Anda di halaman 1dari 11

MODAL DASAR PENULIS SEBAGAI DASAR PENULISAN

KARYA KREATIF

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Menulis Kreatif


Dosen pengampu: Budi Suprayogo, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Yuris Anggraini 217440017


Richita Adinda Kinanti batubara 217440003
Putri Ramayani 217440007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini bisa dilakukan dengan lancar dan
tanpa kendala.
Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Menulis Kreatif, Bapak Budi Suprayogo, S.Pd., M.Pd..
Selain itu, tidak lupa pula kami menyampaikan banyak terima kasih kepada yang
telah membantu kami dalam pengerjaan tugas. Seperti sumber-sumber yang telah
membantu kami melengkapi makalah ini.
Makalah yang berjudul “Modal Dasar Penulis Sebagai Dasar Penulisan
Karya Kreatif” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Menulis Kreatif.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca
berkaitan dengan mata kuliah tersebut.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
Dosen dan teman-teman yang ingin memberi saran dan kritik kepada kelompok
kami sehingga saya dapat memperbaiki Makalah ini.
Akhirnya kami sebagai penyusun mengharapkan semoga dari Makalah “Modal
Dasar Penulis Sebagai Dasar Penulisan Karya Kreatif” ini dapat diambil
manfaatnya oleh pembaca.

Pematang Siantar, 10 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2
2.1. Penulisan Kreatif ................................................................................... 2
2.2. Modal Dasar Penulis Sebagai Dasar Penulisan Karya Kreatif................. 2
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 7
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 7
3.2. Saran ..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Menurut Saleh
Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan meengungkapkan
gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis. Dalam
pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah
kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling
akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting. Dalam
menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh
agar mendapat hasil yang benarbenar baik. Keterampilan menulis merupakan
kemampuan berbahasa yang sangat kompleks. Banyak orang mengalami kesulitan
dalam menulis.

Profesi menulis sesungguhnya dapat dilakukan siapa saja, tanpa perlu


merasa memiliki bakat di bidang menulis. Namun, banyak yang belum tahu kalau
untuk menjadi seorang penulis juga membutuhkan ilmu. Pengetahuan tersebut
sebagai modal untuk mengasilkan tulisan yang menarik. Wujud bahasa tulis sangat
membutuhkan adanya modal dasar untuk mencapainya. Tidaklah berhasil jika
modal dasar menulis itu tidak terpenuhi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam
makalah ini, yaitu:
1. Apa itu penulisan kreatif?
2. Apa sajakah modal dasar penulis dalam menulis karya kreatif?

1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun tujuan dalam makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu penulisan kreatif.
2. Untuk mengetahui apa saja modal dasar dalam menulis karya kreatif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penulisan Kreatif


Penulisan kreatif merupakan sebuah produk dari kegiatan menulis kreatif.
Menulis kreatif bisa didefinisikan sebagai kegiatan tulis menulis untuk
meningkatkan kreativitas seseorang sehingga menghasilkan produk yang berupa
tulisan. Produk yang dihasilkan tersebut merupakan hasil kreativitas yang bisa
dinikmati oleh pembaca. Menurut Naning Pranoto (2004:6), proses menulis yang
bersifat kreatif disebut penulisan kreatif. Bersifat kreatif karena penulis harus
mereka-reka sedemikian rupa dengan memasukkan imajinasi, pengalaman nyata,
serta memasukkan unsur seni, khususnya seni sastra.

Naning juga menyatakan bahwa menulis kreatif bisa disebut sebagai


pelajaran mengarang yang berarti menciptakan sebuah dunia rekaan, dunia
imajiner, atau dunia yang berbeda dibandingkan dengan dunia nyata yang kita
hadapi. Untuk itu, menulis kreatif berkaitan dengan dunia yang tidak nyata, yakni
fiksi. Namun, karya fiksi tidak seluruhnya berisi imajinasi atau khayalan belaka.
Penulis karya fiksi dapat memasukkan pengalaman nyata yang berupa pengalaman
yang pernah terjadi pada dirinya sendiri maupun orang-orang sekitarnya. Melalui
proses kreatif penulis, pengalaman yang nyata dapat dijadikan fiksi atau difiksikan.

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita dapat menemukan banyak


contoh penulisan kreatif. Penulisan ini sudah sangat umum dikenal dalam
masyarakat, meskipun mungkin saja hanya sedikit orang yang mengidentifikasinya
sebagai contoh penulisan kreatif. Novel, cerpen, puisi, drama, pantun merupakan
contoh penulisan kreatif yang sering kita temui.

2.2. Modal Dasar Penulis Sebagai Dasar Penulisan Karya Kreatif


Menulis kreatif bisa didefinisikan sebagai kegiatan tulis-menulis untuk
meningkatkan kreativitas seseorang sehinggga menghasilkan produk yang berupa
tulisan. Yunus (2015:1) mengatakan bahwa menulis kreatif merupakan sebuah

2
3

kompetensi. Hal itu karena menulis kreatif tidak cukup hanya mengandalkan bakat
semata. Menurutnya, menulis juga tidak terbatas pada minat dan tidak cukup
dibangun oleh kebiasaan. Penulis juga harus memiliki kemampuan mengenai aspek
pengetahuan, keterampilan, hasil, dan profesi dalam menulis. Untuk membantu
memperoleh tulisan yang baik dan berkualitas, maka dibutuhkan modal dasar yang
harus dimiliki oleh seorang penulis. Modal inilah yang akan mengantarkan penulis
untuk senantiasa menambah bahan-bahan tulisannya. Diantaranya sebagai berikut:

1. Bekal Kemampuan Bahasa


Cara pemakaian bahasa dalam karya sastra harus menibulkan kesan tertentu
dalam diri pembaca. Kesan itu berupa gambaran imajinasi, baik imajinasi
penglihatan, pendengaran. penciuman, maupun imajinasi perabaan serta
membangkitkan perasaan tertentu dalam batin pembaca. Bahasa dalam karya sastra
sering menggunakan cara tersirat dan bersifat konotatif. Penulis karya sastra harus
mempunyai bekal kemampuan bahasa yang memadai. Untuk mengembangkan
kemampuan bahasa dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengembangkan kosakata.
b. Mengembangkan penguasaan kaidah bahasa.
c. Mengembangkan pengetahuan makna.
Pembendaharaan kata seorang penulis akan membantu kelancaran penuangan
ide dalam bahasa tulis. Untuk menambah kekayaan kosakata seorang penulis dapat
dilakukan dengan membaca. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula
jumlah kosakata yang dikuasai seseorang.

2. Ilmu Pengetahuan
Modal utama yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah ilmu pengetahuan.
Semakin banyak imu yang dimiliki, maka semakin banyak pula pesan yang akan
disampaikan kepada pembaca. Menurut Sudarman (2008:12) Ilmu pengetahuan
adalah segenap apa yang kita ketahui tentang sesuatu hal, sesuatu objek yang
tersusun secara konsisten. Berdasarkan hal tersebut setiap orang berarti telah
memiliki pengetahuan tentang sesuatu hal yang tidak terbatas hanya dalam bidang
tertentu saja, melainkan banyak cabang ilmu tergantung bidang apa yang ia tekuni.
4

Hal ini menunjukan bahwa ada kesempatan untuk berbagai ilmu pengetahuan
kepada orang lain melalui tulisan. Maka dengan menuliskan pesan atau informasi
yang dianggap bermanfaat bagi pembaca itu akan menjadi sebuah amal kebaikan.

3. Bekal Kemampuan Sastra


Kemampuan seorang penulis tentang seluk beluk karya sastra akan
mempermudah penulisan karya sastra, baik puisi, prosa (cerpen, novel, roman),
maupun drama. Banyak mengikuti kegiatan-kegiatan bersastra seperti sarasehan
sastra, baca puisi, baca cerpen, dramatisasi puisi, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan
tersebut dapat menimbulkan rasa cinta terhadap sastra, menambah pengalaman
dalam menulis sastra. Pengetahuan seseorang tentang karya sastra dapat
meningkatkan kemampuan apresiasi dan kritik terhdap suatu karya sastra.
Pengetahuan ini dapat diperoleh dengan dua cara yaitu mempelajari buku-buku
teori sastra, dan banyak membaca karya sastra serta banyak membaca tulisan-
tulisan kritik sastra. Menulis jika sering dilakukan, dapat memperlancar seseorang
dalam mengungkapkan idenya. Semakin sering ia menulis, maka seorang penulis
akan merasakan bahwa ide yang ditulisnya seolah mengalir dan tertata dengan
sendirinya.

4. Banyak Membaca
Membaca merupakan aktivitas yang wajib dilakukan oleh penulis. Dengan
membaca seseorang akan memperoleh informasi serta wawasan yang akan
dijadikan referensi dalam tulisannya. Banyak karya-karya hebat yang lahir dari para
penulis yang berpengaruh bagi kehidupan banyak orang untuk melakukan
perubahan yang lebih baik. Bayangkan jika kita mampu menuliskan sebuah karya,
kemudian itu dapat mempengaruhi terhadap ribuan orang untuk melakukan
perubahan yang lebih baik, maka bukan hanya kepuasan materi yang kita dapatkan.
Secara batiniah kita akan merasa senang karena dapat bermanfaat untuk orang lain.

5. Pengalaman
Seorang penulis harus kaya akan pengalaman, karena pepatah mengatakan
"pengalaman merupakan guru terbaik sepanjang sejarah kehidupan". Pengalaman
5

berharga akan tercatat sebagai momen penting dalam kehidupan yang tidak akan
pernah terlupakan. Biasanya seseorang lebih mudah menuliskan sesuatu
berdasarkan apa yang sudah dialaminya. Sebagai contoh seorang mahasiswa yang
telah lulus menjadi sarjana di salah satu universitasnya, lalu ia tidak ingin
melewatkan momen penting selama hidupnya berlalu begitu saja seperti air yang
mengalir. Sehingga ia harus menuliskan ke dalam sebuah karya tulis baik berupa
cerpen, novel maupun karya ilmiah. Dari beberapa tulisan tersebut jika kita mampu
menyampaikannya dengan baik dan menarik, maka suatu saat karya itu akan
tercatat menjadi tinta sejarah yang akan dibaca oleh ribuan orang. Dengan demikian
pengalaman apa pun yang kita miliki jika kita mampu memanfaatkannya menjadi
sebuah karya, maka akan menjadi modal dasar untuk meraih kesuksesan di bidang
menulis.

6. Kreativitas
Kreativitas bisa mengacu pada pengertian hasil yang baru, berbeda dengan yang
pernah ada. Banyak yang mengira bahwa kreativitas itu banyak ditentukan oleh
bakat dan kemampuan bawaan. Ini tidak sepenuhnya benar, karena kreativitas
ditentukan oleh perpaduan unsur-unsur seperti: kemampuan berpikir kritis,
kepekaan emosi, bakat, dan daya imajinasi. Dengan berpikir kritis orang tidak
mudah merasa puas dengan apa yang telah ada. Dengan berpikir kritis, jiwa akan
hidup karena didorong terus untuk mencari kemungkinan-kemungkian lain
Kepekaan emosi menjadikan penyair dapat merasakan sesuatu yang terjadi di
sekitarnya. Bakat dapat memperkuat daya kreativitas seseorang tetapi bukan satu-
satunya unsur yang menentukan. Sebab, bakat tidak akan berarti jika tidak diasah
dan dilatih terus menerus. Daya imajinasi memungkinkan seorang penyair
menciptakan sebuah gambaran yang utuh dan lengkap dalam fantasinya.

7. Kemauan yang tinggi terhadap menulis


Seseorang yang memiliki keinginan tinggi terhadap sesuatu, maka ia akan
berusaha untuk mencapainya. Termasuk keinginan menjadi penulis. Kita sadari
menulis itu pada awalnya memang sulit, karena dibutuhkan pemikiran yang
dinamis, kreatif, unik, ilmiah serta sesuai dengan minat pembaca. Dengan demikian
6

penulis dituntut untuk banyak belajar dari berbagai hal termasuk dari tulisan-tulisan
orang lain. Menulis sendiri perlu dibarengi dengan kamauan dan semangat yang
tinggi agar dapat menyelesaikan tulisannya dengan baik. Selalu membiasakan
berpikir positif karena hal ini akan berpengaruh terhadap mood serta kualitas tulisan
yang berbobot.

8. Ulet dan sabar


Keuletan merupakan usaha yang dilakukan secara konsisten dengan penuh
kesabaran meskipun harus melewati berbagai tantangan dan rintangan yang
menghadang, namun tetap semangat untuk menggali potensi diri dan menciptakan
inovasi untuk terus berkarya dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya itu keuletan
harus dibarengi dengan kesabaran. sebab banyak penulis yang tidak bertahan lama
dengan berbagai alasan dan proses yang harus dilaluinya. Maka untuk menghindari
hal tersebut sikap ulet dan sabarlah yang akan menjadi modal penulis sukses dan
berkelanjutan.

9. Waktu yang cukup untuk menulis


Menulis membutuhkan waktu yang tidak instan karena ada proses yang harus
ditempuh dalam mengumpulkan bahan tulisan. Sebelum melakukan kegiatan
menulis, sebaiknya memperhatikan langkah-langkah dan perencanaan yang harus
ditempuh agar informasi yang terdapat dalam tulisan sampai kepada pembaca.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh meliputi lima tahap, yaitu tahap
prapenulisan, tahap penulisan, tahap revisi, tahap penyuntingan, dan tahap
publikasi. Tahap prapenulisan merupakan tahap awal dalam kegiatan menulis yang
meliputi pemilihan topik, pembatasan topik, pemilihan judul, tujuan penulisan,
bahan penelitian, dan kerangka karangan. Tahap penulisan membahas setiap butir
topik yang ada di dalam kerangka yang disusun. Tahap Revisi yaitu tahap untuk
memperbaiki, mengurang, memperluas karangan apabila terdapat kesalahan baik
mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, dan
lain sebagainya. Tahap publikasi yaitu tahap untuk mempublikasikan tulisannya
kepada khalayak umum.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari materi yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui
bahwa dalam penulisan kreatif, penulis haruslah memiliki modal dasar.
Terdapat beberapa modal dasar yang dapat membantu penulis menghasilkan
karya yang baik dan menarik. Tentunya penulis sendiri juga harus memiliki
keinginan atau niat yang akan mendukung berlangsungnya proses penulisan
kreatif ini. Menulis kreatif tidak cukup hanya mengandalkan bakat semata.
Menulis juga tidak terbatas pada minat dan tidak cukup dibangun oleh
kebiasaan. Untuk membantu memperoleh tulisan yang baik dan berkualitas,
maka dibutuhkan modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Modal
inilah yang akan mengantarkan penulis untuk senantiasa menambah bahan-
bahan tulisannya.

3.2. Saran
Menulis bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa perlu merasa memiliki bakat
di bidang menulis. Namun, untuk menjadi seorang penulis juga membutuhkan
ilmu dan pengetahuan yang cukup luas demi menghasilkan karya yang baik dan
menarik. Bagaimana pun, modal-modal dasar yang diperlukan dalam penulisan
kreatif perlu diketahui sebelum mencoba menghasilkan sebuah karya tulis.
Dengan adanya makalah ini, diharap pembaca mampu memahami modal dasar
dalam penulisan kreatif.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/483021890/Makalah-Kelompok-2

https://id.scribd.com/document/510779507/Modal-Dasar -Menulis-Kelompok-6-1

https://yohanessehandi.blogspot.com/2021/07/modal-dasar-seorang
penulis.html?m=1

Pranoto, Naning. 2004. Creative Writing. Jakarta: PT. Primamedia Pustaka.

Saleh, Abbas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif Di sekolah


Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Penerbit Angkasa.

Yunus, S. 2015. Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai