Anda di halaman 1dari 11

Analisis puisi Sajak Desember

Karya
Sapardi Djoko
Darmono

Kelas Puisi

By : Kelompok 19

Biografi singkat penyair


Tahapan Analisis
Analisis puisi Sajak Desember

Biografi singkat penyair

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940.

Ia dikenal melalui berbagai puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana,


sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun
khalayak umum

Sapardi masuk Sekolah Dasar Kasatrian, yakni sekolah dasar yang khusus diperuntukan
bagi kaum laki-laki para kerabat Kraton

Ia bersekolah di SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta
tahun 1958

Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah.
Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya)
Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan
juga menjadi guru besar.

Biografi singkat penyair


Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun
juga cerita pendek.
Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei,
serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak
bola.
Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti
Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan),
Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke
Barat di Waktu Pagi Hari.
Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang
terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam
duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan
interpretasi atas beberapa karya SDD.

Tahapan Analisis

1. Baca sebuah puisi secara perlahan-lahan.


2. Baca lagi puisi dan temukan makna harfiah puisi tersebut.
Makna harfiah adalah versi yang paling terlihat jelas pada
puisi dan tidak merujuk ke perangkat puitis.
3. Baca kembali puisi untuk menemukan makna konotatifnya.
4. Cari makna simbolis puisi tersebut.
5. Berhenti dan bertanya pada diri sendiri, "Apa yang penulis
coba katakan?"
6. Tentukan struktur dan susunan puisi tersebut.
7. Tentukan skema rima puisi tersebut.
8. Analisis puisi dari segi perangkat puitis. Carilah perangkat
suara (aliterasi, asonansi, dll), perumpamaan (detil sensorik,
gambar yang berbicara, dll)
9. Tariklah kesimpulan.

Tahapan Analisis
Perhatikan unsur-unsur yang biasanya terdapat dalam
puisi seperti berikut ini :
Majas

adalah pemanfaatan
gaya
bahasa
dalam
memperoleh nuansa tertentu
sehingga mampu menciptakan
kesan
kata-kata
yang
imajinatif. Untuk lebih detail,
coba simak kembali materi 11
Januari
Menurut KBBI, Diksi /diksi/ n
Ling pilihan kata yang tepat
dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang
diharapkan)

Rima

(persajakan) adalah
bunyi-bunyi yang ditimbulkan
oleh huruf atau kata-kata
dalam larik dan bait atau
persamaam bunyi dalam puisi.
Menurut istilah sastra Citraan
adalah daya bayang yang
dihasilkan dari pengolahan
kat-kata
secara
sunguhsungguh untuk memberikan
kesan indah di dalam suatu
puisi; suatu penggambaran
pengalaman yang berkaitan
dengan benda, peristiwa, dan
keadaan yang dialami penyair.
Untuk lebih detailnya, coba
simak kembali materi 18

Tahapan Analisis
Jenis- jenis Rima
Rima sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku-suku kata
terakhir.
Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada
sebagian suku kata terakhir.
Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata
atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi)
Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku
akhir terbuka atau dengan vokal sama.
Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku
kata tertutup (konsonan).
Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi
awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.
Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada
asonansi vokal tengah kata.
Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapaat pada
huruf-huruf mati/konsonan.

Analisis puisi Sajak Desember


Sajak desember

Berikut puisi
Sajak Desember

kutanggalkan mantel serta topiku yang tua


ketika daun penanggalan gugur
lewat tengah malam. kemudian kuhitung
hutang-hutangku pada-Mu
mendadak terasa: betapa miskinnya diriku;
di luar hujan pun masih kudengar
dari celah-celah jendela. ada yang terbaring
di kursi letih sekali
masih patutkah kuhitung segala milikku
selembar celana dan selembar baju
ketika kusebut berulang nama-Mu; taram
temaram bayang, bianglala itu
1961

Analisis puisi Sajak Desember

1
.

Makna beserta
majas

Larik 1
kutanggalkan mantel serta topiku yang tua
( kutanggalkan mantel serta topiku yang tua
Pada larik ini penulis menyebutkan mantel serta
topiku yang tua itu bukan manusia namun
berhubungan dengan manusia yaitu umur maka majas
metafora antropomorfisme)
Larik 2
ketika daun penanggalan gugur
( ketika daun penanggalan gugur
Pada kata "penanggalan gugur" adalah simbolik yang
merupakan penguatan pada larik sebelumnya..Maka
majasnya adalah majas simbolik)
Larik 3
lewat tengah malam. kemudian kuhitung
hutang-hutangku pada-Mu
( Apa benar manusia itu berhutang pada Tuhan?
Hutang di sana bersifat abstrak untuk menyatakan
kewajiban yang lalai. Majas Metonimia)

Analisis puisi Sajak Desember


Larik 4
mendadak terasa: betapa miskinnya diriku;
( Pada larik ini "miskin" di sini merupakan
penguatan pada larik sebelumnya. Menyatakan
bahwa amalan yang ia punya hanya sedikit
sekali)
Larik 5
Di luar hujan pun masih terdengar
( pada larik ini menjelaskan suasana atau
keadaan saat itu yang menguatkan bahwa
susananya sedang bersedih )
Larik 6
dari celah-celah jendela. Ada yang terbaring
di kursi letih sekali
( menceritakan bahwa seseorang yang
dimaksud sudah renta.)

Larik 7 & 8
masih patutkah kuhitung segala milikku
selembar celana selembar baju
( menceritakan seorang hamba yang
meratapi bahwa segala kepemilikannya
adalah milik Tuhan yang dikuatkan pada larik
selanjutnya. Ini majas metonimia seperti
penjelasan sebelumnya yang, "hutanghutangku padaMu"
Dan larik tersebut juga ini mengandung
majas simile)
Larik 9
Ketika kusebut berulang nama-Mu; taram
temaram bayang, bianglala itu
(Menceritakan seorang hamba yang sedang
berdoa tentang kehidupannya yang fana
ditandai dengan kata "bianglala" yang
merupakan majas simbolik

Analisis puisi Sajak Desember

2
.

Rima

Pada puisi sajak desember karya SDD,


menggunakan rima tidak sempurna di
tiap kata-katanya, juga rima aliterasi
yang awal kata dan yang lain berlainan.
Namun, pada larik ini
masih patutkah kuhitung segala milikku
selembar celana dan selembar baju
Memiliki rima akhir
sempurna, yaitu
persamaan bunyi pada suku kata
terakhir.

3
.

Diksi

Dalam puisi yang berjudul Sajak


Desember, diksi yang dipakai tidak
terlalu sulit sehingga mudah dimengerti
oleh pembaca.
Namun hutang-hutangku dan daun
penanggalan mempunyai makna konotasi.
Sdd sering menggunakan gaya sinonim
atau persamaan kata, polisemi, yang
merupakan kata dengan arti lebih dari
satu seperti kata-katanya "tua" yang
berarti "lama".
Juga menggunakan kata konotasi dan
denotasi.

Anda mungkin juga menyukai