Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan    : SMAS ISLAM TERPADU


Qurratu Ayun AL-Islami
Mata Pelajaran          : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester          : XI 1 (Satu)
Materi Pokok             : Teks Cerita Pendek
Pertemuan ke-           : 1 (Satu)
Alokasi Waktu           : 2x45 menit/ 2 Jam Pelajaran

A.    Kompetensi Inti
1.      Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.      Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.      Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya  tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4.      Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.

B.     Kompetensi Dasar
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannnya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan dan
menganalisis informasi lisan dan tulisan melalui teks cerita pendek.
2.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, dan santun dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk memahami teks cerita pendek.
3.1  Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, baik melalui lisan maupun
tulisan.
3.3  Menganalisis teks cerita pendek, baik melalui lisan maupun tulisan.
3.4. Mengidentifikasi karakteristik  teks cerpen baik secara lisan maupun tulisan.

C.    Indikator Pencapaian
a.       Menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan konteks untuk
mempersatukan bangsa
b.      Memiliki sikap tanggung jawab peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa
Indonesia untuk memahami teks cerita pendek.
c.       Mencermati uraian yang berkaitan dengan  struktur dan kaidah teks cerita
pendek.
d.      Mengidentifikasi karakteristik teks cerita pendek.
e.       Mengidentifikasi struktur dan kaidah teks cerita pendek.
f.       Menganalisis isi  teks cerita pendek (struktur, unsur pembangun atau unsur
intrinsik, kaidah kebahasaan teks cerita pendek, dan karakter cerpen)

D.    Tujuan Pembelajaran
1.       Selama proses pembelajaran, peserta didik mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam
memahami, menerapkan dan menganalisis informasi lisan dan tulisan melalui teks
cerita pendek.
2.       Selama proses pembelajaran, peserta didik menunjukkan perilaku tanggung
jawab, peduli dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk
memahami teks cerita pendek.
3.       Setelah membaca teks cerita pendek, peserta didik mengidentifikasi
karakteristik teks cerita pendek.
4.       Setelah membaca teks cerita pendek, peserta didik mengidentifikasi struktur
dan kaidah teks cerita pendek.
5.       Setelah membaca teks cerita pendek, peserta didik mendiskusikan dan
menyimpulkan hasil analisis terhadap cerita pendek.
E.       Materi
Teks Cerita Pendek
1.         Pengertian teks cerita pendek
·         Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang
panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang
terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
·         Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita
atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi
dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu
peristiwa dalam kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.

2.         Ciri-ciri teks cerita pendek


1)        Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
2)        Bentuk tulisan yang singkat tentunya lebih pendek dari Novel.
3)        Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
4)        Penokohan dalam cerpen sangat sederhana.
5)        Bersifat fiktif.
6)        Hanya mempunyai 1 alur.
7)        Habis dibaca sekali duduk.
8)        Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
9)        Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup tidak seluruhnya.
10)     Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca
ikut merasakan isi dari cerpen tersebut.

3.         Struktur dan kaidah kebahasaan  teks cerita pendek


a.    Struktur Teks Cerita Pendek
Secara garis besar struktur cerpen adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2014:17-19).
1.    Tahapan abstrak, merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks
cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui
tahapan ini.
2.    Tahapan orientasi, merupakan struktur yang berisi pengenalan tokoh dan latar
cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan perlaku (terutama pelaku
utama) yang meliputi apa yang dialami. Pengenalan latar berkaitan dengan waktu,
ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar digunakan pengarang
untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar
merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
3.    Komplikasi, muncul diakibatkan oleh munculnya konflik. Pada tahap ini ditandai
dengan reaksi pelaku dalam cerpen terhadap konflik. tahapan penjalinan konflik
dimulai dari munculnya konflik, peningkatan konflik, hingga konflik memuncak
(klimaks).
4.    Tahap evaluasi, ditandai dengan adanya konflik yang mulai diarahkan pada
pemecahannya. Setelah konflik mencapai puncaknya tokoh (penulis) akan
mengupayakan solusi bagi pemecahan konflik sehingga mulai tampak
penyelesaiannya.
5.    Resolusi, adalah suatu keadaan di mana konflik terpecahkan dan menemukan
penyelesaiannya. Pada tahapan ini ditandai dengan upaya pengarang yang
mengungkakan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
6.    Koda, adalah bagian akhir sebuah cerita pendek yang diberikan oleh pengarang
yang menyuarakan pesan moral sebagai tanggapan terhadap konflik yang terjadi. Ada
juga yang menyebut koda dengan istilah reorientasi. Koda merupakan nilai-nilai atau
pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan
tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional.

b.    Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Pendek


1.    Menggunakan penggambaran waktu lampau
2.    Mencantumkan Penyebutan tokoh (nama, kata ganti, julukan, dan sebutan)
3.    Menggunakan Kata-kata yang menggambarkan latar
4.    Memuat kata-kata yang mendiskripsikan pelaku, penampilan fisik, dan
kepribadiannya.
5.    Memuat kata-kata yang merujuk pada peristiwa yang dialami pelaku.
6.    Menunjukan sudut pandang pengarang.
Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang yang
mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran
yang terpendam di dalam jiwanya. Beberapa majas yang sering digunakan:
a.    Majas Litotes: pengungkapan yang bertujuan merendahkan diri.
Contoh: Mampirlah ke gubuk kami (Padahal rumahnya besar dan mewah).
b.    Majas Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan.
Contoh: Kita berjuang sampai titik darah penghabisan.
c.    Majas Personifikasi: mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup
Contoh: Hujan itu menari-nari di atas genting
d. Majas Simile : pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang
dinyatakandengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan,  umpama,
ibarat, bak, bagai.
Contoh:
Kau umpama air aku bagai minyaknya,
bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
Majas Metafora: pengungkapan yang membandingkan suatu benda dengan bendalain
karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh: cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.

4.      Karakter Cerpen
Karakter utama sebuah cerpen adalah peristiwa, yaitu suatu kejadian yang di
dalamnya ada hubungan antara tokoh, latar, dan alur.

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur
intrinsik cerpen mencakup:
·         Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber
cerita.
·         Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita.
Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta
keadaan ketika cerita berlangsung.
·         Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah
cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
1.     Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2.     Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan
urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3.     Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
1.    Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang
merupakan awal cerita.
2.    Penampilan masalah: bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku
cerita.
3.    Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik
telah memuncak.
4.    Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat
diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5.    Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
Alur dalam cerita biasanya mempunyai kaidah sendiri, yyang meliputi tiga hal.
1.      Kemasukakalan (plausibilitas), artinya cerita memiliki kelogisan.
2.      Rasa ingin tahu (Suspense), artinya perasaan kurang pasti terhadap peristiwa
yang terjadi.
3.      Kejutan (Surprise), artinya peristiwa yang berisi kejutan dalam cerita.
4.      Kepaduan (Unity), berbagai unsur dalam cerita harus memiliki kepaduan.
·         Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi
yaitu melalui:
1.      Dialog tokoh
2.      Penjelasan tokoh
3.      Penggambaran fisik tokoh
·         Tokoh
Tokoh adalah orang orang yang diceritakan dalam cerita dan banyak mengambil
peran dalam cerita. tokoh dibagi menjadi 3, yaitu:
1.      Tokoh Protagonis : tokoh utama pada cerita
2.      Tokoh Antagonis : tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama
3.      Tokoh Tritagonis : penengah dari tokoh utama dan tokoh lawan
·         Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang
melalui cerita.
SERAGAM LUSUH
Karya: Uum Umayah

Semua orang, tua-muda, tahu dengan panggilan si Didin, dekil dan item. Tapi aku tak
mempermasalahkan hal itu, karena pada kenyataannya aku adalah anak kampung
yang dekil dan item. Siti Kakaku satu-satunya, yang sekarang duduk dibangku
sekolah dasar kelas 6 SD. Kami tinggal di daerah terpencil dalam pedesaan. dan kami
terlahir tidak jauh berbeda sehingga kami dilahirkan dengan jarak yang sangat dekat,
sekarang aku kelas 5 SD. 
Hanya saja, setiap kali berangkat sekolah di tahun ini tidak sama. Terkadang aku
berangkat sekolah pada pagi hari, terkadang pula siang hari. Begitu pun Kakaku Siti.
Sekolahku yang membuat kami jadi bergonta-ganti jadwal masuk, karena sekolahku
sedang mengalami renovasi akibat badai topan dimalam hari. Namun akan ku ukir
semua perjalanan ini menjadi perjuanganku dimasa mudaku.
“Ayo..bangun sit, ini sudah siang. Mau berangkat jam berapa kamu?” Ujar Ibu sambil
membereskan baju yang akan dikenakan Kak Siti.
Sementara aku, sedang mengupas Kelapa, untuk membuat serabi yang akan Ibu jual.
“Din, jangan lupa juga parutkan Kelapanya ya!.” “Iya.. Bu.” Jawab Didin.
Waktu menandakan pukul dua belas. “Kak siti belum juga pulang.” Masalah besar
untukku. Setiap ingin berangkat sekolah, kami selalu tukar baju “di warung mang
Sayuti.” Seragam lusuh satu-satunya yang kami punya. Dan kami tak mau
ketinggalan untuk sekolah.
“Aku, berlari tergesa-gesa sambil menenteng sepatu.” “Aduhh,, Kak Siti di mana
nih?. Ujar Didin dalam hati sambil menatap arah jalan yang biasa dilewati Kak Siti.
Tiba-tiba Siti datang dengan baju yang basah dan kotor dari arah yang biasa ia lewati.
“Kakak...??”
“Didin.. maaf, Kakak telat.” Ujar Siti sambil melepaskan bajunya.
“Kok Kakak lama sekali pulangnya?”
“Ya.. Kakak minta maaf, Kakak tadi ada jam tambahan.” “Din, hari ini, kamu
tidak usah sekolah ya?”
“Kenapa Kak?” Tanya Didin, sambil menunjukan muka yang amat
kebingungan.
“Soalnya.. bajunya kena air kotor tadi.” jawab Siti. “Tadi teman Kakak ada
yang jail, akhirnya kena baju ini.” Siti menjelaskan kembali.
Baju yang biasa dipakai Didin dan Siti hanya satu-satunya yang kami punya. Kami
tak mau menyusahkan ibu dengan penuh beban. Makanya kami selalu bergantian
mengenakan seragam lusuh ini.
“Tidak!, aku mau tetap sekolah Kak.” Jawab Didin tegas sambil menunjukan
mukanya yang sedikit sedih.
“Tapi, baju ini kotor Din.” Nanti kamu dimarahin sama Bu Musri.! “sudah, lebih baik
kita pulang kerumah, biar Kakak cuci baju ini!.” Cecar Siti.
“Gak mau Kak, didin mau sekolah!.” “Nanti Didin dimarahin Bu Mus Kak,
Didin sudah sering tidak masuk.” Didin tetap ngeyel untuk masuk sekolah.
“Mmm..ya sudah, kamu pakai baju ini. Sekarang kamu pergi sekolah, cepat
nanti kamu terlambat lagi.” Hati-hati yaa..?
“Iya, Kak.” Didin senang karena ia bisa sekolah, meski bajunya sangat kotor. Setiba
disekolah, Didin hatinya ternganga karena berlari-lari yang mengejar waktu. Dengan
bajunya yang kotor, lusuh, dan sedikit basah karena air kotor tadi. Didin tetap masuk
menuju ruang kelasnya. Didin tak mau telat masuk sekolah, karena setiap ia telat
maka Bu Mus tidak akan mengizinkan masuk. Sudah sering ia terlambat karena
menunggu Kak Siti yang belum juga pulang. Karena baju seragam yang dipakai Kak
Siti juga dipakai Didin untuk sekolah. Malang memang nasib kami, jangankan untuk
membeli baju seragam yang baru. Untuk makan sehari-hari pun kami harus
kekurangan. Ibu yang menjadi seorang penjual serabi, tak setiap hari ia berjualan
karena harus kehabisan modal untuk membeli kebutuhan yang lain. Belum lagi para
tetangga yang mengutang serabi Ibu. Ibu tak kuasa menolak, karena Ibu sangat
kasihan melihat tetangganya yang harus kelaparan karena tidak punya uang untuk
membeli makanan.
“Didin.. kenapa kamu telat lagi? Dan kenapa baju kamu kotor seperti itu?”
tanya Bu Mus.
“Mm.. maa.. maaf Bu, tadi Didin jatuh dan kepleset di jalan sana.” Jawab Didin,
dengan wajah yang amat ketakutan.
Aku sengaja berbohong, karena aku tak mau orang lain tahu dengan baju yang selama
ini aku pakai. Biarkan ini menjadi rahasia aku dan Kak Siti. Aku juga sengaja
berbohong pada Bu Mus. Agar Bu Mus mau percaya padaku dan tidak lagi
mengeluarkan aku dari ruang kelas, karena ulahku yang hampir setiap hari membuat
Bu Mus kesal melihatnya. Perjuangan kami untuk terus sekolah begitu semangat.
Hingga aku ingin melanjutkan di perguruan tinggi setelah aku tamat sekolah.
Sekolah SMP dan SMA sudah kulewati, hanya Kak Siti yang tamat hingga SMP saja.
Kami sebenarnya mendapatkan beasiswa akan tetapi Kak Siti memilih untuk
mengurus Ibu dirumah karena umur Ibu sudah tidak muda lagi.
“Bu aku ingin masuk ke perguruan tinggi!.” Ujar Didin.
“Memangnya kamu dapat uang dari mana Din?.” “Biaya kuliah itu mahal lho Din..
kamu mampu membayarnya?” Tiba-tiba Siti mencela.
Iya nak.. “Ibu sudah tidak mungkin untuk membiayai kalian sekolah.” “Ibu tak punya
apa-apa lagi nak.” Jawab Ibu.
“Tapi Bu, Didin ingin tetap kuliah, karena Didin mau meneruskan cita-cita Didin
bu!.” Tegas Didin kembali.
Ya sudah.. “kamu boleh saja kuliah.” “Dan kejar cita-citamu itu. tapi ingat.!! jangan
kamu menyusahkan Ibu!.” Siti ketus menjelaskan.
“Kakak dan Ibu tenang saja, Didin tidak akan menyusahkan kalian.” “Bu, Didin
mohon maaf kalau selama ini, Didin terlalu banyak menyusahkan Ibu.” “Dan
sekarang Didin akan pergi dari rumah ini.” “Aku akan pergi ke Serang untuk kuliah
di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Bu.” “Aku mendapatkan Beasiswa di sana”
“Memangnya kamu siap pergi kesana?” tanya Siti kembali
“Insya Allah Kak.. aku siap untuk kuliah di sana!.” Ujar Didin dengan tegas dan
penuh keyakinan.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba untuk Didin pergi ke Serang, barang-barang dan
baju yang ia butuhkan sudah dikemas rapi di dalam kopor. Setelah shalat subuh Didin
berangkat ke stasiun menunggu kereta api. Namun sebelum itu, Didin menemui kak
Siti dan Ibunya untuk pamitan.
“Ibu, Kak Siti, Didin sekarang mau pergi ke Serang.” “Aku mohon Bu.” “Izinkan
Didin untuk melangkahkan kaki ini, untuk mengejar apa yang Didin cita-citakan.”
Didin meminta izin kepada Ibu dan kakaknya sambil meneteskan air matanya yang
membanjiri kedua pipinya.
“Baiklah anakku.. Ibu izinkan kamu pergi ke sana.” “Kejarlah cita-citamu nak.”
“Semoga engkau menjadi penerus bangsa yang jujur dan bijaksana.”
“Terimakasih Ibu.. Didin akan selalu ingat dengan kata-kata Ibu.” “Didin hanya
minta satu hal sama Ibu, Do’akan Didin Bu.” “Agar aku bisa mewujudkan cita-citaku,
untuk menjadi orang yang bisa menolong rakyat kita dari kemiskinan ini.”
Didin senang karena tak disangka ia telah mendapat restu dari Ibunya. Didin selalu
menghormati keputusan yang diucapkan sang Ibu. Didin selalu menganggap Ibu
adalah berlian permata yang dimiliki sepanjang hidupnya.
F.      Alokasi Waktu
        2 x 45 Menit
G.    Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pembelajaran ini menggunakan pendekatan saintifik (scientific)
Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung oleh
Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik merupakan bentuk
adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses pembelajaran dapat
dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya Kurikulum 2013 mengamanatkan
esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi
kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive
reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductiv reasoning).
Metode pembelajaran yang digunakan ialah penugasan.

H.    Media dan Sumber Belajar


Media belajar      : Teks cerita pendek
Sumber Belajar   : Koran, internet, majalah, dan buku siswa bahasa Indonesia  SMA
kelas XI, buku referensi lain yang menunjang materi struktur dan kaidah teks cerita
pendek.

I.       Kegiatan Pembelajaran
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUAN 1.    Salah seorang siswa memimpin do’a 10 MENIT
2.    Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran
3.    Peserta didik  dan pendidik menyepakati
kegiatan yang akan dilakukan.
INTI Mengamati: 15 MENIT
1.    Siswa membaca teks cerita pendek.
2.    Siswa mencermati isi
penggalan teks cerita pendek.
Menanya:
Siswa bertanya jawab dengan guru 10 MENIT
menggunakan bahasa yang santun berkaitan
dengan butir-butir penting
mengenai teks cerita pendek.

Mengeksplorasi:
Siswa merumuskan hipotesis atau jawaban
sementara yang berkaitan dengan 15 MENIT
isi teks cerita pendek (struktur, kaidah,
karakteristik).

Mengasosiasikan:
1.    Siswa mengumpulkan data untuk
membuktikan kebenaran
hipotesis dan menggali data pada teks yang 15 MENIT
telah dibaca dari berbagai sumber.
2.    Siswa menyimpulkan isi teks cerita
pendek yang berkaitan dengan struktur,
kaidah, dan karakteristik teks cerita pendek.

Mengomunikasikan:
1.    Siswa menuliskan laporan kerja
tentang pengertian teks cerita
pendek, struktur, kaidah, dan karakteristik tek
s cerita pendek.
2.    Siswa membacakan hasil kerjanya di
depan kelas, siswa
lain memberikan tanggapan baik berupa 15 MENIT
pertanyaan ataupun sanggahan secara santun.
PENUTUP 1.    Siswa menyimpulkan materi 10 MENIT
pembelajaran yang telah dipelajari.
2.    Siswa melaksanakan. refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
3.    Siswa mengerjakan evaluasi.
4.    Salah seorang siswa memimpin do’a
untuk mengakhiri pembelajaran.

J.      Penilaian
KKM                          : 75
Teknik Penilaian       : a. Penilaian proses dengan non-Tes
     (Observasi/pengamatan)
b. Penilaian hasil belajar dengan tes tertulis
Bentuk Instrumen     :
3.1.  Penilaian Proses Pembelajaran (Sikap, Spiritual, dan Sosial)
Instrumen
Tujuan Pembelajaran Teknik Penilaian
Penilaian
1.    Melalui hasil pengamatan terhadap Pengamatan Lembar
penggalan teks cerita pendek yang telah selama proses pengamatan
dibacanya, siswa mampu mensyukuri pembelajaan
anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa berlangsung
Indonesia dan menggunakannya sebagai
sarana komunikasi dalam memahami,
menerapkan, dan menganalisis informasi
lisan dan tulis melalui teks cerita pendek.
2.    Melalui kegiatan tugas mandiri, siswa Pengamatan Lembar
dapat menunjukkan perilaku jujur, peduli, selama proses pengamatan
santun, dan tanggung jawab dalam pembelajaan
penggunaan bahasa Indonesia untuk berlangsung
memahami dan menyajikan teks cerita
pendek.

3.1.1.   Lembar Penilaian Proses Pembelajaran (Sikap, Spiritual, dan Sosial)

Keterangan:
a.    BT (Belum Tampak) jika sama sekali tidak menunjukan usaha sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas.
b.   MT (Mulai Tampak) jika menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten.
c.    MB (Mulai Berkembang) jika menunjukan ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten.
d.   MK (Membudaya) jika menunjukan adanya usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten.

3.2.       Penilaian Proses Pembelajaran (Keterampilan)


Teknik Bentuk Instrumen
Tujuan Pembelajaran
Penilaian Penilaian Penilaian
Siswa mampu Tes praktik Penilaian lisan Apa pengertian
memahami pengertian teks teks cerita
cerita pendek. pendek?

Siswa Tes praktik Penilaian tulis Tuliskan unsur


mampu menginterpretasikan pembangun yang
dan ada pada teks
menemukan unsur pembangun cerita pendek
dalam teks cerita pendek. tersebut!

3.3.  Penilaian Pengetahuan (Hasil Belajar)


Tujuan Teknik Bentuk
Instrumen Penilaian
Pembelajaran Penilaian Penilaian
1.    Memahami Tes Uraian 1.    Apa yang dimaksud dengan teks
pengertian teks tertulis cerita pendek?
cerita pendek 2.    Sebutkan struktur teks cerita
2.    Memahami pendek!
struktur teks cerita 3.    Apa yang anda ketahui tentang
pendek. unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik
3.    Memahami teks cerita pendek? jelaskan!
unsur pembangun 4.    Jelaskan tema utama yang terdapat
teks cerita pendek. pada contoh teks cerita pendek
tersebut!
5.    Sebutkan tokoh utama yang
terdapat pada teks cerita pendek
tersebut!

3.3.1.      Deskriptor dan Penskoran Penilaian Pengetahuan


Deskriptor Skor
1.    Memahami pengertian teks cerita pendek 20
a.  Siswa menjelaskan pengertian teks cerita pendek dengan
sangat tepat (skor 20).
b.  Siswa menjelaskan pengertian teks cerita pendek secara tepat
(skor 15).
c.   Siswa menjelaskan pengertian teks cerita pendek dengan
kurang tepat (10).
2.    Memahami struktur teks cerita pendek 20
a.    Siswa menuliskan 5 struktur teks cerita pendek (20).
b.    Siswa menuliskan 4 struktur teks cerita pendek (15)
c.    Siswa menuliskan 3 struktur teks cerita pendek (10)
3.    Siswa menjelaskan unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik teks 20
cerita pendek.
a.    Siswa menjelaskan unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik teks
cerita pendek dengan benar (skor 20).
b.    Siswa menjelaskan unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik teks
cerita pendek dengan tidak benar (skor 10).
4.    Siswa mampu menjelaskan tema utama yang terdapat pada 20
contoh teks cerita pendek.
Siswa menjelaskan tema utama yang terdapat pada contoh teks
cerita pendek dengan tepat (skor 20).
5.    Siswa mampu menyebutkan tokoh utama yang terdapat pada 20
teks cerita pendek.
Siswa menyebutkan tokoh utama yang terdapat pada teks cerita
pendek dengan benar (skor 20).

                                                                                        Maros,
Mengetahui,

Kepala sekolah                                                                          Guru Praktikan

                                                             Rahmiati,S.Pd

Anda mungkin juga menyukai