Chairil Anwar
Analisis Puisi Sajak Putih
1. Makna
Dalam puisi Sajak Putih ini digambarkan sepasang kekasih yang sedang kasmaran dan
saling mencintai namun keduanya tidak ada keberanian untuk mengungkapkan perasaan
mereka. Mereka hanya bisa diam tapi saling berjanji untuk tetap setia satu sama lain.
Unsur Intrinsik
1. Tema
Puisi Sajak Putih ini bertemakan tentang percintaan.
Dapat di lihat bahwa puisi Sajak Putih menceritakan seorang gadis cantik yang
mempunyai cinta yang tulus kepada seorang pria, hingga pria itu terpikat dan tertarik.
Namun keduannya belum ada keberanian untuk saling mengungkapkan perasaan masing-
masing dan mereka memilih untuk saling setia.
2. Diksi
Bait I
“ Warna pelangi ” : Menggambarkan hati seorang pria yang sedang senang.
“ Bertudung Sutra senja” : Yang dimaksud adalah sore hari
“ Di hitam matamu kembang : Menggambarkan sebuah bola mata yang sangat indah
Mawar dan melati ”
Bait II
“ Sepi menyanyi ” : Yang dimaksud adalah berdoa kepada Allah
“ Muka air kolam jiwa” : Menggambarkan kesedihan hati
“ Dadaku memerdu lagu” : Berbicara dalam hati
“ Menari seluruh aku” : menggambarkan rasa gembira
Bait III
“ Hidup dari hidupku, pintu : Yakin bahwa hidup ada kemungkinan dan jalan keluar
Terbuka ”
“ Selama matamu bagiku : Si gadis masih mencintai dan memandang si pria
mengadah ”
“ Selama kau darah mengalir : Hidup si pria penuh harapan selama si gadis masih hidup
Dari luka”
“ Antara kita mati datang : Sampai kematian tiba keduanya akan tetap mencintai
tidak membelah” dan tidak akan terpisahkan.
3. Nada
Dalam puisi Sajak Putih ini berisikan nada yang gembira dan bahagia. Nada gembira dan
bahagia ini muncul saat seorang pria merasa bahagia memiliki seorang gadis dan
keduanya sama-sama memiliki cinta yang tulus.
4. Rasa
Rasa bahagia. Terlihat pada bait puisi Sajak Putih, keduanya tidak memiliki keberanian
untuk mengungkapkan perasaannya, tapi pada akhirnya mereka ada tekad untuk saling
mengatakannya suatu saat nanti. Karena cinta keduanya sangat tulus dan begitu kuat.
5. Majas
Di hitam matamu kembang mawar dan pelangi : Metafora
Hidup dari hidupku : Majas Repitisi
Tari warna pelangi : Personafikasi
Rambutmu mengalun bergelut senda : Personafikasi
Sepi menyanyi : Personafikasi
Kau depanku bertudung sutra senja : Anatonomasia
6. Amanat
Dalam puisi Sajak Putih amanat yang disampaikan oleh penyair adalah bahwa jika kita
mencintai seseorang harus berani untuk mengungkapkan perasaan kita masing-masing,
menerima segala kekurangan dan kelebihan pasangan kita, dan berusahalah untuk selalu
mencintai satu sama lain.
CINTAKU JAUH DI PULAU
Unsur Intrinsik
1. Tema
Tema dari puisi Chairil Anwar ini adalah kasih tak sampai. Dapat dilihat bahwa puisi ini
mengisahkan seorang pemuda yang menyesali dirinya sendiri karena ia tidak sempat
bertemu dengan kekasihnya selama kekasihnya itu hidup.
2. Diksi
Bait I
Cintaku jauh di pulau,
Gadis manis, sekarang iseng sendiri.
Artinya: seorang perempuan manis yang menghabiskan waktu hanya seorang diri
tanpa kehadiran seorang pemuda/kekasihnya.
Bait II
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
Artinya: Bait kedua aku menempuh perjalanan jauh dengan perahu karena ingin
menjumpai atau menemui kekasihnya, disinilah menunjukan pengorbanan si
pemuda untuk gadis manisnya. Ketika itu cuaca sangat bagus dan malam ketika
bulan bersinar, namun hati si pemuda merasa gundah karena rasanya ia tak
akan sampai pada kekasihnya, dan dilarik ini lah tergambar keputus asaan
sipemuda (aku).
Bait III
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Artinya: Bait ketiga menceritakan perasaan si pemuda (aku) yang semakin sedih karena
walaupun air tenang, angin mendayu, tetapi pada perasaannya ajal telah
memanggilnya. di perasaan penghabisan segala melaju. Pengorbanan si
pemuda sangatlah besar. Ajal bertahta sambil berkata : “Tujukan perahu ke
pangkuanku saja” suasana pada larik tersebut sangat mencekam si pemuda
(aku).
Bait IV
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?
Artinya: Bait keempat menunjukkan pengorbanan aku dan keadaan yang mencekam
yang telah dilewatinya. Demi menjumpai kekasihnya ia telah bertahun-tahun
berlayar, bahkan perahu yang membawanya akan rusak, namun ternyata kematian
menghadang dan mengakhiri hidupnya terlebih dahulu sebelum ia bertemu dengan
kekasihnya. Disinilah aku merasakan kegagalan yang mendalam dan semakin
berganti bait, kesedihan itu semakin memuncak. Emosionalitas aku disini sangat
tergambar dengan tulisannya yang seperti tidak terima.
Bait V
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.