BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 NOVEL
A. PENGERTIAN NOVEL
Novel berasal dari bahasa Italia Novvelia, yang berarti barang baru yang
kecil. Novel mulai berkembang di inggir dan Amerika dalam bentuk naratif
nonfiksi, seperti surat, biografi, dan sejarah. Novel adalah karangan prosa yang
panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang
di sekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya, cerita
dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh
tokoh cerita. Menurut Nurgiantoro (2009;10), menambahkan bahwa dewasa ini
novel dideskripsikan sebagai sebuah karya prosa fiksi yang cukup panjang tidak
terlalu panjang namun tidak terlalu pendek. Scholes Viia Junus (1984;121) novel
adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan peristiwa nyata atau fikssional yang
dibayangkan pengarang melalui pengamatnnya terhadap realitas.
B. Ciri-ciri Novel
Ciri atau karakteristik novel, diantaranya;
1. Jumlah kata yang digunakan lebih adri 35.000 kata.
2. Berisi setidaknya 100 lembar/ halaman
3. Cerita dalam novel lebih dari satu impresi, efek dan emosi.
4. Alur cerita novel lebih kompleks
5. Ceritanya lebih luas dibandingkan cerpen
6. Memiliki cerita yang panjang, namun banyak kalimat yang diulang-ulang
7. Novel ditulis dengan narasi dan didukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan suasana yang ada di dalam novel tersebut.
8. Untuk membaca novel samapai habis dibutuhkan durasi waktu 2 jam atau
120 menit.
C. STRUKTUR NOVEL
Dalam sebuah novel memiliki struktur yang terdiri dari;
1. Abstrak
4
Abstrak adalah ringkasan inti dari sebuah novel sebagai gambaran awal.
Unsur ini berrsifat opsional, bisa digunakan bisa juga tidak.
2. Orieentasi
Orientasi adalah segala hal yang berkaitan dengan suasana, waktu, dan
tempat yang terdapat di dalam cerita novel.
3. Komplikasi
Komplikasi adalah urutan beberapa kejadian yang dihubungkan
berdasarkan sebab-akibat.
4. Resolusi
Adalah bagian dimana terdapat solusi terhadap masalah yang dihapi tokoh
utama dalam novel
5. Koda
6. Koda adalah bagian akhir suatu novel dimana di dalamnya biasa terdapat
pesan atau nilai moral yang ingin disampaikan kepada pembaca.
B. NILAI RELIJIUS
1. pengertian nilai
Soelaeman (2005) juga menambahkan bahwa nilai adalah sesuatu yang
dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang
baik atau yang buruk, sebagai abstraksi, pandangan atau maksud dari
berbagai pengalaman dalam seleksi perilaku yang ketat. Soekanto
(1983:161) menyatakan nilai merupakan abstraksi dari pengalaman
pengalaman seseorang dengan sesamanya. Nilai merupakan petunjuk-
petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan
tingkahlaku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu nilai
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu
berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Artinya nilai adalah suatu
ketetapan yang ada bagaimanapun keadaan disekitarnya berlangsung. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan
sesuatu yang berharga, bermanfaat, dan memiliki guna.
2. Nilai Relijius
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata religius yaitu berarti bersifat
religi;
bersifat keagamaan. Religius merupakan suatu kesadaran menggejala
secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature.
Menurut Mangunwijaya (dalam Nurgiyantoro, 2007: 327) religiusitas
bersifat mengatasi lebih dalam dan lebih luas dari agama yang tampak,
formal ajaran-ajaran dan pertautan-pertautan. Religiusitas disebut sebagai
inti kualitas hidup manusia karena ia adalah dimensi yang berada di dalam
lubuk hati sebagai riak getaran nurani pribadi dan menepas intimitas jiwa
(Mangunwijaya:11).
8
Seorang religius dapat diartikan yaitu manusia yang memiliki hati nurani
serius, soleh/soleha, dan senantiasa berikhtiar pada Tuhan. Religiusitas
lebih melihat aspek yang di dalam lubuk hati. Jadi religi sendiri berarti
kepercayaan kepada Tuhan; kepercayaan akan kekuatan di atas manusia.
Tapi dipihak lain, pengertian religius itu terkait dengan nilai moral dalam
agama, kebaikan, sopan santun, dan ketaatan terhadap Tuhan.
a. Nilai relijius dalam sastra.
Nilai religius yang terkandung dalam suatu karya sastra merupakan tujuan
untuk menjadikan pembacanya mengingat segala kewajibannya pada
Tuhan. Nilai religius juga bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih
baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat pada Tuhan. Dalam suatu
karya sastra pengarang yang menghadirkan sastra islami akan
memasukkan unsur-unsur religius di dalamnya dengan harapan akan
menambah ilmu agama, wawasan agama, dan akan menambah keimanan
pembacanya pada Tuhan.
Nilai religiusitas adalah nilai yang mendasari dan menuntun tindakan
hidup ketuhanan manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan
ketuhanan manusia dengan cara dan tujuan yang benar. Religiusitas
memperlihatkan nafas intensitas jiwa, yaitu cita rasa yang merupakan
kesatuan rasio dan rasa manusiawi ke dalam pribadi manusia
(Mangunwijaya, 1988:12). Kesatuan rasa dan rasio itu selanjutnya dipakai
manusia untuk berhubungan dengan Tuhan. Sastra sering memuat nilai-
nilai religiusitas. Hal demikian terjadi karena pada awalnya semua sastra
adalah religius (Mangunwijaya, 1988:11). Artinya, semula sastra lahir
untuk acara-acara kebaktian manusia kepada Tuhan, sehingga sastra hadir
bersamaan dengan upacara keagamaan tertentu. Melalui sastra manusia
ingin mendekat dan menyatu dengan Tuhan lewat seni.
b. Unsur-Unsur Religius
1. Akidah (keimanan)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akidah memiliki arti yaitu
kepercayaan Dasar keyakinan pokok.
Dalam beberapa pengertian akidah dipahami sebagai ajaran
mengenai keimanan. Iman berarti kepercayaan, kepercayaan adalah
9
anggapan bahwa sesuatu itu benar adanya tanpa harus dibuktikan dengan
metode dan cara yang lebih sistematis. Kepercayaan sangat berkaitan
dengan rasa. Namun sejalan dengan perkembangannya, kepercayaan atau
iman merupakan seperangkat pengetahuan, pengalaman, dan penghayatan
terhadap ajaran agamanya. Pengetahuan dan pengalaman sangat berkaitan
dengan akal budi, sedangkan penghayatan sangat dekat dengan hati nurani.
Jika dikembalikan kepada sumber pokok ajaran islam (termasuk akidah),
yaitu Alquran dan Assunnah, maka pokok-pokok keimanan dalam islam
dirumuskan menjadi enam, inilah yang kemudian dikenal dengan “rukun
iman yang enam”.
Keenam rukun iman yang dimaksud, yaitu
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada Malaikat
3) Iman kepada kitab-kitab
4) Iman kepada Rasul-Rasul
5) Iman kepada Hari Akhir
6) Iman kepada qadla’ dan qadar Allah ( Marzuki, 2012:88).
a. Iman kepada Allah
iman kepada Allah adalah percaya bahwa Tuhan yang berhak disembah
adalah Allah dan tidak menyukutannya dengan sesuatu apapun.
b. Iman kepada Malaikat
bahwa iman kepada Malaikat yaitu percaya bahwa Allah memiliki
makhluk yang setia dengan segala perintah Allah dalam mengawasi gerak-
gerik kehidupan serta mencatat segala amal baik dan buruk manusia.
c. Iman kepada Kitab-Kitab.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia iman ialah kepercayaan yang
berkenaan dengan agama atau juga keyakinan dan kepercyaan kepada
Allah, Nabi, dan Kitab.
d. Iman kepada Rasul.
iman kepada Rasul ialah percaya bahwa Rasul merupakan manusia pilihan
Allah dalam menerima wahyu dan bertugas mengarahkan manusia kearah
jalan yang baik.
10
BAB III
PEMBAHASAN
“Dalam pada itu ia pun tiada lupa sembahyang, bermohon kepada tuhan,
supaya segala dosanya kepada istrinya diampuninya”
Dalam kutipan tersebut dijelaskan bahwa steven percaya kepada tuhan
sehingga ia berdoa memohon agar segala dosa istrinya diampuni.
‘’sabar, nak, dan tawakal kepada tuhan. Sekalian manusia harus mati
engkau dan ibu juga. Hanya kita tidak tau, bila. Sebab mati itu rahasia
tuhan’’.
Dalam kutipan tersebut sina mempercayai bahwa kematian pasti itu akan
datang dan pasti akan menimpa kita.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Syariat berarti hukum agama yang
menetapkan hidup manusia, hubugan manusia dengan Allah SWT,
hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar seperti dalam
kutipan;
Dalam kamus besar bahasa indoesia, akhlak yaitu berarti budi pekerti :
kelakuan, secara etimologi akhlk berasal dari bahasa arab yaitu Khalaq,
Khuluqun yang berarti tabiat atau perangai. Akhlak dapat bersifat positif
maupun negatif, bergatung pada tatanan nilai yang menjadi landasanya
seperti dalam kutipan:
“suamiku aku akan pergi dari sampingmu ampuni segala dsaku kepadamu
aku berdosa”
13
Dalam kutipan tersebut dia ingin sumianya mengampuni segala dsa atas
keslahannya agar dia pergi dengan tenang.
“Ani baru berumur kira-kira 18 tahun gadis remaja dan bersifat sabar dan
bertertib’’.
Dalam kutipan tersebut disini Ani mempunyai akhlah yang sangat baik,
karea mengikuti Ibunya.
BAB IV
A. Kesimpulan
Novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung
rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya
serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Scholes Viia Junus
(1984;121) novel adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan peristiwa
nyata atau fikssional yang dibayangkan pengarang melalui pengamatnnya
terhadap realitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata religius yaitu
berarti bersifat religi; bersifat keagamaan. Religius merupakan suatu
kesadaran menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai
human nature. Dalam novel cinta dan kewajiban terdapat nilai relijius
diantaranya nilai akidah (keimanan), syariat (ibadah) dan ahlak (budi
pekerti).
B. Saran
Kami mengetahui bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan ,sehingga kami mengarapkan kepada para pembaca
agar dapat meberikan kritik dan saran yang membangun untuk penulis .