Anda di halaman 1dari 37

Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Makalah
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Teknologi Tepat Guna
dalam Pelayanan Kebidanan

Disusun Oleh :

Pembimbing
DR. Meti Widiya Lestari, SST.M.Keb
Disusun Oleh :

1. Alin Lindasari P206224319002


2. Diana Suryadiani P206224319007
3. Nada abrylian P206224319021
4. Sandra Tesa Septiana S P206224319030
5. Sarah Maimunah P206224319029
6. Tiara Nursifa Kharisma A P206224319035
7. Tita Ismaya P206224319036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Teknologi Tepat Guna dalam
Pelayanan Kebidanan yang membahas tentang “Teknologi Terapan dalam
Pelayanan Kesehatan Reproduksi”.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, teman-
teman, pembimbing dan yang lainnya sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya
di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Tasikmalaya

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I LATAR BELAKANG..................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

1. Tujuan Umum............................................................................................2

2. Tujuan Khusus...........................................................................................2

BAB II KONSEP DASAR.......................................................................................3

A. Pengertian Teknologi Tepat Guna................................................................3

B. Ciri – Ciri Teknologi Tepat Guna.................................................................3

C. Manfaat Teknologi Tepat Guna....................................................................4

ii
D. Fungsi Teknologi Tepat Guna.......................................................................4

E. Dampak Teknologi Tepat Guna Dalam Kebidanan......................................5

F. Teknologi Tepat Guna dalam pelayanan Kesehatan Reproduksi.................5

1. Vaksin HPV...............................................................................................5

2. Mammografi............................................................................................12

3. Skrining Kanker serviks..........................................................................14

G. Aplikasi Yang Digunakan Pada Pelayanan Kesehatan Reproduksi............18

1. Kalender Menstruasi, Kalkulator Ovulasi – PinkBird.............................18

2. Surveilans Posbindu PTM.......................................................................19

H. Prosedur Penggunaan Aplikasi Yang Digunakan Pada Pelayanan


Kesehatan Reproduksi........................................................................................20

1. Kalender Menstruasi, Kalkulator Ovulasi – PinkBird.............................20

2. Surveilans Posbindu PTM.......................................................................23

BAB III PENUTUP...............................................................................................28

iii
A. Simpulan.....................................................................................................28

B. Saran............................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Penerapan Teknologi tepat guna kepada masyarakat (PPTTG)
merupakan skema pengabdian kepada masyarakat yang dikelola dan
dikembangkan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat,
Direktorat Jenderat Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan mempertimbangkan masih
adanya sektor pembangunan yang kurang berkembang dan belum mampu
bersaing kerena lemahnya penerapan, penguasaan dan pemanfaatan produk
teknologi. Hal tersebut juga disebabkan oleh belum maksimalnya hilirisasi
hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi
di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
(Ristekdikti.2018)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi
sekarang ini sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia
bahkan di dunia, penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti
terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam
beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat
bekembang mulai dari peralatan ataupun teori sehingga mendorong para
pengguna serta spesialis tidak mau ketinggalan untuk bisa memiliki dan
memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi
banyak sekali teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para
pakar atau spesialis kesehatan reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut
sangat penting dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para
pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien
dalam menjalanakan kodratnya sebagai perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh
para bidan atau spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki

1
khususnya oleh para istri-istri atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu
dari anak-anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan meraka.
B. Rumusan Masalah
Apa saja teknologi terapan dalam pelayanan kesehatan reproduksi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswi dapat
mengenal serta memahami teknologi terapan dalam pelayanan
kesehatan reproduksi sehingga dapat mengimplementasikan pada ilmu
kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui alat yang digunakan pada teknologi terapan dalam
pelayanan kesehatan reproduksi
b. Memahami sistem pada teknologi terapan dalam pelayanan
kesehatan reproduksi
c. Menjelaskan prosedur pada teknologi terapan dalam pelayanan
kesehatan reproduksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Tepat Guna


Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Teknologi tepat guna adalah suatu alat dengan kebutuhan dan berguna sesuai
dengan fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna ada yang menyebutnya
teknologi tepat guna sebagai teknologi yang telah dikembangkan secara
tradisional, sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh
keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu. Dengan
demikian teknologi tepat guna mempunyai kriteria yaitu:
1. Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-
sumber yang tersedia banyak di suatu tempat.
2. Apabila teknologi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial
masyarakat setempat.
3. Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/masalah yang
sebenarnya dalam masyarakat, bukan teknologi yang hanya bersemayam
dikepala perencananya.
B. Ciri – Ciri Teknologi Tepat Guna
1. Perbaikan teknologi tradisional selama ini menjadi tulang punggung
pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat di suatu tempat.
2. Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.
3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh
keterampilan setempat.
4. Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.
5. Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam,
energi, bahan secara lebih baik dan optimal.

3
6. Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak
luar (self-realiance motivated).
C. Manfaat Teknologi Tepat Guna
Penerapan Teknologi Tepat Guna adalah sebuah usaha pembaharuan.
Pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat,
tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat setempat serta alam. Usaha pembaharuan dirancang sedemikan
rupa sehingga seluruh masyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa
mereka sendiri. Berarti di dalam pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan
semangat dalam masyarakat tersebut. Sebagai mana manfaat dari teknologi
tepat guna adalah:
1. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Teknologi tepat guna mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3. Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan mempersingkat waktu
pekerjaan tenaga kesehatan dan klien.
4. Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi tepat
guna tersebut.
5. Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan.
6. Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dan tepat
D. Fungsi Teknologi Tepat Guna
Sebagai mana fungsi dari teknologi tepat guna adalah:
1. Alat kesehatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
2. Biaya yang digunakan cukup rendah dan relatif murah.
3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara.
4. Mengurangi kesalahan dalam mendiagnosis suatu penyakit.

4
E. Dampak Teknologi Tepat Guna Dalam Kebidanan
Dampak positif sebagai berikut:
1. Mendapat kemudahan dalam menjaga kesehatan yang lebih efisien dan
efektif.
2. Membuat kegiatan khususnya di dalam kebidanan akan lebih sederhana dan
mudah
Dampak negatif sebagai berikut :
1. Contoh : penggunaan USG di daerah pedalaman, disana tidak orang yang
mengelolanya dan tidak sesuai dengan kebudayaan masyarakat disana.
2. Contoh : penggunaan USG pada pasien dengan cara-cara yang tidak tepat.
F. Teknologi Tepat Guna dalam pelayanan Kesehatan Reproduksi
1. Vaksin HPV
Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks(kanker mulut rahim) yaitu
salah satu metode pencegahan dengan cara pemberian vaksin yang bisa
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang
dapat mencegah Human papilloma virus menginfeksi sel yang bisa
menyebabkan kanker leher rahim dan beberapa jenis kanker lain.
Kanker servik merupakan pembunuh nomor satu wanita indonesia dan tiap
2 menit ada 1 orang wanita meninggal karena kanker serviks.

Vaksin HPV
image by http://kesehatan.kompasiana.com/

5
a) Apa itu kanker serviks dan apa itu HPV?
Kanker servik adalah salah satu jenis kanker yang terjadi pada bagian
mulut rahim atau sering disebut kanker leher rahim yang disebabkan oleh
Human papillomavirus (HPV) tipe 16, 18, dsb.
Human papillomavirus (HPV) adalah sekelompok virus yang terdiri lebih
dari 150 tipe virus yang berhubungan. Mereka disebut papillomaviruses
karena jenis tertentu juga dapat menyebabkan kutil kelamin, atau
papillomas

b) Dapatkah kanker serviks dicegah?


Secara umum cara yang paling efektif untuk mengurangi resiko yaitu
dengan cara menekan laju virus, tidak melakukan hubungan seksual
dengan berganti-ganti pasangan karena penyakit ini termasuk salah satu
penyakit menular seksual.
Kemudian pencegahan juga dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup
sehat, deteksi dini melalui skrening dan papsmer. Selain itu metode
pencegahan kanker servik yang paling penting yaitu dengan melakukan
vaksinasi HPV ini merupakan strategi yang paling mungkin untuk
mencegah infeksi HPV.
Saat ini The Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui dua
vaksin untuk mencegah infeksi HPV yaitu Gardasil dan Cervarix.
Kedua vaksin ini sangat efektif dalam mencegah infeksi HPV tipe 16 dan
18 yang menyebabkan sekitar 70 persen kanker serviks dan kanker anal.
Gardasil juga mencegah infeksi HPV tipe 6 dan 11, yang menyebabkan
90 persen penyakit kutil pada kelamin.
c) Apa itu Gardasil dan cervarix?
1) Vaksin HPV Gardasil
Vaksin Gardasil yaitu vaksin yang diproduksi oleh Merck & Co. , Inc.
Vaksin ini juga disebut Quadrivalent Yang berfungsi untuk
melindungi terhadap empat jenis tipe HPV yaitu 6, 11, 16,dan 18.

6
Gardasil diberikan melalui serangkaian tiga suntikan ke dalam
jaringan otot selama 6 bulan.
FDA telah menyetujui Gardasil untuk digunakan pada perempuan
untuk pencegahan kanker seviks, vulva dan kanker vagina yang
disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18.
Selain pada wanita Vaksin ini juga di anjurkan untuk digunakan pada
laki-laki untuk pencegahan kanker dubur dan lesi prakanker dubur
yang disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Selain itu Gardasil juga
terbukti untuk pencegahan kutil kelamin yang disebabkan oleh HPV
tipe 6 dan 11. Vaksin ini lebih efektif di berikan usia 9 sampai 26
tahun.
2) Vaksin cervarix
Vaksin Cervarix adalah vaksin yang diproduksi oleh GlaxoSmithKline
(GSK). Sering juga disebut bivalen vaksin karena target vaksin hanya
dua jenis HPV yaitu tipe 16 dan 18. Vaksin ini juga diberikan dalam
tiga dosis selama 6 bulan. Cervarix diberikan digunakan pada usia
perempuan 9 - 25 tahun hanya untuk pencegahan kanker serviks
disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Kedua vaksin ini Gardasil dan
Cervarix dikembangkan oleh ilmuan NCI. NCI lisensi teknologi untuk
dua perusahaan-Merck farmasi dan GSK untuk mendistribusikan
vaksin HPV secara luas

7
d) Bagaimana cara kerja vaksin HPV?
Vaksin HPV bekerja seperti imunisasi lain. Para peneliti berhipotesis
bahwa komponen permukaan yang unik dari HPV dapat membuat respon
antibodi yang mampu melindungi tubuh terhadap infeksi, dan komponen
ini dapat digunakan untuk membentuk dasar vaksin.
Komponen permukaan HPV dapat berinteraksi satu sama lain untuk
membentuk Virus-Like Partikel (VLP) yang tidak menular, karena
mereka tidak memiliki DNA. Namun, VLP ini dapat menempel pada sel-
sel dan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi
yang dapat mencegah papillomavirus menginfeksi sel dimasa mendatang.
Meskipun vaksin HPV dapat membantu mencegah infeksi HPV masa
depan, mereka tidak bisa membantu menghilangkan infeksi HPV yang
ada. Artinya mereka hanya berfungsi untuk mecegah terjadinya kanker
serviks bukan untuk mengobati.
e) Seberapa efektif vaksin sebagai imunitas?
Gardasil dan Cervarix sangat efektif dalam mencegah infeksi dengan
jenis HPV yang targetkan. Vaksin telah terbukti memberikan
perlindungan terhadap penyebab kanker serviks secara terus-menerus
untuk infeksi HPV tipe 16 -18 hingga 8 tahun, yang merupakan waktu
maksimum penelitian sejauh ini karena vaksin HPV dikeluarkan pada
bulan juni 2006.
Para ilmuan akan terus melanjutkan penelitian untuk mengetahui total
durasi waktu perlindungan yang diberikan oleh ke dua vaksin ini.
Vaksinasi HPV juga telah diterbukti mencegah perubahan sel serviks
prakanker yang disebabkan oleh HPV 16/18. Hasil ini menunjukkan
durasi perlindungan dari vaksin kemungkinan akan bertambah hingga 4-6
tahun kedepan pada wanita yang tidak terinfeksi HPV pada saat
vaksinasi.

8
f) Bagaimana cara pemberian vaksin HPV (proses vaksinasi)?
Gardasil dan Cervarix dirancang untuk diberikan melalui penyuntikan
kedalam jaringan otot kepada orang-orang dalam tiga dosis/tiga kali
pemberian selama 6 bulan yaitu bulan 0 (dosis pertama/pemberian awal),
bulan 1 (sebulan dari pertama) dan yang terakhir bulan ke 6 dari
pemberian pertama kali. Tetapi, sebuah studi baru-baru ini menunjukkan
bahwa perempuan yang hanya menerima dua dosis Cervarix telah
mendapat sama besar perlindungan dari infeksi HPV 16/18 dengan
wanita yang menerima tiga dosis. Namun temuan ini perlu dievaluasi
dengan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah kurang dari tiga
dosis vaksin akan memberikan durasi perlindungan yang cukup.
Meskipun demikian, informasi ini mungkin membantu para petugas
kesehatan masyarakat yang mengelola program vaksinasi antara
kelompok orang tidak mungkin untuk menyelesaikan regimen dosis tiga.

g) Kenapa vaksinisasi HPV penting?


Vaksinisasi terbukti bisa mengurangi resiko kanker mulut rahim karena
itu vaksinisasi memiliki potensi untuk mengurangi angka kematian akibat
kanker serviks sebanyak dua - pertiga wanita. Selain itu, pada saat
vaksinisasi juga dilakukan skrining dan papsmeer yang merupakan
prosedut normal saat pemberian vaksinisasi sehingga bisa mendeteksi
atau mengetahui keadaan dan kelainan-kelainan yang mungkin ada pada
tubuh sejak dini. Ini juga merupakan salah satu keuntungan yang bisa
menjadi alasan kenapa harus melakukan vaksin hpv.

h) Apa efek samping pemberian vaksin HPV?


Ini merupakan pertanyaan yang sering muncul kekhawatiran terkait
keamanan dan efek samping vaksinisasi Human Papiloma Virus. Perlu
diketahui bahwasannya semua obat dan vaksin yang berlisensi FDA
harus menentukan bahwa itu adalah aman dan efektif. Pastikan yang di
pakai adalah Vaksin Gardasil dan Cervarix karena berlisensi FDA dan

9
CDC serta telah diuji jutaan orang di Amerika dan Inggris serta banyak
negara lainnya termasuk indonesia. Sejauh ini, tidak ada efek samping
yang serius telah terbukti disebabkan oleh vaksin.
Namun efek samping Vaksin HPV yang paling umum yaitu rasa nyeri
singkat di tempat suntikan. Ini merupakan masalah yang biasa terjadi
dengan efek samping vaksin lainnya. Selain itu baru-baru ini ada sebuah
tinjauan dan himbauan keselamatan terbaru oleh FDA dan Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merespon sebuah laporan
terhadap efek samping vaksin imunisasi Gardasil kemungkinan ada
sebagian kecil orang yang memiliki tingkat alergi berlebihan terhadap
efek samping vaksin ditakutkan akan terjadinya sinkop atau pingsan
sementara waktu.
Kasus pingsan ini pernah terjadi pada beberapa kasus. Namun ini tidak
memerlukan penanganan yang serius. Hanya saja ditakutkan pasien
terjatuh sehingga menyebabkan cedera serius, seperti cedera kepala
karena terjatuh saat pingsan. FDA dan CDC telah mengingatkan
penyedia layanan kesehatan untuk mencegah jatuh dan cedera, yaitu
dengan cara semua penerima vaksin setelah vaksinisasi harus tetap
berada dalam keadaan duduk atau berbaring selama 15 menit untuk
dilakukan pengamatan pasca vaksinasi untuk memastikan ada atau tidak
nya efek sanping dari penyuntikan Vaksin HPV.

i) Kepada siapa saja vaksinisasi HPV untuk mencegah kanker servik


diberikan?
Vaksin Gardasil dan Cervarix yang terbukti efektif hanya jika diberikan
sebelum infeksi HPV, sehingga dianjurkan bahwa mereka akan diberikan
sebelum seseorang aktif secara seksual. Keputusan FDA termasuk
informasi tentang usia dan jenis kelamin untuk penerima vaksin. FDA
menyatakan Gardasil diberikan pada wanita dan laki-laki usia 9 sampai
26.

10
j) Haruskah vaksin diberikan pada wanita yang telah terinfeksi PHV?
Meskipun Gardasil dan Cervarix aman bila diberikan kepada orang yang
sudah terinfeksi HPV, tetapi vaksin tidak mempunyai kemampuan untuk
mengobati infeksi. Vaksin diatas hanya berguna untuk pencegahan.
Kedua Vaksin ini memberikan manfaat maksimal jika seseorang
menyuntikkan vaksin HPV sebelum ia aktif secara seksual. Tetapi Ada
kemungkinan bahwa seseorang terinfeksi HPV masih akan mendapatkan
manfaat dari sisa ,vaksinasi, bahkan jika ia memiliki sudah terinfeksi
dengan satu atau lebih jenis termasuk dalam vaksin. Namun, ini
Kemungkinan masih dalam penyelidikan.

k) Berapa harga dan biaya untuk melakukan Vaksinisasi HPV?


Satu satunya kekurangan dari Vaksin ini adalah harganya yang mahal.
Dulu pernah sampai Rp. 3 jt tapi sekarang ini harga vaksin HPC lebih
murah sekitar 1,5 juta sepertinya. Karna harga vaksin HPV di Amerika
sekitar $ 130 per dosis vaksinisasi kanker leher rahim
Vaksinisasi dapat di lakukan di dokter-dokter anak,klinik,atau rumah
sakit tumah sakit pemerintah atau tempat praktek dokter di kota anda
Namun, biaya atau yang sebenarnya untuk vaksinasi mungkin ditentukan
oleh klinik yang menyediakan layanan vaksin HPV untuk mencegah
kanker serviks.

11
2. Mammografi

Mammografi
image: https://www.dokter.id/berita/tips-untuk-mendapatkan-hasil-mammografi-yang-bai

a) Kanker payudara
Payudara merupakan organ pada tubuh manusia yang terdiri dari susunan
jaringan lemak, kelenjar susu, serta saluran kelenjar. Masing-masing
payudara memiliki jaringan pembuluh darah serta pembuluh getah
bening. Pembuluh getah bening akan menyalurkan cairan limfe ke
kelenjar getah bening. Fungsinya untuk melawan infeksi. Kelenjar getah
bening yang terkait dengan payudara terletak pada ketiak, di atas tulang
selangka, serta di dada.
Kanker payudara adalah penyakit di mana sel-sel penyusun payudara ini
berubah menjadi ganas, tumbuh tidak terkendali, serta merusak jaringan
dan organ di sekitarnya. Pertumbuhan sel-sel ganas ini ditandai dengan
adanya pembentukan tumor di payudara (benjolan tidak normal),
pembesaran kelenjar getah bening, perubahan bentuk dan warna kulit
payudara, rasa nyeri pada payudara, serta luka yang lama sembuhnya.

b) Apa cara terbaik untuk mendeteksi kanker payudara?


Sekarang ini dikenal beberapa teknik deteksi kanker payudara. Cara yang
paling sederhana adalah pemeriksaan sendiri (“sadari” : periksa payudara
sendiri), baik secara pribadi maupun dilakukan oleh suami.

12
Cara melakukan sadari:
1) Periksa payudara secara merata, dimulai dengan memperhatikan
perubahan-perubahan yang tampak.
2) Raba dan pijat payudara, mulai dari sisi atas kemudian melingkari
payudara. Apabila ada temuan berupa benjolan yang sebelumnya
tidak ada, perubahan pada kulit payudara, adanya luka, perubahan
bentuk atau cairan yang tidak normal pada puting susu, segera
konsultasikan ke dokter.
Sebagai langkah pemeriksaan, dokter akan melakukan pemeriksaan
klinis secara lebih rinci dan detail. Dilanjutkan dengan menggunakan
peralatan bantu diagnosis, di antaranya adalah USG, Mammografi, MRI,
maupun biopsi jaringan payudara.
Di antara sekian banyak metode diagnosis, Mammografi masih
menjadi pilihan utama untuk diagnosis kanker payudara. Mammografi ini
merupakan pemeriksaan secara radiologis. Pada beberapa orang
pemeriksaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, karena
payudara akan ditekan dari sisi atas dan bawah kemudian barulah
payudara difoto dengan sinar-X. Penggunaan Mammografi pada wanita
di bawah usia 40 tahun menjadi kurang efektif karena jaringan payudara
yang masih tebal, sehingga menyulitkan interpretasi hasil. Adapun
wanita berusia di atas 50 tahun, disarankan melaksanakan pemeriksaan
dengan Mammografi minimal sekali dalam dua tahun.
Digital mammografi menjadi pilihan yang lebih baik ketimbang
Mammografi standar. PadaDigital Mammografi, gambaran interpretasi
payudara dapat dibuat secara tiga dimensi, alih-alih Mammografi standar
yang hanya dua dimensi. Pemeriksaan ini cocok diterapkan pada wanita
berusia di bawah 50 tahun.
USG merupakan pemeriksaan yang bersifat non-invasif dan dapat
dilaksanakan pada wanita usia muda. Pemeriksaan USG saja tanpa
Mammografi tidak direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara
karena angka spesifitas dan sensitivitasnya yang kecil. Namun apabila

13
keduanya digabungkan, nilai diagnostik terhadap kanker payudara dapat
ditingkatkan. Beberapa pemeriksaan lain yang tersedia sebaiknya
dikerjakan sebagai pemeriksaan tambahan terhadap Mammografi,
mengingat efektivitas dan biaya yang dikeluarkan untuk tujuan deteksi
dini terhadap kanker payudara ini.
Deteksi dini akan dapat menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian akibat kanker payudara. Setiap wanita harus memiliki
pemahaman yang setara mengenai penyakit ini. Oleh karena itu semua
orang yang pernah membaca, mendengar atau menyaksikan mengenai
kanker payudara selayaknya menyebarluaskan informasi tersebut
3. Skrining Kanker serviks
Meski tidak bergejala, kanker leher rahim stadium awal bisa dideteksi
melalui skrining rutin (melakukan pemeriksaan tanpa menunggu munculnya
gejala).

a) Beberapa metode skrining kanker leher rahim yang saat ini dikenal, antara
lain: (Prodia.2018)
1) Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat langsung leher rahim yang
telah dioles dengan larutan asam asetat 3-5%. Dalam waktu 10 menit,
bila hasil olesan tersebut menunjukkan adanya perubahan warna, yaitu
tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan di sel leher

14
rahim. Sayangnya, pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifitas
yang rendah.

2) Pemeriksaan Sitologi (Pap Smear)


Pemeriksaan untuk melihat adanya perubahan morfologi (bentuk dan
fungsi) sel-sel leher rahim dengan teknik pewarnaan papanicolau,
kemudian diamati di bawah mikroskop. Bahan pemeriksaan untuk pap
smear diambil melalui liang vagina. Terdapat 2 macam jenis pap
smear, yaitu Pap Smear Konvensional dan Sitologi Serviks Berbasis
Cairan (SSBC). Bedanya, pada metode SSBC, contoh lendir serviks
dimasukkan ke dalam cairan khusus untuk memisahkan sel atau faktor
pengganggu lainnya, sebelum dilihat di bawah mikroskop. Sehingga
hasil pengamatan di bawah mikroskop akan lebih akurat.

15
3) Pemeriksaan HPV-DNA
SSBC = Sitologi Serviks Berbasis cairan,
contohnya Thin Prep (LBC = Liquid-
Based Cytology). Thin prep adalah
pemeriksaan menggunakan PreservCyt
Solution sebagai media untuk
menyimpan sample serviks. Telah
mendapat approval dari FDA (20 Mei
1996) untuk menggantikan pap smear konvensional karena secara
signifikan lebih efektif dalam mendeteksi sel pre-kanker serviks (LSIL
dan HSIL). Preservcyt Solution dapat digunakan untuk pemeriksaan
HPV DNA. ( Novianti.2019 )
Pemeriksaan HPV-DNA adalah pemeriksaan molekuler yang secara
langsung bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya virus HPV pada
sel-sel yang diambil dari leher rahim. Food Drug and Administration
(FDA) menyetujui penggunaan pemeriksaan HPV-DNA bersama-
sama dengan pap smear sebagai skrining primer kanker leher rahim
pada wanita, terutama pada usia di atas 30 tahun.

16
b) Siapa yang Perlu Melakukan Skrining?
Semua wanita yang pernah melakukan hubungan seksual sangat
dianjurkan untuk melakukan skrining kanker leher rahim secara rutin,
yaitu:
1) Jika Anda berusia < 21 tahun: skrining dengan pap smear dilakukan 3
tahun setelah hubungan seksual pertama. Apabila hasilnya normal,
selanjutnya dilakukan setahun sekali.
2) Jika Anda berusia antara 21-30 tahun: skrining dengan pemeriksaan
pap smear dilakukan setiap tahun atau sesuai dengan saran dokter
apabila terdapat hasil yang tidak normal.
3) Jika Anda berusia antara > 30 tahun: pemeriksaan pap smear dan
HPV-DNA secara berkala. Wanita berusia > 30 tahun yang telah aktif
secara seksual berisiko tinggi mengalami infeksi HPV yang menetap
dan hal ini berkaitan erat dengan kejadian kanker leher rahim.
c) Skrining kanker leher rahim pun masih diperlukan pada kondisi-kondisi
khusus seperti:
Wanita yang telah diangkat rahimnya
1) Jika sebelum rahim diangkat, pasien memiliki hasil pap smear
abnormal (High-grade Squamous Intraepithelial Lesion/HSIL), ada
riwayat lesi pra kanker (Cervical Intraepithelial Neoplasia/CIN) 2/3)
atau belum pernah melakukan pemeriksaan pap smear, maka
pemeriksaan dilakukan setiap tahun. Bila selama 3 tahun berturut-
turut hasilnya negatif, maka setelah itu skrining bisa dihentikan.
2) Jika sebelum rahim diangkat tidak memiliki riwayat pemeriksaan pap
smear maupun HPV-DNA abnormal, skrining tidak perlu dilakukan.

17
Wanita yang sudah divaksinasi. Pada kondisi pasca vaksinasi, skrining
secara rutin tetap diperlukan karena:
1) Vaksin yang tersedia saat ini tidak memberikan perlindungan terhadap
keseluruhan jenis HPV tipe risiko tinggi (hanya tipe 16 dan 18)
2) Perlindungan vaksin tidak akan sempurna jika tidak menerima vaksin
yang lengkap
3) Vaksin tidak memberikan perlindungan sempurna kepada pasien yang
sudah terinfeksi HPV tipe 16 dan 18. (Prodia.2018)
G. Aplikasi Yang Digunakan Pada Pelayanan Kesehatan Reproduksi
1. Kalender Menstruasi, Kalkulator Ovulasi – PinkBird
PinkBird - Kalender Menstruasi, kalkulator masa subur,
yang dirilis pada tanggal 9 maret 2017 dan terakhir
diupdate pada tanggal 3 Februari 2020 sudah
didownload di App store lebih dari 1juta, dengan rating
12+ dan nilai ulasan 4,8/5,0. Aplikasi yang sangat
elegan yang menolong dan membantu wanita untuk melacak siklus
menstruasi, siklus, ovulasi, dan peluang hamil.
Setiap wanita memiliki siklus yang berbeda, Siklus tersebut bisa kamu
gunakan untuk mengetahui kapan kamu akan menstruasi kembali. Bagi
kamu yang mengkhawatirkan tentang kehamilan, kontrol kelahiran, dan
kontraseptif. Aplikasi ini merupakan alternatif yang bisa kamu gunakan
untuk memecahkan masalah tersebut.
a) Memprediksi periode menstruasi dan ovulasi
Bagi pasangan muda yang menginginkan tips agar cepat hamil,
aplikasi ini memiliki fitur kalkulator masa subur yang memudahkan
pengguna untuk menghitung kapan masa subur berdasarkan haid
terakhir.
b) Catat informasi kesehatan
1) Masukkan dan lacak berat badan, suhu, suasana hati, aliran darah,
gejala, dan lain sebagainya.
2) Lacak gairah seks, aktivitas seks, dan suasana hati setiap hari

18
c) Pengingat
1) Menjadwalkan pengingat dan memperoleh pemberitahuan tentang
haid, ovulasi Anda berikutnya, dsb.
2) Ubah teks pada pengingat.
d) Tetap aman dari data Anda
1) Semua data bisa dicadangkan secara otomatis, dengan hanya
masuk ke akun Google/ Facebook/ Email.
2) Mengatur password untuk aplikasi jika Anda membutuhkan
privasi.
e) Desain yang Indah
1) Mudah digunakan dan multibahasa, penggunaan gratis.
2) Tidak ada iklan.
Aplikasi Kalender Menstruasi juga cocok bagi kamu yang ingin
memeriksa seberapa rutin atau tidaknya menstruasimu selama ini.
Dapatkan segala informasi mengenai siklus menstruasi, kesuburan, dan
ovulasi yang akan berguna untuk, menggunakan PinkBird.
2. Surveilans Posbindu PTM
Program nasional yang mulai dilakukan pada
tanggal 21 April 2015 di Puskesmas Nanggulan,
Kabupaten Kulonprogo, Provinsi DI Yogyakarta
oleh Ibu Negara (Ibu Iriana Joko Widodo). Kegiatan
pencanangan mencakup dialog jarak jauh
(teleconference) oleh Ibu Negara didampingi oleh Ibu Menteri Kesehatan
dengan para SKPD di 10 provinsi yang juga didampingi oleh para ibu
anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK)
(Kemenkes RI.2015).
Sistem ini merupakan pencatatan dan pelaporan deteksi dini kanker
payudara dan kanker leher rahim merupakan bagian dari sistem pencatatan
dan pelaporan PTM. Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan secara
elektronik menggunakan sistem informasi surveilans PTM yang dapat di

19
akses di www.pptm.depkes.go.id. Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan
menggunakan aplikasi sebagai berikut:
a) Sistem informasi Surveilans Faktor Risiko PTM berbasis Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu)
b) Sistem informasi Surveilans PTM berbasis Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
Adapun cara input data dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu
a) Online (web based)
b) Offline menggunakan android (android based)
c) Offline menggunakan aplikasi berbasis excel di koputer/laptop
(dekstop based) (Kemenkes RI.2015)
H. Prosedur Penggunaan Aplikasi Yang Digunakan Pada Pelayanan
Kesehatan Reproduksi
1. Kalender Menstruasi, Kalkulator Ovulasi – PinkBird
a) Downdload aplikasi Input data
Download aplikasi Kalender menstruasi,
Kalkulator Ovulasi – PinkBird di Google.
playstore melalui hp Android atau di
https://play.google.com/store

b) Klik Pengguna baru jika baru pertamakali


menggunakan PinkBird

20
c) Isi data rata – rata lama masa haid, jika tidak tahu,
maka klik “saya tidak tahu” maka PinkBird akan
mengisinya secara otomatis. Namun jika
mengetahui dapat disi sesuai data.

d) Setelah mengklik “selanjutnya” maka akan


muncul gambar seperti yang disamping. Karena
pengguna mengisi data lama haid “tidak tahu”
sehingga PinkBird mengatur lama haid secara
otomatis yaitu selama 5 hari, namun user dapat
mengubahnya kapan saja pada pada “halaman
saya”

e) Isi data rata – rata lama siklus haid , jika tidak tahu,
maka klik “saya tidak tahu” maka PinkBird akan
mengisinya secara otomatis. Namun jika
mengetahui dapat disi sesuai data.

f) Lalu klik “selanjutnya” maka akan muncul gambar


seperti yang disamping. Karena pengguna mengisi
data lama siklus haid “tidak tahu” sehingga
PinkBird mengatur lama haid secara otomatis
yaitu selama 28 hari, namun pengguna dapat
mengubahnya kapan saja pada pada “halaman
saya”

21
g) Lalu klik “selanjutnya” maka akan muncul gambar
seperti yang disamping. Tunggu sampai mencpai
100% karena PinkBird sedang memprediksi siklus

h) Selanjutnya akan muncul hasilnya di “BERANDA”

Haid

Informasi dan pengingat Peluang kecil utuk hamil

Masa Subur

i) LAPORAN prediksi
lama haid, siklus
haid dan RIWAYAT
haid pada bulan
sebelumnya

j) CATATAN sebagai
kalender dan tempat
pengguna mengisi
tanggal awal,
berhenti haid dan
catatan lainnya

22
k) PENGINGAT sebagai pengatur notifikasi pada HP
seperti periode awal haid, akhir haid, masa subur,
ovulasi, masa subur berakhir dan minum pil

l) Saya untuk mengubah pengaturan


profil anda

2. Surveilans Posbindu PTM


Online (web based) (Kemenkes RI.2017)
a) Mengakses www.pptm.depkes.go.id pilih menu surveilans
b) Tunggu sampai halaman login penggunna muncul, pilih tipe
pengguna, lalu isi username dan password
c) Klik menu pengumpulan data kemudian klik
menu kunjungan peserta. Pilih salah satu data
peserta posbindu yang diperiksa, lalu klik
tombol tambah kunjungan untuk mengisi data
pemerisaan

d) Jika ingin mengisi Iva dapat langsung


mengaksesdengan klik icon IVA

23
e) Pada bagian data kunjungan klik tombol
tambah kunjungan, iskan tanggal
pemeriksaan, terdapat IVA ( negatif/positif )
lalu simpan hasil pemerisaan dengan
mengklik tombol tambah

Membuat/melihat/mencetak rujukkan peserta


posbindu PTM. Pada halaman informasi
peserta pos bindu, pilih rujukkan. Untuk
membuat rujukkan baru, klik tombol tambah
rujukkan baru
f) Setelah muncul
halaman tambah
rujukkan, pilih FKTP
pada penyelenggara
kesehtan diajukan
dengan melengkapi kolom isian
lainnya, jika selesai mengisi bisa
meng klik tambah data. Hasil input
rujukkan akan tampil data rujukkan untuk mencetak rujukkan, klik
cetak.

24
25
Offline menggunakan android (android based)
g) Downdload aplikasi Input data
Download aplikasi Surveilans
FR PTM berbasis Posbindu di
Google playstore melalui hp
Android atau di https://play.google.com/store
h) Akan muncul layar utama sepeti gambar disamping
lalu klik “pelaporan Posbindu”

i) Input data
Buka applikasi surveilans FR PTM berbasis
Posbindu di HP android dan login dengan
memasukkan username dan password

j) Setelah login, jika peserta


sudah penah melakukan
bisa cari dikolom cari
peserta atau bisa pindai
QR code

26
k) Jika pasien baru dapat
masukkan data-data
individu dan hasil
pemeriksaan dari buku
register IVA-Sadanis,
sebagai berikut:

l) Input data pemeriksaan khusus. Pada kolom


isian data baru isikan data pemeriksaan,
pada kolom tanggal isi tanggal pemeriksaan
dan untuk menyimpan data klik tombol
simpan

m) Selanjutnya input data penyuluhan, data


penyuluhan yang diikuti peserta

n) Tombol ini berfungsi untuk


melihat historis atau riwayat,
tampilan haram saran
sebagai acuan posbindu
memberikan konseling / saran kepada pasien

27
o) Menu rujukkan tidak ada fitur
mencetak hanyam menginput
rujukkan

Pengolahan dan analisa data aplikasi lewat android hanya untuk input.
Data yang sudah diinput disinkronisasi pada waktu tersedia jaringan
internet. Data akan terakumulasi dengan data di aplikasi online
melalui internet, dengan menggunakan username dan password yang
sama di setiap jenjang.
Data pengolahan data otomastis masuk ke dalam server di
Kementerian Kesehatan, sehingga tidak diperlukan lagi pelaporan
secara manual. Data dapat dilihat (dengan login khusus) di tingkat
Posbindu, Puskesmas, Dinkes kabupaten/kota, Dinkes provinsi, dan
Kementerian Kesehatan.
I. Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi
1. Kalender Menstruasi, Kalkulator Ovulasi – PinkBird
a. Kelebihan
1) Bisa mengingat bila kita lupa tanggal haid
2) Aplikasi dapat digunakan secara gratis
3) Ruang yang digunakan hanya 6,6 MB
4) Data bisa terjaga kerahasiaannya, karena kita bisa memilih jika
ingin menggunakan pola untuk membuka aplikasi tersebut
5) Mudah digunakan untuk menentukan ovulasi (diperuntukan bagi
wus yg sedang program hamil)
6) Dapat digunakan untuk melihat siklus menstruasi dari bulan
sebelumnya

28
b. Kekurangan
1) Tidak bisa menghitung siklus yang tidak teratur
2) Terkadang untuk haid selanjutnya tidak sesuai dengan aplikasi

2. Surveilans Posbindu PTM


a. Kelebihan
1) Bisa memudahkan dalam penyusunan pencatatan dan pelaporan
2) Bisa digunakan melalui online maupun offline
3) Tidak perlu melakukan pencatatan manual
4) Disertai dengan poster menarik tentang informasi berbagai
penyakit lainnya.
5) Pengisian dapat dilakukan dimana saja, waktu dan tempat lebih
efisien
6) Praktik mudah diisi dan di gunakan dimana saja, hanya
membutuhkan hp android
7) Data yang dimasukkan langsung terdaftar ke Dinas Kesehatan
pusat
b. Kekurangan
1) Penggunaan aplikasi belum merata
2) Hanya bisa digunakan oleh petugas kesehatan yang terdaftar dan
tersosialisasi
3) Hanya dapat digunakan oleh petugas kesehatan yang dapat
mengoperasikannya berbasis android
4) Diperlukan pelatihan untuk menggunakan aplikasi tersebut

29
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang telah dikembangkan
secara tradisional dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh
keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat setempat.
Sebelum menggunakan TTG, terlebih dahulu kita lakukan penerapan dari
TTG tersebut kepada masyarakat. Dengan adanya penerapan ini di
harapkan masyarakatnya berubah dan mengerti tentang manfaat TTG dan
mampu menggunakan TTG tersebut dengan sebaik mungkin. Sehingga
penggunaa dari TTG tersebut bermanfaat bagi masyarakat, yaitu dapat
memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat  karena kebutuhan
masyarakat semakin hari semakin meningkat.

B. Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan
memperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Dokter Indonesia. 2014. Tips untuk mendapatkan hasil Mammografi yang


baik. Diakses pada tanggal 26 Februari 2020 pukul 21.00 WIB.
https://www.dokter.id/berita/tips-untuk-mendapatkan-hasil-mammografi-
yang-baik
2. Kemenkes RI.2015. Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan
dan Deteksi Dini Kanker Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 21
April 2015. diakses pada tanggal 28/02/2020 pukul 07:28 WIB dengan
cara http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-p2ptm/panduan-program-
nasional-gerakan-pencegahan-dan-deteksi-dini-kanker-kanker-leher-
rahim-dan-kanker-payudara-21-april-2015
3. Kemenkes RI.2017. Modul Aplikasi Surveilans Posbindu PTM. Diakses
pada tanggal 28/02/2020 pukul 07:25 WIB dengan cara
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBn
dz09/2018/12/Modul_POSBINDU_PTM1.pdf
4. Kompasiana. 2019. Vaksin HPV Pencegah Kanker, Bisa digunakan
hungga usia 45 tahun. Diakses pada tanggal 26 Februari 2020 pukul 21.30
WIB.
https://www.kompasiana.com/hubsehat85594/5d526ac60d82303ca26f4c5
2/vaksin-hpv-pencegah-kanker-bisa-di-gunakan-hingga-usia-45-th
5. Novianti.Tatat.2019.Skrining Kanker serviks. Daikses pada tanggal
27/02/2020 pukul 17 : 31 WIB dengan cara http://akademifarmasi-
ypf.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Pemeriksaan%20Skrining
%20Kanker%20Serviks.pdf
6. Nurwijiya, Hartati Dra, Andrijono, dkk. 2010. Cegah dan Deteksi Kanker
Serviks. Elex Media Komputindo.
7. Prodia.2018.Lakukan Skrining Rutin Sebelum Kanker Leher Rahim
Menghampiri. Diakses pada tanggal 27/02/2020 pukul 17:25 WIB dengan
cara https://prodia.co.id/id/Content/ViewContentsSideDetails/lakukan-
skrining-rutin-sebelum-kanker-leher-r
8. Ristekdikti.2018. Panduan Program Penerapan Teknologi Tepat Guna
Kepada Masyarakat.Diakses pada tanggal 27/02/2020 pukul 23:39 WIB
dengan cara http://risbang.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2018/03/panduan-PPTG-2018.pdf
9. Tanaka, Nao Dr. 2015. Teknologi Tepat Guna & Dunia Alternatif. PT
Bhuara Ilmu Populer.

32

Anda mungkin juga menyukai