Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BAHASA INDONESIA

MAKALAH ANALISIS CERPEN SUNGAI

Disusun oleh :
Chantika Putri Kayla (04)
Dewi Qurrotul Ainy Wijoyono (07)
Sekar Hanni Yudanti (28)
Wianda Sukandari (35)

Kelas
XII MIPA 4

SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahiwabarahkatuh....
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang atas rahmat nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah in tepat pada waktunya. Adapun
Tema dari makalah ini "Analisis Cerpen Sungai” karya Nugroho Notosusanto.
Kami Menyadari bahwa masih banyak yang kurang dari makalah yang
kami buat ini. Maka dari itu, kami meminta kritik bahkan saran yang sifatnya
membangun dan memperbaiki setiap kekurangan dari makalah yang kami buat ini
dari berbagai pihak.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah in mash jauh dari kata
sempurna dikarenakan Terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
milki. Kami berharap semoga makalahl ini dapat memberikan manfaat bagi para
pendengar maupun pembaca.

Yogyakarta, 14 Februari 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cerpen juga bisa disebut sebagai fiksi prosa karena cerita yang disuguhkan
hanya berfokus pada satu konflik permasalahan yang dialami oleh tokoh mulai
dari pengenalah karakter hingga penyelesaian permasalahan yang dialami oleh
tokoh. Cerpen juga terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja.
Menurut Nugroho Notosusanto Menurut Nugroho Notosusanto cerpen
adalah kisah cerita pendek yang dibuat dalam jumlah kata mulai dari 5000
kata beserta memperkirakan 17 pp kuarto spasi ganda. Selain itu kisah pada
cerpen hanya berpusat pada dirinya sendiri yang berarti hanya pada satu tokoh
saja.
Sebuah cerpen atau cerita pendek memiliki suatu unsur pembentuk yang
harus ada di dalam cerpen itu sendiri. Unsur ini dinamakan dengan unsur
intrinsik. Unsur intrinsik akan membangun kisah cerita yang ingin
disampaikan oleh penulis. Berikut inilah beberapa unsur intrinsik yaitu ; tema,
alur dan plot, setting, tokoh, watak, sudut pandang, dan amanat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu teks cerita pendek?
2. Apa saja nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen"sungai"?
3. Apa saja unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ada dalam cerpen?

C. TUJUAN MAKALAH
1. .Mengetahui tentang pengertian teks cerita pendek.
2. Mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam isi cerpen “Sungai” karya
Nugroho Notosusanto.
3. Mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik
BAB II
PEMBAHASAN

Cerpen terdiri dari unsur instrinsik dan ekstrinsik, Unsur intrinsik ialah unsur
yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu
karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan
amanat.

A. TEMA
Tema ialah salah satu elemen yang sangat penting pada sebuah cerita
karangan yang bersifat ilmiah sehingga akan mudah menemukan topik yang
dapat dijadikan dasaran dalam sebuah tema.
Dalam cepen sungai terdapat tema yaitu : rela berkorban, kasih
saying,dan ketabahan. Hal teersebut terbukti dari sikap tokoh utama yaitu
sersan kasim yang berjuang membawa anaknya dalam operasi militer namun
pada akhirnya harus menghadapi kenyataan pahit bahwa anaknya acep harus
meninggal dunia dan harus ikhlas merelakan kepergian anaknya.

B. TOKOH
Tokoh adalah pelaku cerita. Setiap tokoh memiliki watak atau karakter.
Watak atau karakter setiap tokoh berbeda-beda. Adapun penokohan adalah
cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dan watak-wataknya dalam cerita.
Watak tokoh dalam cerita dijelaskan pengarang secara langsung dan tidak
langsung. ada 2 jenis tokoh dalam sebuah cerita yakni:
a. Tokoh Utama
Tokoh utama merupakan tokoh yang mempunyai peran penting
dalam sebuah cerita. Tokoh utama adalah tokoh yang paling sering
diceritakan, baik itu sebagai pelaku kejadian ataupun sebagai yang
dikenai kejadian.
b. Tokoh Pembantu
Tokoh pembantu adalah tokoh yang mempunyai peranan hanya
sebagai penunjang tokoh utama di dalam sebuah cerita.
Dalam cerpen sungai terdapat dua tokoh juga diantaranya,
a. Tokoh Utama
Tokoh utama, yaitu Sersan Kasim yang memiliki watak penyayang,
nampak betapa ia menyayangi istrinya yang baru setengah tahun
dinikahinya. Selain itu Begitu sayangnya ia kepada Acep anaknya,
makanya ia bersikeras untuk tetap membawa Acep dalam perjalanan yang
sulit dan penuh tantangan dari pada menitipkannya pada orang asing,
khawatir akan keselamatan dalam pengasuhannya. Hanya bapaknyalah
keluarga yang dimilikinya, tanpa tahu ibunya, Sersan Kasim ingin tetap
bersama dan mengasuh acep dalam buaian dan kasih sayangnya.
Bertanggung jawab, sebagai seorang pimpinan regu, ia bertanggung
jawab atas keselamatan anak buahnya. Bahkan iapun mempertaruhkan
harapan idam-idamannya, biji matanya, anak kesayangannya untuk
menjadi jaminan atas keselamatan anak buahnya sera anggota kompi yang
lainnya.
b. Tokoh Pembantu/Tambahan
Dalam cerpen sungai, menampilkan Komandan Peleton sebagai
tokoh pembantu yang melengkapi penokohan Sersan Kasim. Komandan
adalah pimpinan yang cermat, bertanggung jawab, dan bijak dalam
memutuskan. Pada saat ia mendapat informasi tentang keberadaan musuh
yang berjaga-jaga di hulu sungai, ia mengambil langkah yang tepat untuk
segera mengumpulkan para pemimpin regu, kemudian menyampaikan
info tersebut dan mengambil sikap untuk memerintahkan para pemimpin
regu untuk memimpin anak buahnya menyeberang lewat hilir sungai.
Mengingatkan kepada Sersan Kasim tentang banyaknya prajurit yang
menjadi korban, gara-gara tangis bayi yang memecahkan kesunyian,
hingga perjalanan rombongan tentara dan para keluarganya tercium
musuh. Namun demikian, sisi manusiawinya menjadikan ia bijak ketika
akhirnya mengijinkan Sersan Kasim tetap akan membawa anaknya
dengan catatan tetap waspada akan keselamatan semua prajurit.
Kemudian tokoh tambahan lainnya adalah Acep, anak sersan kasim
yang ia sayangi.
C. ALUR

Dalam cerpen “Sungai” yang memiliki alur maju, karena diceritakan


secara kronologis dan runtut. Uraian pembuka dalam cerpen “Sungai”
tergambar pada paragraf ke 1,2,3 dan 4 yakni ketika Sersan Kasim ingin
menyeberangi sungai Serayu bersama rombongannya.

Lalu memasuki tahapan konflik dan komplikasi yang tergambar pada


paragraf 5 sampai paragraf 19 yakni ketika Sersan Kasim teringat kembali
almarhum istrinya yang telah meninggal dunia dan sekarang ia harus membawa
anaknya, Acep untuk bersama menyeberangi sungai Serayu. Meskipun
komandannya telah mengingatkan Sersan Kasim untuk menitipkan Acep, akan
tetapi Sersan Kasim masih bersikeras untuk membawa anaknya.

Kemudian memasuki tahap klimaks yang tergambar pada paragraf 20


sampai paragraf 25, yakni ketika Acep menangis di gendongan Sersan Kasim
dan membuat Sersan Kasim harus membuat keputusan akan tanggung
jawabnya sebagai seorang ayah dan sebagai seorang Sersan dari sebuah
rombongan.

Lalu dilanjutkan dengan tahap revelasi yang tergambar pada paragraf 26


dan 27, yakni ketika Acep meninggal dunia, karena dalam paragraf sebelumnya
tidak dijelaskan mengenai apa yang terjadi ketika Acep berhenti menangis.
Dalam tahapan ini penulis berusaha mengungkapkan kenyataan dengan tidak
membahasakannya secara jelas.

Yang terakhir adalah tahap penyelesaian atau dalam cerpen “Sungai”


disebut tahap catastrophe yang tergambar pada paragraf 28 sampai paragraf 31,
yakni tentang perasaan Sersan Kasim sepeninggal Acep. Penyelesaian cerpen
“Sungai” ini merupakan penyelesaian yang bersifat terbuka karena pembaca
sendirilah yang dituntut untuk mengimajinasikannya.
D. LATAR / SETTING

Setting adalah latar peristiwa, baik berupa tempat, waktu, maupun


peristiwa serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis (Aminudin,
2004:67). Berikut adalah latar waktu, suasana, dan tempat dalam cerpen
sungai :

a) Setting Tempat
 Sungai
Dari judulnya, cerpen tersebut menggambarkan bahwa kisaran
tempat adalah di sungai, tepatnya Sungai Serayu, di kaki
pegunungan daerah Banjarnegara. Cerpen ini diawali dengan
istilah menyeberangi sungai, dan pada klimaks cerita, peristiwa itu
terjadi di sungai, dalam perjalanan Yogya-Priangan.
 Jawa Barat
Jawa Barat adalah daerah operasi tempat Sersan Kasim
bertugas. Daerah yang ditinggalkannya karena Sersan Kasim
beserta beberapa kompi prajurit harus meninggalkannya untuk
hijrah ke Yogya, kota yang diduduki Belanda seiring dengan
pelanggaran persetujuan gencatan senjata.
 Yogya
Yogya adalah tempat tujuan hijrah TNI, dan tempat Acep, anak
Sersan Kasim dilahirkan, sekaligus tempat istri Sersan Kasim
meninggal sehari setelah Acep dilahirkan dengan sisa tenaganya.
 Di pinggir desa
Tempat Acep dimakamkan, saksi bisu pengorbanan Sersan Kasim.
b) Setting Waktu
 Jam satu malam
Malam yang gulita dan hujan di mana pada saat itu para
prajurit melakukan perjalanan menuju ke Priangan, Jawa Barat.
Perjalanan dilakukan dengan jalan kaki, dan dilakukan malam
agar tidak diketahui oleh musuh.
 Sepuluh bulan yang lalu
Tepatnya pada bulan Februari 1948, ketika Sersan Kasim
dan kompi lainnya sera para keluarganya juga menyeberangi
sungai yang sama. Pada saat itu istri Sersan Kasim memaksa
untuk menyertai suaminya, walau dalam kondisi hamil.
 Pada waktu fajar merekah
Saat para prajurit menunda perjalanan untuk menyertai
pemakaman Acep.
 Matahari telah naik
Dalam cerpen dituliskan, “matahari telah naik, menghalau
kabut kemana-mana, memanasi bumi yang lembab oleh hujan
semalamam”.
c) Setting Suasana
 Menegangkan
Di hulu sungai, sebuah peluru kembang api ditembakkan ke
udara. Malam jadi terang-benderang. Seluruh kompi menahan
napas.
 Mengaharukan atau Menyedihkan

Kepalanya terkulai, menunduk. Akhirnya, ia berdiri dan


memandang ragu-ragu sekeliling. Kesedihan yang dalam, jelas
terukir pada wajahnya.

E. SUDUT PANDANG / POINT OF VIEW


Sudut pandang dari cerpen “Sungai” ini menggunakan sudut
pandang orang ketiga serba tahu dari awal sampai akhir cerita. Dalam
cerpen ini pencerita berada di luar cerita. Pencerita menggunakan kata
ganti orang ketiga (dia, ia) atau menyebut nama tokoh, seperti Sersan
Kasim, Aminah, Acep dan komandan peleton.
Sudut pandang orang ketiga ini termasuk dalam sudut pandang
orang ketiga serba tahu karena pencerita dapat menceritakan keseluruhan
cerita hingga pikiran – pikiran dari tokoh yang ada, seperti ketika Sersan
Kasim sedang membayangkan kejadian 10 tahun yang lalu dan ketika
Sersan Kasim memikirkan nasib anaknya jika ia menitipkannya ke orang
lain serta perasaan Sersan Kasim sepeninggal anaknya, Acep di akhir
cerita.

F. AMANAT
Amanat yang terdapat dalam cerpen ini adalah bahwa sebagai
seorang individu harus dapat bertanggung jawab dan amanah pada situasi
apapun, seperti Sersan Kasim yang bertanggung jawab atas keselamatan
rombongannya dan amanah terhadap tugas yang diemban sebagai seorang
Sersan.

Unsur Ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari
luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan nilai-nilai kehidupan.

A. PROFIL PENULIS
Notosusanto adalah sastrawan yang lahir 15 Juni 1931 di Rembang (Jawa
Tengah), sebagai anak sulung dari tiga bersaudara. Dia beragama Islam.
Ayahnya, Prof. Mr. R.P. Notosusanto adalah guru besar di Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada.
Nugroho Notosusanto dikenal sebagai sejarawan dan sastrawan terkemuka
di Indonesia yang menulis secara produktif. Nugroho menghasilkan banyak
karya, baik karya ilmiah, fiksi, maupun terjemahan. Dia menulis cerita
pendek dan puisi salah satu karyanya adalah cerpen “Sungai”.

B. NILAI – NILAI KEHIDUPAN


 NILAI MORAL
Beberapa nilai moral dari cerpen sungai ini, diantaranya;
1) Kasih Sayang
Sebagaimana dalam cerpen tersebut, yang ditokohkan oleh Sersan
Kasim. Kasih saying pada istrinya yang memaksa ikut, walau sedang
hamil. Juga kepada anaknya. Ia ingin selalu merawatnya,
mendampingnya, memberikan kehangatan dan kasih sayang padanya.
2) Tanggung Jawab dan Amanah
Sebagai pemimpin, ia harus menjaga keselamatan anak buahnya.
Meski dalam kondisi tersulit ia dituntut untuk selalu mengambil
keputusan yang tepat dan bijak. Ia tetap bisa memimpin walau dengan
menggendong bayinya.
3) Pengorbanan
Dalam menjalankan amanahnya, apapun akan dilakukan. Untuk
menjaga keselamatan anak buahnya, ia berusaha “mendiamkan”
bayinya yang menangis, agar penyebrangan mereka tidak diektahui
musuh.
 NILAI SOSIAL
Terdapat dalam kutipan ”Sersan Kasim tinggal. Lainnya bubar!” kata
Komandan menembus kesepian. Kepala regu lainnya kembali kepada
anak buahnya. Lagi Kasim merasa pandangan mata Komandan tertuju
kepadanya dan kepada anaknya. Kasim tahu apa arti pandangan itu.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Cerpen merupakan cerita pendek yang berisi tentang kisah cerita yang
berisi tidak lebih dari 10 ribu kata. Pada umumnya cerita pada cerpen bisa
memberikan kesan dominan dan berkonsentrasi pada permasalahan satu tokoh.
Menurutnya dalam cerpen tidak ada cerita hingga 100 halaman.
Berdasarkan asalisis cerpen “Sungai” karya Nugroho Notosusnto, dapat
disimpulkan sebagai berikut. Pertama, analisis struktural dapat dilakukan
dengan mengidentifikasi dan mengkaji unsur intrinsik dan ekstrinsiknya.
Kedua, melalui cerpen “Sungai”, Nugroho Noto Susanto hendak
menyampaikan pesan tentang nilai kasih sayang, tanggung jawab dan amanah,
serta pengorbanan.

B. SARAN
Melalui analisis ini diharapkan pihak pembaca mengerti dan bisa
menganalisis cerpen baik dari segi instrinsik dan ekstrinsik. Pembaca pun
diharapkan bisa menghargai dan mengapresiasi karya sastra orang lain sebagai
contoh karya sastra cerpen “Sungai” karya Nugroho Notosusanto
DAFTAR PUSTAKA

Suherli, dkk. 2018. Bahasa Indonesia Kelas XII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

https://www.befren.com/pendidikan/pengertian-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik/
https://teks.co.id/tema-adalah/

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Nugroho_Notosusanto

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cerpen-struktur-fungsi-ciri-unsur-
dan-contoh-cerpen/

https://ichiryuchan.blogspot.com/2014/11/analisis-cerpen-sungai.html?m=1

https://maryammahdi.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai