Anda di halaman 1dari 2

Contoh Teks Membaca Literal :

Telinga Wajan
Pagi begitu dingin, hujan turun sangat lebat, kasur-kasur empukku rasanya pakai lem.
Susah sekali bangun, padahal aku harus ke sekolah. Gedor-gedor pintu yang semakin lama
semakin mengeras nyatanya tidak berhasil menganggu tidurku. Sepertinya pelaku gedor-
gedor pintu itu adalah ibu yang sudah kehilangan kesabaran. Aku tahu pasti sudah lebih dari
sepuluh kali ibu meneriakiku anak durhaka. Lebih sepuluh panggilan tak terjawab, kurang
dari lima makian dan teriakan yang hampa jawaban, ibu kemudian diam. Diam untuk saat itu,
sejam kemudian saat kubuka pintu ibu sudah berdiri depan pintu dengan lincah menarik
kupingku. Aku kesakitan minta ampun sampai telingaku merah.
“Tiap hari seperti ini! Mau jadi apa kamu jika besar nanti?”
Panjang lebar ibu mengomel, sambil menyalahkan diri sendiri...
“Ngidam apa aku waktu mengandungmu... Allohu Akbar!”
Aku diam saja karena tahu diri salah. Ibu kemudian menghela nafas, Mengaturnya,
sedemikian sulit menahan marah.
“Nak. Coba perhatikan telinga wajan!”
Alisku mengerut.
“Wajan itu telinganya saja yang lebar... tapi tak mendengar!!!” amarah ibu naik lagi.
Kemudian tarik nafas lagi...
“Kalau begitu Aco, karena kau tak ke sekolah hari ini ikutlah dengan ibu.” Ajak ibu
“Kemana bu??”
“Ikut saja...!”
Aku dan ibu pun pergi, di sepanjang jalan ibu menunjuk laki-laki dewasa yang berpanas-
panas mengangkut semen, dan para penyapu jalan.
“Apa kau mau bekerja seperti mereka?” tanya ibu.
“Ahh tidaklah bu. Aku akan duduk di ruang berase!”
“Ohh ya? Kau mau bersantai. Yah jelas kau suka sekali bersantai. Tapi taukah nak! Orang-
orang yang sukses, bersantai di masa tuanya mereka bukan orang-orang yang tidur dari
malam sampai siang di waktu mudanya. Kalau kau ingin santai di masa tua Aco, maka
bekerja keraslah di masa mudamu. Tapi jika kau ingin menjadi buruh, atau apapun yang keras
pekerjaannya maka silahkan bersantai di masa mudamu.”
Aku baru sadar. Hari-hari berikutnya tidak lagi terlambat bangun. Ibu membantuku, di awal
usaha bangun pagi. Tetapi di hari berikutnya sudah terbiasa, aku memasang target bangun
sebelum matahari terbit, tak boleh kalah sama Ayam yang menyambut pagi.

· Contoh Membaca Kreatif.

Seorang mahasiswa/pembaca saat membca sebuah buku tidak akan berhenti disitu saja, tetapi ia
selalu mencatat sesuatu yang dianggap penting, menandai sesuatu yang dianggap sulit/asing, dan
selalu mengaplikasikannya dengan kehidupannya serta meningkatkan bacaannya.

· Contoh Membaca Cepat.

Seorang pelajar SMU yang diberi tugas oleh gugunya untuk membuat ringkasan dari sepuluh judul
buku dalam waktu yang terbatas. Ia harus dapat menemukan gagasan utama dari setiap judul buku.
Untuk menemukan gagasan utama inilah siswa harus melakukan teknik membaca cepat.
2. Langkah-langkah Membaca Prosa Fiksi
Membaca prosa fiksi atau cerita rekaan untuk tujuan menangkap isi cerita dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Membaca cerita secara keseluruhan.
b. Menandai dan mencari makna kata-kata sulit.

5. Langkah-langkah Membaca Drama


a. Membaca naskah drama secara keseluruhan.
b. Membaca, menghafal, dan mengahayati dialog/isi dialog yang diperankan.

c. Memberikan gerak (pola) yang sesuai dengan isi dialog.


d. Berlatih melafalkan dialog dengan penghayatan/ekspresi dan gerak yang sesuai dengan isi
dialog.
e. Berlatih memerankan masing-masing tokoh sehingga menghasilkan sebuah drama yang
bagus.

7. Langkah-langkah Membaca Puisi


Karena membaca puisi bertujuan untuk membacakan puisi di depan penonton maka sebelum
berhadapan penonton pembaca harus terlebih dahulu mengetahui:
a. siapa dan berapa banyak penoton yang diperkirakan akan hadir;
b. berapa luas panggung dan aula atau gedung tempat berlangsungnya pembacaan puisi
tersebut.
c. Jika kegiatan ini dilakukan di dalam kelas, siswa tentu sudah tidak kesulitan dengan hal
tersebut, hanya guru tetap harus memberikan

d. arahan dan bimbingan bagaiman cara membaca puisi di hadapan orang banyak dengan baik.

Setelah hal itu dipersiapkan dilakukan kegiatan:


a. Membaca puisi secara keseluruhan
b. Menandai dan mencari makna kata-kata sulit
c. Memaknai puisi baris demi baris
d. Memaknai/menangkap isi puisi setiap bait
e. Menangkap isi dan maksud puisi secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai