Anda di halaman 1dari 12

Analisis Cerpen “Sungai”

Karya Nugroho Notosusanto

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 3

Anisa Ramadani
Siti Purnamasari
Yeni Fitria Ningsih
Muhammad wahyudi
Taufik Nur Siahaan

Mas.Alwashliyah Tj.Pasir
Tahun ajaran 2021 / 2020
Kata pengantar

Assalamualaikum warahmatullahiwabarahkatuh….
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang atas rahmat –Nya dan Karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. AdapunTema dari makalah ini “menganalisis cerpen
sungai karya Nugroho Notosusanto”.

Kami Menyadari bahwa masih banyak yang kurang dari makalah yang kami buat iniMaka dari itu, kami
meminta kritik bahkan saran yang sifatnya membangun dan memperbaikiSetiap kekurangan dari makalah
yang kami buat ini dari berbagai pihak.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakanTerbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.Kami berharap semoga makalahIni dapat memberikan
manfaat bagi para pendengar maupun pembaca.

Tanjung pasir,November 2021

Penulis
Bab l
Pendahuluan

A. Latar belakang

Karya sastra merupakan suatu bentuk komunikasi yang disampaikan dengan cara yang khas dengan
memberi kebebasan pada pengarang untuk menuangkan kreativitas imajinasinya. Hal ini menyebabkan
karya sastra menjadi lain,tidak lazim,namun bersifat kompleks sehingga memiliki berbagai kemungkinan
penafsiran,sekaligus memyebabkan pembaca menjadi terbata-bata untuk berkomunikasi
denganya.Kemudian dalam setiap karya sastra pasti terdapat kesan-kesan atau nilai-nilai tertentu yang di
sampaikan oleh pengarang dalam karyanya tersebut.

Mungkin dari banyak sudah mengetahui nama cerpen atau cerita pendek namun ada juga yang belum tau
apa itu teks cerita pendek,maka dari itu kami juga akan membahasnya.

Pada kesempatan kali ini kami akanberfokus menganalisis sebuah cerpen yang berjudul “Sungai” karta
Nugroho Notosusanto. Pada cerpen tersebut kami akan membahas tentang nilai-nilai kehidupan yang bisa
diambil dalam cerpen tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diambillah rumusan masalah , yaitu :


1. Apa itu teks cerita pendek?
2. Apa saja nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen
“sunga”?
3. Apa saja unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ada dalam cerpen?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang pengertian teks cerita pendek.


2. Mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam isi cerpen
“Sungai” karya Nugroho Notosusanto.
3. Mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik
Bab ll
Landasan Teori

A. Pengertian cerpen

Cerpen adalah fiksi pendek yang selesai dibaca dalam “sekali duduk”.Cerita pendek dapat diartikan
sebagai cerita berbentuk prosa pendek.Ukuran pendek di sini bersifat relatif. Lebih menspesifikasikan
yaitu cerita pendek yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap
yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Cerpen sebagai kisahan yang memberikan kesan tunggal
yang dominan tentang satu tokoh dalam satu latar dan satu situasi dramatik cerpen.Cerpen harus
memperlihatkan kepaduan sebagai patokan dasarnya.Berdasarkan pendapat para ahli peneliti
meyimpulkan bahwa cerpen adalah cerita yang berbentuk prosa penddek yang dominan tentang satu tokoh
dalam satu latar dan satu situasi dramatik dan mampu mengemukakan masalah yang kompleks dalam
bentuk dan waktu yang sedikit.

B. Jenis-jenis cerpen

Cerita pendek juga dapat digolongkan menurut unsur-unsur fiksi yang ditekankan.Unsur fiksi yang
ditekankan itu menentukan jalan ceritanya. Unsur cerita fiksi dapat bersumber dariwatak,plot,tema,setting,
dan sebangainya.
- Cerita pendek watak
Menggambarkan salah satu aspek watak manusia, misalnya kikir sangat religius, pemberang,
penipu, sembrono, atau gabungan dari beberapa watak yang sulit dinyatakan seperti sifat religius
tetapi agak urakan. Dalam cerita pendek watak ini tak mungkin menggambarkan manusia secara
lengkap , ia hanya dapat melihat salah satu segi wataknya saja. Jadi, watak dalam cerita pendek
jelas statis, sebab pengarang tak ada kesempatan untuk mengembangkan watak tertentu itu.Contoh
cerita pendek ini adalah “Asran” oleh trisno sumardjo yang melukiskan watak tidak pedulian
seorang pelukis.
- Cerita pendek plot
Menekan terjadinya suatu peristiwa yang amat mengesankan. Biasanya cerita pendek jenis ini
amat digemari oleh pembaca awam karena jalan ceritanya yang manis menarik dan diakhiri
dengan kejutan yang makin menambah kepuasan pembacanya. Contoh cerita pendek ini amat
banyak di indonesiaseperti yang ditulis oleh trisnoyuwono dalam bukunya di medan perang.
- Cerita pendek tematis
Menekankan pada unsur tema atau permasalahan yang biasanya cukup berat untuk
dipikirkan.Pembahasan masalah dalam cerita pendek ini sangat dominan sehingga kadang
melupakan tugasnya untuk memberikan cerita kepada pembacanya. Contoh jenis ini adalah icih
oleh ali audah.
- Cerita pendek suasana
Membaca cerita pendek macam ini seolah-olah tak ada ceritanya,namun pembaca terbius oleh
suasana yang digambarkan pengarangnya. Suasana bati atau suasana inilah yang ingin disuguhkan
kepada pembaca. Dari suasana tadi muncul masalah,muncul cerita. Contoh cerita pendek ini
adalah seribu kunang-kunang di manhatta oleh umar kayam.
- Cerita pendek setting
Pengarang lebih banyak menguraikan latar belakang tempat terjadinya cerita.Dari cerita pendek
semacam ini pembaca dapat mengetahui karangan dalam buku umu kalsum oleh djamil suherman.

C. Ciri-ciri cerpen

Ciri khas sebuah cerita pendek adalah sabagai berikut:


a. Ciri-ciri utama cerpen adalah singkat, padu, dan insentif. Cerpen ialah cerita yang hanya
menceritakan suatu peristiwa.
b. Unsur-unsur utama cerpen adalah adegan tokoh dan gerak.
c. Bahasa cerpen haruslah tajam, segesti, dan menarik perhatian.
d. Cerpen mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
e. Sebuah cerita pendek harus menimbulkan suatu efek dalam pemikiran pembaca.
f. Cerita pendek harus mempunyai seorang pelaku yang utama.
g. Cerita pendek bergantung pada satu situasi.
h. Cerita pendek menyajikan satu emosi.
i. Jumlah kata-kata yang terdapat dalam cerpen biasanya di bawah sepuluh ribu kata.
D. Fungsi cerpen

a. Rekreatif memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat atau pembacanya.
b. Didaktif mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena nila-nilai kebenaran
dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
c. Estetis memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya.
d. Moralitas yang mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat
mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinya.
e. Religiusitas yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya
atau pembacanya.

E. Unsur pembangun cerpen


a. Unsur Intrinsik
1. Tema adalah gagasan utama yang ingin disampaikan pengarang dalam cerpen
2. Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita
3. Latar adalah gambaran tempat, waktu, dan suasana
4. Alur adalah urutan tahapan jalannya sebuah cerita
5. Gaya bahasa merupakan pemakaian ragam bahasa yang berfungsi untuk memberikan kesan
lebih menarik dengan menggunakan majas.
6. Sudut pandang adalah cara pandang yang digambarkan oleh pengarang dalam sebuah
peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam cerita pendek.
7. Amanat adalah sebuah pesan moral yang di sampaikan pengarang didalam cerpen agar
pembaca dapat menyerap pembelajaran yang bisa di petik dalam suatu cerpen.
b. Unsur ekstrinsik
-latar belakang masyarakat adalah pengaruh kondisi latar belakang yang terdapat di masyarakat
yang dapat mempengaruhi terbentuknya jalan cerita dalam cerpen, pengaruh kondisi politik,
ideologi, sosial masyarakat, dan kondisi ekonomi masyarakat.
-latar belakang pengarang mencakup tentang pemahaman,faktor-faktor atau motivasi
pengarang untuk membuat sebuah cerpen. Latar belakang pengarang meliputi:
1. Riwayat hidup pengarang ,berisikan tentang biografi pengarang secara menyeluruh
2. Kondisi psikologis, meliputi mood dan motivasi, kondisi ini sangat mempengaruhi dengan
apa yang akan ditulis dalam cerita
3. Aliran sastra, berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan pengarang guna
menceritakan sebuah cerita dalam cerpen. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen yaitu:
-nilai agama
-nilai sosial
-nilai moral
-nilai kebudayaan

F. Gaya bahasa

Gaya bahasa sering juga di sebut juga dengan istilah majas, yaitu cara memilih bahasa yang sesuai
dengan ciri rasa pengarang. Bahasa yang di pilih adalah bahasa yang dapat menimbulkan perasaan tertentu
dalam hati orang lain. Gaya bahasa pada umumnya di pakai untuk menarik pembaca agar tidak bosan dan
selalu memperoleh kesegaran dalam membaca karya sastra. Menurut isi dan jenisnya, gaya bahasa dapat
dibedakan menjadi :
a. Gaya bahasa penegasan
b. Gaya bahasa perbandingan
c. Gaya bahasa pertentangan
d. Gaya bahasa sindiran
e. Gaya bahasa (majas) penegasan
G. Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen

Nilai adalah hal-hal,pesan, atau ajaran yang di anggap penting bagi kehidupan manusia. Nilai –nilai itu
dapat berupa sebagai berikut :
a. Nilai moral (etika) adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan norma-norma yang ada dalam suatu
masyarakat atau kelompok manusia tertentu.
b. Nilai sosial adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan masalah sosial dan hubungan manusia dengan
masyarakat
c. Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebudayaan, adat-istiadat, ataupun kebiasaan
suatu masyarakat
d. Nilai estetika atau keindahan adalah nilai yang berkaitan dari segi bahasa, penyampaian cerita,
pelukisan alam , keistimewaan tokoh, dan lingkungan sekitar tokoh
e. Nilai religius yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan ketuhanan atau kepercayaan.
Bab lll
Pembahasan

A. Nilai-nilai kehidupan cerpen “Sungai”


Karya Nugroho Notosusanto

SUNGAI

Setiap kali menyebrangi sungai, sersan kasim merasakan suatu keharuan yang mendenyutkan
jantungnya.seolah olah iya berpisah dengan sesuatu, sesuatu dalam hidupnya.makin besar sungai itu,
makin besar pula keharuan yang menggetarkan sanubarinya.
Kini,kembali ia akan menyebrangi sebuah sungai.sekali ini bukan sungai kecil,melainkan salah satu sunai
yang terbesar di jawa tengah, sungai serayu.sersan kasim adalah kepala regu 3,peleton 2 dari kompi tni
terakhir yang akan kembali ke daerah operasinya di jawa barat. Tentara belanda telah menduduki yogya,
persetujuan gencetan senjata telah dilanggar dan republik tidak merasa terikat lagi oleh perjanjian yang
sudah ada.

Jam satu malam cuaca gelap gulita dan murung,hujan turun selembut embun namun cukup
membasakan.hati-hati kasim memimpin anak buah nya menuruni tebing yang curam dan licin. Iya sendiri
berjalan dengan sangat hati-hati,menggendong bayi pada panggul nya sebelah kiri. Dari bahu kanan
bergantung sebuah sten.hanya samar-samar matanya yang terlatih melihat orang yang berjalan
didepannya. Untuk memudahkan penglihatannya,memasang sepotong cendawan yang berpijar pada
punggung kawan yang berjalan didepannya.

Sepuluh bulan yang lalu,pada bulan februari 1948,sersan kasim juga menyebrangi sunagi serayu dengan
kompinya. Tak kala itu mereka berjalan kearah timur.Persetujuan renville telah di tanda tangani dan
pasukan-pasukan TNI harus hijrah kekantong-kantong dalam wilayah de facto belanda.Banyak diantara
bintara dan prajurit yang membawa serta anak istrinya.

Ketika itu sersan kasim telah setengah tahun menikah. Istrinya yang belia sudah lima bulan mengandung.
Namun,iya memaksa mengikuti suaminya kewilayah kekuasaan republik. Pernah terpikir oleh kasim
untuk menitipkan istrinya kepada mertuanya di pager ageung. Tetapi tidak sempat,lagi pula aminah tidak
mau ditinggalkan iya bersitegang hendak ikut. Dan siapa yang dapat bertahan terhadap sipat keras kepala
wanita yang sedang mengandung?

Dua bulan setelah mereka tiba di yogya,acep dilahirkan matanya hitam tajam, meskipun badannya sanagat
kecil dan rambut nya lebat seperti hutan diperiangan. Tapi untuk melahirkan anak nya aminah telah
menggunakan sisa-sisa tenaga rapuh nya yang terakhir.Ia meninggal sehari kemudian karena kepayahan
acep dapat diperyahan kan hidupnya berkat rawatan khusus para dokter dan juru rawat di rumah sakit
tentara.

Kini sersen kasim berjalan kembali ke jawa barat.Kali ini jarak antara yogya dan periangan timur harus
mereka tempuh dengan berjalan. Tidak ada truk belanda yang mengangkut, tidak ada kereta api republik
yang menjemput. Mareka berjalan kaki, menempuh jarak lebih dari 300 km, turun lembah naik gunung,
menyebrangi sungai kecil dan besar.

Akhirnya mereka kembali ditepian sungai serayu, akan tetapi jauh kesebelah hulu, di kaki pegunungan
daerah banjarnegara. Kini tiada jembatan, tiada titian.Mereka harus terjun ke dalam air.
Perlahan –lahan sersan kasim menuruni tebing yang curam.Ia menggigil dilanda angin pegunungan dari
sebelah lembah. Dengan cermat ia perbaiki letak selimut berlapis dua yang menutupi acep dalam
gendongannya. Acep, biji matanya, harapan idamannya. Kemudian, dengan satu gerakan ia husap air
hujan pada wajahnya sendiri. Ia menggigil lagi iring-iringan sekoyong-koyong berhenti. Prajurit
didepannya juga menggigil. Mereka menggigil berdekat-dekatan.

Kemudian ada pesan dari depan .”kepala regu,kumpul!!” dibisikkan dari mulut ke mulut. Kasim berjalan
kemuka. Komando peleton sudah menanti di depan regu satu. Mereka menerima intruksi mengenai
penyebrangan.
Menurut intelligence,musuh menjaga tepian sana dengan kekuatan satu kompi. Sungai diawasi mulai
bagian yang airnnya setinggi perut. Karena itu pasukan akan menyebrangi lebih ke hilir. Ada
kemungkiana air mencapai dada.Perintis telah menyiapkan tali untuk berpegangan.

“Ada pertanyaan ?” tanya komandan peleton. Tidak ada yang menyaut.Samar-samar sersan kasim melihat
pandangan komando tertuju kepadanya. “Bagaimana bayimu ?” tanya komandan. “Tidur pak “,jawab
kasim singkat. “kalau pikiranmu berubah, masih ada waktu untuk menitipkannya pada barisan keluarga”.

Kasim tak segera menjawab.sebentar pikirannya melayang kepada para wanita dan kanak-kanak yang
dititipkan kepada pak lurah dan penduduk karangboga. Kalau situasi aman, mereka akan desebarangkan
sedikit demi sedikit oleh rakyat. Mereka akan dijemput oleh satu regu diseberang sungai setelah diberitahu
oleh kurir.

“Sersan kasim tinggal.Lainnya bubar!” kata komandan menembus kesepian.Kepala regu lainnya kembali
kepada anak buahnya.

Pandangan komandan itu seolah-olah berkata,”ingatlah kompi 3 batalyon B yang kehilangan 16 prajurit
dan 10 keluarga, karena serangan mendadak oleh musuh. Hanya karena seorang bayi yang menangis.
Tangis yang dengan cepat menular pada beberapa anak kecil lainnya.

Samar –samar sersan kasim mendengar derau sungai di bawah. Dia bayangkan kesunyian malam yang
aman dirobek robek oleh letusan senjata.Dia bayangkan kompinya terjebak di tengah-tengah sungai, tak
berdaya.

Tatkala itu acep bergerak-gerak dalam gendongan bapaknya.Kasim merasa anaknya menyusup-nyusupkan
kepala ke dadanya, ke tiaknya, seakan-akan mencari perlindungan yang lebih aman.Rasa sayang membual
keluar dan menyesakkan kerongkongan kasin. Anakku yang tak sempat mengenal ibunya,pikirnya.
Anakku yang disusui oleh botol. Dan kini dia harus dititipkan pada orang lain! Untuk berapa lama? Dan
aman kah dia dalam asuhan orang lain ?akan selamatkah dibawa orang asing dalam penyebrangan nanti?
Anak laki-laki titipan satu-satunya, pusat rasa yang sehalus-halusnya , peninggalan istri yang setia dan
keras hati. Cucu yang akan dibawanya sebagai oleh-oleh yang akan dibawa untuk orang tuanya digarut,
untuk mertuanya di pagar ageung, sebagai tanda mata anak dan menantu dari istrinya tercinta yang telah
meninggal.

Sersan kasim membelai anaknya yang dalam gendongan, “saya minta izin untuk membawanya,” katanya.
“kau nyakin dia tidak akan menangis ?” “insyaallah, tidak.” “baik kalau begitu. Hati –hati saja.” “siap pak.
Terimahkasih .”

Ketika giliran peletonnya untuk menyebrang, kasim menggigil lebih keras lagi.Bukan karna hujan tambah
deras turun.Bukan hanya angin pegunungan yang menembus sela-sela rusuknya.Ia juga karna menggigil
karna acep mulai resah dalam gendongannya. Air hujan sudah masuk merembas masuk mengenai kulitnya
dan ia menggliat-gliat kebasahan dan kedinginan.

Sersan kasim mulai memegang tali yang terlentang dari tepi ke tepi. Air membasahi kakinya , membasahi
celananya, membasahi sebagian bajunya, menjilat-jilat gendongan anaknya. Ia mulai repot meninggikan
anak dan senjatanya bersama-sama. Pada suatu saat ia terperosot kedalam lubang pada alas sungai dan ia
terhuyung-huyung di landa arus yang deras dan dingin .air mencapai dada, merendam anaknya . dan tiba-
tiba acep menangis.....

Acep menangis. Melolong –lolong .merobek- robek kesunyian malam dari tebing ke tebing. suaranya
tajam menyayat hati. Menyayat hati bapaknya, hingga sesak bagaikan tak dapat bernafas.

Dihulu sungai sebuah peluru kembang api di tembakkan keudara. Malam menjadi terang
benderang.Seluruh kompi menahan nafas.Masing –masing terpaku pada tempatnya. Peleton satu
disebrang sana. Peleton 3 di sebrang sini, sedangkan peleton 2 di tengah-tengah sungai.Ditengah –tengah
peleton 2 itulah acep menangis pada dada bapaknya.
Tak ada yang mengetahui dengan pasti, apa yang terjadi dalam beberapa menit, yang terasa seperti
berjam-jam. Juga sersan kasim tidak sadar. Ia hanya sadar anaknya menangis , setiap saat musuh dapat
menumpas mereka dengan senapang mesin dan mortir di bawah peluru cahaya kembang api yang telah
mereka tembakkan. Seluruh kompi memandang kepada dia , bergantung kepada dia. Nasib seluruh kompi
tertimpa pada bahunya.
Sejurus kemudian suara acep meredup. Sesaat lenyap sama sekali. Sunyi turun kembali kebumi, berat
menekan didada sekian puluh lelaki yang jantungnya berdegup seperti bedug di tabuh bertalu-talu.
Kembang api mulai mati, dan kelam kembali menyelimuti suasana dilembah sungai itu. Kini yang
terdengar hanya derau air yang tak putus-putusnya ditingkahi oleh kuek-kuek katak di tepian beberapa
menit kemudian kompi menghela nafas lega dan selamat tiba di sebrang.

Keesokan harinya, pada waktu pajar merekah, kompi menunda perjalanannya sementara waktu , meskipun
masih terlalu dekat kepada kedudukan musuh. Mereka berhenti pada sebuah desa dengan bersama pak
lurah dan banyak di antara penduduk, mereka berkumpul di pinggir desa. Disana, dalam upacara yang
singkat, acep di turunkan ke liang kubur. Kemudian semua mata tertuju kepada sosok tubuh sersan kasim
yang berjongkok di hadapan pusara kecil yang baru di timbun.Kepadanya terkulai menunduk.

Akhirnya ia berdiri dan memandang ragu-ragu sekeliling. Kesedihan yang dalam, jelas terukir
diwajahnya.Baju seragamnya tampak kuyup, hingga lehernya.Komandan kompi tampil ke muka.Ia
menghampiri kasim. Ia menggegam tangan kanan sersan dalam kedua belah tangan. Matanya merah, tidak
hanya kurang tidur.Dalam angan-angannya terbayang nabi ibrahim, yang siap mengorbankan putranya.
Tapi ia tak berkata apa-apa.

Setengah jam kemudian, kompi melanjutkan perjalanannya pada punggung bukit yang sejajar dengan
tebing sungai. Matahari telah naik, menghalau kabut kemana-mana, memanasi bumi yang lembab oleh
hujan semalam.Ditengah –tengah barisannya sersan kasim berjalan dengan sten tergantung sunyi pada
bahunya. Jauh dibawah , dilembah yang dalam , sungai srayu sanyup-sanyup menderau. Keharuan yang
luar biasa kini meluap-luap dalam dada sersan kasim,membanjiri dan dibawah , sungai mengalir terus.

B. Biografi singkat penulis

Nugroho notosusanto lahir di rembang pada 15 juli 1930.Nugroho notosusanto adalah seorang penulis dan
sastrawan. Oleh H.B. jassin, Nugroho notosusanto digolongkan kedalam kelompok sastrawan angkatan 66
termasuk juga sastrawan angkatan baru (periode 1950-an). Diantara pengarang semasanya, nugroho
dikenal sebagai penulis esai.Ketika sebagian besar pengarang waktu itu hanya menulis cerpen dan sajak,
nugroho banyak menulis esai.

Bakat nugroho dalam mengarang sudah terlihat ketika masih kecil.Dia mempunyai kesenangan
mengarang cerita bersama budi darma. Cerita nugroho selalu bernafas perjuangkan karena pada waktu itu
republik indonesia memang sedang diduduki oleh belanda. Dari cerita-cerita yang dihasilkan nugroho
waktu itu, tampak benar semangat nasionalismenya.

Hasil terjemahkan nugroho, yaitu kisah perang saling di eropa (1968) dari Dwight D. eisenhower, Crusade
in europe, Understanding histotry:A primer of historical method. Karena Nugroho cukup lama dalam
kemiliteran, dia dapat membeberkan peristiwa-peristiwa militer, perang serta sukadukanya hidup, seperti
dalam cerpennya yang berjudul jembatan,piyama, doa selamat tinggal,latah, dan karanggeneng. Dalam
cerpen ini, nugroho menggunakan bahasa yang padat dan banyak kata-kata kasar.

Peranan nugroho dalam penulisan sejarah versi orde baru paling menonjol adalah ketika dia mengajukan
versinya sendiri mengenai pencetus pancasila. Menurut nugroho, pancasila dicetuskan oleh mr.
muhammad yamin, bukan oleh soekarno. Soekarno hanyalah penerus.Akibatnya, tanggal 1 juni tidak lagi
diperingati sebagai hari lahir pancasila oleh pemerintah orde baru.

Pada hari senin, 3 juni 1985 pukul 12.30 WIB Nugroho Notosusanto meninggal dunia di kediamannya
karena serangan pendarahan otak akibat tekanan darah tinggi. Dia meninggal dunia tepat pada bulan yang
mulia bagi umat islam, yaitu pada bulan ramadhan dan dikebumikan di taman makam pahlawan kalibata,
Jakarta.
C. Unsur pembangun Cerpen

a.Unsur Intrinsik
1.Tema
Tema cerpen “sungai” adalah menunjukkan sikap rela berkorban(kasih), tabah dalam menghadapi masalah
(teguh hati), dan tidak mudah menyerah dengan keaadan (optimis).

2.Alur
Dalam cerpen “sungai” tersebut konflik yang ditimbulkan masih dalam bentuk konflik biasa, artinya
konflik tersebut masih dapat diselesaikan atau ditebak oleh pembacanya.Alur yang digunakan maju-
mundur saat mereka menyebrangi sungai serayu, kemudian kembali ke masa kini.

3.Latar
setting tempat (sungai serayu,jawa barat, yogya, di pinggir desa)
setting waktu ( jam satu malam, sepuluh bulan yang lalu,pada waktu fajar merekah, matahari telah naik)
setting suasana (menegangkan, menyedihkan dan mengharukan)

4.Amanat
Belajar menaruh kepentingan di atas kepentingan sendiri dan tabah menghadapi masalah yang ada

5.Penokohan
Antagonis(Aminah,Komandan/pak letnan), Protagonis (Sersan kasim, Acep) dan Tritagonis (anggota
peleton 1,2,3, pak lurah dan penduduk desa)

6.Sudut pandang
Dalam cerpen “sungai” ini menggunakan sudut pandang yang bertipe pengarang, artinya pengarang sangat
berkuasa dalam menentukan cerita yang seharusnya muncul atau pemunculan tokoh secara tiba-tiba

7.Gaya bahasa
Gaya (style) merupakan cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media
bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh
daya intelektual dan emosi pembaca. Cerpen “sungai” banyak menampilkan kata-kata istimewa yang
bersifat “asosiatif-reflektif”. Dalam cerpen juga mengandung majas personifikasi,perumpamaan,
hiperbola, metafora dan repetisi.

b.Unsur Ekstrinsik

1. Latar belakang pengarang


Pengarang tersebut merupakan seorang yang berkarir dibidang militer dan pendidikan.Selain itu
juga, dia dikenal sebagai sastrawan.Cerita ini juga didasarkan tentang perjuangan sorang tentara
yang rela berkorban dan tidak pernah mengeluh meskipun dalam rintangan yang sulit, dan juga
ceritanya tidak jauh berbeda dari kenyataan yang ada dalam kehidupan.

2. Latar belakang masyarakat


Sebagian masyarakat masih ada yang memiliki keadaan sama seperti yang diceritakan pada cerpen
tersebut. Maka, cerpen ini mengangkat cerita tentang gambaran kehidupan yang mereka alami.

3.Nilai-nilai kehidupan dari cerpen “sungai” karya nugroho notosusanto

Nilai Moral :
Kasih sayang :
Sebagaimana dalam cerpen tersebut, yang ditokohkan oleh sersan kasim.Kasih sayang pada istrinya yang
memaksa ikut, walau sedang hamil.Juga kepada anaknya.Ia ingin selalu merawatnya, mendampinginya,
memberikan kehangatan kasih sayang padanya.
Tanggung jawab dan amanah :
Sebagai pemimpin, ia harus menjaga keselamatan anak buahnya. Meski dalam kondisi tersulit ia dituntut
untuk selalu mengambil keputusan yang tepat dan bijak. Ia tetap bisa memimpin walau dengan
menggendong bayinya.
Pengorbanan :
Dalam menjalankan amanahnya, apapun akan dilakukan. Untuk menjaga keselamatan anak buahnya, ia
berusaha “mendiamkan” banyinya yang menangis, agar pernyebrangan mereka tidak di ketahui musuh.
Bab lV
Penutupan

A. Kesimpulan

Setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah fiksi pendek yang selesai dibaca dalam “ sekali
duduk”. Kemudian, melalui cerpen “sungai”, Nugroho Notosusanto hendak menyampaikan pesan tentang
nilai kasih sayang,tanggung jawab dan amanah, serta pengorbanan seorang abdi negara dalam merebut
dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa indonesia dari penjajahan.Dan melalui analisis ini kita dapat
mengetahi unsur-unsur yang ada dalam cerpen baik itu unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik.

B. Saran

Cerpen “sungai” karangan nogroho notosusanto ini sangat baik untuk dibaca terutama oleh generasi
muda,karna dalam cerpen ini sarat dengan nilai perjuangan dan pengorbanan seorang TNI dalam
mempertahankan negera. Setelah memaparkan dari mulai pengertian ,struktur,jenis dan ciri-ciri
cerpen,hingga menganalisis salah satu karya sastra dalam bentuk cerpen ,kemudian kami mencoba
menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut kami berharap semua ini dapat menjadi
sebuah informasi dan wawasan yang bermanfaat,meskipun banyak kekurangan dalam teori maupun
penulisannya,tetapi kami berharap agar pembaca memberikan saran-sarannya yang bersifat membangun
guna melengkapi makalah yang kami susun ini hingga dapat diterima oleh siapapun.Atas kesadaran hati
kami yang masih banyak kekurangan, penyusun mengucapkan banyak terimakasih atas semuanya.
Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh……
Daftar Pustaka

Aminuddin.2004.Pengantar Apresiasi karya sastra.Bandung.Sinar baru algensindo.

Dewan Redaksi.2007.EksiklopediSastra indonesia.Bandung.Angkasa.

Nurgiyantoro, Burha.2007. TeoriPengkajian fiksi.Jogjakarta.Gajah mada university press.

Anda mungkin juga menyukai