Anda di halaman 1dari 11

TEKS CERPEN

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


3.8. Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam kumpulan cerita
pendek yang dibaca.
3.8.1 Mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam kumpulan cerita pendek
yang dibaca
3.8.2. Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
3.8.3.Menentukan unsur intrinsik, ekstrinsik, dan nilai-nilai dalam cerpen serta
menerapkan nilai-nilai dalam cerpen ke dalam kehidupan sehari-hari.
4.8. Mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek
. 4.8.1. Menganalisis unsur Kebahasaan cerpen baik, Majas, peribahasa, ungkapan
4.8.2. Mempresentasikan dan memperbaiki hasil kerja dalam diskusi kelas.
3.9. Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita
pendek
3.9.1 Mengidentifikasi cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun
cerpen
3.9.2. Menemukan Unsur-unsur pembangun cerpen
3.9.3. Merekonstruksi unsur intrinsik, ekstrinsik, dan nilai-nilai dalam cerpen serta
menerapkan nilai-nilai dalam cerpen ke dalam kehidupan sehari-hari.
4.9. Mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur
pembangun cerpen.
4.9.1. Menyusun kembali cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur cerpen.
4.9.2. Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi hasil kerja dalam diskusi
kelas.

B. Gambaran Cerpen Dalam Kehidupan


Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan suatu bentuk prosa
naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan
karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella dan novel.
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai
manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Atau pengertian cerpen
yang lainnya yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai kehidupan seseorang ataupun
kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berfokus pada suatu tokoh saja.

Cerita pendek biasanya mempunyai kata yang kurang dari 10.000 kata atau kurang dari 10
halaman saja. Selain itu, cerpen atau cerita pendek hanya memberikan sebuah kesan tunggal
yang demikian serta memusatkan diri pada salah satu tokoh dan hanya satu situasi saja.

C. Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli

Berikut pendapat para ahli mengenai penjelasan tentang cerpen.


1. Sumardjo dan Saini
Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi
kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat.
2. Menurut KBBI
Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai
bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah yang diceritakan pendek
atau tidak lebih dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan serta
memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.
3. Nugroho Notosusanto dalam Tarigan
Cerpen atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang panjang ceritanya berkisar 5000
kata atau perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada dirinya
sendiri.
4. Hendy
Cerpen ialah suatu karangan yang berkisah pendek yang mengandung kisahan tungal.
5. Aoh. K.H
Cerpen merupakan salah satu karangan fiksi yang biasa disebut juga dengan kisahan
prosa pendek.
6. J.S. Badudu
Cerpen merupakan cerita yang hanya menjurus serta terfokus pada satu peristiwa saja.
7. H. B. Jassin
Menurut pendapat H. B. Jassin, cerpen ialah sebuah cerita yang singkat yang harus
memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian.

Hakekat
Cerpen adalah cerita fiksi yng menggambarkan kehidupan luas sehingga terjadi
pergolakan jiwa sehingga terjadi perubahan nasib tokohnya/pelakunya.

D. Ciri-Ciri Cerpen

1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel


2. Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kata
3. Habis dibaca sekali duduk
4. Waktu tidak lebih dari 2,5 jam
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik hingga pada
tahap penyelesainnya.
6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca
dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya hanya 1 kejadian /degresi saja yang diceritakan.
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat

E. Struktur Cerpen
1. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan dikembangkan
menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga sebagai gambaran awal
dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau dalam artian bahwa setiap cerpen boleh
tidak terdapat struktur abstrak tersebut.
2. Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan dengan jalan
cerita dari cerpen tersebut.
3. Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan
akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun watak dari berbagai
tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai
bermunculan.
4. Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta sudah
mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.
5. Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh.
6. Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita
pendek tersebut oleh pembacanya.

F. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik


Unsur intrinsik pada cerpen
1. Tema
2. Alur
3. Penokohan
4. Setting/latar
5. Sudut pandang
6. Gaya Bahasa
7. Amanat
Unsur ektrinsik pada cerpen
1. Relegius/keagamaan
2. Latar belakang
3. Lingkungan masyarakat
4. Biografi penulis
5. Nilai dalam cerpen
G. Unsur Kebahasaan Teks Cerpen
Unsur kebahasaan teks cerpen adalah unsur-unsur yang membangun teks tersebut. Beberapa
unsur kebahasaan teks cerpen antara lain ragam bahasa sehari-hari, kosakata, majas atau
gaya bahasa, dan kalimat deskriptif.. berikut ini penjelasan mengenai unsur kebahasaan teks
cerpen.

a. Ragam Bahasa Sehari-hari atau Bahasa Tidak Resmi


Cerpen merupakan cerita fiksi bukan karangan ilmiah (nonfiksi) yang harus menggunakan
bahasa resmi. Cerpen mengisahkan kehidupan sehari-hari. Kalimat ujaran langsung yang
digunakan sehari-hari membuat cerpen terasa lebih nyata.

Dalam cerpen “Aku dan Cita-Citaku” karya Hiakri Inka, kita sering menemukan bahasa
pergaulan sehari-hari.

b. Kosakata
Seorang penulis cerpen harus mempunyai banyak perbendaharaan kata. Pilihan kata atau
diksi sangatlah penting karena menjadi tolak ukur kualitas cerpen yang dihasilkan. Diksi
menambah keserasian antara bahasa dan kosakata yang dipakai dengan pokok isi cerpen yang
ingin disampaikan kepada pembaca.Contoh kosakata yang terdapat dalam cerpen “Aku dan
Cita-Citaku”

1. antusias = bergairah; bersemangat.


2. kriteria = ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu
3. motivasi = dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
4. monoton = selalu sama dengan yang dulu; itu-itu saja; tidak ada ragamnya
5. mantan = bekas pemangku jabatan, (catatan: eks/bekas kekasih)
6. profesi = Bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan,
dsb.) tertentu
7. reporter = penyusun laporan, wartawan
8. risiko = akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan.
9. strategi = rencana yang cermat kegiatan untuk mencapai sasaran khusus
c. Majas (Gaya Bahasa)
Peristiwa pemakaian kata yang melewati batas-batas maknanya yang lazim atau menyimpang
dari arti harfiahnya. Majas disebut juga bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.

Terdapat sekitar enam puluh gaya bahasa, namun Gorys Keraf membaginya menjadi empat
kelompok, yaitu majas perbandingan (metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori,
antitesis), majas pertentangan (hiperbola, litotes, ironi, satire, paradoks, klimaks,
antiklimaks), majas pertautan (metonimis, sinekdoke, alusio, eufemisme, ellipsis), dan majas
perulangan (aliterasi, asonansi, antanaklasis, anafora, simploke).

1. Majas perbandingan
Majas Perbandingan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Ditinjau dari cara
pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan dibagi menjadi:

1. Metafora: majas yang mengandung perbandingan yang tersirat sebagai pengganti kata
atau tingkatan lain. Metafora merupakan majas perbandingan langsung, tidak
menggunakan kata penanda perbandingan; seperti, bagaikan, laksana. Contoh: Raja siang
telah bangun dari peraduannya (matahari).
2. Personifikasi: penginsanan yang meletakkan sifat- sifat manusia/insan kepada benda
yang tidak bernyawa. Contoh: Mobil itu menjerit- jerit di tikungan yang menanjak
3. Depersonikasi: majas berupa perbandingan manusia dengan hewan atau dengan benda.
Contoh: Dikau langit, daku bumi.; Aku heran melihat Joko mematung.
4. Alegori: majas yang membandingkan suatu hal secara tidak langsung melalui kiasan atau
penggambaran yang berhubungan dalam kesatuan yang utuh. Contoh: Suami sebagai
nahkoda, istri sebagai jurumudi.
5. Antitesis: majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan paduan kata
berlawanan arti. Contoh: Hidup matinya manusia adalah kuasa Tuhan.

2. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan
yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk
memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau
pendengar”. Yang termasuk Majas Pertentangan:

1. Litotes adalah majas yang di dalam ungkapannya menyatakan sesuatu yang positif
dengan bentuk yang negatif yang tujuannya untuk merendahkan hati. Contoh:
Datanglah ke gubuk orang tuaku.
2. Hiperbola adalah majas jika orang ingin melukiskan peristiwa atau keadaan dengan
cara berlebih-lebihan. Contoh: Hatiku terbakar, darahku mendidih mendengar kabar
yang kau berikan.
3. Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan yang hanya kelihatan pada arti
kata yang berlawanan, padahalnya maksud sesungguhnya tidak karena objeknya
berlainan. Contoh: Zuqi merasa kesepian di tengah kota yang ramai.
4. Klimaks adalah majas berupa susunan ungkapan yang semakin lama semakin
menekan dan memuncak. Contoh: Sejak menuai benih, tumbuh, hingga menuainya,
aku sendiri yang mengerjakannnya.
5. Antiklimaks adalah majas yang bertentangan dari klimaks. Pada antiklimaks makna
yang tergantung pada kata-kata diucapkan berturut-turut makin lama makin melemah
tingkatannya. Contoh: Dari pejabat tinggi, menengah, sampai rendah turut merasakan
keprihatinan itu.
6. Ironi adalah kata yang digunakan mempunyai makna bertentangan dengan maksud
sesungguhnya, misalnya mengemukakan ketidaksesuaian antara harapan dan
kenyataan dan ketidaksesuaian antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan
yang mendasarinya. Contoh: Merdu sekali suaramu hingga membuatku terbangun.

3. Majas pertautan
Majas Pertautan adalah ”Kata-kata berkias yang bertautan (berasosiasi) dengan gagasan,
ingatan atau kegiatan panca indra pembicara atau penulisnya”. Terdapat bermacam-macam
asosiasi sehingga membentuk bermacam-macam Majas Pertautan.

1. Eufemisme adalah majas yang menggunakan ungkapan lebih halus sebagai pengganti
ungkapan yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan atau tidak menyenangkan.
Contoh: Rupanya anak ibu sudah berubah akal. (gila)
2. Metonimis adalah majas yang mengemukakan merek dagang atau nama barang untuk
melukiskan sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan sehingga kata itu berasosiasi
dengan benda keseluruhan. Contoh: Ayahku ke Bali naik Rajawali. (Rajawali nama
pesawat terbang)
3. Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian untuk menyebut nama
seluruhnya (pars prototo) dan menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama
bagiannya (totum proparte). Contoh: Saya tidak melihat batang hidungnya Steve hari ini.
(pars prototo), Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 3:0. (totum preparte).

4. Majas perulangan
Majas peruulangan merupakan ungkapan gaya bahasa yang menegaskan pernyataan dengan
tujuan peningkatan pengaruh dan kesan tertentu terhadap pembaca atau pendengar. Berikut
jenis dan penjelasan majas perulangan beserta contohnya!

1. Repetisi adalah majas penegasan yang mengulang melukiskan sesuatu perulangan kata
atau beberapa kata pada beberapa kalimat. Contoh: Hidup adalah perjuangan. Hidup
adalah pengorbanan.
2. Tautologi adalah majas yang mengulang kata beberapa kali dalam sebuah kalimat.
Contoh: Sungguh teganya, teganya, teganya, teganya.
3. Anafora adalah majas penegasan seperti repetisi tetapi biasa digunakan dalam puisi.
4. Contoh: Memberi tak harus kaya// Memberi tak harus ada// Memberi dengan hati
5. bukan karena paksaan.

d. Kalimat Deskriptif
Kalimat deskriptif adalah kalimat yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu. Dalam
cerpen, kalimat deskriptif digunakan untuk menggambarkan suasana, tempat, tokoh dalam
cerita.

Contoh cerpen

Pak Tani dan Ladangnya

Di suatu hari dengan cuaca yang amat cerah seorang pak tani sedang menggarap di
sawahnya untuk ditanami beberapa tanaman jagung dan umbi-umbian pak tani pada pagi
hari mulai menanam bibit-bibitnya dengan harapan esok dapat tumbuh sampai bisa cepat
panen.

Dan dengan harapan tidak lebih dari tiga minggu bibit tersebut sudah tumbuh dengan baik
dan akan menghasilkan uang yang banyak, dan akan belikan sebuah maenan sepeda untuk
anaknya ujar Pak Tani sambil memperlihatkan wajah yang ceria.

Hari demi hari telah dilewati pak tani dengan merawat ladangnya dengan kesungguhan yang
baik hingga semua tanaman pak tani mulai berbuah dan dapat di panen.

Ujar pak tani wah tanaman sudah mulai berbuah dan esok hari nya akan di panen dengan
menikmati dari hasil panen nya dan mendapatkan buang yang banyak ucap Pak Tani dalam
hati.

Lalu pada Malam harinya sangat banyak tikus yang memakan tanaman di ladang Pak Tani.

Dan pada Esok harinya Pak Tani datang ke ladang untuk memanen sehingga terkejutlah apa
yang di ingin kan Pak tani dengan melihat ladangnya sudah banyak berbuah.

Pak Tani sangat senang dan pak tani pun dengan senang hari langsung membawa hasil
panen nya kepasa dengan tujuan utuk di jual dan ingin membelikan maenan untuk anak nya.

“Ah, aku lelah sekali siang ini. Tenagaku habis untuk memasang jerat-jerat ini. Esok saja
lah aku lanjutkan memanen hasil ladang yang tersisa. Biar saja malam ini tikus-tikus itu
merasakan akibatnya”

Setelah pak tani mendapatkan uang ia lansung pergi untuk membelikan sepeda untuk anak
nya dan maenan tersebut di kasih kan lah kepada anak nya dan anak nya sangat amat senag
karena telah di belikan menan yang selama ini di mintak oleh anak tersebut.

Sepertinya Pak Tani telah berhasil merawat hasil panen nya dan dapat memberikan maenan
untuk anaknya dan pak tani sangat merasa bahagia sekali ujar pak tani sambil tersenyum….
Contoh 2

Lomba Menari

Ani anak yang pandai selain pandai ia juga suka menari, di sekolah ada ekstrakulikuler
menari, tentu Ani salah satu anggotanya. Hari ini, sepulang sekolah Ani ada latihan menari
dengan ke tiga temannya untuk persiapan lomba lusa.

Kringgg… Bunyi bel pulang sekolah berdering semua anak keluar dari kelas untuk pulang
kerumah masing masing, hanya beberapa anak yang masih disekolah untuk beberapa
kegiatan. Diruang seni ada Ani, Rida, Cahya dan Mela mereka berempat yang terpilih
mewakili sekolah untuk lomba menari lusa.

“Da kamu sudah handle semua persiapan buat lusa kan?” tanya Ani pada Rida

“Jangan khawatir Ani, tanteku bersedia untuk makeup kita” jawab Rida

“Kalau begitu ayo kita latihan” ajak Cahya yang disetujui oleh teman temannya. Sudah satu
bulan terakhir mereka selalu berlatih dengan bersungguh sungguh untuk mengharumkan
nama sekolah.

Hari ini adalah hari perlombaan dimulai, pukul 9 acara dimulai 15 menit lagi acara dimulai
mereka masih dijalan karena terjebak macet. Benar ini membuat mereka semua khawatir
mereka akan telat namun mereka tidak ingin di DO, jika mereka di DO berarti sia sia
persiapan mereka selama ini.

Setelah bergelut dengan kemacetan akhirnya mereka sampai pada tujuan. Mereka telah telat
30 menit. Dan ini membuat mereka semua was was. Ketika mereka sampai diruangan lomba
hanya tinggal beberapa peserta yang belum tampil, mereka masih mendapat kesempatan
untuk tampil walau urutan terakhir. Mereka bersyukur tidak di DO. Tiba giliran mereka
tampil mereka memberikan penampilan terbaik yang mereka miliki dan itu semua tidak sia
sia pada sesi pengumuman pemenang mereka mendapat juara pertama.

Dari sini dapat kita simpulkan sesuatu yang kita lakukan dengan sungguh sungguh dan ikhlas
akan membawa kita pada hasil yang memuaskan.

Evaluasi materi cerpen KD 3.8 dan 3.9


Anak Sekolah
Sonia anak yang pandai selain pandai ia juga suka menari, di sekolah ada
ekstrakulikuler menari, tentu Sonia salah satu anggotanya. Hari ini, sepulang
sekolah Sonia ada latihan menari dengan ke tiga temannya untuk persiapan
lomba lusa.
Kringgg… Bunyi bel pulang sekolah berdering semua anak keluar dari kelas
untuk pulang kerumah masing masing, hanya beberapa anak yang masih
disekolah untuk beberapa kegiatan. Diruang seni ada Sonia, Neysa, Yesika dan
Novita mereka berempat yang terpilih mewakili sekolah untuk lomba menari
lusa.
“Okey kamu sudah handle semua persiapan buat lusa kan?” tanya Sonia pada
Neysa
“Jangan khawatir Sonia, tanteku bersedia untuk makeup kita” jawab Neysa
“Kalau begitu ayo kita latihan” ajak Yesika yang disetujui oleh teman
temannya. Sudah satu bulan terakhir mereka selalu berlatih dengan
bersungguh sungguh untuk mengharumkan nama sekolah.
Hari ini adalah hari perlombaan dimulai, pukul 9 acara dimulai 15 menit lagi
acara dimulai mereka masih dijalan karena terjebak macet. Benar ini membuat
mereka semua khawatir mereka akan telat namun mereka tidak ingin di DO,
jika mereka di DO berarti sia sia persiapan mereka selama ini.
Setelah bergelut dengan kemacetan akhirnya mereka sampai pada tujuan.
Mereka telah telat 30 menit. Dan ini membuat mereka semua was was. Ketika
mereka sampai diruangan lomba hanya tinggal beberapa peserta yang belum
tampil, mereka masih mendapat kesempatan untuk tampil walau urutan
terakhir. Mereka bersyukur tidak di DO. Tiba giliran mereka tampil mereka
memberikan penampilan terbaik yang mereka miliki dan itu semua tidak sia sia
pada sesi pengumuman pemenang mereka mendapat juara pertama.
Dari sini dapat kita simpulkan sesuatu yang kita lakukan dengan sungguh
sungguh dan ikhlas akan membawa kita pada hasil yang memuaskan.

1. Analisalah cerpen di atas berdasarkan strukturnya!


2. Sebutkan dan jelaskan unsur intrinsik yang terdapat pada cerpen
tersebut dengan benar!
3. Tulislah 3 kalimat yang menunjukkan gaya bahasa pada cerpen di atas!
4. Temukan 2 kalimat deskriptif pada cerpen tersebut di atas!
5. Jawaban dapat dikirim MLS atau dikirim langsung ke pkar!

Anda mungkin juga menyukai