Anda di halaman 1dari 4

Menganalisis Teks Cerpen "Sungai"

Oleh : Azis Shidiq Pramana (03)


Ferdi Nofandaru (11)
Mawantu Juni Saputra (16)
Muhammad Khoirunnaja An-Nuha (18)

Latar Belakang
Cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang
sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas. Cerpen biasanya hanya
mengisahkan cerita pendek tentang permasalahan yang dialami satu tokoh saja. Cerpen juga
terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja.
Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Padahal membaca merupakan aspek penting
dalam kehidupan. Oleh karena itu tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk
menginformasikan kepada pembaca agar mengetahui unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dari
cerpen berjudul "Sungai" karya Susanto Noto Nugroho.

Rumusan Masalah
1. Apa saja unsur-unsur intrinsik yang tedapat pada cerpen “Sungai” Karya Nugroho
Notosusanto?
2. Apa saja unsur-unsur ekstrinsik yang terdapat pada cerpen “Sungai” Karya Nugroho
Notosusanto?

Tujuan
1. Mengetahui unsur-unsur intrinsik pembangun cerpen Sungai Karya Nugroho
Notosusanto
2. Mengetahui unsur-unsur ekstrinsik pembangun cerpen Sungai Karya Nugroho
Notosusanto

Unsur Intrinsik dan Bukti Kutipan


1. Tema
Terdapat Tema Mayor dan Tema Minor. Tema Mayornya adalah “Pengorbanan”
dan Tema Minornya adalah tentang kasih sayang seorang suami kepada istrinya, kasih
sayang bapak kepada anaknya, dan pengorbanan dari apa yang sangat dikasihinya.
2. Penokohan dan Perwatakan
a. Sersan Kasim
1) Cermat
Dengan cermat ia perbaiki letak selimut berlapis dua yang menutupi
Acep dalam gendongan.
2) Penyayang
Dia tidak membiarkan anaknya dititipkan ke orang asing.
3) Tabah
Dia tetap merawat anaknya meskipun ditinggalkan oleh anaknya.
b. Aminah (istri Sersan Kasim)
1) Keras kepala
Ia memaksa untuk tetap ikut Sersan Kasim menyeberangi Sungai
Serayu meskipun ia sedang hamil.
c. Komandan
1) Peduli
Karena ia memperbolehkan untuk menitipkan asep padanya.
3. Alur
Maju mundur, karena cerita diawali dengan masa lalu sersan Kasim dan kompinya
saat mereka menyebrangi Sungai Serayu, kemudian kembali ke masa kini.
4. Latar
a. Latar Tempat
1) Sungai Serayu, jawa tengah
2) Di pinggir desa
3) Yogya
b. Latar Waktu
1) Sepuluh bulan yang lalu
2) Pada waktu fajar merekah
3) Matahari telah naik
4) Jam 1 malam
c. Latar Suasana
Menggambarkan suasana kesedihan, dapat dibuktikan pada penggalan
cerita. "Kesedihan yang dalam, jelas terukir pada wajahnya. Baju
seragamnya tampak kuyup hingga lehernya".
5. Sudut Pandang
Menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu dari awal sampai akhir cerita.
Dalam cerpen ini pencerita berada di luar cerita. Pencerita menggunakan kata ganti
orang ketiga ( dia, ia ) atau menyebut nama tokoh, seperti Sersan Kasim, Aminah,
Acep dan komandan peleton.
6. Majas
a. Majas Personifikasi
1) Kesunyian malam yang aman dirobek-robek oleh letusan senjata.
2) Air membasahi kakinya membasahi celananya membasahi sebagian
bajunya menjilat-jilat gendongan anaknya.
3) Kembang api di langit mulai mati dan kelam mulai menyelimuti
kembali suasana di lembah sungai itu.
b. Majas Simile
1) Matanya hitam tajam meskipun badannya sangat kecil dan rambutnya
lebat seperti hutan di Priangan.
2) Hujan turun selembut embun tetapi cukup membasahkan.
3) Kasim merasa anaknya menyusup-nyusupkan kepala ke dadanya ke
ketiaknya seakan-akan mencari perlindungan yang lebih aman
c. Hiperbola
1) Sebentar pikirannya melayang kepada para wanita dan kanak-kanak
yang dititipkan kepada Pak Lurah dan penduduk Karangboga.
2) Acep menangis merobek-robek Kesunyian malam dari tebing ke te
tebing.
d. Metafora
1) Asep, biji matanya,harapan dan idamannya.
2) Cucu yang akan dibawa sebagai oleh-oleh untuk orang tuanya di Garut
untuk mertuanya di pagar Ageng sebagai tanda mata anak dan
menantau dari istrinya tercinta yang telah meninggal.
e. Repetisi
1) Air membasahi kakinya, membasahi celananya, membasahi sebagian
bajunya.
7. Amanat
a. Mengepentingkan kepentingan bersama
Rela berkorban demi kepentingan orang lain walaupun Acep merupakan
keluarga terakhir Kasim yang masih hidup kasih masih mementingkan nyawa
tentaranya.
b. Tabah menghadapi masalah yang ada
Sersan Kasim adalah seorang pribadi yang tabah dan tidak mudah menyerah
dengan keadaan menghadapi setiap masalah yang terjadi dengan pengharapan
penuh bahwa setiap masalah pasti ada dapat diselesaikan.
c. Belajar berpikir rasional
Andaikan Sersan Kasim merelakan anaknya dititipkan, Asep tidak harus
meninggal.

Unsur Ekstrinstrik
1. Latar Belakang Pengarang
Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Raden Panji Nugroho Notosusanto (15 Juni
1930 – 3 Juni 1985) atau biasa dikenal Nugroho Notosusanto adalah seorang penulis
cerpen Indonesia yang menjadi sejarawan militer yang menjabat sebagai guru besar
sejarah di Universitas Indonesia. Lahir sebagai anak sulung dari tiga bersaudara di
Jawa Tengah. Pada tahun 1983-1985 beliau menjabat Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia ke-18 sekaligus menjabat sebagai rektor Universitas Indonesia
ke-8.
Cerita ini didasarkan tentang perjuangan seorang tentara yang rela berkorban demi
mengabdi kepada negara dan tidak pernah mengeluh meskipun harus melewati
rintangan yang sulit. Cerita diatas tidak jauh berbeda dari kenyataan dan pengalaman
Nugroho Notosusanto sendiri.
2. Kondisi Masyarakat pada Saat Karya Sastra Diciptakan
Beberapa masyarakat pada saat itu memiliki keadaan yang sama seperti yang
diceritakan pada cerpen tersebut. Cerpen ini mengangkat cerita tentang gambaran
kehidupan yang masyarakat alami pada saat itu.
3. Nilai-nilai
a. Kasih sayang
Seperti dalam cerita novel sungai, kasih saying yang ditunjukkan pada saat
ia akhirnya mengizinkan istrinya ikut, waktu sedang hamil dan saat ia selalu
merawat, mendampingi, dan memberi kehangatan kasih saying pada anaknya.
b. Tanggung jawab
Saat sebagai pemimpin, ia diharuskan menjaga keselamatan anak buahnya.
Walau dikondisi tersulit ia dituntut untuk selalu mengambil keputusan yang
tepat dan bijak. Ia tetap bisa memimpin walaupun sedang menggendong
anaknya.
c. Pengorbanan
Dalam menjalankan amanahnya, apapun akan dilakukan. Untuk menjaga
anak buahnya, ia berusaha “mendiamkan” baginya yang menangis, agar
penyebrangan mereka tidak diketahui musuh. Ia lakukan hal yang terberat
dalam hidupnya, Ketika anak satu-satunya, warisan dari istrinya tercinta
akhirnya.

Kesimpulan
1. Pertama, analisis struktural dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengkaji
unsur intrinsik dan ekstrinsiknya.
2. Kedua, melalui cerpen “Sungai”, Nugroho Noto Susanto hendak menyampaikan
pesan tentang nilai kasih sayang, tanggung jawab dan amanah, serta pengorbanan.

Saran
Diharapkan pihak pembaca mengerti dan bisa menganalisis cerpen baik dari segi instrinsik
dan ekstrinsik. Pembaca pun diharapkan bisa menghargai dan mengapresiasi karya sastra
orang lain sebagai contoh karya sastra cerpen “Sungai” karya Nugroho Notosusanto .

Anda mungkin juga menyukai