhi yang mmempengaruhi segala hal dalam novel. Misalnya
kondisi sosial, politik, ekonomi, dan ideologi.
3. Nilai yang terdapat pada novel, yaitu nilai-nilai yang tterkandung dalam
sebuah novel (nilai budaya, moral, sosial dan agama).

B. NILAI RELIJIUS
1. pengertian nilai
Soelaeman (2005) juga menambahkan bahwa nilai adalah sesuatu yang
dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang
baik atau yang buruk, sebagai abstraksi, pandangan atau maksud dari
berbagai pengalaman dalam seleksi perilaku yang ketat. Soekanto
(1983:161) menyatakan nilai merupakan abstraksi dari pengalaman
pengalaman seseorang dengan sesamanya. Nilai merupakan petunjuk-
petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan
tingkahlaku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu nilai
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu
berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Artinya nilai adalah suatu
ketetapan yang ada bagaimanapun keadaan disekitarnya berlangsung. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan
sesuatu yang berharga, bermanfaat, dan memiliki guna.
2. Nilai Relijius
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata religius yaitu berarti bersifat
religi;
bersifat keagamaan. Religius merupakan suatu kesadaran menggejala
secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature.
Menurut Mangunwijaya (dalam Nurgiyantoro, 2007: 327) religiusitas
bersifat mengatasi lebih dalam dan lebih luas dari agama yang tampak,
formal ajaran-ajaran dan pertautan-pertautan. Religiusitas disebut sebagai
inti kualitas hidup manusia karena ia adalah dimensi yang berada di dalam
lubuk hati sebagai riak getaran nurani pribadi dan menepas intimitas jiwa
(Mangunwijaya:11).
8

Seorang religius dapat diartikan yaitu manusia yang memiliki hati nurani
serius, soleh/soleha, dan senantiasa berikhtiar pada Tuhan. Religiusitas
lebih melihat aspek yang di dalam lubuk hati. Jadi religi sendiri berarti
kepercayaan kepada Tuhan; kepercayaan akan kekuatan di atas manusia.
Tapi dipihak lain, pengertian religius itu terkait dengan nilai moral dalam
agama, kebaikan, sopan santun, dan ketaatan terhadap Tuhan.
a. Nilai relijius dalam sastra.
Nilai religius yang terkandung dalam suatu karya sastra merupakan tujuan
untuk menjadikan pembacanya mengingat segala kewajibannya pada
Tuhan. Nilai religius juga bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih
baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat pada Tuhan. Dalam suatu
karya sastra pengarang yang menghadirkan sastra islami akan
memasukkan unsur-unsur religius di dalamnya dengan harapan akan
menambah ilmu agama, wawasan agama, dan akan menambah keimanan
pembacanya pada Tuhan.
Nilai religiusitas adalah nilai yang mendasari dan menuntun tindakan
hidup ketuhanan manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan
ketuhanan manusia dengan cara dan tujuan yang benar. Religiusitas
memperlihatkan nafas intensitas jiwa, yaitu cita rasa yang merupakan
kesatuan rasio dan rasa manusiawi ke dalam pribadi manusia
(Mangunwijaya, 1988:12). Kesatuan rasa dan rasio itu selanjutnya dipakai
manusia untuk berhubungan dengan Tuhan. Sastra sering memuat nilai-
nilai religiusitas. Hal demikian terjadi karena pada awalnya semua sastra
adalah religius (Mangunwijaya, 1988:11). Artinya, semula sastra lahir
untuk acara-acara kebaktian manusia kepada Tuhan, sehingga sastra hadir
bersamaan dengan upacara keagamaan tertentu. Melalui sastra manusia
ingin mendekat dan menyatu dengan Tuhan lewat seni.
b. Unsur-Unsur Religius
1. Akidah (keimanan)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akidah memiliki arti yaitu
kepercayaan Dasar keyakinan pokok.
Dalam beberapa pengertian akidah dipahami sebagai ajaran
mengenai keimanan. Iman berarti kepercayaan, kepercayaan adalah
9

anggapan bahwa sesuatu itu benar adanya tanpa harus dibuktikan dengan
metode dan cara yang lebih sistematis. Kepercayaan sangat berkaitan
dengan rasa. Namun sejalan dengan perkembangannya, kepercayaan atau
iman merupakan seperangkat pengetahuan, pengalaman, dan penghayatan
terhadap ajaran agamanya. Pengetahuan dan pengalaman sangat berkaitan
dengan akal budi, sedangkan penghayatan sangat dekat dengan hati nurani.
Jika dikembalikan kepada sumber pokok ajaran islam (termasuk akidah),
yaitu Alquran dan Assunnah, maka pokok-pokok keimanan dalam islam
dirumuskan menjadi enam, inilah yang kemudian dikenal dengan “rukun
iman yang enam”.
Keenam rukun iman yang dimaksud, yaitu
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada Malaikat
3) Iman kepada kitab-kitab
4) Iman kepada Rasul-Rasul
5) Iman kepada Hari Akhir
6) Iman kepada qadla’ dan qadar Allah ( Marzuki, 2012:88).
a. Iman kepada Allah
iman kepada Allah adalah percaya bahwa Tuhan yang berhak disembah
adalah Allah dan tidak menyukutannya dengan sesuatu apapun.
b. Iman kepada Malaikat
bahwa iman kepada Malaikat yaitu percaya bahwa Allah memiliki
makhluk yang setia dengan segala perintah Allah dalam mengawasi gerak-
gerik kehidupan serta mencatat segala amal baik dan buruk manusia.
c. Iman kepada Kitab-Kitab.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia iman ialah kepercayaan yang
berkenaan dengan agama atau juga keyakinan dan kepercyaan kepada
Allah, Nabi, dan Kitab.
d. Iman kepada Rasul.
iman kepada Rasul ialah percaya bahwa Rasul merupakan manusia pilihan
Allah dalam menerima wahyu dan bertugas mengarahkan manusia kearah
jalan yang baik.
10

e. Iman kepada Hari Akhir


iman kepada hari akhir yaitu percaya bahwa dunia ini hanya sementara dan
percaya bahwa ada kehidupan setelahnya yaitu kehidupan di alam akhirat.
f. Iman kepada Qada dan Qadar
iman kepada qada dan qadar yaitu percaya terhadap segala takdir yang
Allah tetapkan baik yang belum terjadi atau yang sudah terjadi.
2. Syariat Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia syariat yang berarti hukum
agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia
dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia.
3. Akhlak (budi pekerti) akhlak merupakan sistem perilaku yang dibuat oleh
manusia sebagai akibat dari kebiasaan hidup yang sesuai dengan kaidah
dan ketentuan normatif agama
11

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 NILAI AKIDAH (KEIMANAN)


Memiliki arti yaitu kepercayaan dasar, keyakinan pokok. Akidah dipahami
sebagai ajaran mengenai keimanan. Iman berarti kepercayaan (sesuatu
yang benar).
Seperti dalam kutipan :

.“Ani minta syukur kepada tuhan, berharap-harap, mudah-mudahan


perubahan itu mendatangkan nikmat kepadaya dan ayahnya”.
Dalam kutipan tersebut ani mempunyai sifat religius dengan senantiasa
mengingat dan berharap hanya kepada Tuhan.

“Dalam pada itu ia pun tiada lupa sembahyang, bermohon kepada tuhan,
supaya segala dosanya kepada istrinya diampuninya”
Dalam kutipan tersebut dijelaskan bahwa steven percaya kepada tuhan
sehingga ia berdoa memohon agar segala dosa istrinya diampuni.

“ Tahun dimuka ini, kalo umurku di anjukan tuhan, pengajaranku


disekolah guru akan tamat” dalam kutipan tersebut bram percaya akan
adanya tuhan sehingga ia memita kepada tuhan untuk mengijinkanya
berumur panjang agar dapat menamatkan sekolah gurunya.

“Dengan pengasih Tuhan telah dapat engakau menamatkan seklahmu


dengan baik”
Dalam kutipan tersebut Ibu Bram mempunyai sifat yang religius karena Ia
percaya bahwa
dengan pengasihan Tuhan anaknya Bram dapat menamatkan sekolahnya
dengan baik.
12

‘’sabar, nak, dan tawakal kepada tuhan. Sekalian manusia harus mati
engkau dan ibu juga. Hanya kita tidak tau, bila. Sebab mati itu rahasia
tuhan’’.
Dalam kutipan tersebut sina mempercayai bahwa kematian pasti itu akan
datang dan pasti akan menimpa kita.

3.2 NILAI SYARIAT (IBADAH)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Syariat berarti hukum agama yang
menetapkan hidup manusia, hubugan manusia dengan Allah SWT,
hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar seperti dalam
kutipan;

“ Nyanyian malam kudus yang bergema dan bergetar hati medengar


nyanyian gereja”
Dalam kutipan tersebut keempat anak yang mendengar nyanyian kudus
tersebut mempunyai jiwa religius.

3.3 AKHLAK (BUDI PEKERTI)

Dalam kamus besar bahasa indoesia, akhlak yaitu berarti budi pekerti :
kelakuan, secara etimologi akhlk berasal dari bahasa arab yaitu Khalaq,
Khuluqun yang berarti tabiat atau perangai. Akhlak dapat bersifat positif
maupun negatif, bergatung pada tatanan nilai yang menjadi landasanya
seperti dalam kutipan:

“Tak suka bergaul bebas dengan laki-laki. Ia belum bertunangan lagi.”


Dalam kutipan tersebut bergaul bebas dengan laki-laki itu tidak baik
menurut agama karna dapat menimbulkan fitnah.

“suamiku aku akan pergi dari sampingmu ampuni segala dsaku kepadamu
aku berdosa”
13

Dalam kutipan tersebut dia ingin sumianya mengampuni segala dsa atas
keslahannya agar dia pergi dengan tenang.

“Engkau tak mengindahkan ayah, durhaka engkau.”


Dalam kutipan tersebut disini dia tidak mau mendengarka ayahya dia bisa
menadi anak durhaka.

“Ani dan Ibunya pun mula-mula bersyukur”


Dalam kutipan tersebut disini bersyukur akan nikmat Tuhan.

“Ani baru berumur kira-kira 18 tahun gadis remaja dan bersifat sabar dan
bertertib’’.
Dalam kutipan tersebut disini Ani mempunyai akhlah yang sangat baik,
karea mengikuti Ibunya.

“Sesungguhnya tidak lain cita-citaku setiap saat, hanyalah hendak


berusaha meyenangkan hati Ibu”
Dalam kutipan tersebut ani mempunyai akhlak yang baik karena dalam
hidupnya ia hanya ingin membahagiakan ibunya.
‘’ani tetap bersifat seperti ibuya sabar, pengasih, penyanyang dan tau arti
kemanusiaan’’.
Dalam kutipan tersebut sina mewarisi sifat ibuya yang baik yaitu sabar,
pengasih da mempunyai arti kemanusiaan.
14

BAB IV

A. Kesimpulan
Novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung
rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya
serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Scholes Viia Junus
(1984;121) novel adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan peristiwa
nyata atau fikssional yang dibayangkan pengarang melalui pengamatnnya
terhadap realitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata religius yaitu
berarti bersifat religi; bersifat keagamaan. Religius merupakan suatu
kesadaran menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai
human nature. Dalam novel cinta dan kewajiban terdapat nilai relijius
diantaranya nilai akidah (keimanan), syariat (ibadah) dan ahlak (budi
pekerti).

B. Saran
Kami mengetahui bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan ,sehingga kami mengarapkan kepada para pembaca
agar dapat meberikan kritik dan saran yang membangun untuk penulis .

Anda mungkin juga menyukai