Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA

CERPEN (CERITA PENDEK)

DI SUSUN
O
L
E
H
NAMA : FRENKY
KELAS : IX.B

SMP SANTA TARSISIA BENGKAYANG


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi
hidayah dan inayah-Nya pada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada nabi Muhammad SAW.
Makalah dengan judul cerpen ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran bahasa indonesia, selain itu juga dibuatnya makalah ini agar dapat
menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam belajar hususnya mata
pelajaran bahasa indonesia.  Serta tak lupa pula kami kami ucapkan terima kasih
pada Guru mata pelajaran yang selalu memotivasi penulis supaya terlaksananya
tugas makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
maka dari itu kritik dan saran kami harapkan demi kemajuan penulis.

Penulis

………………..……….
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat suatu bab yang
menerengkan tentang kesastraan/sastra Indonesia. Dan perlu kita ketahui
sebelum kita membahas lebih dalam mengenai sastra, kita harus tahu terlebih
dahulu arti satra tersebut.
Sastra berasal dari dua kata, yaitu “sas” dan “tra”, “sas” yaitu tulisan
sedangkan “tra” ajaran.  Jadi dapat kita simpulkan sastra yaitu ajaran yang
mengandung tulisan.
     Perlu kita ketahui bahwa sastra terbagi tiga, yaitu puisi, prosa, dan drama.
Yang akan penulis bahas dalam kesempatan kali ini yaitu mengenai cerpen
yang merupakan bagian dari prosa. Prosa adalah Prosa adalah suatu karya
sastra yang berbentuk tulisan dan bersifat bebas, yang dimaksud dengan
bersifat bebas adalah karya sastra ini tidak terikat oleh aturan-aturan penulisan
karya sastra lainnya seperti rima, irama, diksi, dan lain-lain.
Begitu pula dengan cerpen yaitu cerita pendek yang hanya bisa dibaca sekali
duduk.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian cerpen ?
2. Apa saja unsur intrinsik dan ekstinsik yang ada pada cerpen ?
3. Apa saja ciri-ciri yang ada pada cerpen ?
4. Apa saja struktur cerpen ?
5. Bagaimna cara menentukan nilai-nilai yang ada pada cerpen ?
6. Bagaimna cara mengidentifikasi konflik dalam cerpen ?
7. Apa saja hal-hal Yang harus diperhatiakan dalam menulis cerpen ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian cerpen.
2. Untuk mengetahui unsur intrinsik dan ekstinsik yang ada pada cerpen.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri yang ada pada cerpen.
4. Untuk mengetahui struktur cerpen.
5. Untuk mengetahui cara menentukan nilai-nilai yang ada pada cerpen.
6. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi konflik dalam cerpen.
7. Untuk mengetahui hal-hal Yang harus diperhatiakan dalam menulis
cerpen.
D. Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka manfaat makalah adalah sebagai
berikut :
1. Kita dapat mengetahui pengertian cerpen.
2. Kita dapat mengetahui unsur intrinsik dan ekstinsik yang ada pada
cerpen.
3. Kita dapat mengetahui ciri-ciri yang ada pada cerpen.
4. Kita  mengetahui struktur cerpen.
5. Kita dapat mengetahui cara menentukan nilai-nilai yang ada pada cerpen.
6. Kita dapat mengetahui cara mengidentifikasi konflik dalam cerpen.
7. Kita dapat mengetahui hal-hal Yang harus diperhatiakan dalam menulis
cerpen.
E. Prosedur Penulisan
Dalam prosedur penulisan ini, penulis mencari sumber dari berbagai buku yang
ada di perpustakaan sekolah dan memanfaatkan internet yang ada, lalu penulis
memahami semua sumber tersebut dan kemudian menuangkanyya dalam
sebuah makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerpen
Cerita pendek atau cerita pendek yang sering disingkat sebagai prosa fiksi
naratif. Cerita pendek cenderung padat dan ke titik lain karya fiksi lagi, seperti
novel (dalam pengertian modern) dan novel. Karena pendek, cerita pendek
mengandalkan teknik sastra seperti sukses karakter, plot, tema, bahasa dan
wawasan yang lebih besar dari fiksi lagi.
Cerita bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah
situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba di tempat tujuan,
dengan tradisi paralel cerita lisan. Dengan munculnya novel yang realistis,
cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh
dalam cerita-cerita karya ETA Hoffmann dan Anton Chekhov.
Pengertian Cerita Pendek Menurut Para Ahli
a. Sumardjo
Fiksi cerita pendek atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa terjadi
kapan saja dan di mana saja di mana cerita ini relatif singkat.
b. Menurut KBBI
Cerita pendek berasal dari dua kata yang berarti pidato yang adalah
kisah tentang bagaimana dan cerita pendek berarti pendek (tidak lebih
dari 10.000 kata) yang memberikan kesan dominan dan berkonsentrasi
hanya pada satu tokoh saja dalam cerita. Menurut dia tidak ada cerita
pendek hingga 100 halaman.
a. Nugroho Notosusanto dalam Tarigan
Cerpen adalah kisah cerita pendek mulai dari 5000 kata-kata atau
memperkirakan 17 pp kuarto spasi ganda dan berpusat pada dirinya
sendiri.
b. Hendy
Cerita pendek adalah sebuah cerita pendek yang berisi narasi tungal.
c. Aoh. K.H
Cerpen yang merupakan salah satu cerita pendek yang ditulis oleh fiksi
atau fantasi disebut naratif prosa pendek.
d. J.S. Badudu
Cerita pendek adalah cerita yang mengarah dan terfokus pada satu
acara.

B. Unsur Intrinsik Cerpen


Upaya memahami karya sastra dapat dilakukan dengan menganalisis unsur-
unsur dalam (intrinsik). Unsur-unsur dalam sebuah karya sastra memiliki
keterkaitan satu dengan lainnya.
Berikut ini unsur-unsur intrinsik yang ada dalam karya sastra.
1  .       Tema
Dapat kita peroleh setelah kita membaca secara menyeluruh (close reading) isi
cerita. Tema yang diangkat biasanya sesuai dengan amanat atau pesan yang
hendak disampaikan oleh pengarangya. Tema menyangkut ide cerita. Tema
menyangkut keseluruhan isi cerita yang tersirat dalam cerpen.
Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan, cinta kasih,
permusuhan, dan lain-lain. Hal yang pokok adalah tema berhubungan dengan
sikap dan pengamatan pengarang terhadap kehidupan. Pengarang menyatakan
idenya dalam unsur keseluruhan cerita.
2.       Jalan cerita dan alur
Alur tersembunyi dibalik jalan cerita. Alur merupakan bagian rangkaian
perjalanan cerita yang tidak tampak. Jalan cerita dikuatkan dengan hadirnya
alur. Sehubungan dengan naik turunnya jalan cerita karena adanya sebab
akibat, dapat dikatakan pula alur dan jalan cerita dapat lahir karena adanya
konflik. Konflik tidak harus berisikan pertentangan antar orang per orang.
Konflik dapat hadir dalam diri sang tokoh dengan dirinya maupun dengan
lingkungan disekitarnya.
Hal yang menggerakan kejadian cerita adalah plot. Suatu kejadian baru dapat
disebut cerita kalau di dalamnya ada perkembangan kejadian. Dan suatu
kejadian berkembang  kalau ada yang menyebabkan terjadinya perkembangan
konflik.
Adapun kehadiran konflik harus ada sebabnya. Secara sederhana, konflik lahir
dari mulai pengenalan hingga penyelesaiaan konflik. Untuk lebih jelasnya,
urutan tingkatan konflik adalah sebagai berikut.
3.       Tokoh dan Perwatakan
Cara tokoh dalam manghadapi masalah maupun kejadian tentunya berbeda-
beda. Hal ini disebabkan perbedaan latar belakang (pengalaman hidup)
mereka. Dengan menggambarkan secara khusus bagaimna suasana hati tokoh,
kita lebih banyak diberi tahu latar belakang kepribadiannya . penulis yang
berhasil menghidupkan watak tokoh-tokoh ceritanya berate berhasil pula dalam
menghidupkan tokoh.
Dalam perwatakan tokoh dapat diamati dari hal-hal berikut :
a.       Apa yang diperbuat oleh para tokoh;
b.      Melalui ucapan-ucapan tokoh;
c.       Melalui penggambaran tokoh;
d.      Melalui pikiran-pikirannya;
e.      Melalui penerangan langsung.
4.       Latar (setting)
Latar (setting) merupakan salah satu bagian cerpen yang dianggap penting
sebagai penggerak cerita. Setting mempengaruhi unsur lain, semisal tema
atau penokohan. Setting tidak hanya menyangkut lokasi di mana para pelaku
cerita terlibat dalam sebuah kejadian.
Adapun penggolongan setting dapat dikelompokan
dalam setting tempat, setting waktu, dan setting sosial.
5.       Sudut pandang (Point of View)
Point of view berhubungan dengan siapakah yang memceritakan kisah dalam
cerpen? Cara yang dipilih oleh pengarang akan menentukan sekali gaya dan
corak cerita. Hal ini dikarenakan watak dan pribadi si pencerita…akan banyak
menentukan cerita yang dituturkan pada pembaca.
Adapun sudut pandang pengarang terdiri dari empat macam, yaitu sebagai
berikut.
a.      Objective point of view
Dalam teknik ini pengarang hanya menceritakan  apa yang terjadi, seperti
anda melihat film dalam televisi. Para tokoh hadir dengan karakter masing-
masing. Pengarang sama sekali tidak mau masuk ke dalam pikiran para
pelaku.
b.      Omniscient poin of view
Dalam teknik ini, pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu
segalanya. Ia biasa menciptakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi
ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkannya.
c.       Point of view (orang pertama)
Teknik ini lebih populer dikenal di Indonesia. Tekni ini dikenal pula dengan
teknik susut pandang “aku”. Hal ini sama halnya seperti seseorang mengajak
berbicara pada orang lain.
d.      Point of view (orang ketiga)
Teknik ini biasa digunakan dalam penuturan pengalaman seseorang sebagai
pihak ketiga. Jadi, pengarang hanya “menitipkan” pemikirannya dalam tokoh
orang ketiga. Orang ketiga (“dia”) dapat juga menggunakan nama orang.
   6.       Gaya
Gaya menyangku cara khas pengarang dalam mengungkapkan ekspresi
berceritanya dalam cerpen yang ia tulis. Gaya tersebut menyangkut bagaimna
seorang pengarang memilih tema, persoalan, dan menceritakannya dalam
sebuah cerpen.
   7.       Amanat
Amanat adalah bagian akhir yang merupakan pesan dari cerita yang dibaca.
Dalam hal ini, pengarang “menitipkan” nilai-nilai kehidupan yang dapat
diambil dari cerpen yang dibaca. Amanat menyangkut bagaimana sang
pembaca memahami dan meresapi cerpen  yang i abaca. Setiap pembaca
akan merasakan nilai-nilai yang berada dari cerpen yang dibacanya.
Hal lain yang termasuk unsur sastra adalah unsur ekstrinsik. Unsur ini berada
diluar karya sastra itu sendiri. Misalnya nama, penerbit, tempet lahir
pengarang, harga buku, hingga keadaan disekitar saat karya sastra tersebut
ditulis. (Adi abdul somad et.al 65 : 2009)
C. Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen merupakan sebuah unsur yang membentuk cerpen
dari luar, berbeda dengan unsur intrinsik cerpen yang membentuk cerpen dari
dalam. Unsur ekstrinsik cerpen tidak terlepas dari keadaan masyarakat saat
dimana cerpen tersebut dibuat oleh pengarang. Unsur ini sangat memiliki
banyak sekali pengaruh terhadap penyajian amanat ataupun latar belakang
dari cerpen tersebut. Berikut unsur ekstrinsik cerpen. 
1.       Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat yaitu suatu pengaruh dari kondisi latar belakang
masyarakat terhadap terbentuknya sebuah jalan cerita. Pemahaman tersebut
dapat berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi politik, sosial masyarakat,
sampai dengan kondisi ekonomi pada masyarakat itu sendiri.
   2.       Latar Belakang Pengarang
Latar belakang pengarang dapat meliputi pemahaman pengarang terhadap
sejarah hidup serta sejarah hasil karangan yang telah dibuat sebelumnya.
1.       Biografi
Biografi biasanya berisikan tentang riwayat hidup pengarang cerita tersebut
yang ditulis secara keseluruhan.
2.       Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis berisi tentang pemahaman kondisi mood ketika pengarang
menulis kisah cerita tersebut.
3.       Aliran Sastra
Aliran sastra seorang pengarang pastinya akan mengikuti suatu aliran sastra
tertentu. Hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap gaya penulisan yang
dipakai oleh pengarang dalam menciptakan sebuah kisah dalam cerpen
tersebut. Tersedia (http://gopengertian.blogspot.com )
D. Ciri-Ciri Cerpen
1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
2. Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10
ribu) kata
3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena
dalam cerpen yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu
konflik hingga pada tahap penyelesainnya.
6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal
pembaca.
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam
sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta
singkat.

E. Struktur Cerpen
1.       Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan
dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga
sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau dalam
artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur abstrak tersebut.
2.       Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan
dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
3.       Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab
dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun watak
dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian
komplikasi kerumitan mulai bermunculan.
4.       Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta
sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.
5.       Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami
tokoh.   
6.       Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari
cerita pendek tersebut oleh pembacanya. Tersedia
(http://gopengertian.blogspot.com)
F. Menentukan Nilai-Nilai Cerpen
Saat selesai membaca sebuah karya sastra, mungkin anda pernah merasakan
ada nilai-nilai yang sesuai untuk dijalankan dalam keseharian. Bisa juga isi
cerita tersebut mengandung nilai kehidupan yang menyentuh hati dan
membawa pengalaman batin. Hal tersebut merupakan keunikan sastra yang
memiliki fungsi sebagai bahan pembelajaran bagi pembacanya. Jadi, selain
sebagai hiburan, sastra pun berfungsi sebagai penyampai nilai-nilai moral.
Moral pada karya sastra merupakan unsur yang disampaikan pengarang dan
merupakan makna terdalam dari sebuah karya sastra. Secara umum, moral
menyarankan pada pengertian ajaran tentang baik buruk yang diterima
umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral pun
berhubungan dengan ahlak, budi pekerti, ataupun susila.
Sebuah karya fiksi ditulis pengarang untuk menawarkan model kehidupan
yang diidealkannya. Fiksi mengandung penerapan moral dalam sikap dan
tingkah laku para tokoh sesuai dengan pandangannya tentang moral. Melalui
cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh, pembaca dapat memetik pembelajaran
berharga. Dalam hal ini, pesan moral pada cerita fiksi berhubungan dengan
sifat-sifat luhur kemanusiaan. Sifat-sifat luhur ini hakikatnya bersifat
universal. Artinya, sikap ini diakui oleh dunia. Jadi, tidak lagi bersifat
kebangsaan, apalagi peseorangan.
Wujud moral dalam karya fiksi dapat berupa hal hal-hal berikut :
1.       Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
2.       Hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial;
3.       Hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya;
4.       Hubungan manusia dengan tuhannya.
Pesan moral yang sampai kepada pembaca dapat ditafsirkan berbeda-beda
oleh pembaca. Hal ini berhubungan dengan cara pembaca mengapresiasi isi
cerita. Pesan moral tersebut dapat berupa cinta kasih, persahabatan,
kesetiakawanan sosial, sampai rasa takjub kepada tuhan. (Adi Abdul Somad
et.al 65 : 2009)
7. Mengidentifikasi Konflik Dalam Cerpen
Jika para slanker emosinya tidak terendam, maka akan menimbulkan konflik.
Kericuhan akan terjadi dan pada akhirnya acara itu akan terganggu dan
bahkan gagal. Konflik seperti itu tidak hanya terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Konflik sering diangkat oleh para penulis dalam karangannya.
Dalam karangan, semacam karangan pendek, kehadiran konflik sangat
penting. Jika tidak ada konflik maka cerpen itu tidak boleh jadi hanya
semacam kisah perjalanan atau laporan peristiwa. Konflik itulah yang
menggerakkan alur dan yang menjadikan cerpen itu menjadi menarik.
Konflik merupakan inti dari sebuah alur. Konflik dapat diartikan sebagai
sesuatu pertentangan. Bentuk-bentuk pertentangan itu, sebagaimana yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sangatlah bermacam-macam. (E.K.
Djuharmie et.al 112 : 2005)
8. Hal-hal Yang Harus Diperhatiakan Dalam Menulis Cerpen
Menulis cerpen tidak sama dengan menulis karya ilmiah. Crita pendek
termasuk cerita fiksi. Oleh karena itu, dalam menulis cerpen harus ada
dasar/pertentangan, klimaks, dan akhir/penyelesaian. Jalan ceritanya pun
harus ada ketegangan (suspense), sehingga pembaca tidak bosan dan selalu
ingin tahu kelanjutannya. Secara sederhana jalan cerita dalam cerpen dapat
disekemakan sebagai berikut.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dengan ini saya menyimpulkan bahwa cerpen adalah cerita pendek yang
dibaca hanya dalam sekali duduk dan cerpen memilki banyak unsure yang
membangunnya seperti tokok, latar, peristiwa, konflik dan masih banyak lagi
yang sudah dijabarkan di dalam pembahasan di atas.
Setelah kita belajar cerpen yang dapat diambil keuntungannya adalah kita bisa
mengetahui tentang apa itu cerpen cerpen dapat diambil dari nilai-nilai
kehidupan dalam peran masing-masing tokoh. Nilai-nilai kehidupan tersebut
dapat dijadikan teladan bagi pembacanya. Langkah untuk menulis cerpen yaitu
menentuka tema, alur, tokoh, sudut pandang, latar, amanat. Cerpen
mengisahkan sepenggal kehidupan manusia yang penuh pertikaian,
mengharukan / menyenangkan dan mengundang pesan yang tidak mudah
dilupakan.

B. Saran
Pada saat Anda menulis cerpen sebaiknya Anda menyajikan beberapa unsur
penting cerpen yang sesuai dengan daya kreasi Anda. Unsur-unsur penting itu
meliputi: tema, plot/alur, tokoh, latar/setting,amanat dan sudut pandang. Jadi,
Anda harus mengembangkan tema, menyajikan rangkaian peristiwa, tokoh,
latar, amanat dan sudut pandang dengan menarik.

Anda mungkin juga menyukai