Anda di halaman 1dari 3

Analisis Cerpen Surat Kedelapan karya Pringadi Abdi Surya Oleh Arsa Maulidya Kelas X-1/05

Dalam membaca cerpen yang berjudul Surat Kedelapan karya Pringadi Abdi Surya, saya mempunyai penafsiran yang dapat melukiskan hal-hal yang penting dalam suatu cerpen. Hal penting yang saya jelaskan menyangkut unsur-unsur intrinsik dalam cerpen. Hal yang saya jelaskan, masing-masing akan tersusun dalam sebuah argumentasi. Dalam menyusun dan menjawab pertanyaan cerpen ini, masih banyak kekurangan. Tidak ada kata menyerah dalam menganalisis sebuah cerpen. Masing-masing cerpen mempunyai makna yang berbeda. Saran dan pendapat dari pembaca saya harapkan. Kritikan-kritikan yang sifatnya membangun akan saya jadikan motivasi untuk lebih maju dalam menganalis sebuah cerpen. Cerpen Surat Kedelapan memiliki persoalan yang menarik dan unik. Zaman sekarang hal ini jarang terjadi. Penulis menonjolkan tokoh dengan watak pemalu. Watak pemalu tokoh yang akan dibahas dalam cerpen ini. Perilaku tokoh yang pemalu dan kurang berani dalam mengkungkapkan isi hati menjadikan cerpen ini rumit/banyak persoalan timbul. Cerpen ini juga memuat rasa ketidakpercayaan diri dalam mengemukakan permasalahan yang dialami oleh tokoh. Dengan banyak persolan yang timbul, membuat cerpen ini memuat hal-hal yang menarik untuk dibahas. Hal-hal menarik ini bersumber langsung dari sikap tokoh dalam menjalani kehidupannya. Dalam cerpen tersebut menceritakan tokoh yang malu mengungkapkan isi hati kepada istrinya. Tokoh juga tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Begitu pula sang istri yang tidak menegur atas sikap tokoh. Hal menarik lainnya yaitu sang istri yang seharusnya mengutarakan isi hatinya setelah membaca surat suaminya, tetapi sang istri malah membuat surat balasan untuk tokoh. Dalam suratnya, sang istri memperkirakan dirinya sudah meninggal saat tokoh membaca suratnya, padahal dalam cerpen ini mempunyai masalah. tidak diceritakan sang istri

Melihat masalah-masalah yang timbul dalam cerpen tersebut serta setting yang digunakan penulis, maka cerpen ini tergolong cerita yang mengungkapan kembali kejadian masa lalu. Bermulai dari tokoh yang melakukan suatu kegiatan yang melibatkan kejadian masa lalu berulang kembali. Kegiatan tokoh yaitu membaca surat yang menceritakan peristiwa masa lalu tokoh bersama istrinya. Membaca surat masa lalu itulah yang menandakan cerpen tersebut menggunakan alur mundur. Model cerpen sekarang ini, banyak yang beralur bebas sehingga akhir cerita sulit diperkirakan. Berbeda dengan cerpen yang saya analisis ini. Peristiwa masa lalu yang diceritakan dalam cerpen ini lebih menonjol. Setiap cerpen pasti memiliki unsur intrinsik. Salah satu unsur intrinsik adalah tokoh. Tokoh sangat berperan penting dalam menghidupkan sebuah cerita. Dalam cerpen ini, Pringadi Abdi Surya menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama . Tokoh utama berperan sebagai Aku yang berarti penulis terlibat langsung dengan cerita tersebut. Hal ini mempermudah dalam menebak bahwa tokoh merupakan orang pertama pelaku utama. Sebuah cerpen selalu memuat pesan. Pesan ini biasanya disampaikan pengarang setelah rangkain cerpen itu selesai. Hal-hal yang bernilai moral positif untuk diterapkan pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Surat Kedelapan memuat pesan bahwa sebagai suami harus memiliki keberanian dan sebagai pasangan suami istri, sifat keterbukaan sangat diperlukan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Hal ini bermaksudkan sebuah keluarga harus saling bersosialisasi dengan keluarga yang lain yaitu lingkungan sekitar. Berdasarkan cerpen yang telah dibaca maka saya mengambil kesimpulan bahwa cerpen ini bertema Ketidakterbukaan Suami Istri. Tema ini saya ambil dari persoalan-persoalan yang ada dalam cerpen tersebut. Pokok permasalahan dalam tema tampak jelas dalam kutipan Tapi aku pernah menuliskan tujuh buah surat yang sayangnya tak pernah kukirimkan kepada dia yang kutuju. Sebab aku malu. dan Aku sudah membaca ketujuh suratmu. Diam-diam. Kau tidak marah kan ?. kutipan pertama, penulis mengemukakan bahwa tokoh menuliskan rasa kerinduan dalam surat pertama. Tokoh tidak berani mengatakan secara bertatap muka dengan istrinya dan dia lebih memilih untuk menyembunyikan perasaannya dalam

sebuah surat. Kutipan kedua menjelaskan sang istri juga tidak bilang kepada suaminya bahwa dia telah membaca suratnya. Dari hal yang kita bahas di atas, saya telah mengambil kesimpulan. Menurut saya, kesimpulan tersebut adalah tokoh suami mempunyai watak yang pemalu, pendiam, dan tidak peduli dengan lingkungan. Hal ini membuat cerpen tersebut penuh dengan persoalan yang timbul. Begitu juga dengan sifat istrinya yang tidak menegur sikap suaminya. Sebagai seorang istri seharusnya mengingatkan suami agar dalam kehidupan rumah tangga terjadi komunikasi yang serasi. Bila hal ini tidak dilakukan justru akan menambah tidak adanya keharmonisan dalam berumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai